• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Spasial Ekologis Terumbu Karang pada Kawasan Gili Terawangan

Dalam dokumen HERPETOFAUNA DI TAMAN NASIONAL BALI BARAT (Halaman 123-127)

Mukhlis

FKIP Universitas Mataram. Jalan Madjapahit No.62 Mataram NTB

E_mail: muhklis.ocean@gmail.com Abstrak

Penelitiaan dilakukan di areal terumbu

karang Gili Terawangan Lombok, bertujuan untuk mengetahui kualitas ekosistim terumbu karang dari persentase tutupan karang hidup, indeks kematian karang, bentuk pertumbuhan karang, dan indeks keragaman bentuk prtumbuhan karang . Untuk mencapai tujuan penelitian, pengamatan dilakukan dengan metode transek garis (line transect) pada kedalaman 3 meter dan 10 meter di zona windward dan zona leeward dengan menggunakkan analisis persentase tutupan karang, indeks kematian karang, sebaran spasial bentuk pertumbuhan karang dan indeks keragaman bentuk pertumbuhan karang. Hasil penelitian menunjukan bahwa persen tutupan karang pada zona windward sebesar 36,95% kategori sedang dengan indeks kematian karangnya 0,17 ditemukan 13 bentuk pertumbuhan karang dengan indeks keragaman 0,843. Sedangkan zona leeward ditemukan persen tutupan karangnya sebesar 23,72% kategori jelek dengan indeks kematian karangnya 0,45 hanya ditemukan 11 bentuk pertumbuhan karang dengan indeks keragaman 0,456

Kata Kunci: Terumbu Karang

Abstract— Research was conducted in coral reef area of

the Gili Terawangan Lomnbok island, in order to know the quality of coral reef ecosystem in which indicated by live coral index percentage of coral reef life covered, coral reef death index, growth form of coral reef, and growth form diversity index. To reach the research target, observation was conducted with the line transect method at deepness 3 metre and 10 metre in windward zones and leeward zone by using analysis of percentage of coral reef life covered, coral reef death index, growth form of coral reef, and growth form diversity index. Result of research indicate that the percentage of coral reef life covered at windward zone equal to 36,95% with the coral reef death index 0,17. There were found 13 growth form of coral reef compose with the index of diversity 0,843. The percentage of coral reef life covered at leeward zone equal to 23,72% with the coral reef death index 0,45. There were only found 11 growth form of coral reef at leeward zone compose with the index of diversity 0,456.

Keywords: Coral Reef

PENDAHULUAN

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki wilayah laut sangat luas, dua pertiganya merupakan wilayah laut yang memiliki sumber daya alam hayati yang melimpah. Salah satu

sumber daya alam tersebut adalah ekosistem terumbu karang, yang luasnya 60.000 km² atau satu per delapan dari luas total terumbu karang yang terdapat di dunia. Ekosistem terumbu karang merupakan bagian dari ekosistem laut yang menjadi sumber kehidupan bagi beraneka ragam biota laut. Di dalam ekosistem terumbu karang bisa hidup lebih dari 300 jenis karang, lebih dari 200 jenis ikan dan puluhan jenis moluska, krustasea, sponge, algae, lamun dan biota lainnya (Dahuri, R. 2000). Suharsono, 2007 mengungkapkan bahwa sampai saat ini, jenis karang yang ditemukan di tanah air sebanyak 590 jenis yang termasuk dalam 83 marga karang atau 80 persen karang yang ada di dunia. Dari 590 jenis karang yang tercatat di Indonesia didominasi oleh karang dari genus Acropora 91 jenis, Montipora 29 jenis dan

Porites 14 jenis (Dirjen Perlindungan hutan dan

konsevasi Alam, 2008).

Terumbu karang merupakan endapan (deposit) padat kalsium karbonat (CaCO3), yang dihasilkan oleh lapisan epidermis karang melalui proses sekresi yang berada di pertengahan bawah polip karang dengan sedikit tambahan dari alga berkapur (calcareus algae) dan oganisme-organisme yang mensekresi kalsium karbonat (Nybakken, 1992). Proses sekresi yang terjadi pada lapisan epidermis karang menghsilkan rangka cawan (sceletal cup), tempat polip karang menetap. Cawan tersebut disebut

calyx, dinding yang mengelilingi cawan disebut theca

dan lantai cawan disebut lempeng basal (basal plate) (Barnes, 1980).

Odum, 1971 menyatakan bahwa dari semua organisme yang mensekresi kalsium karbonat, karang batu dan alga merah terutama genus Porolithon merupakan penyusun terpenting dalam pembentukan terumbu. Berdasarkan bentuk pertumbuhannya karang batu terbagi atas karang Acropora dan non-Acropora (English et.al.,1994). Bentuk pertumbuhan karang non-Acropora terdiri atas: 1). bentuk bercabang (branching), 2). bentuk padat (massive), 3). bentuk kerak (encrusting 4). bentuk lembaran (foliose), 5). bentuk jamur (mushroom), 6). bentuk submasif (submassive),7). karang api (Millepora), 8). karang biru (Heliopora). Sedangkan bentuk pertumbuhan Acropora terdiri atas: 1). Acropora bentuk cabang (Branching Acropora), 2). Acropora meja (Tabulate

Acropora), 3). Acropora merayap (Encursting Acropora), 4). Acropora submasif (Submassive Acropora), 5). Acropora berjari (Digitate Acropora),

Prosiding Seminar Nasional Biologi-IPA 2013 - ISBN: 978-979-028-573-6

Terumbu karang Indonesia saat ini telah banyak mengalami degradasi yang menghawatirkan. Hal ini ditunjukkan dari persentase penutupan karang hidup yang dalam kondisi rusak dan sedang masing-masing 39,5% dan 33,5%, sedangkan yang menunjukkan kondisi memuaskan dan baik masing-masing hanya tinggal 5,3% dan 21,7% (Suharsono, 1998).

Secara umum penyebab kerusakan terhadap terumbu karang dikelompokkan menjadi dua, yaitu kerusakan yang disebabkan oleh kegiatan manusia

(anthropogenic causes) dan permasalahan yang

disebabkan oleh alam (natural causes). Untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang kualitas terumbu karang yang bisa dipakai sebagai dasar pengelolaannya maka dilakukan penelitian tentang struktur bentuk pertumbuhan karang pada kawasan Gili Terawangan.

TUJUAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas ekosistim terumbu karang dari persentase tutupan karang hidup, indeks kematian karang, bentuk pertumbuhan karang, dan indeks keragaman bentuk prtumbuhan karang .

METODE

Penelitian ini dilakukan di Gili Terawangan dengan dua zona pengamatan yang ditetapkan berdasarkan arah datangnya angin, pada setiap stasiun dilakukan pengamatan pada kedalaman 3 m dan 10 m masing-masing tiga transek dengan menggunakan transek garis. Dari data transek dilakukan analisis; 1) Nilai penutupan menurut formulasi Cox (1967). 2) Indeks kematian karang 3) Sebaran spasial bentuk pertumbuhan karang dan 4) Indeks Keragaman bentuk pertumbuhan karang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Kualitas ekosistem terumbu karang Gili Terawangan

2) Zona Windward

Windward merupakan sisi yang menghadap

arah datangnya angin. Zona ini diawali oleh reef slope atau lereng terumbu yang menghadap ke arah laut lepas

a) Persen tutupan karang batu

Persen tutupan karang batu sebagai tolok ukur kualitas terumbu karang pada zona windward gili terawangan didapatkan 36,9% Gomez dan Yap (1988) mengatakan bahwa persentase yang demikian masuk dalam kategori sedang

b) Indeks kematian

Perbandingan persentase tutupan karang hidup sebesar 36,95% dan persen tutupan karang mati sebesar 8,04% pada zona windward yang menghasilkan nilai indeks kematian karang sebesar 0,17,.

c) Struktur bentuk pertumbuhan karang

Terumbu karang pada zona windward gili terawangan ditemukan ada 13 bentuk pertumbuhan karang yang didominasi oleh bentuk petumbuhan

Foliose 25,95% dan Masive 25,5% terlihat pada

gambar 1 25,9 25,5 17,53 9,96 4,38 3,59 3,59 2,39 1,99 1,99 1,59 1,2 0,4 0 5 10 15 20 25 30 Folios e Mas sive C.Bra nchi ng A.B ranc hing Ebcr ustingDigit ate Sub mas sive Mus hroom Tabul aie Encr usting Subm assi ve Millepor a Hel iopor a Benthic Lf % B e nt u k P e rt um bu ha n

Gambar 1 Sebaran Spasial Ekologis Bentuk Pertumbuhan Karang Zona Windward

d) Indeks keragaman bentuk pertumbuhan.

Hasil analisis Indeks keragaman karang batu menurut persentase keragaman tutupan tiap bentuk pertumbuhan karang pada zona windward Gili Terawangan sebesar 0,843.

3) Zona Leeward

Leeward merupakan sisi yang membelakangi arah datangnya angin. Zona ini umumnya memiliki hamparan terumbu karang yang lebih sempit dari pada windward reef dan memiliki bentangan goba (lagoon) yang cukup lebar

a) Persen tutupan karang batu

Hasil pengamatan pada zona leeward diperoleh persen tutupan karang batunya sebesar 23,72% Gomez dan Yap (1988) mengatakan bahwa persentase yang demikian masuk dalam kategori kualitas terumbu karang jelek

b) Indeks kematian

Perbandingan persentase tutupan karang hidup sebesar 23,72% dan persen tutupan karang mati sebesar 19,05% pada zona leedward yang menghasilkan nilai indeks kematian karang sebesar 0,45, ini menunjukan faktor lingkungan terumbu sangat tidak mendukung kehidupan karang dan kesehatan karang sangat buruk.

c) Struktur bentuk pertumbuhan karang

Terumbu karang pada zona leeward Gili Terawangan ditemukan ada 11 bentuk pertumbuhan karang yang didominasi oleh bentuk petumbuhan

Masive 36,59%, bentuk pertumbuhan Foliose

18,48%, Acropora Branching 14,86% terlihat pada gambar 2

Prosiding Seminar Nasional Biologi-IPA 2013 - ISBN: 978-979-028-573-6 36,59 18,48 14,86 11,23 6,16 5,07 4,35 1,45 1,09 0,36 0,36 0 5 10 15 20 25 30 35 40 Mas sive Folio se A.B ranch ing C.Br anch ing Ebcru stin g Mu shro om Digi tate Subm assi ve Encr ustin g Tabu laie Helio pora Benthic Lf % B e nt uk P e rt um b uha n

Gambar 2 Sebaran Spasial Ekologis Bentuk Pertumbuhan Karang Zona Leeward

d) Indeks keragaman bentuk pertumbuhan.

Hasil analisis Indeks keragaman karang batu menurut persentase keragaman tutupan tiap bentuk pertumbuhan karang pada zona leeward Gili Terawangan sebesar 0,456, menunjukan bahwa nilai indeks keragaman masih sangat jauh dari nilai kragaman sempurna yang berarti karang mengalami gangguan berat.

4) Kondisi Lingkungan Perairan

Ada empat faktor lingkungan yang diukur yaitu kecerahan, kecepatan arus, suhu dan salinitas. Zona windward teramati kecerahan rata-rata 22,36 m suhu 27,52oC, kecepatan arus 4,77 m/mntdan salinitas 33,21ppt sedangkan zona leeward kecerahan 14,36, suhu 27,52 oC, Kecepatan arus 2,67 m/mnt, dan salinitas 31,53 ppt

Pembahasan

Kajian spasial ekologis ekosistem terumbu karang pada dua zona pengamatan yang berdasarkan persen tutupan karang, indeks kematian , struktur bentuk pertumbuhan karang dan indeks keragaman, secara umum kualitas spasial ekosistem terumbu karang pada gili terawangan dari persen tutupan karang hidupnya masih sangat rendah yaitu antara 23,72% zona leeward yang masuk kualitas terumbu karang jelek sampai 36,9% zona windward tergolong kategori sedang. Dari persen tutupan karang hidup dengan persen tutupan karng mati pada kedua zonapun berbeda sehingga indeks kematian pada dua zona berkisar antar 0,17 pada zona windward yang menunjukan kesehatan karang kurang bagus dan indeks kematian 0,45 pada zona leeward yang menunjukan kesehatan karang sangat jelek. Perbedaan kualitas terumbu karang pada dua zona ini disebabkan karena adanya perbedaan kondisi lingkungannya yaitu kecepatan arus, kecerahan, suhu dan salinitas.

Faktor lingkungan mempunyai pengaruh cukup besar terhadap pertumbuhan karang. Adapun faktor-faktor lingkungan tersebut adalah cahaya, suhu, sedimentasi dan aktivitas biologi (Houch, 1977; Levinton, 1982; Nybakken, 1992). Lebih lanjut Levinton (1982) mengungkapkan bahwa suhu adalah faktor lingkungan yang paling besar pengaruhnya

terhadap pertumbuhan organisme laut termasuk karang. Secara rinci kondisi lingkungan yang dapat mendukung pertumbuhan karang adalah suhu air lebih dari 18 °C, pada kedalaman 50 m, kadar garam 30 - 36 ppt, pengendapan rendah, air bebas dari polusi, harus ada lebih dahulu substrat yang keras untuk menempel (White, 1987). Beberapa pengaruhnya dapat dilihat pada kecepatan metabolisme, pertumbuhan dan reproduksi, dan perombakan bentuk luar dari karang

Kualitas ekosistem terumbu karang dilihat dari struktur bentuk pertumbuhan dan indeks keragaman pada dua zona, maka zona windward ditemukan lebih banyak bentuk pertumbuhan karangnya yaitu 13 bentuk pertumbuhan dengan indeks keragaman 0,843 sedangkan zona leeward ditemukan 11 bentuk pertumbuhan dengan indeks keragaman 0,45. Tingginya bentuk pertumbuhan karang dan indeks keragaman karang batu pada zona windward menunjukan pada zona ini masih lebih baik kondisi lingkungannya yang mendukung kehidupan karang terutama kecerahan, kecepatan arus dan salinitasnya daibandingkan kondisi lingkungan pada zona leeward.

KESIMPULAN

Kualitas ekosistem terumbu karang Gili Terawangan dari persentutupan karangnya termasuk ekosistem terumbu karang yang berkualitas sedang, dari indeks kematian karang kualitas kesehatan karangnya tergolong rendah , dari struktur bentuk pertumbuhan karang memiliki bentuk pertumbuhan sangat bervariasi.

Kualitas spasial ekologis ekosistem terumbu karng zona windward dari persentase tutupan, indeks kematian, variasi bentuk pertumbuhan, dan indeks kragaman bentuk pertumbuhan lebih baik dari kualitas spasial elogis ekosistem terumbu karang pada zona leeward.

Kondisi lingkungan peraiaran pada zona

windward masih cukup baik untuk pertumbuhan

karang terutama faktor kecerahan, kecepatan arus dan salinitas dibandingkan zona leeward

REFERENSI

Barnes, D.R. 1980. Invertebrata Zoology (Fourth ed.) Holt Saunders International Editions, Tokyo. 1089 p.

Cox, G.W., 1967. Laboratori Manual of General Ecology . M.C. Brown Company Publishers. Dubuque, IOWA. 165 hal

Dirjen Perlindungan Hutan dan Konsevasi Alam, 2008. Pedoman Penangkaran/Trasplantasi

Karang Hias yang Diperdagangkan,

English S., C. Wilkinson & V. Baker. 1994. Survey manual for tropical marine resources.

Prosiding Seminar Nasional Biologi-IPA 2013 - ISBN: 978-979-028-573-6

ASEAN-Australia Marine Science Project: Living Coastal Resources.

Gomez, E. D dan H. T. Yap 1988. Monitoring Reef

Condition. R. A. Kenchington dan Brrydget

E. T. Hudson (Editor). Unesco Regional office For Science and Technology For South East Asia. Jakarta.

Houch, J. E. 1977. The Respons of Coral Growth Rate and Sceletal Strentium Content

to.Light Intencity and Water Temperature.Proc. 3 d Int. Symp. Coral Reef ed Tailor, D. L. School of Marine and Atmospheric Scince University of Miami.2:425-431

Levinton, J. S. 1982. Marine Ecology. Practice Hall Inc.. Engloweed Cliffs, New Jersey 526. Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan

Ekologis (Terjemahan dari M. Eidman., Koesoebiono, D.G. Bengen., M. Hutomo dan S. Suharjo). P.T. Gramedia Jakarta. 459 p. Odum, E.P. 1971. Fundamental of Ecology. Third

Edition W.B. Sandersco. Philadelphia. 574 p. Dahuri, R. 2000. Kebijakan dan Strategi Pengelolaan

Terumbu KarangIndonesia.Proseding

Lokakarya Pengelolaan dan IPTEK Terumbu Karang Indonesia.LIPI Jakarta. pp 1-16

Suharsono, 1998. Condition of Coral Reef Resources in Indonesia. Jurnal Pesisir dan Lautan. Volume 1,No.2, 1998 ISSN 1410-7821.hal.44-52.

Suharsono, 2007. Pengelolaan Terumbu Karang Di Indonesia, Pidato Pengukuhan Profesor

Riset Bidang Ilmu Oseanografi. Pusat

Penelitian Oseanografi (P2O) LIPI Jakarta. White, A. T.1987. Coral Reefs Valuable Resources of

South - East Asia. International Center for Living Aquatic Resources Management.

Prosiding Seminar Nasional Biologi-IPA 2013 - ISBN: 978-979-028-573-6

Herpetofauna di Kawasan Cangar, Arboretum Sumber Brantas

Dalam dokumen HERPETOFAUNA DI TAMAN NASIONAL BALI BARAT (Halaman 123-127)

Dokumen terkait