• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesimpulan

Berdasarkan studi komprehensif yang telah dilakukan terhadap kasus pertambangan batubara di Kota Samarinda, dapat disimpulkan:

1. Pertambangan batubara di Kota Samarinda masih berstatus kurang

berkelanjutan, akibat belum terlaksananya dengan baik praktek pengelolaan pertambangan yang baik dan benar pada saat ini. Kondisi kurang berkelanjutan ini merupakan kondisi sementara yang dalam jangka panjang dapat berubah menjadi cukup berkelanjutan sampai berkelanjutan, dengan mendorong faktor pengungkitnya sebagai strategi dan langkah kebijakan untuk perbaikan tingkat keberlanjutan

2. Valuasi ekonomi tambang batubara dihitung pada wilayah bukaan lahan

terganggu seluas 156,07 ha dengan memperhitungkan eksternalitas negatif kegiatan pertambangan batubara, yaitu: deplesi batubara, deplesi kayu dan manfaat hutan yang hilang. Eksternalitas negatif tersebut relatif sangat besar mencapai nilai sebesar 80% dari total manfaat bruto pertambangan. Eksternalitas negatif terbesar adalah dari deplesi batubara, disusul dengan manfaat hutan yang hilang dan deplesi kayu. Besarnya nilai deplesi batubara terkait dengan tingkat produksi dan unit rent nya. Semakin besar produksi batubara, tingkat deplesi batubara semakin besar. Besarnya nilai manfaat hutan yang hilang terkait dengan bukaan lahan yang terganggu yang belum direklamasi seluas 156,07 ha dan satuan nilai manfaat totalnya (nilai guna langsung, nilai guna tak langsung dan nilai bukan guna; nilai bukan guna termasuk nilai pilihan, warisan dan keberadaan). Semakin kecil bukaan lahan terganggu yang belum di reklamasi, semakin kecil nilai manfaat hutan yang hilang. Pada kajian valuasi ekonomi dengan data tahun 2012 tersebut, tingkat produksi batubara cukup besar dan luasan lahan terganggu relatif kecil, sehingga terjadi nilai deplesi batubara jauh lebih besar daripada nilai manfaat hutan yang hilang maupun nilai deplesi kayu.

3. Pertambangan batubara memberikan dampak negatif dan positif terhadap

masyarakat dan Kota Samarinda. Kontribusi perusahaan tambang dalam aspek pengelolaan lingkungan serta kegiatan pengembangan masyarakat (pendidikan, perekonomian, kesehatan, sarana dan prasarana) masih kurang. Padahal keberadaan kegiatan yang terencana pada aspek ini dapat mengurangi keluhan masyarakat dan dampak negatif yang ditimbulkan.

4. Sebuah model kebijakan pertambangan batubara yang berkelanjutan yang

didisain dengan pendekatan terpadu dan komprehensif telah berhasil dibangun, melalui dua tahap sebagaimana tergambarkan pada Gambar 92. Tahap pertama, penetapan parameter-parameter kunci berdasarkan temuan dari analisis MDS, ISM dan valuasi ekonomi. Tahap kedua, disain aspek

keberlanjutan pertambangan pada lima dimensi yang dianalisis, menggunakan pendekatan 3 skenario: pesimis, moderat dan optimis, untuk dibandingkan dinamika perubahannya terhadap waktu selama kegiatan pertambangan. Berkenaan dengan model yang dibangun tersebut disimpulkan beberapa butir penting sebagai berikut:

a. Skenario optimis menjadi pilihan utama untuk dapat menjadi dasar bagi penerapan kebijakan pengelolaan pertambangan batubara yang lebih baik dan berkelanjutan ke depan, karena akan menghasilkan tingkat perubahan keberhasilan keberlanjutan terhadap waktu yang terbaik dibandingkan dengan skenario lainnya.

b. Terkait dengan kondisi kurang berkelanjutan pada pertambangan

batubara saat ini, dalam jangka menengah-panjang dapat diubah kondisi yang semula kurang berkelanjutan menjadi cukup berkelanjutan sampai berkelanjutan yaitu dengan menerapkan dimensi kebijakan, strategi dan langkah kebijakan seperti tertuang dalam Tabel 39, 40 dan 41. Kegagalan dalam mengelola pelaksanaan kebijakan, seperti: 1) kurang terlaksananya kegiatan reklamasi tambang; 2) kurangnya biaya pengembangan masyarakat; serta 3) rendahnya tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi lokal, akan mengakibatkan gagalnya merubah kondisi yang saat ini kurang berkelanjutan menjadi berkelanjutan.

Saran

1. Untuk pengembangan Kota Samarinda masa depan, disarankan untuk

melakukan kebijakan terkait dengan: a) kerjasama untuk kesepakatan alih fungsi lahan eks pertambangan; c) mengawal tumbuhnya ekonomi dan lapangan usaha baru pasca pertambangan; c) menetapkan kriteria pertambangan batubara yang berkelanjutan.

2. Disarankan agar para pemangku kepentingan melakukan langkah penyiapan, pelatihan dan perekrutan SDM, konsisten dalam pengembangan lahan setelah pascatambang baik melalui pengembalian fungsi hutan atau alih fungsi lahan lain yang bermanfaat, serta penyiapan pertumbuhan kegiatan perekonomian rakyat. Hal ini sebagai langkah untuk mengawal proses transformasi manfaat sumberdaya batubara dapat berlangsung secara berkelanjutan selama dan setelah sumberdaya tersebut habis.

3. Langkah kebijakan strategis yang disarankan:

a. Konsistensi pengendalian gangguan kegiatan pertambangan terhadap

ekosistem (pengendalian erosi, pengembalian fungsi vegetasi pada tanah permukaan)

b. konsistensi dalam penegakan hukum terhadap pelanggaran ketentuan

lingkungan dalam pertambangan, mulai dari awal operasi sampai pascatambang, termasuk pelaksanaan kewajiban reklamasi oleh perusahaan tambang (jaminan reklamasi, program reklamasi, biaya reklamasi).

c. Penyediaan tenaga SDM pengawas/inspektur pertambangan yang secara kualitas dan kuantitas terjamin melalui perekrutan, pelatihan, serta kerjasama lintas sektor terkait (pemerintah pusat, pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan lain-lain).

d. Pelarangan fasilitas sarana dan prasarana umum (jalan angkut, pelabuhan, dan lain-lain) untuk kegiatan pertambangan.

e. Tersedianya program dan dana pengembangan masyarakat terutama untuk mendorong kegiatan ekonomi lokal.

f. Tersedianya regulasi tentang kriteria keberhasilan pembangunan

pertambangan batubara yang berkelanjutan (ekonomi, sosial dan lingkungan).

g. Tersedianya regulasi tentang kriteria pertumbuhan ekonomi lokal disekitar wilayah tambang batubara.

4. Studi selanjutnya:

a. Melakukan studi per wilayah secara spesifik, khususnya pada wilayah lahan terganggu PKP2B dan IUP secara terpisah, sehingga akan dapat dibandingkan lebih jelas perbedaannya. Hal ini juga untuk menghilangkan pengaruh agregasi dari model yang diterapkan.

b. Pendalaman studi kriteria keberhasilan pertumbuhan ekonomi lokal sekitar tambang sebagai kunci dalam tercapainya pembangunan yang berkelanjutan.

c. Pendalaman metode studi keberlanjutan dimasa yang akan datang dengan mengabungkan sistem dinamik dengan data peta GIS reklamasi pada saat ini untuk membuat perkiraan peta reklamasi ke depan dalam berbagai kondisi (skenario pesimis, moderat dan optimis).

DAFTAR PUSTAKA

Agustina I. 2007. Kajian Tentang Konsep Keberlanjutan Pada Beberapa Kota Baru Dan Permukiman Berskala Besar. Jurnal PWK Unisba, 7(2):38-55. Program Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota Unisba. Bandung (ID):Unisba Pr.

Alpagut MA, Celebi N. 2003. System Dynamics Applications in the Mining Industry. Proceedings18th International Mining Congress and Exhibition of Turkey-IMCET. Ankara, Turki. Ankara (TR): Turkey IMCET. hlm.341-346. Agustino L. 2011. Sisi Gelap Otonomi Daerah. Jakarta (ID):Widia Padjadjaran

Pr.

Awaluddin, Susmiyati HR, Apriyani R. 2014. Implementasi Penggunaan Jalan Umum untuk Kegiatan Pengangkutan Batubara. J Beraja Inti. 3(4): 1-19. Barrow CJ. 1991. Land Degradation: Development and Breakdown of Terrestrial

Environments. New York (US):Cambridge Univ Pr.

[BC] Berau Coal. 2008. Laporan Pelaksanaan Kegiatan Reklamasi PT Berau Coal Tahun 2008. Jakarta (ID):BC.

Beck MB, Jakeman AJ, McAleer MJ. 1996. Construction and Evaluation of Models of Environmental Systems. Di dalam: MB Beck, MJ McAleer, editor. Modelling Change in Environmental Systems. New York (US):J Wiley. hlm.1-35.

[BG] Badan Geologi. 2013. Sumberdaya dan Cadangan Batubara. Bandung. (ID):BG.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2006. Sistem Terintegrasi Neraca Ekonomi dan Lingkungan 2000 – 2005. Jakarta (ID):BPS.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Samarinda Dalam Angka 2010. Jakarta. (ID):BPS.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Samarinda Dalam Angka 2012. Jakarta. (ID):BPS.

[BP] British Petroleum. 2011. BP Statistical Review. London (GB):BP Pr. Budhyono HT. 2008. Disain Sistem Penutupan Tambang Mineral Berkelanjutan

[Disertasi]. Bogor (ID):Institut Pertanian Bogor.

[CIFOR] Center for International Forestry Research. 2009. Sebuah Momentum: Laporan Tahunan 2009. Bogor (ID):CIFOR.

Cimren A, Bassi A, Fiksel J. 2010. T21-Ohio, a System Dynamics Approach to Policy Assessment for Sustainable Development: a Waste to Profit Case Study. Sustainability 2010. 2:2814-2832.

Dacko M. 2010. System Dynamics in Modelling Sustainable Management of the Environment and Its Resources. J Env Study. 19 (4):699-706.

Danandjaja. 2012. Metodologi Penelitian Sosial.Yogyakarta (ID):Graha Ilmu [DBB] Direktorat Pembinaan Pengusahaan Batubara. 2013. Laporan Tahunan

2012. Jakarta (ID):DBB.

[DJMB] Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara. 2009. Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Lokasi Tambang. Jakarta (ID):DJMB. [DJMB] Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara. 2011. Laporan Tahunan 2010.

Jakarta (ID):DJMB.

[DJMB] Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara. 2012. Cetak Peta PKP2B dan IUP Kota Samarinda. Jakarta (ID):DJMB.

[DJMB] Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara. 2014. Laporan Tahunan 2013. Jakarta (ID):DJMB.

[FAO] Food and Agriculture Organization. 2010. Global Forest Assessment 2010- Country Report: Indonesia. Rome (IT):Forestry Dept FAO.

Fatah, L. 2008. The Impacts of Coal Mining on the Economy and Environmental of South Kalimantan Province. ASEAN Econ Bul. 25 (1):85-96.

Fauzi A, Suzy A. 2002. Evaluasi Status Keberlanjutan Pembangunan Perikanan: Aplikasi Pendekatan Rapfish (Studi Kasus Perairan Pesisir DKI Jakarta). J Pesisir dan Lautan. 4 (2):43-55.

Ginoga KL, Lugina M. 2007. Biaya Transaksi dalam Perolehan Sertifikat Penurunan Emisi Mekanisme Pembangunan Bersih Kehutanan. J Penel Sos dan Ekon Kehut. 4(1):93-119.

Guo L. 2012. The Sustainable Development System Structural Model of Shanzi Coal. J of Sus Dev. 5(1):128-132.

Haeruman H. 2009. Strategi Pengelolaan Kualitas Lingkungan. Universitas Indonesia, Jakarta (ID):Universitas Indonesia Pr.

Hamzah U. 2007. Pengelolaan Sumber Daya Alam Migas di Kawasan Konservasi: Studi Kasus Kegiatan Migas PERTAMINA Sangatta di Taman Nasional Kutai Kalimantan Timur [Disertasi]. Jakarta (ID):Universitas Indonesia.

Hendryx M, Ahern M. 2009. Mortality in Appalachian Coal Mining Regions: the Value of Statistical Life Cost. Public Health Report. 124:541-550.

Hidayat JT, Sitorus SRP, Rustiadi E, Machfud. 2013. Urban Sprawl Effect on Settlement Areas in Urban Fringe of Jakarta Metropolitan Area. J Env and Earth Sci. 3(12):172-179.

Hidayat MI. 2010. Dampak Pertambangan Batubara Terhadap Aspek Sosia Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Sei Pinang Kabupaten Banjar. J Ziraa’ah. 27 (1):80-88.

Juniah R. 2013. Model Keberlanjutan Lingkungan Batubara: Kajian Nilai Jasa Lingkungan, Air Void Tambang untuk Air Baku di PT Bukit Asam Tbk Tanjung Enim Sumetera Selatan [Disertasi]. Jakarta (ID): Program Studi Lingkungan, Universitas Indonesia.

[IBP]. Insani Bara Perkasa. 2013. Rencana Kerja dan Anggaran Biaya PT Insani Bara Perkasa tahun 2013. Jakarta (ID): IBP. Tidak dipublikasikan.

Irawan AI, 2013. Dampak Ekonomi dan Sosial Aktifitas Tambang Batubara PT Tanito Harum Bagi Masyarakat di Kelurahan Loa Tebu Kecamatan Tenggarong. eJournal Ilmu Pemerintahan. 1(1):46-56.

Irawan E. 2011. Nilai Ekonomi Hutan Rakyat untuk Penyerapan Karbon. J Penel Sos dan Ekon Kehut. 8 (1):54-70.

[IUCN-EARO] The World Conservation Union-Eastern Africa Regional Office. 2007. Economic Valuation and Environmental Assessment. Mburu J, editor. Abila R, Diafas I, Guthiga P, Hatfield R, Kiragu S, Ritho C, kontributor. Bonn (DE):IUCN.

Kartodimedjo M. 2008. Teknik dan Aplikasi: Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Jakarta (ID):Gramedia Pr.

Kavanagh P, Pitcher TJ. 2004. Implementing Microsoft Excel Software for Rapfish: A Technique for the Rapid Appraisal of Fisheries Status. The Fisheries Center. Vancouver (CA):Univ British Columbia.

[Kemhut] Kementerian Kehutanan. 2012. Statistik Kehutanan Indonesia 2012. Jakarta (ID):Dit Jen Planologi Kehut.

[KESDM] Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. 2009. Mineral dan Energi Kekayaan Bangsa: Sejarah Pertambangan dan Energi Indonesia.

Jakarta (ID):KESDM Pr.

Kholil, Eriyatno, Sutjahyo SH, Soekarto SH. 2008. Pengembangan Model Kelembagaan Sampah Kota dengan Model ISM (Interpretive Structural Modeling). J Transdisiplin Sos, Kom dam Ekol Manusia. 2 (01):31-48 [KLH] Kementerian Lingkungan Hidup. 2011a. Panduan Valuasi Ekonomi

Kegiatan Pertambangan. Deputi Bidang Tata Lingkungan. Jakarta

(ID):KLH.

[KLH] Kementerian Lingkungan Hidup. 2011b. Pelaksanaan Fungsi Pengawasan. Bahan Paparan Deputi Bidang Tata Lingkungan KLH dengan Panja Minerba Komisi VII DPR RI Desember 2011. Jakarta (ID):KLH. [KLH] Kementerian Lingkungan Hidup. 2010. Panduan Valuasi Ekonomi

Ekosistem Danau/Waduk. Kementerian Lingkungan Hidup. Deputi Bidang Ekonomi Lingkungan. Jakarta (ID):KLH.

[KJA] PT Kideco Jaya Agung. 2012. Study Multiplier Effect Keberadaan PT Kideco Jaya Agung. Jakarta (ID):KJA.

Kusmana C. 2011. Materi Kuliah Ekologi dan Pembangunan. Program S3 Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Bogor (ID):Institut Pertanian Bogor.

[LHI] Lana Harita Indonesia. 2013. Rencana Kerja dan Anggaran Biaya PT Lana Harita tahun 2013. Jakarta (ID):LHI. Tidak dipublikasikan.

Li F, Wang R, Wang Z. 2008. Evaluation of Exploitation Value and Its Eco- environmental Effect of Urban Coal Resource: Mentougou District of Beijing, China as the Case Study. Ecocity World 2008 Summit Proceedings. Beijing (CN):Chinese Academy Sci Pr.

Li FJ, Dong SC, Li F. 2012. A System Dynamics Model for Analyzing the Eco- Agriculture System with Policy Reccomendations. Ecological Modelling. 227:34-45.

[LPEM FEUI] Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2013. Studi Penyusunan Program Sosial Ekonomi Kabupaten Mimika Provinsi Papua. Jakarta (ID): LPEM FEUI. [LPEM FEUI] Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia. 2005. Tinjauan dan Manfaat Ekonomi Industri Tambang di Indonesia. Kerjasama dengan Kantor Dagang Industri. Jakarta (ID):LPEM FEUI.

[LPEM FEUI] Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2004. Studi Road Map Sektor Pertambangan. Kerjasama dengan Indonesian Mining Association. Jakarta (ID):LPEM FEUI.

Marimin, Maghfiroh N. 2010. Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan dalam Manajemen Rantai Pasok. Bogor (ID):IPB Pr.

Martokusumo W. 2009. Mendaur Ulang Kota Tambang Sawah Lunto: Beberapa

Catatantentang Pendekatan Konservasi dalam Revitalisasi. Sekolah

Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB. Bandung (ID):ITB Pr.