• Tidak ada hasil yang ditemukan

79 bagaimanakah langkah-langkah tahapan

Dalam dokumen Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta (Halaman 89-93)

penerapan strategi flipped classroom dalam pembelajaran CNC Dasar; (2) bagaianakah strategi flipped classroom dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri mahasiswa/ peserta didik yang mengikuti pembelajaran mata kuliah CNC Dasar

KajianPustaka

Flipped Classrom

Gagasan strategi (flipped classroom) mengacu pada pendekatan hybrid/blended learning. Flipped classroom, merupakan suatu pendekatan pedagogis yang intinya melakukan pergeseran kegiatan di dalam pembelajaran langsung (derect instruction) dari ruang belajar berpikir kelompok ke ruang berpikir individual, dan ruang belajar kelompok ini ditransformasikan menjadi suatu ruang yang dinamis, menjadi lingkungan belajar yang interaktif, misalnya kegiatan pengajar membimbing peserta didik menerapkan konsep dan terlibat secara kreatif dengan materi pembelajaran (Aaron Sams, et.al, 2004).

Secara sederhana flipped classroom diartikan sebagai membalik atau menukar aktivitas belajar di dalam kelas. Kegiatan belajar yang biasanya dilakukan di sekolah kini dilakukan di rumah, sedangan kegiatan yang biasa dilakukan di rumah kini menjadi dilakukan di sekolah. Dalam pembelajaran biasa/tradisional, pengajar menjadi sumber utama, tugasnya menyampaikan konsep/ teori yang dikemas sebagai bahan ajar, dan mengecek tingkat penguasaan bahan ajar dengan tes di ruang kelas.

Pembelajaran CNC Dasar menggu-nakan strategi flipped classroom, aktivitas belajarnya dibalik, bahan ajar dan konsep tidak disampaikan oleh pengajar di ruang kelas, akan tetapi disiapkan oleh pengajar kemudian diunggah. Bahan ajar dan tes penguasaan dapat diunduh secara online untuk kemudian dipelajari peserta didik di rumah atau di luar kelas. Tes penguasaan materi juga dikerjakan oleh peserta didik di rumah. Aktivitas peserta didik di ruang kelas terutama adalah mengerjakan tugas-tugas pemecahan masalah pemrograman NC menggunakan konsep-konsep yang sudah dipelajari. Aktivitas pengajar, menjadi lebih terfokus pada melakukan pendampingan kepada setiap peserta didik menyelesaikan tugas-tugas pemecahan masalah.

Blended-Flipped Classrom

Blended-flipped classrom merupakan penerapan pendekatan blended learning yang dilaksanakan dengan strategi flipped classroom. Menurut Graham dalam Taina Joutsenvirta & Liisa Myyry, pengertian esensial blended learning adalah mengom-binasikan antara pembelajaran tatap muka (face to face) dan pembelajaran dengan media komputer atau pembelajaran berbasis komputer. Sedangkan Bleed berpendapat bahwa blended learning dipandang sebagai suatu kesempatan untuk merancang kembali jalan pengembangan materi pembelajaran, jadwal, dan penyediaan pendidikan yang mengombinasikan pembelajaran secara fisik dan secara virtual atau “bricks and clicks” (Joutsenvirta & Liisa Myyry, 2010:5),.

Menurut Purnima Valiathan dalam Gray Harriman blended learning meng-gabungkan pembelajaran online dengan pembelajaran tatap muka. Blended learning juga digunakan untuk menggambarkan pembelajaran yang mencampur berbagai kegiatan berdasarkan aktivitas, termasuk tatap muka di ruang kelas, live e- learning, dan mengatur sendiri jalannya pembelajaran (Gray Harriman, 2004).

Dalam makalahnya yang disajikan dalam seminar nasional Sukartawi dengan mengutip pendapat Semler berpendapat, bahwa blended learning adalah mengom-binasikan aspek-aspek terbaik dari pem-belajaran on-line, aktivitas terstruktur dari pembelajaran tatap muka (face to face), dan pembelajaran praktik di dunia nyata. Sistem pembelajaran on-line, pembelajaran di ruang kelas, pembelajaran dengan melalui pengalaman bekerja, masing-masing tentu memiliki kelemahannya sendiri. Pendekatan blended learning dalam hal ini memiliki keunggulan untuk bisa digunakan meng-atasi kelemahan dari masing-masing pendekatan tersebut (Sukartawi, 2006).

Salah satu dari Publikasi University of Wolverhampton, (2008) menyebutkan bahwa blended learning di University of Wolverhampton adalah sebuah pendekatan untuk belajar dan mengajar yang meng- gabungkan dan menyelaraskan pendekatan pembelajaran yang dilakukan dalam sesi tatap muka dengan kesempatan belajar dibuat online. Esensi penerapannya adalah penggunaan teknologi untuk memperluas dan meningkatkan kesempatan belajar peserta didik melalui penyediaan tugas dan bahan yang memperkaya, dan selaras dengan pembelajaran tatap muka (face-to-face learning).

80

Menurut pendapat Christensen, Horn, dan Staker, (2013) blended learning adalah program pendidikan formal yang peserta didiknya belajar dengan: (1) sebagian melalui pembelajaran online, dengan waktu, tempat, urutan, dan kecepatan diatur peserta didik sendiri; (2) sebagian belajar dengan diawasi dalam bangunan yang jauh dari rumah; (3) memberikan pengalaman belajar yang terintegrasi sesuai karakteristik belajar masing-masing peserta didik. Dijelaskan lebih lanjut oleh Christensen, Horn, dan Staker, blended learning muncul sebagai satu inovasi mengombinasikan strategi/ model pembelajaran, yang secara relatif merupakan inovasi lebih lanjut untuk pembelajaran di ruang kelas tradisional. Bentuk kombinasi ini merupakan upaya menyajikan yang terbaik dari dua strategi/ model pembelajaran, yaitu sisi keunggulan dari belajar online dikombinasikan dengan keuntungan- keuntungan pembelajaran di ruang kelas tradisional.

Dari pendapat ahli yang telah diuraikan, Blended Learning sedikitnya mencatat ada tiga macam pengertian dilihat dari unsur-unsur atau komponen yang dikombinasikan, yaitu; (1) blended learning sebagai pembelajaran yang mengombi-nasikan atau mencampur media, alat- alat dan teknologi, aktivitas atau jenis-jenis kegiatan yang dipilih untuk mengop-timalkan suatu kegiatan pembelajaran, (2) blended learning yang mengombinasikan atau mencampur metode pembelajaran yang berbeda di dalam suatu kegiatan pem-belajaran, dan (3) blended learning yang mencampur atau mengintegrasikan antara pembelajaran online dan pembela-jaran face to face (tatap muka).

Menurut konsorsium Sloan, dalam blended learning yang mengombinasikan pembelajaran online dan pembelajaran tatap muka, akan efektif dan efisien mereduksi waktu pembelajaran apabila proporsinya 30 berbanding 70. Artinya 30% waktu atau tujuan program pembelajaran dialokasikan untuk dicapai melalui pembelajaran online, dan 70% tujuan/program lainnya dicapai melalui pembelajaran tatap muka.

Dengan demikian, yang dimaksud dengan flipped classroom dalam artikel ini adalah suatu implementasi blended learning yang di dalam pelaksanaannya dilakukan dengan membalik atau menukar kegiatan pembelajaran. Pembelajaran flipped class-room berbasis blended learning terdiri dari kombinasi antara pembelajaran online dan pembelajaran tatap

muka (face to face, F2F). Proporsi antara pembelajaran online, dan pembelajaran tatap muka sekitar 30%, dan 70%.

Penyajian materi/bahan ajar, latihan soal, dan tes untuk mengecek penguasaan bahan/materi dilakukan secara online (e- learning), yang diakses dan dikerjakan oleh peserta didik/mahasiswa di rumah atau.di luar ruang kelas Kegiatan pembelajaran tatap muka di ruang kelas dititikberatkan pada kegiatan menyediakan pengalaman belajar bagi mahasiswa untuk melatih dan mengembangkan pengetahuan metakognitif misalnya pengalaman dalam memecahkan masalah pemrograman NC. Peran pengajar dalam kegiatan tatap muka lebih banyak sebagai pembimbing yang tugasnya lebih pada melakukan pendampingan.

Menurut Bleed, dan Garnham & Kaleta dalam Joutsenvirta dan Myyry, tujuan blended learning, yang dilaksanakan dengan strategi flipped classroom adalah sebagai satu kesempatan untuk mendesain dan merancang kembali jalannya aktivitas pembelajaran, pengembangan bahan/materi pembelajaran, jadwal, dan penyediaan content pendidikan yang mengombinasikan pembelajaran secara fisik dan virtual. Program pembelajaran didesain ulang dengan mengombinasikan fitur terbaik dari pembelajaran tatap muka di ruang kelas dengan fitur terbaik dari pembelajaran online untuk menambah kesempatan bagi peserta didik untuk aktif belajar atas dorongan atau perintah dari dalam diri sendiri secara fleksibel, yang membuat mahasiswa belajar mandiri.

Berdasarkan definisi dan tujuannya, pendekatan blended learning yang dilaksa- nakan dengan strategi flipped classroom memiliki karakteristik atau ciri-ciri khusus. Beberapa karakteristik tersebut adalah; (1) pendekatan pembelajaran, yang memberi kesempatan peserta didik untuk mengatur sendiri jalannya kegiatan pembelajaran; (2) strategi/model pembelajaran yang memadu berbagai kegiatan berdasarkan aktivitas, termasuk tatap muka di ruang kelas, dan live e- learning, yang memberi pengalaman pembelajaran yang bermakna; (3) media penyampaian materi dan sumber belajar lainnya yang dapat untuk menciptakan rangsangan proses belajar internal, dan (4) evaluasi, dalam hal ini mencakup aspek kognitif, psikomotor (skill), dan afektif.

Karakteristik atau ciri khusus strategi flipped classroom berbasis blended learning dapat dilihat pada Tabel 1.

81

Tabel 1. Karakteristik Pendekatan Blended Learning

No Karakteristik Ciri-ciri Khusus

1 Pendekatan:

Pendekatan yang dapat memberikan pengalaman pembelajaran pemecahan masalah, dan peserta didik dapat mengatur sendiri jalannya pembelajaran

Melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan; 1.Teacher centered, (pembelajaran interaktif

berpusat pada pengajar)

2.Student centered (pembelajaran berpusat pada peserta didik)

2 Model/Strategi:

Mencampur berbagai

strategi/kegiatan berdasarkan aktivitas, termasuk tatap muka di ruang kelas, dan live e- learning,

Mengombinasikan strategi pembelajaran antara; 1.Pembelajaan online dengan proporsi sekitar

30%, untuk;

a. penyampaian pengetahuan faktual b.penyapaian pengetahuan koseptual

2.Pembelajaran tatap muka dengan proporsi sekitar 70%, untuk;

a. Fasilitasi peserta didik menguasai pengetahuan prosedural

b. Fasilitasi peserta didik menguasai pengetahuan metakognitif

c. Fasilitasi peserta didik berlatih keterampilan (psikomotorik)

3 Materi (content);

Menyajikan materi/isi menggunakan berbagai media utk memfasilitasi modalitas penerimaan peserta didik

Materi disajikan/disediakan dalam format; 1. Secara online (e-learning)

2.Teks dan visual 3.Animasi 4.Video

4 Evaluasi:

Mengukur hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik

Evaluasi hasil belajar dilakukan dengan: 1.Tes tertulis

2.Tes performance

Teori Blended-Flipped Classroom

Pendekatan blended-flipped classroom memiliki dukungan teoretis dan empiris yang menjadi tradisi dan dasar pemikiran penerapan blended learning, yaitu teori behaviorisme, teori belajar sosial, pembe-lajaran individual, dan konstruktivis. Teori behaviorisme mendasari aktivitas pengajar, bahwa dalam pembelajaran pengajar harus menyampaikan perilaku yang dapat diukur, diobserviasi dan diamati yang harus dipelajari peserta didik, pengajar harus memberi umpan balik, penguatan, dan reward kepada peserta didik terpilih yang telah mampu memenuhi perilaku yang ditentukan. Teori belajar sosial menjadi dasar aktivitas pembelajaran yang menuntut pengajar harus memberikan demonstrasi untuk memperlihatkan unit-unit keteram-pilan dasar yang harus dapat diikuti atau ditiru oleh peserta didik. Pembelajaran individual menjadi dasar bagi pengajar menyiapkan bahan ajar dan latihan

secara online yang dengan mudah dapat diakses dan dipelajari oleh peserta didik, serta dapat memberi umpan balik dengan segera mengenai penguasaan dan pemahaman akan bahan ajar setelah peserta didik selesai mengerjakan soal- soal latihan maupun tes penguasaan. Sedangkan teori konstruktivis mendasari pengajar untuk menyediakan pengalaman bagi peserta didik, belajar ber-eksperimen, latihan menerapkan berbagai pengetahuan yang telah dimilikinya pada aktivitas pembelajaran dan belajar untuk memecahkan masalah terutama apabila terdapat kesalahan dalam latihan penerapan pengetahuan tersebut.

Sintaksis atau langkah-langkah dalam penerapan strategi pembelajaran blended-flipped classroom disusun proporsional mengikuti perbandingan yang disarankan konsorsium Sloan, yaitu 70% pembelajaran tatap muka, selebihnya 30% pembelajaran online dan pembelajaran berbantuan komputer. Namun

82

demikian, pembagian persentase ini tidak dapat dipandang sebagai suatu rumus yang berlaku sama bagi semua pembelajaran, untuk semua bidang studi, karena acuan dasarnya adalah pada kesesuaian kebutuhan penggunaan tatap muka dan online dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Sintaksis/langkah-langkah pendekatan blended-flipped classroom adalah:

Langkah 1, mengklarifikasi tujuan dan

establishing set. Dalam langkah ini pengajar menyiapkan peserta didik/ mahasiswa untuk siap belajar, langkah yang dilakukan adalah menjelaskan tujuan pembelajaran, dan memberikan informasi latar belakang serta alasan pentingnya tujuan pembelajaran ini.

Langkah 2, diskusi dan elaborasi.

Dosen/pengajar memastikan bahwa materi pembelajaran (content) yang terdiri dari pengetahuan faktual dan konseptual yang dikemas dalam format teks (verbal) dan pictorial (visual), animasi, dan video yang disajikan secara online (e-learning) telah diunduh peserta didik/mahasiswa. Penjelasan dilakukan dengan diskusi (interaktif) menggunakan bantuan media berbasis komputer, untuk menampilkan simulasi (animasi) dan video yang mendemontrasikan materi pembelajaran.

Langkah 3, demonstrasi. Pada tahap/

langkah ini dosen/pengajar lebih dahulu menunjukkan contoh penerapan sejumlah pengetahuan faktual dan konseptual, serta mendemonstrasikan atau mempresentasikan keterampilan dan pengetahuan prosedural langkah demi langkah dengan benar.

Langkah 4, praktik terbimbing. Pada

langkah ini dosen/pengajar akan member-kan praktik yang sederhana dalam rangka menerapkan pengetahuan faktual dan konseptual. Praktik terbimbing dilakukan menggunakan bantuan software Virtual Reality (VR), yaitu media berbasis komputer yang mampu menampilkan kondisi nyata suatu lingkungan dan pengguna dapat langsung berinteraksi dengan hasil yang menampakkan kondisi nyata dari lingkungan tersebut. Di samping memberikan praktik awal yang sederhana, maka dosen/ pengajar juga harus memberikan praktik untuk meningkatkan over- learning agar dapat menjadi otomatis dan efektif untuk digunakan pada situasi baru.

Langkah 5, memeriksa pemahaman

peserta didik.dan memberikan umpan balik. Dosen/pengajar memeriksa hasil pengerjaan tugas dengan software Virtual Reality untuk

melihat apakah peserta didik telah dapat danberhasil melakukan praktik menerapkan pengetahuan faktual, dan konseptual yang dipelajari dengan benar, dan memberikan umpan balik langsung kepada peserta didik/ mahasiswa yang telah berhasil.

Langkah 6, memberikan praktik dan

transfer yang diperluas. Dalam langkah ini dosen/pengajar menetapkan syarat-syarat yang diperlukan untuk extended practice dengan memperhatikan transfer keteram-pilan ke situasi/keterampilan yang setingkat lebih komplek, misalnya praktik pemecahan masalah yang dapat mendorong penguasaan pengetahuan metakognitif.

Pembahasan

Pembelajaran CNC Dasar memiliki dua tujuan utama, yaitu; (1) menyediakan pengalaman agar peserta didik (mahasiswa) memiliki keterampilan menyusun Program NC, dan (2) menyediakan pengalaman agar mahasiswa memiliki keterampilan melayani pengoperasian mesin perkakas CNC. Kedua tujuan pembelajaran tersebut memiliki tipe/ karakteristik yang berbeda. Keterampilan menyusun Program NC akan memerlukan pemikiran yang imajinatif dan kreatif, yaitu menerapkan pengetahuan faktual dan konseptual (kode dan format pemrograman, sistem pemrograman, dan sebagainya) disusun menjadi sebuah program NC untuk mengatur jalannya operasi mesin perkakas CNC. Sementara keterampilan melayani pengoperasian mesin CNC merupakan keterampilan langsung di atas mesin CNC (hand-on), menerapkan pengetahuan prosedural (langkah-langkah pengoperasian mesin) yang tahap-tahapnya sudah ditentu-kan sehingga tidak memberikan ruang untuk kreativitas, demi menjaga dan melindungi dari bahaya akibat kesalahan pengoperasian.

Pendekatan yang selama ini digunakan pada pembelajaran CNC, yang dalam hal ini dipersepsikan sebagai pendekatan konvensional adalah suatu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher centered), di-implementasikan dalam bentuk pembe-lajaran interaktif tatap muka, menggunakan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction Model). Model atau strategi pembelajaran langsung, pelaksanaan pem-belajarannya terdiri dari lima langkah, yaitu: Fase 1 mengklarifikasi tujuan dan establishing set, yaitu guru menyiapkan mahasiswa untuk belajar dengan menje-laskan

83

Dalam dokumen Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta (Halaman 89-93)

Garis besar

Dokumen terkait