• Tidak ada hasil yang ditemukan

WAHANA PEMBELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI KREATIF

Dalam dokumen Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta (Halaman 147-149)

Raswa

Program Studi Pendidikan Tekologi dan Kejuruan

Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154, Indonesia

Email: raswa25964@yahoo.com

Abstrak

Dalam penelitian ini, Unit Produksi SMK diperankan sebagai pengembang potensi industri kreatif, sehingga lulusan SMK diharapkan memiliki minat dan kemampuan, baik dalam pengembangan produk maupun berwirausaha pada sektor industri kreatif. Masalah penelitiannya adalah bagaimanakah model Unit Produksi SMK itu yang secara efektif dan efisien dapat menjadi wahana pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan pada sektor industri kreatif? Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah menemukan model Unit produksi SMK sebagai wahana pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan pada sektor industri kreatif. Dalam kaitan itu, penelitian telah dilaksanakan di Cirebon dengan metode penelitian dan pengembangan. Pengumpulan data dilakukan melalui Wawancara, Studi Dokumen, Angket, dan Observasi. Model konstruk Unit Produksi SMK yang bersifat hipotetik diperoleh melalui Analisis SWOT terhadap kondisi potensi industri kreatif dan kondisi Unit Produksi SMK di Cirebon, yang kemudian dinamakan “model Unit Produksi SMK Three Wheels”. Model Unit Produksi SMK Three Wheels divalidasi secara rasional melalui Focus Group Discussion (FGD) dan divalidasi secara empiric melalui uji coba model pada program keahlianTeknik Elektronika Industri SMKN 1 Cirebon, Busana Butik SMKN 2 Kota Cirebon, Multimedia SMK Islamic Centre Kabupaten Cirebon. Hasil analisis dari temuan penelitian, ternyata model Unit Produksi SMK Three Wheels secara signifikan cukup efektif dan efisien dalam pengembangan minat dan potensi siswa berwirausaha pada sektor industri kreatif, juga secara signifikan cukup fleksibel dilaksanakan pada program keahlian yang lainnya di SMK. Rekomendasi yang dapat diajukan adalah dalam upaya mewujudkan program keselarasan antara pembelajaran di SMK dengan pemanfaatan dan pengembangan potensi ekonomi di daerah, khususnya potensi industri kreatif, maka model Unit Produksi Three Wheels dapat menjadi salah satu strategi alternatif.

Kata kunci: Unit Produksi SMK, Prakarya dan Kewirausahaan, Potensi industri kreatif

Pendahuluan

Esensi pendidikan kejuruan sesungguhnya adalah menjadi upaya dalam rangka memperkecil prosentasi Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan peningkatan kesejahteraan masyarakat atau memperkecil prosentasi kemiskinan. Namun belum sesuai apa yang diharapkan, pengangguran dan kemiskinan kini masih menjadi masalah dalam perekonomian bangsa kita ini. Menurut Badan Pusat Statistik (2012:1), bahwa tingkat pengangguran terbuka dari lulusan SMK sebesar 9,87 persen dan lulusan SMA sebesar 9,60 persen. Ternyata, tingkat pengangguran terbuka yang berasal dari lulusan SMK adalah lebih tinggi dari lulusan yang berasal dari SMA.

Sementara itu tantangan masa depan, ketenagakerjaan pada sektor industri berkembang dari industri padat karya, kemudian industri padat modal dan teknologi, ke arah industri padat kreativitas. Begitu juga struktur perekonomian, berkembang dari perekonomian berbasis pertanian, berbasis pertambangan, berbasis industri, berbasis teknologi komunikasi dan informasi, kemudian perekonomian berbasis kreativitas.

Pengalaman dari beberapa negara, antara lain China dan Inggris yang menurut Dong (2012:103) dan UNCTAD (2010:8), bahwa sektor industri kreatif ternyata berkontribusi secara signifikan terhadap penciptaan lapangan kerja, peningkatan kesejahteraan masyarakat,

138

dan peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB). Di Indonesia, dalam Perpres. RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, sektor Industri Kreatif telah tercakup dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional dan Kebijakan Industri Nasional, bahkan termasuk ke dalam klaster industri prioritas. Keberadaan industri kini masih sangat tergantung pada sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM). Sumber daya alam berhubungan dengan kompetensi inti daerah. Sumber daya manusia berhubungan dengan daya kreatif. Kebijakan otonomi pendidikan bertujuan agar SMK memiliki peran dalam pemanfaatan dan pengembangan potensi ekonomi daerah. Program pendidikan kejuruan dirancang agar menghasilan lulusan yang manakala mereka tidak memperoleh peluang kerja di tempat- tempat kerja, namun mereka tidak menganggur, mereka tetap produktif (menghasilkan) dan kreatif (memiliki banyak ide dan cara). Hal tersebut sejalan dengan yang dijelaskan dalam beberapa kebijakan pemerintah mengenai disentralisasi pendidikan, rencana strategis kementrian pendidikan nasional, program master plan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia, program desa vokasi, dan program kota kreatif, yang dapat disimpulkan bahwa program pendidikan kejuruan agar relevan dengan kebutuhan pembangunan dan menghasilkan lulusan yang produktif dan kreatif.

Sesuai dengan apa yang telah diuraikan itu, bagaimanakah agar pembelajaran di SMK memiliki hubungan tehadap pemanfaatan dan pengembangan potensi ekonomi daerah? Ajuan terhadap pemecahan masalah tersebut yang kemudian menjadi topik diskusi atau seminar kita adalah pengembangan model Unit Produksi SMK sebagai wahana pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan sektor Industri Kreatif.

Martubi dan Satunggalno (1998:ii), Sutopo (2012:419), Darjanto (2012:8), Rusnani (2012:1), Mahfud dan Pardjono (2012:27), dan Hakim (2010:1) menjelaskan, bahwa ternyata Unit Produksi di SMK dan pembelajaran kewirausahaan masih menemui beberapa masalah. Masalah tersebut bersumber dari kurangnya pemahaman guru tentang konsep Unit Produksi, guru yang masih kurang memiliki karakter dan budaya wirausaha, model

penyelenggaraan Unit Produksi yang kurang jelas, sumber pembiayaan operasional relatif kecil, belum ada produksi dari UP secara berkelanjutan, kualitas produk yang masih kurang, masih sedikit siswa yang terlibat dalam Unit Produksi, siswa masih kurang termotivasi untuk terlibat dalam kegiatan Unit Produksi, persepsi orang tua yang kurang mendukung anaknya dalam pemasaran produk, keterbatasan waktu yang dimiliki oleh guru dalam pendampingan kegiatan program Unit Produksi, kurangnya komunikasi dan koordinasi antar guru, dan produk hasil Unit Produksi yang masih kurang mendapat dukungan yang legal dalam pasar. Rata-rata kualitas pembelajaran kewirausahaan di SMK dipersepsikan baik oleh para siswa, namun materi kewirausahaan yang diajarkan belum lengkap dan mengena pada sasaran untuk mencetak wirausaha. Kebijakan implementasi kewirausahaan di SMK rata-rata dipersepsikan baik oleh para guru, namun dalam realitasnya banyak SMK belum memiliki roadmap yang jelas tentang pengembangan kewirausahaan di SMK. Jejaring dengan dunia industri yang masih rendah menyebabkan pembelajaran kewirausahaan di sekolah tidak efektif. Masalah-masalah tersebut menyebabkan penyelenggaraan Unit Produksi di SMK masih kurang berperan dan berfungsi sesuai dengan apa yang diharapkan, begitu juga pembelajaran kewirausahaan.

Hubungan dimensi ekonomi dengan pendidikan kejuruan adalah terkait dengan upaya untuk mewujudkan peserta didik, siswa SMK, menjadi manusia produktif, yang berarti mereka dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi bagi pemenuhan kebutuhan dirinya dan masyarakat. Dalam kaitan itu, inovasi terhadap Unit Produksi SMK, yang sesungguhnya adalah wadah pembelajaran yang merupakan bagian integral dari organisasi SMK, agar berfungsi menjadi interface antara SMK dengan dunia kerja dan dunia usaha. Pembelajaran di Unit Produksi sebagaimana yang dikemukakan oleh Billett (2011:244), Stenstrom (2009:25), dan Velde (2009:21), yaitu diharapkan siswa mampu memahami aktivitas kerja dan kemampuan kerja, baik mereka sebagai tenaga kerja maupun sebagai pengusaha. Dengan demikian, proses pendidikan kewirausahaan dapat diwadahi melalui Unit Produksi SMK.

139

Dalam dokumen Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta (Halaman 147-149)

Garis besar

Dokumen terkait