• Tidak ada hasil yang ditemukan

49 jika siswa yang memiliki kecerdasan yang

Dalam dokumen Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta (Halaman 59-61)

rendah dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi atau sebaliknya.

Demikiannya halnya sikap. Wirawan (1997) dalam Wahyuningsih (2004) sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap siswa yang positif terhadap mata pelajaran di sekolah merupakan langkah yang baik dalam proses belajar mengajar di sekolah.

Menurut Wahyuningsih (2004) motivasi merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas ialah dalam hal ghairah atau semangat belajar. Siswa yang termotivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.

Selain faktor-faktor yang ada dalam diri siswa, ada hal-hal lain diluar diri yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang bakal diraih, antara lain adalah faktor lingkungan keluarga terdiri dari Sosial ekonomi keluarga. Dengan sosial ekonomi yang baik, seseorang siswa lebih berkesempatan mendapatkan fasilitas belajar yang lebih baik yang mencakupi buku tulis, alat tulis hingga pemilihan sekolah.

Orang tua yang lebih berpendidikan tinggi cenderung lebih memperhatikan memahami pentingnya pendidikan bagi anak-anak dibandingkan orang tua yang tidak berpendidikan tinggi.

Perhatian orang tua dan suasana hubungan antara anggota keluarga. Dukungan yang baik daripada keluarga dapat memicu siswa untuk lebih berprestasi. Dukungan bisa secara langsung seperti puji-pujian atau nasihat ataupun secara tidak langsung seperti hubungan yang harmonis.

Sarana dan prasarana. Kelengkapan fasilitas sekolah seperti papan tulis dan sebagainya serta bentuk ruangan, sirkulasi udara dan lingkungan sekolah dapat mempengaruhi proses belajar siswa.

Kompetensi guru dan siswa. Kualitas guru dan siswa sangat penting dalam mempengaruhi prestasi belajar. Kelengkapan fasilitas tanpa kinerja yang baik dari para penggunanya akan hanya sia-sia. Dengan adanya fasilitas yang baik dan tenaga pengajar yang terlatih serta hubungan antara guru dan sesama teman berlaku dengan harmonis, ini dapat mencipta suasana yang menyenangkan untuk belajar dan berprestasi baik.

Kurikulum dan metode mengajar. Ini meliputi hal materi mengajar dan bagaimana materi itu disampaikan. Metode pembelajaran

yang lebih interaktif sangat diperlukan untuk menumbuhkan minat siswa dalam proses pembelajaran.

Sosial budaya. Pandangan masyarakat tentang pentingnya pendidikan akan mempengaruhi kesungguhan pendidik dan peserta didik. Sikap masyarakat yang masih memandang rendah pendidikan akan enggan mengirimkan anak mereka ke sekolah.

Partisipasi terhadap pendidikan. Apabila ada partisipasi yang baik dari semua pihak, misalnya mulai dari pemerintah (berupa kebijakan dan anggaran) sampai ke masyarakat bawah, ini akan membantu mewujudkan suasana yang aman bagi siswa untuk lebih berprestasi karena setiap orang akan lebih menghargai dan memajukan pendidikan dan ilmu pengetahuan.

Berdasarkan pendapat tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dibedakan menjadi dua faktor yaitu individual dan sosial. Faktor sosial dapat berupa keluarga, guru dan caranya mengajar, menilai, lingkungan, kesempatan yang tersedia, kondisi sosial ekonomi, pengalaman sebelumnya, umur, metode belajar dan berlatih. Faktor individual meliputi faktor yang ada pada diri individu itu sendiri, seperti kematangan, kecerdasan, motivasi, usia kronologis, perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani dan rohani.

MetodePenelitian Rancangan Penelitian

Penelitian tentang flate rate ini adalah penelitian Quasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian ini terdapat dua kelompok subyek yang ditentukan oleh peneliti yaitu kelas A2 sebagai kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan penerapan flate rate dan kelas A1 sebagai kelompok control yang menggunakan rolling blok (rolling setelah job las listrik selesai/ lima minggu sekali).

Pre-test Perlakua

n

Post- Kelompok

Eksperiman

Flate rate Kelompok

Eksperimen Kelompok Kontrol Tanpa perlakuan (rolling blok) Kelompok Kontrol

50

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah mahasiswa teknik Otomotif yang mengambil mata kuliah TPD. Pada semester genap 2012/2013, mahasiswa yang mengambil mata kuliah praktek TPD adalah 78 orang yang terbagi dalam 4 rombongan belajar. Sampel penelitian ditentukan peneliti yaitu satu rombongan belajar sebagai kelompok eksperimen (kelas A2 dan satu rombongan sebagai kelompok control (kelas A1).

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui pre tes (latihan las) yang dilakukan awal semester. Data ini merupakan data kemampuan awal dari masing-masing sampel baik dalam kelompok eksperimen maupun kelompok control. Selanjutnya tiap minggu sampel akan mengerjakan job yang

jumlah totalnya mencapai 15 jenis. Nilai tiap job ini digunakan mengetahui pencapaian prestasi belajar mahasiswa.

Teknik Analisis Data

Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan mengguna kan statistik uji Kolmogorof–smirnof. Teknik ini digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan prestasi belajar kelas eksperimen dengan prestasi kelas kontrol akibat beda perlakuan yang diterapkan. Pembahasan

Jumlah mahasiswa yang memenuhi syarat untuk diberikan nilai akhir berdasarkan hasil pembelajaran yang dilaksanakan pada Semester Genap 2012/2013 setelah diberlakukan persyaratan akademik yang berlaku di FT UNY adalah : Klas A1 = 15 orang dan Klas A2= 13 orang. Hasil selengkapnya kedua kelas tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 berikut :

Tabel 1. Deskripsi Data Penelitian

N Mean X max Xmin

Eksperimen 15 43.39 19.469 1.957

Kontrol 13 20.34 16.301 1.681

Sumber : Data terolah

Berdasarkan deskripsi data tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwa rerata nilai kelompok kontrol adalah 74,28 dengan nilai terendah 68,3 dan nilai tertinggi 80,8. Adapun kelompok eksperimen diketahui memiliki rerata 74,87 dengan nilai terendah 68,0 dan nilai tertinggi 86,3. Dengan melihat sebaran data tersebut menggambarkan bahwa antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki nilai yang berbeda meskipun hampir sama atau tidak berbeda secara signifikan.

Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan uji KSZ satu fihak ( pihak kanan)

dengan rumus bantuan program SPSS release 16.00. Setelah data-data pada Tabel 1 dimasukkan ke dalam program tersebut di atas, didapatkan harga KSz hitung = 0,718 (p > 0,05).

Karena p > 0,05 , berarti H1 ditolak dan Ho diterima atau Hipotesis yang berbunyi : ” Pembelajaran matakuliah praktik TPD pada kelas yang mengimplementasikan flate rate dalam penyelesaian job tidak dapat meningkatkan hasil belajar.

.Temuan ini tentu berlawanan dengan teori belajar Thorndike yakni hukum latihan. Hukum latihan mengatakan bahwa semakin

sering tingkah laku diulang/ dilatih (digunakan), maka asosiasi tersebut akan semakin kuat.

Prinsip law of exercise adalah koneksi antara kondisi (yang merupakan perangsang) dengan tindakan akan menjadi lebih kuat karena latihan-latihan, tetapi akan melemah bila koneksi antara keduanya tidak dilanjutkan atau dihentikan. Prinsip menunjukkan bahwa prinsip utama dalam belajar adalah ulangan. Makin sering diulangi, materi pelajaran akan semakin dikuasai.

Namun demikian hal ini dapat saja terjadi jika mengaju salah satu hukum tambahan dari Thorndike yang mengatakan bahwa tanpa adanya perhatian tidak mungkin terjadi belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan perhatian dan juga motivasi untuk mempelajarinya. Apabila dalam diri siswa tidak ada perhatian terhadap pelajaran yang dipelajari, maka siswa tersebut perlu dibangkitkan perhatiannya.

51

Dalam dokumen Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta (Halaman 59-61)

Garis besar

Dokumen terkait