• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Kecoa (Periplaneta americana Linnaeus) Saat Membalikkan Tubuh

Dalam dokumen HERPETOFAUNA DI TAMAN NASIONAL BALI BARAT (Halaman 57-60)

Geo Septianella1, Dewi Elfidasari1

1Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Al Azhar Indonesia Jl. Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

Abstrak—Perilaku adalah tindakan atau aksi yang

mengubah hubungan antara organisme dan lingkungannya. Perilaku seperti grooming dan

thanatosis. Kecoa merupakan serangga yang sering

ditemukan di lingkungan sekitar manusia, diantaranya di dapur, septic tank, saluran air, tempat sampah, dan di tempat-tempat lembab lainnya. Ada kurang lebih 3.500 spesies yang ditemukan dalam 6 famili. Spesies di Indonesia yang sering ditemukan di lingkungan sekitar adalah Periplaneta americana. Penelitian yang

dilakukan adalah melihat perilaku kecoa saat dibalikkan tubuhnya.Perlakuan yang diberikan yaitu pada dua tempat yang berbeda yaitu 1) pada cawan petri 2) pada toples kotak. Kecoa di dalam cawan petri lebih cepat membalikkan tubuh daripada di toples plastik kotak, hal ini disebabkan perilaku saat membalikkan tubuh pada kecoa dipengaruhi oleh luas permukaan terhadap gerak kecoa dan tingkat stres, serta perilaku seperti grooming dan thanatosis.

Kata Kunci: kecoa; perilaku; grooming; thanatosis;

I. PENDAHULUAN

Perilaku pada hewan memiliki karakteristik tersendiri yang dibahas dalam suatu ilmu yang disebut etologi. Menurut Suhara (2010) perilaku adalah tindakan atau aksi yang mengubah hubungan antara organisme dan lingkungannya. Makhluk hidup memiliki perilaku yang berbeda-beda termasuk pada serangga, seperti kecoa. Kecoa atau lipas adalah serangga yang sering ditemukan di lingkungan sekitar kita, antara lain septic tank, saluran air, tempat sampah, dan tempat lembab lainnya. Menurut Humaeriyah (2012) habitat utama kecoa adalah daerah yang hangat dan lembab sehingga kecoa dapat bertahan hidup dan mampu berkembang biak.

Ada berbagai jenis kecoa di dunia yaitu sekitar 3.500 spesies yang ditemukan dalam 6 famili. Spesies yang sering ditemukan di Indonesia adalah spesies

Periplaneta americana merupakan spesies terbesar

dan distribusi penyebarannya luas ke seluruh Indonesia. Serangga seperti kecoa, belalang yang termasuk dalam ordo Orthoptera memiliki peran penting bagi lingkungan yaitu sebagai penyeimbang ekosistem pada lingkungan khususnya hutan (Erawati, 2010). Serangga diketahui pula berperan dalam penguraian yaitu dengan membantu mempercepat proses penguraian dengan memakan materi makanan yang membusuk (Waldbauer, 2003).

Secara morfologi, Periplaneta americana terbagi menjadi tiga bagian tubuh yang terdiri dari kepala (cephalo), tubuh (truncus), perut (abdomen). Di

samping itu Periplaneta americana memiliki morfologi yang spesifik dari spesies kecoa lainnya yaitu diantaranya warna dari kecoa dewasa adalah coklat kemerahan serta terdapat band kuning atau coklat pucat di sekitar tepi pronotum, memiliki cercus diujung abdomen dengan 18-19 segmen pada

Periplaneta americana jantan, sedangkan pada betina

13-14 segmen. Pada Periplaneta americana jantan terdapat pasangan stilus antara cercus sedangkan pada betina tidak ada stilus (Barbara, 2005).Penelitian pada

Periplaneta americana ini bertujuan untuk

menghitung waktu yang dibutuhkan Periplaneta

americana sehingga dapat membalikkan tubuhnya

kembali, serta mengamati perilaku saat dibalikkan tubuhnya.

METODOLOGI

Objek penelitian Periplaneta americana diperoleh dari sekitar saluran air tempat wudhu Masjid Agung azhar dan Laboratorium Kimia Universitas Al-azhar Indonesia Jalan Sisingamaraja Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Pengambilan sampel dilakukan dengan memasukkan sampel ke dalam botol mineral ukuran 1 liter. Pada minggu awal pengambilan sampel

Periplaneta americana diperoleh sebanyak 10 ekor.

Namun sebelum dilakukan pengamatan pada

Periplaneta Americana kondisi kecoa tersebut mati.

Setelah itu diperoleh sampel kembali sejumlah 4 ekor

Periplaneta americana, akan tetapi 2 ekor menghilang

karena lepas dari wadah pengambilannya sisanya digunakan untuk diamati pada cawan petri. Kemudian dilakukan pengambilan sampel kembali hingga diperoleh 2 ekor untuk diamati pada toples kotak plastik. Alat-alat yang digunakan yaitu 2 buah cawan petri dengan diameter 9 cm, serta 2 buah toples kotak plastik berukuran 9,7 x 7 cm, kain kassa, karet gelang, sarungtangan, masker, stopwatch, kamera serta alat tulis.

Periplaneta americana diamati perilakunya saat

membalikkan tubuh dalam keadaan abdomen menghadap ke atas. Parameter yang diamati adalah waktu yang dibutukan untuk kembali ke posisi normal sehingga bisa berjalan kembali serta perilaku saat membalikkan tubuhnya. Perlakuan dilakukan pada dua tempat yang berbeda, yaitu pada cawan petri dan toples kotak plastik. Cawan petri berbahan kaca dan toples yang berbahan plastik memiliki permukaan yang licin (Mujiarto, 2005; Hartanto, 2012) namun luas permukaannya berbeda.

Prosiding Seminar Nasional Biologi-IPA 2013 - ISBN: 978-979-028-573-6

HASILDANPEMBAHASAN

Dari hasil yang diperoleh terhadap waktu dan perilaku saat membalikkan tubuh pada Periplaneta

americana pada tempat yang berbeda menunjukkan

hasil yang cukup signifikan, yaituadanya perbedaan waktu yang dibutuhkan untuk membalikan tubuh pada tempat yang berbeda.

TABEL 1. RATA-RATA WAKTU MEMBALIKKAN TUBUH

Periplaneta Americana

Keterangan:*CP1: CawanPetri 1 *CP2: Cawan Petri 2

Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa

Periplaneta Americana yang diletakan pada cawan

petri lebih cepat membalikkan tubuhnya dibandingkan pada toples plastik kotak. Berdasarkan rata-rata waktu yang dibutuhkan kecoa untuk membalikan kembali tubuhnya pada cawan petri satu yaitu 01.11 detik dan cawan petri dua 02.12 detik. Hal ini disebabkan karena luas permukaan pada cawan petri lebih sempit dibandingkan pada toples kotak plastik sehingga kaki-kaki kecoa yang bertugas membalikkan tubuh lebih mudah (Humaeriyah, 2012). Kecoa juga dapat melakukan perpindahan dengan cepat karena memiliki tingkat stres yang rendah terlihat dari aktivitas sebelum membalikkan tubuhnya.

Perilaku yang berhasil diamati pada saat

Periplaneta americana membalikan tubuhnya adalah grooming dan thanatosis. Grooming pada kecoa

adalah aktivitas membersihkan permukaan luar tubuh dan mungkin memiliki fungsi lain juga, seperti berkomunikasi dengan saling memberikan sinyal antar individu dan membantu aktivitas perpindahan (Spruijt

et al., 1992). Grooming yang dilakukan membersihkan

permukaan luar tubuh dan antena sinyal sensorik dengan menggunakan. Sedangkan perilaku thanatosis adalah perilaku pada hewan dengan cara pura-pura mati dan membuat kaku anggota tubuhnya. Cara ini dilakukan dalam rangka pertahanan serangan musuh(Faisal, 2000).

Waktu yang dibutuhkan untuk membalikkan tubuh pada Periplaneta americana di toples kotak plastik lebih lambat daripada yang berada di cawan petri (Tabel 1). Hal ini disebabkan karena toples kotak plastik ini memiliki luas permukaan yang lebih besar daripada cawan petri, yaitu sebesar 9,7 x 7 cm.

Periplaneta americana pada toples 2 lebih lambat

membalikkan tubuhnya karena lebih banyak melakukan grooming dan hanya kadang-kadang saja berperilaku thanatosis. Pengamatanyang dilakukan Hansen (2008) terhadap laba-laba (Pisaura miribilis) yang berperilaku thanatosis merupakan strategi perlindungan yang dilakukan untuk menghindari betina yang bersifat kanibalistik, maka jantan

pura-pura mati. Perilaku ini bertujuan menjaga agar laba-laba jantan tersebut selamat dari serangan betina. Begitupun pengamatan terhadap jangkrik (Gryllus

bimaculatus) yang menampilkan imobilitas pada

otot-ototnya dengan kondisi tiba-tiba kaku dan tidak menggerakkan tubuh selama beberapa menit. Perilaku ini bertujuan untuk pertahanan dari serangan musuh (Nishino, 2004). Adapun hasil gambar dari

Periplaneta americana sebagai berikut:

Pada Periplaneta americana yang berada di toples dengan kondisi diberi tutup kain kassa sebagai rongga-rongga udaranya. Periplaneta americana ini sulit untuk membalikkan tubuh karena luas permukaan toples lebih luas sehingga kecoa sulit mendekatkan tubuhnya pada sisi-sisi toples, disamping itu toples yang terbuat dari plastik, namun lebih licin dari kaca. Waktu yang dibutuhkan oleh perilaku Periplaneta

americana membalikkan tubuh dipengaruhi beberapa

faktor seperti luas dan permukaan wadah, grooming, dan thanatosis.

KESIMPULAN

Perlakuan yang diberikan pada Periplaneta

americana menghasilkan data bahwa perlakuan pada

cawan petri ukuran diamaternya 9 cm dengan tinggi 1 cm lebih cepat membalikkan tubuhnya, karena faktor luas permukaannya lebih kecil daripada yang berada di toples kotak plastik yang berukuran 9,7 x 7 cm. Perilaku pada saat membalikkan tubuhnya yaitu

Periplaneta americana melakukan grooming yaitu

membersihkan sinyal sensorik serta anggota tubuhnya dan berperilaku thanatosis sebagai bentuk perlindungan diri.

DAFTARPUSTAKA

[1] Barbara, K.A. 2005. American Cockroache, Periplaneta americana (Linnaeus) (Insecta: Blattodae: Blattidae). Paten Florida No. FL32611.

[2] Camhi, J.M, Tom, W.1978. The Escape Behaviour of the Cokroaches Periplaneta americana.Journal Of Compertaive Physiology.A 128: 193-201. Pengujian CP 1 (s)* CP 2 (s)* Toples 1(s) Toples 2 (s) 1 33 02.37 03.12 08.43 2 33 01.07 03 09.22 3 02.28 02.52 05.49 47 Total Rata-rata 01.11 02.12 03.04 06.01 A

Keterangan: gambar A. Periplaneta americana pada cawan petri 1; gambar B. Pada cawan petri 2; gambar C. Periplaneta americana pada toples kotak plastik ; gambar D. Pada toples kotak plastik 2.

D C

B A

Prosiding Seminar Nasional Biologi-IPA 2013 - ISBN: 978-979-028-573-6

[3] Eichler AW, Haspel G, Liberrsat F. 1999. Venom of a Parasitoid Wasp Induces Prolonged Grooming in The Cocroach. The Journal of Experimental Biology202: 957-954.

[4] Faisal AA, Matheson T. 2001. Coordinated Righting Behaviour in Locusts. The Journal Experimental Biology204: 637-648.

[5] Hansen SL, et al. 2008. Thanatosis as an adaptive male mating strategy in the nuptial gift giving spider Pisaura mirabilis. Behavioral Ecology 19:546-551.

[6] Hartanto BA, Angraini D, Pratiwi EYR. 2012. Gelas dan Kaca: Makalah Bahan Konstruksi Kimia. Program Studi Teknik Kimia, Politeknik Negeri Sriwijaya, Palembang.

[7] Humaeriyah, Hana.2012. Perilaku dan Lokomosi Kecoa: Laporan penelitian. Fakultas Sains dan Teknologi, Univ. Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Bandung.

[8] Mujiarto, Iman. 2005. Sifat dan Karakteristik Material Plastik dan Bahan Aditif. <http://mesinunimus.files.wordpress.com/2008/0 2/sifat-karakteristik-material-plastik.pdf> Diakses pada tanggal 12 Januari 2013.

[9] Nishino, H. 2004. Motor output characterizing thanatosis in the cricket Gryllus bimaculatus. Journal of Experimental Biology 207: 3899-3915.

[10] Robinson, H.W. 1996. Antennal Grooming and Movement Behaviour in The German Cockroach, Blatella Germanica (L.). Proceedings of the Second International Conference on Urban Pests; Edinburgh, 7-10 Jul 1996. The International Conference on Urban Pest.

[11] Spruijt, B. M., Van Hooff, J. A. R. A. M. and Gispen, W. H. 1992. Ethology and neurobiology of grooming behavior. Physiology Review 72: 825–852.

[12] Suhara. 2010. Etologi Studi Objektif Mengenai Perilaku.

<http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PE

ND._BIOLOGI/196512271991031-SUHARA/Ch.1_ETOLOGI_%5BCompatibility_ Mode%5D.pdf> Diakses tanggal 12 Januari 2013.

[13] Waldbauer, Gilbert.2003.What Good Are Bugs? Insects in the Web of Life. Harvard University Press: America

[14] Sukis Wariyono. 2008. Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar 3: Panduan Belajar IPA Terpadu untuk Kelas IX SMP/ MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

[15] Erawati NV, Kahono Sih. 2010. Keanekaragaman dan Kelimpahan Belalang danKerabatnya (Orthoptera) pada Dua Ekosistem Pegunungan di Taman Nasional Gunung Halimun-Salak.Jurnal Entomologi Indonesia7(2): 100-115.

Prosiding Seminar Nasional Biologi-IPA 2013 – ISSN:978-979-028-573-6

Komposisi dan Struktur Vegetasi Habitat Burung Air di

Dalam dokumen HERPETOFAUNA DI TAMAN NASIONAL BALI BARAT (Halaman 57-60)

Dokumen terkait