• Tidak ada hasil yang ditemukan

OTAK KIRI OTAK KANAN ALAM BAWAH SADAR PADA GELOMBANG OTAK YANG SESUA

Dalam dokumen Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta (Halaman 157-159)

Subiyono

Program Studi Pendidikan Teknik Mesin . Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta Jl. Colombo No. 1 Yogyakarta 55281 Telp (0274)586168

Email: Subiyonomp@Yahoo.co.id ABSTRAK

Tujuan umum mengenalkan potensi sinergi otak kiri otak kanan alam bawah sadar pada gelombang otak alpa teta, sedangkan tujuan khusus mengoptimalkan kecerdasan IQ, EQ, SQ dalam Pendidikan Teknologi dan Kejuruan.

Pendidik adalah pelaksana terdepan dalam membangun manusia seutuhnya, yakni melahirkan / membentuk manusia susila , machluk individu, machluk sosial, dan machluk beragama .Selanjutnya perlu diingat bahwa esensi dari semua bentuk pendidikan adalah mengenalkan potensinya ( Galileo), yang mana potensi yang dimaksud dapat meliputi potensi fisik, potensi kecerdasan, potensi emosional, dan potensi spiritual, hal ini sejalan dengan RENSTRA DEPDIKNAS 2010 - 2014 bahwa pembangunan pendidikan nasional kedepan berdasarkan paradigma manusia Indonesia seutuhnya, yang berfungsi sebagai subyek yang memiliki kapasitas untuk mengaktualisaskan potensi dan dimensi kemanusiaan secara optimal..

Terkait dengan itu, beberapa hal yang merupakan tantangan, pertama ; dewasa ini proses belajar mengajar masih dominan menggunakan potensi otak kiri. yang peran maksimalnya hanya 12 % dalam kehidupan manusia, sedangkan peran potensi alam bawah sadar sebesar 88 %, kurang, belum atau tidak dimanfaatkan, kedua ; dunia pendidikan belum sepenuhnya memperhatikan dan memanfaatkan secara optimal potensi otak kanan, alam bawah sadar, dan gelombang otak, dalam arti masih terbelenggu logika.yang terbatas, ketiga ; .pelaksanaan EQ dan SQ sebagiam besar masih dominan berbasis otak kiri, padahal EQ dan SQ adalah wilayah peran dominan otak kanan alam bawah sadar. pada gelombang Alpa atau Teta., keempat ; .pendidikan kejuruan masih banyak berbasis hard skill, aspek soft skill belum sesuai harapan. (Widarto : 2011, 4). Hal ini terjadi karena pendidikan soft skill / karakter masih berbasis metode otak kiri , padahal soft skill dan karakter adalah juga wilayah otak kanan ,alam bawah sadar. Yang Selanjutnya dikatakan pula oleh Widarto bahwa soft skill adalah pengembangan dari EQ ( Widarto, 2011 : 17)...

Kata kunci : Alam bawah sadar, Gelombang Otak , Otak Kanan

PENDAHULUAN

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan , melatih, menilai dan mengevaluasi ( Ibnu hajar,2011 : 88 ), sehingga dapat dikatakan bahwa peran guru adalah sebagai pengelola kelas, manajer, mediator, fasilitator, motivator, konselor, demonstrator, innovator, dan lain – lain.

Esensi dari semua bentuk pendidikan adalah mengenalkan potensinya ( Galileo), yang mana potensi yang dimaksud dapat meliputi potensi fisik, potensi kecerdasan, potensi emosional, dan

potensi spiritual., dari sisi Taxsonomi, potensi tersebut dipilahkan menjadi potensi affektif, potensi cognitive, dan potensi motorik, sedangkan dari sisi potensi pikiran, ada potensi pikiran sadar, potensi pikiran alam bawah sadar, dari sisi otak, ada potensi otak kiri dan otak kanan, dan dari sisi gelombang ada potensi gelombang : Super Gama, Gama, Beta, Alpa, Teta, Delta. dan Epsilon.. Pengembangan potensi tersebut sebenarnya searah, selaras dengan renstra Depdiknas 2010-2014 bahwa Pembangunan Pendidikan Nasional kedepan berdasarkan Paradigma Manusia Indonesia

148

Seutuhnya , yang berfungsi sebagai subyek yang memiliki kapasitas untuk mengaktualisaskan potensi dan dimensi kemanusiaan secara optimal.. (Widarto ,2011 : 7), Kecuali itu senada dengan pernyataan tersebut , bahwa guru adalah pelaksana terdepan dalam membangun manusia seutuhnya, yakni melahirkan / membentuk manusia susila , machluk individu, machluk sosial, dan machluk beragama ( Ibnu Hajar, 2011 ; 87 ).

Selanjutnya perlu disimak pula bahwa penemu – penemu terdahulu seperti Elias Howe (jarum mesin jahit), James Watson ( DNA ), Thomas Alpha Edison (mesin bicara), lampu pijar), Albert Einstein ( teori relativitas), Michael Angelo (patung David ), Wright. B (pesawat terbang), Copernicus dan Galileo (teleskop), Newton (gravitasi , M.Faraday (energi listrik) , dan lain – lain dalam mewujudkan produk yang didambakan menggunakan sinergi otak kiri , otak kanan, alam bawah sadar dan gelombang otak dalam proses penemuannya.

.. Untuk itu, berpijak dari beberapa pernyataan diatas, ada beberapa kenyataan yang perlu dianalisis dan dicari jawabannya adalah : (1) Dewasa ini dunia pendidikan di Indonesia belum seutuhnya menghasilkan hasil optimal dalam sistem penggarapan seluruh potensi anak didik, karena proses ini memang memerlukan pendidik yang mampu melakukan optimalisasi semua potensi manusia, sementara jumlah pendidik yang memahami dan mampu melakukan hal itu masih terbatas., (2) Dunia pendidikan belum sepenuhnya memperhatikan dan memanfaatkan secara optimal potensi otak kanan, alam bawah sadar, dan gelombang otak, dalam arti masih terbelenggu logika terbatas. Dengan kata lain bahwa belum semua pendidik memahami bahwa peran dan fungsi otak kiri, otak kanan, pikiran sadar, pikiran alam bawah sadar, dan gelombang otak, dimana masing – masing aspek memiliki wilayah peran dominan dalam proses pembelajaran, (3).Pelaksanaan EQ dan SQ sebagiam besar baru dalam taraf pengenalan, karena pelaksanaan pendidikan SQ, EQ masih dominant berbasis otak kiri, (4) Saat ini belum banyak pendidik yang tahu dan atau mampu mengkondisikan anak didik pada gelombanmg otak yang tepat., padahal

gelombang otak yang tepat adalah fasilitas gelombang untuk memasukkan informasi, pesan, nasehat, sugesti kealam bawah sadar.(5) Pendidikan soft skill di Indonesia memang sudah dipikirkan dan dilakukan, namun jumlahnya masih sedikit. Penelitian dalam Harvard Bussines Review menunjukkan bahwa hanya 20 % dari yang sukses didasarkan pada hard skill , sedangkan 80 % didasarkan pada soft skill. ( Syaiful.M.Magsri, 2008, 69 ), (6) Pendidikan kejuruan masih banyak berbasis hard skill, aspek soft skill belum sesuai harapan. (Widarto 2011 : 46) . Hal ini terjadi karena pendidikan soft skill / karakter masih berbasis metode otak kiri , padahal soft skill dan karakter adalah wilayah otak kanan , alam bawah sadar pada dan gelombang alpa dan Teta. Selanjutnya dikatakan pula oleh Widarto bahwa soft skill adalah pengembangan dari EQ ( Widarto, 2011 : 17), (7) Ceritera / paparan / informasi / materi / usul / nasehat / saran yang hanya masuk dalam pikiran sadar tidak akan tertanam permanent dalam memori jangka panjang. / tidak merekat karena tidak masuk kedalam data base pikiran alam bawah sadar, (8) Masih ada sebagian pendidik yang dalam penyampaian materinya kurang menarik perhatian, karena kurang mampu memanajemen pola suara, pola bahasa, bahasa tibuh dan kurang mengenal kata – kata yang memiliki bpotensi. ,.

Dari sisi manfaat , optimasilsai otak kanan alam bawah sadar pada gelombang otak yang sesuai , dalam bidang pembelajaran antara lain : (1).. Mengoptimalkan potensi otak untuk tampil semakin cerdas dan genius, (2). Membangun kedekatan guru dan murid. (3) Meningkatkan konsentrasi, daya serap, motivasi, kreativitas / inovatif, aktif, produktif,. (4) Menciptakan saat yang tepat yang menghasilkan daya serap dan konsentrasi tinggi serta hasil yang permanen dalam memory jangka panjang., (5) Pesan – pesan masuk / diserap / tertanam dengan mudah dan disimpan dalam memori jangka panjang., (6) Membentuk karakter positip lebih cepat, tepat dan tertanam kuat. ( karakter pribadi, karakter professional, karakter peran sesaat, karakter warga Negara ). (7) Menterapi / mengarahkan / membimbing / menuntun/ menyadarkan / mengungkap akar masalah./ memberi solusi./ memberi motivasi / memberi semangat, (8) Meningkatkan kualitas komunikasi verbal dan

149

Dalam dokumen Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta (Halaman 157-159)

Garis besar

Dokumen terkait