STKIP Siliwangi Bandung
ABSTRAK
Untuk menjadi sosok yang diteladani seorang guru harus memulai dari dirinya sendiri.Meneladani tokoh sejarah yang berkarakter dapat membentuk guru matematika yang berkarakter juga.Socrates seorang filsuf Yunani sekaligus guru bagi para aristrokat muda di Yunani adalah figur yang patut diteladani oleh para guru Matematika.Dia seorang yang inovatif, berkepribadian baik, bijak, berani dan teguh dalam memegang prinsip kebenaran.
Kata Kunci: Guru, matematika, karakter, Socrates
A. Pendahuluan
Sebagai suatu proses yang sangat strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan harus dilakukan secara professional. Guru selaku pelaku pendidikan dituntut memiliki sikap profesional dalam menjalankan fungsi, peran dan kedudukannya dalam mencapai visi pendidikan.Soetjipto dan Kosasi (1994:49) menyatakan bahwa profesi guru berhubungan dengan anak didik yang secara alami mempunyai persamaan dan perbedaan.Keragaman ini menuntut para guru memerlukan kesabaran dan ketelatenan yang tinggi.
Dari semboyan ing ngarso sung tulodo, maka untuk membentuk siswa yang berkarakter harus terlebih dulu dibentuk sosok guru yang berkarakter yang dapat diteladani oleh para anak didiknya..Guru Matematika dalam kurikulum 2013 juga dituntut untuk membentuk siswa yang salah satu kompetensi intinya dapat menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Berdasarkan tugas mulia yang diemban guru tersebut maka pembentukan sosok guru yang berkarakter menjadi hal yang harus diprioritaskan dilakukan dalam dunia pendidikan kita saat ini.
Historia viate magistra, sejarah adalah guru kehidupan, maka ada baiknya kita belajar dari sosok
pendidik dalam sejarah peradaban manusia ini yang memiliki karakter yang kuat untuk diteladani.Sosok itu ada dalam diri Socrates, seorang filsuf Yunani yang lahir pada tahun 470 sebelum Masehi.
B. Mengapa Socrates?
1. Socrates Berani Melakukan Inovasi
Socrates terlahir dari seorang Bapak pembuat patung batu yang bernama Sophroniscosdan seorang perempuan yang berprofesi bidan yang bernama Phainarete di Athena Yunani pada tahun 470 sebelum Masehi . Dalam hidupnya Socrates berani melakukan banyak perubahan.Mulanya iamengikuti jejak sang Ayah membuat patung batu, namun seiring berjalannya waktu ia berubah haluan menjadi seorang filsuf dan guru yangmembentuk watak manusia. Menurut Hadiwijono (2012) Socrates merupakan filsuf pertama yang memulai filsafatnya dengan mengandalkan sepenuhnya rasio atau akal budi manusia dan meninggalkan jauh mitis yang saat itu mulai ditinggalkan oleh bangsa Yunani.
22 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika ProgramPasca Sarjana STKIP Siliwangi Bandung Dalam mengajar muridnya Socrates pun berani tampil beda , dia tidak mengajar murid-muridnya dengan menceramahi seperti yang dilakukan oleh filsuf-filsuf lain tetapi dia menggunakan inovasi dengan teknik bertanya terus menerus. Dimulai dengan pertanyaan yang mudah, setiap jawaban disusul dengan sehingga sampailah kepada pengertian suatu kebenaran. Banyak orang yang menganggap cara Socratesini menyebalkantetapi ia tidak peduli karena menurutnya memang ada 2 jenis manusia yaitu manusia yang bertanya terus menerus untuk menjadi pembuat keonaran, dan ada manusia yang bertanya terus menerus untuk mendapatkan kebenaran yang sejati. Socrates termasuk yang ingin mendapatkan kebenaran sejati(Hadiwijono, 1980) .Melalui pertanyaan-pertanyaan itu Socrates bertindak seperti bidan.Namun, yang dilahirkannya bukan bayi, melainkan ide-ide yang dimiliki oleh orang-orang yang dibidaninya.Ia mengaku tidak menyampaikan pengetahuan, melainkan dengan pertanyaan-pertanyaannya ia membidani pengetahuan yang terdapat dalam jiwa orang lain agar keluar dalam bentuk ide-ide. (Abidin, 2011:100)
2. Socrates Memiliki Inner Beauty
Socrates adalah seorang yang bertubuh kuat namun berwajah buruk, namun meskipunpenampilan fisiknya pendek dan tidak tampan, akan tetapi karena pesona, karakter dan kepandaiannya membuat para aristokrat muda Athena saat itu membentuk kelompok yang belajar kepadanya. Bagi para aristokrat muda Athena pribadi Sokrates sangat mengesankan. Socrates tahu bagaimana cara mengendalikan dirinya sehingga ia luput dari segala kebutuhan insani.Ia juga dapat bersikap adil, tidak pernah memuaskan keinginan hawa nafsu dengan cara merugikan kepentingan umum,cerdik, dan tidak pernah khilaf dalam menimbang baik dan buruk. Kehidupannya sederhana, tidak ambisius, sholeh, periang tapi penampilannya tenang. Sikap salehnyajuga beriring dengan prilaku yang tangkas dan lucu. Selain itu menurut Edison (2013) Socrates mempunyai kepribadian yang sabar, rendah hati, dan selalu menyatakan dirinya bodoh.
3. Socrates Sosok yang Bijak
Seorang kawan Socrates yang beranama Oracle Delphi mendengar suara gaib yang mengatakan bahwa tidak ada orang yang lebih bijak dari Socrates.Merasa diri tidak bijak dia berkeliling membuktikan kekeliruan suara tersebut, dia datangi satu demi satu orang-orang yang dianggap bijak oleh masyarakat pada saat itu dan dia ajak diskusi tentang berbagai masalah kebijaksanaan.Dia selalu mengejar definisi absolut tentang satu masalah kepada orang-orang yang dianggapnya bijak tersebut meskipun kerap kali orang yang diberi pertanyaan gagal melahirkan definisi tersebut.Pada akhirnya Socrates membenarkan suara gaib tersebut berdasar satu pengertian bahwa dirinya adalah yang paling bijak karena dirinya tahu bahwa dia tidak bijaksana sedangkan mereka yang merasa bijak pada dasarnya adalah tidak bijak karena mereka tidak tahu kalau mereka tidak bijaksana.(Wikipedia, 2012)
4. Socrates Berani dan Teguh dalam Kebenaran
Pada usia 70 tahun Socrates diajukan ke sidang ke sidang pengadilan dengan tuduhan yang setengah mengada-ada. Socrates dianggap melakukan pelanggaran pidana karena pikirannya.Cara berpikir Socrates itu yang membuat dia jadi pesakitan.Socrates dinilai menyebarkan misi dan praktek pengajaran menyesatkan.Filsuf-nya yang banyak membahas soal ketuhanan, dianggap nyeleneh oleh sebagian orang-orang.Karena Socrates mempertanyakan adanya dewa-dewi kahyangan.Sesuatu yang telah dianut sejak manusia era dulu (Santoso, 2008).
Ia juga dianggap memberi pengaruh yang kurang baik kepada kaum muda Yunani saat itu.Sebenarnya Socrates tidak terima diadili, tapi dia tidak lari dari kenyataan.Dia dihadapkan pada tiga jaksa tangguh dan tidak didampingi pengacara.Sebenarnya keputusan juri banyak yang berpihak padanya. Namun, sejumlah praktisi hukum banyak yang tersinggung dengan pembelaanSocrates.Walau voting juri memenangkan Socrates, tapi dia tetap divonis bersalah.Socrates disodori dua opsi.Dihukum mati minum racun, atau bebas dari segala hukuman dengan syarat menghentikan kegiatan filsafatnya.Namun Socrates memilih opsi yang pertama.Dia
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika ProgramPasca Sarjana STKIP Siliwangi Bandung 23 memegang teguh apa yang pernah diucapkan pada murid-muridnya yaitu hukum harus dipatuhi betapapun jeleknya. Kematian Socrates yang dianggap sebagai “ketidakadilan” dalam keputusan Majelis Hakim ini, menjadi salah satu peristiwa “peradilan paling bersejarah” dalam kalangan
filosofis Barat.Socrates meninggal pada tanggal 7 Mei 399 SM.
5. Socrates Menggunakan Pendekatan Kontekstual
Ajaran sokrates dipusatkan kepada manusia. Ia mencari pengetahuan yang murni dan sebenarnya dengan cara mengamati hal yang konkrit dan bermacam-macam, sehingga sampailah kepada pengertian yang sejati itu (Poedjawijatna, 1974).Suatu saat para muridnya meminta pendapatnya tentang hakikat manusia.Untuk itu Socrates membawa mereka ke pinggir sebuah hutan buah.Ia berpesankepada para muridnya agar memetik satu buah yang dianggap paling besar dan yang paling baik. Tetapi para muridnya tidak boleh berjalan balik kembali dan tidak boleh melakukan pilihan yang kedua kali.Para muridnya lalu melakukan permintaan Socrates. Ketika sudah selesai, salah satu muridnya minta diberi kesempatan masuk kembali ke dalam hutan, karena sewaktu pertama ia masuk ke dalam hutan ia melihat buah yang sangat besar dan bagus. Akan tetapi ia tidak mengambilnya karena takut di depan sana masih ada buah yang lebih besar dan lebih bagus. Namun ternyata sampai ke ujung hutania tidak menemukan buah yang lebih besar dan lebih bagus dari yang pertama ia lihat.
Socrates tidak mengizinkannya.Ia mengajarkan bahwa di dalam perjalanan hidup ini, kesempatan yang diberikan kepada setiap orang boleh dikatakan adalah sama rata. Tetapi ada orang yang bisa langsung meraih dan memegang erat kesempatan yang ada, tetapi ada juga banyak orang yang menyesal telah kehilangan atau telah melepaskan kesempatan baik.Diantara mereka yang menyesal kehilangan kesempatan baik, ada sebagian orang yang bersikap bimbang dan tidak tegas, ada juga sebagian orang yang berambisi terlalu besar.Dapat menyayangi kesempatan dan nasib berarti dapat bertanggung jawab kepada jiwa kita sendiri, karena banyak sekali kesempatan emas di dunia ini, yang tidak akan memberikan kepada kita kesempatan untuk memilih yang kedua kalinya.
C. Penutup
Menjadi guru matematika berkarakter tentulah bukan hal yang mudah.Tetapi tuntutan profesi membuat para guru matematika harus mulai belajar menata diri untuk menjadi teladan dan panutan bagi anak didiknya. Sehingga seperti yang dikatakan Tim Depdikbud (2013:1) keberadaan guru di dalam proses pendidikan menjadi bermakna bagi masyarakat dan bangsa. Dan tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa masa depan masyarakat, bangsa dan Negara sebagian besar ditentukan oleh guru. Sebagai professional, guru harus selalu meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilannya secara terus menerus.Sebagai jabatan yang harus dapat menjawab tantangan perkembangan masyarakat, jabatan guru harus selalu dikembangkan dan dimutakhirkan.Dalam bersikap guru harus selalu mengadakan pembaharuan sesuai dengan tuntutan tugasnya. (Soetjipto dan Kosasi, 1994:51)
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z (2011). Pengantar Filsafat Barat, Jakarta : Rajawali. Edison (2012).Sokrates dan Biografu.[Online]. Tersedia:
http://afidburhanuddin.files.wordpress.com/2012/11/socrates_ed1.pdf. (1 Maret 2013) Hadiwijono, H (1980). Sari Sejarah Filsafat Barat I, Yogyakarta : Kanisius.
Poedjawijatna (1974).Pembimbing ke Arah Filsafat, Jakarta : Pustaka Sarjanam 1974 Santoso, I (2008).Pengadilan Sokrates. Majalah MAHKAMAH edisi November 2008. Soetjipto dan Kosasi, R (1994).Profesi Keguruan. Jakarta: Depdikbud.
Tim Depdikbud (2013).Pedoman Penilaian Kinerja Guru.Jakarta: Depdikbud.
Wikipedia (2012) . Socrates. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Socrates. (12 Desember 2012)
24 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika ProgramPasca Sarjana STKIP Siliwangi Bandung