Kasmal, S.Pd
Guru SMP Negeri 14 Balikpapan
Abstract
The quality of learning processes and outcomes of physical education has not kept pace appropriate expectations, problems arise, among others; patterns of movement, one of the basic techniques, and as well as keberaniaan students to perform the activity. The purpose of this study is to increase the interest, activeness and high jump style learning outcomes of students of SMP Negeri 14 Balikpapan by utilizing cheap thrift Achievement learning outcomes expected to be achieved with a simple instructional media to supply unlimited amounts. Methods and techniques of research using classroom action research study subjects were 40 students of class IX-C.
Variables examined included instructional media, interests, and learning outcomes of students with learning scenarios for 2 cycles. Each cycle is designed four stages namely;
planning, action, observation and reflection, with data analysis techniques using percentages. The records of learning through performance test instruments, and observations. The results of the study concluded that the use of tin cans, slop cock, and plastic bottles as a learning medium has been able to increase the interest and activity of the high jump style belly roll-C class IX students of SMP Negeri 14 Balikpapan learning year 2011-2012.
Keywords: Learning Media, Methods Play
(BORNEO, Edisi Khusus No. 1, Desember 2014) 31 Abstrak
Kualitas proses dan hasil belajar pendidikan jasmani belum sejalan sesuai pengharapan, permasalahan muncul antara lain; pola gerak, teknik dasar salah, dan serta keberaniaan siswa untuk melakukan aktivitas. Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan minat, keaktifan dan hasil belajar lompat tinggi gaya siswa SMP Negeri 14 Balikpapan dengan memanfaatkan barang bekas murah Pencapaian hasil belajar diharapkan dapat tercapai dengan media pembelajaran sederhana dengan persediaan dalam jumlah tidak terbatas. Metode dan teknik penelitian menggunakan penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian berjumlah 40 siswa kelas IX-C. Variabel yang diteliti meliputi media pembelajaran, minat, dan hasil belajar siswa dengan skenario pembelajaran selama 2 siklus. Masing-masing siklus dirancang empat tahap yakni; perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi, dengan analisis data mengunakan teknik prosentase. Pencatatan peristiwa pembelajaran melalui instrumen tes unjuk kerja, dan pengamatan. Hasil penelitian disimpulkan bahwa penggunaan kaleng bekas, slop cock, dan botol plastik sebagai media pembelajaran telah mampu meningkatkan minat dan keaktifan lompat tinggi gaya guling perut siswa kelas IX-C SMP Negeri 14 Balikpapan tahun pembelajaran 2011-2012.
Kata kunci: Media Pembelajaran, Metode Bermain PENDAHULUAN
SMP Negeri 14 Balikpapan merupakan salah satu sekolah yang memiliki program adiwiyata atau berwawasan lingkungan hidup, beberapa program telah terlaksana dan telah mendapatkan reward atau penghargaan baik tingkat kota maupun propinsi. Sebagai pendidik jelas berkeinginan anak didiknya sukses dan berhasil dalam prestasi belajar dan menjadi insan yang bertaqwa.Sarana dan prasarana olahraga
(BORNEO, Edisi Khusus, No. 1, DESEMBER 2014) 32
lengkap dan standar adalah dambaan bagi guru pendidikan jasmani, tidak terkecuali penulis yang telah mengabdi lebih kurang 12 tahun di SMP Negeri 14 Balikpapan, tetapi belum serta merta menjadi jaminan akan terlaksananya proses pembelajaran pendidikan jasmani sesuai diharapkan. Jadi adalah tuntutan seorang guru pendidikan jasmani untuk lebih kreatif dan berinovasi jika belum sepenuhnya terealisasi akan sarana prasarana tersebut. Dengan memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada, seorang guru pendidikan jasmani yang kreatif akan mampu menciptakan hal-hal baru, dengan memanfaatkan, memodifikasi, pendekatan penyajian, metode, model pembelajaran semenarik mungkin, dengan tujuan utama siswa termotivasi, bersemangat, berani melakukan walau buat mereka sesuatu yang baru, tetapi merasa senang, gembira, menyenangkan, tanpa paksaan atau tekanan dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani.
Penulis semaksimal mungkin dan berusaha untuk melakukan perubahan atau pengembangan–pengembangan pembelajaran dengan mengemas dalam bentuk yang menarik, tidak membosankan, memodifikasi dan memanfaatkan bahan atau barang sederhana?Seperti halnya bahan, barang-barang bekas, sederhana, mudah didapat dengan persediaan dalam jumlah tidak terbatas, adalah sangat memungkinkan dijadikan sebagai alat peraga atau media pembelajaran, begitu pula halaman sekolah, taman sekolah, tanaman pelindung, parit, selokan dan sebagainya yang berada dilingkungan sekolah. Tinggi rendahnya mutu pendidikan peserta didik tidak lepas dari peran dan fungsi seorang guru dalam memberikan pembelajaran, guru selain sebagai fasilitator juga berperansebagai motivator untuk membangkitkan motivasi belajar peserta didik agar tercipta pembelajaran yang menyenangkan, efektif, efisien, dan tidak memerlukan biaya besar, seperti dikemukakan oleh Mulyasa E (2009; 158) ”motivasi merupakan salah satu faktor menentukan keefektifan belajar karena motivasi menyebabkan adanya tingkah laku kearah tujuan tertentu”.
Sejalan dengan pergeseran makna pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher oriented), kepembelajaran berorientasi siswa (student oriented), maka peranan guru menumbuhkan motivasi belajar siswa memperoleh hasil belajar yang optimal melalui kreatifitas, inovasi agar tumbuh dan berkembang
(BORNEO, Edisi Khusus No. 1, Desember 2014) 33 kompetensi siswa dibarengi dengan perilaku, watak, etika dan sopan santun dan peduli pada lingkungan hidup agar tercipta sekolah berwawasan lingkungan.Tidak dipungkiri proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SMP Negeri 14 Balikpapan memang menjadi pelajaran favorit bagi sebagian siswa, namun intinya mereka menyukai karena aktivitasnya di luar kelas dan tidak banyak menguras energi untuk berpikir. Dan apabila penulis kurang kreatif dalam metode dan model pembelajaran, kemudian menggunakan cara tradisional seperti ceramah, tugas maka yang terjadi pembelajaran pendidikan jasmani, monoton, tidak bervariasi, pertemuan minggu pertama, kedua dan seterusnya sama maka yang timbul rasa bosan, kurang bersemangat, kurang selera dalam mengikuti pelajaran.
Agus Mahendra mengatakan, ciri pembelajaran pendidikan jasmani dikatakan berhasil apabila: a). Kalau anak merasa gembira 40 %, b). Kalau anak berkeringat dan lelah 30 %, c). Kalau anak tertib dan disiplin dalam pelajaran 10 %, dan d). Kalau anak mempelajari gerak atau olahraga 20 %, (Bahan Penataran Diklat Guru Penjas SMP Tk. Nasional 2 Mei 2006).
Sebagai upaya perwujudan dukungan dan partisipasi menyukseskan sekolah adiwiyata atau berwawasan lingkungan hidup dalam penerapan pembelajaran penulis berkreasi dengan memanfaatkan barang barang bekas yang terbuang atau sampah sebagai media pembelajaran sederhana namun efektif. Gagasan atau ide pemikiran ini muncul ketika siswa-siswi SMP Negeri 14 Balikpapan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis di gedung meteor tidak jauh dari sekolah yang merupakan tempat pembinaan kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis dan telah berlangsung cukup lama dalam beberapa tahun ini.
Barang barang bekas yang dimaksud yakni slop (pipa) shuttlecock, botol minuman air mineral yang terbuang menjadi pemandangan biasa apabila kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis berlangsung, oleh karenanya penulis berpikir, berupaya bagaimana memanfaatkan barang ini menjadi suatu media pembelajaran berikut tambahan bahan bekas lainnya seperti kardus, kaleng kue, ampas gergaji dan lainnya. Sarana prasarana atletik terkhusus lompat tinggi di SMP Negeri 14 Balikpapan, sepengetahuan penulis selama menjadi guru pendidikan jasmani belum ada, penulis pernah menyampaikan
(BORNEO, Edisi Khusus, No. 1, DESEMBER 2014) 34
usulan untuk pengadaan peralatan ini, tetapi pihak sekolah tidak mampu menyediakan karena memang peralatan ini lumayan mahal, pihak sekolah lebih memprioritaskan hal hal yang lebih penting dan mendesak, terutama pada mata pelajaran yang diuji nasionalkan, sehingga sambil menunggu dan diusahakan peralatan lompat tinggi standar terpenuhi, tidak ada salahnya jika memanfaatkan bahan atau peralatan sederhana yang persediaannya tidak terbatas.
Fokus dalam penelitian ini adalah modifikasi dan pengadaan alat berupa tiang lompat tinggi, mengunakan slop (pipa) cock bulutangkis, botol air mineral ukuran 600 ml dan barang bekas lainnya.
Dari beberapa barang sederhana ini persediaan melimpah karena diperoleh dari kegiatan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bulutangkis, karenanya hanya perlu kreatifitas membuat dan merakit peralatan lompat tinggi ini untuk dijadikan sebagai media pembelajaran.Materi lompat tinggi dari sejumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Balikpapan termasuk minim yang diajarkan, bahkan ada beberapa guru yang telah puluhan tahun menjadi guru pendidikan jasmani belum pernah mengajarkan materi ini. hal ini penulis ketahui dari pengamatan dan informasi serta diskusi, tukar pikiran dengan guru guru pendidikan jasmani pada pertemuan yang rutin dilaksanakan dalam forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) SMP se Kota Balikpapan. Kendala paling banyak disampaikan adalah tidak adanya peralatan lompat tinggi, seperti tiang dan matras serta tempat penyimpanan atau gudang yang tidak cukup menampung peralatan ini, sehingga sebahagian lebih memilih materi secara umum atletik, seperti lari, tolak peluru, lempar cakram. lompat jauh dan lainnya yang tidak memerlukan tempat besar atau gudang.
Kemudian faktor lain penyebab materi ini tidak dimasukkan dalam rencana pembelajaran oleh guru pendidikan jasmani adalah pola aktivitas siswa yang kurang, tidak berani, dan takut melakukan lompat tinggi, dan takut resiko apabila ada siswa cedera. Demi mendapatkan informasi langsung, penulis melakukan wawancara dengan beberapa siswa yang akan menjadi subjek dalam penelitian ini dengan menanyakan terlebih dahulu apakah waktu di SD pernah mendapat materi lompat tinggi, dari jawaban diketahui hanya beberapa siswa pernah belajar materi ini, kemudian pertanyaan difokuskan, apakah kalian memiliki minat dan keberanian untuk melakukan materi lompat
(BORNEO, Edisi Khusus No. 1, Desember 2014) 35 ini. Dari jawaban siswa sangat beragam, penulis mendapatkan informasi dari beberapa siswa terutama perempuan, kesimpulannya materi lompat tinggi tidak menarik, resiko terlalu besar rentang cedera (keseleo), siswa lebih memilih materi permainan seperti sepak bola, bola basket dan materi atletik lainnya.
Dari uraian diatas penulis merasa tertarik dan termotivasi untuk mencoba menerapkan dan melaksanakan materi lompat tinggi ini kepada siswa dengan memanfaatkan sampah atau barang bekas sederhana yang terbuang sebagai media pembelajaran pendidikan jasmani dengan menyesuaikan karakteristik, kemampuan, dan perkembangan siswa SMP, dan terpenting siswa melakukan tanpa paksaan, tekanan dari guru maupun siswa lainnya. Dasar permasalahan dan harapan yang ingin dicapai, maka pada penelitian tindakan kelas mengambil judul “ Memanfaatkan BBM Kalbe Sloptik” Sebagai Media Pembelajaran Melalui Metode Bermain Menyenangkan Untuk Meningkatkan Minat, Kemampuan, Dan Hasil Belajar Atletik Lompat Tinggi Siswa Kelas IX-C SMP Negeri 14 Balikpapan ”.
KAJIAN PUSTAKA