ABSTRAK
Tujuan penelitian awal ini adalah ingin mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa SMA yang pembelajarannya ditekankan kepada arah komunikasi matematika dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan cara konvensional. Subjek penelitian awal ini dilaksanakan di kelas XI SMA Negeri 5 Karawang dengan sampel penelitian diambil secara acak sebanyak 2 (dua) kelas, yaitu kelas XI-5 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI-7 sebagai kelas control atau pemanding. Untuk mencapai tujuan penelitian ini digunakan metode eksperimen dengan melakukan mengajar langsung di dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran yang dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali pertemuan di dapat hasil sebagai berikut:
Tabel 1
Hasil Evaluasi Pembelajaran
No Kelas Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-rata Prosentase Ketuntasan Ket 1 Eksperimen 5,3 8,6 7,4 68% 2 Kontrol 2,4 7,5 3,5 23%
Dari hasil pengolahan data penelitian awal ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan penekanan pada faktor komunikasi matematika lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan cara konvensional.
Kata Kunci: Pemahaman Komunikasi Matematika, Hasil Belajar Matematika
A. Pendahuluan 1. Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Wahyudin (2002:72) mengatakan bahwa setiap anak harus mendapatkan pelajaran Matematika dan bahasa Inggris si sekolah, karena kedua mata pelajaran tersebut termasuk pelajaran yang esensial. Selanjutnya dikatakan bahwa sangat sulit atau bahkan mungkin tidak akan bias, menjalani hidup yang normal bagi begitu banyak sisi dunia di abad ke -21 ini tanpa pemanfaatan matematika. Dengan demikian mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
116 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika ProgramPasca Sarjana STKIP Siliwangi Bandung Setiap aktifitas tentunya harus mempunyai tujuan, begitu pula tujuan orang mengajar atau orang belajar. Tujuan pelajaran matematika harus bisa dipahami bersama baik oleh guru atau peserta didik. Pemahaman yang sama terhadap tujuan, akan berdampak positif terhadap guru dalam mengajarkan pelajaran. Sedangkan siswa akan lebih termotivasi dalam belajar dan berusaha berlatih dan berlatih apabila tujuan pelajaran juga dipahami dengan baik.
Mata pelajaran matematika di Indonesia sesuai ketetapan pemerintah melalui BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan), bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan
konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah; b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
(http://nyachya.blogspot.com/2011/06/tujuan-pelajaran-matematika-tingkat-sma)
Dari tujuan yang telah ditetapkan oleh BSNP tersebut di atas, ternyata pemahaman komunikasi matematika merupakan salah satu bagian dari tujuan pelajaran matematika SMA. Untuk mencapai tujuan tersebut jelas bukan hal yang sangat mudah, karena selama ini matematika dibenak para peserta didik merupakan mata pelajaran yang sangat sulit, sukar, dan bahkan mengerikan. Hal ini ditunjukkan oleh studi awal penelitian dengan menggunakan angket tertutup dimana dihasilkan hampir sebagaian peserta didik SMA tidak menyenangi terhadap mata pelajaran matematika. Salah satu faktor penyebab adalah komunikasi matematika yang tidak nyambung atau yang tidak dimengerti oleh peserta didik, hal ini bisa disaat guru menjelaskan materi pelajaran, bisa disaat guru memberikan soal (baik bentuk plihan banyak atau uraian), bisa juga dari symbol, grafik, diagram, table dan lain sebagainya yang tidak dipahami oleh peserta didik.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti mencoba untuk melakukan penelitian tentang komunikasi matematika sebagai studi awal penelitian guna melakukan penelitian yang lebih dalam yang dihubungkan dengan berbagai pemahaman matematika di SMA.
2. Rumusan Masalah
Studi awal penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang pembelajarannya ditekankan kepada arah komunikasi matematika dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan cara konvensional?
3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian awal ini adalah ingin mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa SMA yang pembelajarannya ditekankan kepada arah komunikasi matematika dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan cara konvensional
B. Metode Penelitian 1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian awal ini dilaksanakan di kelas XI SMA Negeri 5 Karawang dengan sampel penelitian diambil secara acak sebanyak 2 (dua) kelas, yaitu kelas XI-5 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI-7 sebagai kelas kontrol atau pemanding.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika ProgramPasca Sarjana STKIP Siliwangi Bandung 117
2. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap laporan hasil penelitian.
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini meliputi:
1) Menyusun RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran) 2) Membuat LKS (lembar kerja siswa)
3) Menyusun instrument b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan, yaitu tahap mengimplementasikan tahap persiapan yang sudah direncanakan. Tahap pelaksanaan ini peneliti secara langsung melakukan PBM (proses belajar mengajar) pada kelas yang telah dipilih menjadi kelas penelitian.
Tahap pelaksanaan ini dilakukan 3 kali pertemuan sesuai dengan RPP, dan setelah seluruh pertemuan selesai siswa diberikan evaluasi sebagai akhir dari akhir pelaksanaan, kemudian hasilnya dianalisis untuk dijadikan sebagai bahan proses tindak lanjut atau menjawab hipotesis yang telah ditetapkan
c. Tahap Laporan
Tahap pelaporan ini menyampaikan hasil dari tahap pelaksanaan sampai akhir pelaksanaan (evaluasi) kemudian disimpulkan hasilnya untuk diangkat menjadi pembahasan penelitian.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian diambil dari buku Paket Matematika SMA Kelas XI yang diprediksi sudah memiliki validitas dan realibilitas soal yang baik.
4. Teknik Analisis Data
Teknik menganalisis data hasil penelitian ini menggunakan statistic sederhana, karena hal ini akan menjadi dasar untuk penelitian yang lebih mendalam pada saat yang akan dating.
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran yang dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali pertemuan di dapat hasil sebagai berikut:
Tabel 1
Hasil Evaluasi Pembelajaran
No Kelas Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-rata Prosentase Ketuntasan Ket 1 Eksperimen 5,3 8,6 7,4 68% 2 Kontrol 2,4 7,5 3,5 23%
2. Pembahasan Hasil Penelitian
a. Kelas Eksperimen
Nilai terendah 5,3 ini diperoleh oleh peserta didik ini secara umum telah melebihi dari penguasaan kemampuan matematika 50%, namun jelas walaupun lebih masih perlu pemantapan materi karena secara individual nilai tersebut masih di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), sedangkan nilai tertinggi di raih oleh peserta didik sebesar 8,3 yang
118 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika ProgramPasca Sarjana STKIP Siliwangi Bandung secara umum peserta didik ini telah melampaui batas ketuntasan belajar maupun KKM yang telah ditentukan.
Begitupun rata-rata kelas nilainya 7,4 hal ini merupakan nilai yang sangat cukup, karena nilai kelompok ini masih jauh jika untuk mencapai ketuntasan belajar secara kelompok. Ketuntasan belajar secara kelompok kelas eksperimen ini baru mencapai 68% yang suharusnya 100% dengan demikian pembelajaran di kelas eksperimen ini prestasi belajar matematikanya termasuk dalam kategori cukup.
b. Kelas Kontrol
Prestasi nilai untuk nilai terendah diraih oleh peserta didik sebesar 2,4 atau dengan kata lain pemahaman matematikanya baru 24%, jika kita bandingkan ke nilai ideal masih cukup jauh. Selanjutnya nilai tertinggi 7,5 di raih oleh satu orang peserta didik sisanya di bawah nilai 5 atau dengan kata lain yang tuntas belajarnya hanya 1 peserta didik. Sedangkan nilai rata-rata kelas control 3,5 dan ini merupakan nilai yang sangat jauh dari nilai rata rata ideal, sehingga ketuntasan belajarnya pun hanya 2,5%.
Berdasarkan pembahasan di atas, ternyata kelas eksperimen dengan pembelajarannya ditekankan proses pemehaman matematika nampaknya lebih baik dibandingkan dengan proses pembelajaran seperti biasa (konvensional) hal ini bisa diperhatikan dari nilai terrendah , nilai tertinggi, nilai rata-rata dan nilai prosentase ketuntasan belajar secara kelompok kelas.
D. Simpulan, Saran dan Rekomendasi 1. Simpulan
Dari hasil pengolahan data penelitian awal ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan penekanan pada factor komunikasi matematika lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan cara konvensional.
2. Saran
Disarankan kepada guru matematika, bahwa factor komunikasi matematika sangat penting untuk dapat meningkatkan prestasi hasil belajar matematika, oleh karena itu dalam PBM penyampaian factor komunikasi matematika seyogyanya penekanan atau penyampaiaannya lebih jelas dan terinci.
3. Rekomendasi
Hasil penelitian awal ini direkomendasikan kepada seluruh guru yang akan meneliti tentang pemahaman komunikasi matematika agar mempersiapkan lebih awal unsur-unsur matematika yang mengandung dimensi komunikasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyudin (2002). Matematika dan Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jurnal Kependidikan Metalogika Bidang Kependidikan MIPA UNPAS Bandung (5) 69-78.
(http://nyachya.blogspot.com/2011/06/tujuan-pelajaran-matematika-tingkat-sma) BSNP (Badan Standar Pendidikan Nasional), PP No. 19/2005.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika ProgramPasca Sarjana STKIP Siliwangi Bandung 119