• Tidak ada hasil yang ditemukan

102Indosat Ooredoo

Dalam dokumen INDOSAT AR2015 INDO FA (Halaman 104-106)

Sumber Permodalan

102Indosat Ooredoo

Bab 4 - Analisa dan Pembahasan Manajemen

Laporan Tahunan 2015 Fasilitas Pinjaman Citibank, N.A., Indonesia

(“Citibank”)

Pada tanggal 9 Februari 2015, Perusahaan menandatangani fasilitas pinjaman 2 tahun revolving dengan Citibank untuk jumlah maksimum pinjaman sebesar US$40,0 juta untuk tujuan pendanaan umum perusahaan dan/atau reinancing. Tingkat suku bunga maksimum adalah LIBOR + 0,90% per tahun. Berdasarkan perjanjian kredit, kami diwajibkan untuk memenuhi beberapa persyaratan tertentu, antara lain memelihara rasio keuangan tertentu. Pada tanggal 23 April 2015, kami telah melakukan penarikan sebesar US$40,0 juta. Pada tanggal 23 April 2015, kami melakukan penarikan sebesar US$40,0 juta. Pada tanggal 23 Oktober 2015, 22 Januari 2016 dan 22 Februari 2016, kami melakukan pembayaran masing-masing sebesar US$10,0 juta, US$10,0 juta dan US$20,0 juta.

Fasilitas Pinjaman DBS Bank, Ltd (“DBS”)

Pada tanggal 22 April 2015, Perusahaan telah menandatangani perjanjian pinjaman 2 tahun revolving dengan DBS dengan nilai pinjaman maksimum US$50,0 juta untuk tujuan pendanaan umum perusahaan. Tingkat suku bunga maksimum adalah LIBOR + 0,90% per tahun. Berdasarkan perjanjian kredit, kami diwajibkan untuk memenuhi beberapa persyaratan tertentu, antara lain memelihara rasio keuangan tertentu. Pada tanggal 11 Mei 2015, kami telah melakukan penarikan sebesar US$50,0 juta.

Lintasarta

Hutang jangka panjang Lintasarta terdiri dari pinjaman anak Perusahaan-PT Artajasa Pembayaran Elektronis (“APE”) and PT Lintas Media Danawa (“LMD”) dari pemegang saham masing-masing.

Pinjaman APE

Pada tanggal 3 November 2014, APE mengadakan perjanjian pinjaman dengan pemegang sahamnya, Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank Indonesia (“YKKBI”) dan PT Multi Visi Komputama (“MK”), masing- masing dalam jumlah pokok maksimal sebesar Rp21,0 miliar dan Rp6,0 miliar, untuk pengembangan usaha, peningkatan kualitas pelayanan serta penyesuaian dengan standar pembayaran internasional. Pinjaman tersebut dikenakan bunga tahunan sebesar 10,5% per tahun dengan masa tenggang 6 bulan. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada 3 November 2017. Per tanggal 31 Desember 2014, APE telah melakukan penarikan dari YKKBI dan MK, masing-masing sebesar Rp12,3 miliar dan Rp3,5 miliar. Pinjaman ini telah dilunasi pada tahun 2015.

Pinjaman LMD

Pada tanggal 13 November 2013, LMD mengadakan perjanjian pinjaman dengan pemegang sahamnya, PT Medialand International (“MI”) dan PT Danawa Indonesia (“DI”), masing-masing sebesar Rp0,7 miliar dan Rp0,4 miliar untuk modal kerja. Pinjaman tersebut dikenakan bunga tahunan sebesar 2% dengan masa tenggang 24 bulan. Pinjaman telah jatuh tempo pada tanggal 13 April 2018 untuk MI dan pada tanggal 13 Agustus 2018 untuk DI.

Praktek Pembayaran Dividen

Pemegang saham kami menentukan pembayaran dividen pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan berdasarkan rekomendasi Direksi. Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2012 dan 2013, pemegang saham kami mengumumkan dividen tunai inal sebesar 50,0% dari laba bersih kami untuk masing-masing tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2012. Kami tidak dapat menjamin bahwa kami akan membayar dividen untuk setiap tahun buku. Keputusan Direksi untuk memberikan rekomendasi untuk membayar dividen bergantung pada sejumlah faktor termasuk, antara lain, laba bersih kami, kinerja keuangan kami dan peraturan dan perundang- undangan yang berlaku.

Sumber-Sumber Permodalan

Kami percaya bahwa arus kas dari kegiatan operasional dan penarikan dari fasilitas kredit kami, serta sebagian dari hasil pelepasan kepemilikan saham kami dalam PT Tower Bersama Infrastructure Tbk pada tahun 2014, akan menyediakan dana yang memadai untuk pembelanjaan barang modal, pembayaran hutang dan kewajiban bunga di masa mendatang yang diantisipasi serta kebutuhan operasional lainnya yang diperlukan untuk rencana bisnis kami saat ini. Namun, kami menghadapi risiko likuiditas apabila terjadi peristiwa-peristiwa tertentu, termasuk namun tidak terbatas pada, lambatnya pertumbuhan perekonomian Indonesia dari tingkat pertumbuhan yang kami harapkan, turunnya peringkat hutang Perusahaan atau melemahnya kinerja keuangan atau rasio keuangan Perusahaan.

Apabila kami tidak dapat membiayai pengeluaran barang modal yang direncanakan dari arus kas internal Perusahaan, kami akan berupaya memperoleh sumber pembiayaan eksternal lainnya. Kemampuan kami untuk dapat memperoleh hutang pembiayaan tambahan tergantung pada beberapa ketentuan yang diatur pada perjanjian hutang Perusahaan yang telah ada. Kami tidak dapat memberikan kepastian kepada anda bahwa kami akan dapat memperoleh pembiayaan dengan ketentuan yang sesuai (termasuk pembiayaan dari pihak penjual

103

Indosat Ooredoo Laporan Tahunan 2015 (vendor) atau pihak ketiga lainnya) untuk membiayai

pengeluaran barang modal yang telah direncanakan oleh Perusahaan. Apabila kami tidak dapat mencari sumber pembiayaan eksternal tambahan, maka kami dapat memutuskan untuk menurunkan jumlah pengeluaran barang modal yang telah direncanakan. Penurunan jumlah pengeluaran barang modal yang direncanakan tersebut dapat memberikan dampak negatif bagi kinerja operasional dan kondisi keuangan Perusahaan.

Pengeluaran Barang Modal Historis Pengeluaran Barang Modal

Sejak tanggal 1 Januari 2013 sampai dengan 31 Desember 2015, jumlah total pengeluaran barang modal kami telah mencapai sebesar Rp26.267,2 miliar (US$1.904,1 juta), yang terutama kami gunakan untuk membeli peralatan dan jasa-jasa dari pemasok asing sehubungan dengan pembangunan jaringan seluler kami. Kami telah mencapai jumlah total pengeluaran barang modal sebesar Rp10.058,1 miliar (US$729,1 juta) untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, di mana investasi tersebut kami fokuskan pada mengoptimalkan dan meningkatkan kapasitas serta kualitas seluler kami, jaringan tetap dan MIDI, serta infrastruktur telekomunikasi kami yang telah ada. Pada tahun 2015, kami menyelesaikan modernisasi Java (Jaguar) atas jaringan kami dengan mengimplementasikan teknologi U900 dan LTE di 62 kota.

Pengeluaran Barang Modal untuk tahun 2015

Program pengeluaran barang modal kami saat ini

difokuskan pada upaya mengoptimalkan dan meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan seluler, jaringan tetap dan MIDI dan infrastruktur telekomunikasi kami yang ada saat ini. Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013, 2014 dan 2015, jumlah total pengeluaran barang modal konsolidasian aktual kami adalah sebesar masing- masing Rp9.371,0 miliar, Rp6.838,1 miliar dan Rp10.058,1 miliar (US$729.1 miliar). Selama tahun 2016, kami bermaksud untuk mengalokasikan sekitar Rp6.636,0 miliar (US$481,0 juta) untuk pengeluaran barang modal yang baru. Kami bermaksud untuk mengalokasikan pengeluaran barang modal tahun 2016 sebagai berikut:

• Investasi Jaringan Seluler: Kami berencana untuk menggunakan sebagian besar pengeluaran barang modal kami untuk membiayai kelanjutan perluasan kapasitas dan cakupan jaringan seluler kami di dalam dan luar Pulau Jawa.

• Investasi lain: Kami berencana untuk

menginvestasikan sisa anggaran pengeluaran barang modal untuk area-area di luar jaringan seluler, dan terus menyediakan untuk mereka layanan voice, sambungan jarak jauh dan MIDI, serta mengadakan peningkatan jaringan transmisi backbone kami. Jumlah di atas merepresentasikan rencana anggaran investasi kami. Pengeluaran aktual atas dasar kas akan bervariasi tergantung pada beberapa faktor, termasuk metode pembiayaan dan waktu penyelesaian pengiriman peralatan dan jasa yang dibeli. Secara historis,

pengeluaran atas dasar jalur uang tunai dianggarkan akan menghabiskan biaya paling sedikit sekitar 20,0% dari anggaran kami. Per tanggal 31 Desember 2015, kami memiliki komitmen pengeluaran barang modal sebesar Rp2.026,9 miliar (US$146,9 juta), terutama terkait dengan peningkatan dan perluasan kapasitas dan ruang lingkup jaringan seluler kami. Rencana pengeluaran barang modal di atas didasarkan pada pemahaman kami tentang keadaan pasar dan kondisi peraturan saat ini, dan kami dapat mengubah rencana kami dalam menanggapi perubahan kondisi-kondisi tersebut.

Berdasarkan sejarah, kami membiayai pengeluaran barang modal kami melalui sumber internal dan arus kas tunai dari kegiatan usaha, serta hutang pembiayaan melakui pinjaman bank dan pasar modal. Kami berharap untuk dapat melanjutkan membiayai pengeluaran barang modal melalui sumber-sumber tersebut serta sebagian dari hasil pelepasan kepemilikan kami dalam PT Tower Bersama Infrastructure Tbk pada tahun 2014. Selain itu, kami juga menggunakan sebagian dari pendapatan tunai dari Transaksi Penjualan Menara yang selesai pada tahun 2012 untuk membiayai pengeluaran barang modal pada tahun 2013. Kami menghadapi risiko likuiditas jika peristiwa tertentu terjadi, termasuk namun tidak terbatas pada, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih lambat daripada yang diharapkan, penurunan peringkat hutang atau memburuknya kinerja keuangan atau rasio keuangan kami. Jika kami tidak dapat mendapatkan jumlah yang diperlukan untuk menunjang rencana pengeluaran barang modal untuk tahun 2016, kami mungkin tidak dapat meningkatkan atau memperluas infrastruktur telekomunikasi seluler kami atau memperbaharui teknologi kami lainnya sampai pada batas yang diperlukan untuk tetap kompetitif dalam pasar telekomunikasi Indonesia, yang akan mempengaruhi kondisi keuangan, hasil kegiatan usaha dan prospek usaha kami.

104

Dalam dokumen INDOSAT AR2015 INDO FA (Halaman 104-106)