• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

PROFIL TIGA LEMBAGA ZAKAT DI JAMBI DAN SUMATERA BARAT

4.3.5. Mekanisme Tatakelola Zakat BAZDA Jambi

4.3.5. Mekanisme Tatakelola Zakat BAZDA Jambi

4.3.5.1. Pemungutan dan Pendistribusian Zakat di BAZDA Jambi.

Sumber dana zakat BAZDA Jambi berasal dari pegawai dan karyawan pemerintah daerah, baik yang ada pada dinas instansi maupun yang bekerja pada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Pengumpulan dana zakat dari para wajib zakat tersebut dilakukan dengan cara penyetoran muzakki di kantor dan instansi tempat bekerja melalui bendaharawan yang bertugas sebagai petugas pemungut zakat. Praktek berbeda dilakukan oleh kantor wilayah Departemen Agama Propinsi Jambi, pemungutan dana zakat dilakukan dengan cara pemotongan gaji oleh bendaharawan yang bertugas sebagai Unit Pengumpul Zakat (UPZ).

Setiap pegawai dan karyawan, diperintahkan untuk berzakat, berinfaq dan bershadaqah oleh Kepala Daerah Jambi dengan surat Instruksi Gubernur Nomor 2 tahun 2001, tentang pelaksanaan kewajiban menuaikan zakat. Pada instruksi Kepala Daerah tersebut, di samping menginstruksikan kepada semua kantor, instansi, badan dan lembaga beserta pengawai atau karyawannya untuk mendukung dan menggiatkan pelaksanaan zakat, di sana juga di instruksikan untuk membentuk Unit Pengumpul Zakat (UPZ) sebagai petugas pengumpul

zakat yang nantinya disetorkan ke Bazda, dengan insentif senilai 10% dari zakat yang dikumpulkan dari unitnya, yang diambil dari bagian amil.

Instruksi Kepala Daerah tersebut, oleh para pejabat, pegawai dan karyawan di lingkungan kantor, dinas, instansi dan lembaga pemerintah daerah Jambi, disambut dengan baik. Namun dalam pelaksanaannya belum menunjukkan adanya kepatuhan dari mereka yang dijadikan wajib zakat. Instruksi memang dijalankan, namun pada kenyataannya lebih banyak yang hanya menyerahkan dana berupa infaq atau shadaqah, sementara untuk zakat masih sangat terbatas.

Selain melalui UPZ yang ada di tempat kerja, para wajib zakat juga diberikan kesempatan untuk menyetorkan zakatnya langsung ke rekening BAZDA pada bank yang telah ditunjuk, namun ini lebih ditekankan kepada mereka yang bukan pejabat atau pegawai negeri, atau untuk pendapatan pejabat atau pegawai negeri yang diperoleh diluar jabatan sebagai PNS.

Karena banyaknya muzakki yang memilih berinfaq atau bershadaqah ketimbang berzakat melalui Bazda, memberikan pengaruh pada besaran angka penerimaan BAZDA antara pos zakat dan pos infaq. Selalu pos infaq nilainya lebih besar ketimbangan zakat, dan rata-rata pos zakat selalu kosong. Hal ini dikarenakan adanya muzakki yang merasa tidak dikenai wajib berzakat, atau karena kesengajaan untuk hanya menyerahkan infaq, sementara zakat harta mereka serahkan kepada LAZ di tempat tinggalnya, atau langsung ke mustahik

yang ada di kampung yang diserahkan ketika pulang berlebaran ke kampung. Mekanisme pendistribusian dana zakat di Bazda, berdasarkan keterangan sekretaris Bazda, MRG (2008), Bazda Jambi mendayagunakan zakat secara konsumtif dan juga secara produktif. Pendayagunaan secara konsumtif diberikan kepada delapan mustahik, yang secara teknis dilakukan dengan melalui persiapan awal, berupa proses permohonan atau secara langsung datang ke kantor Bazda, kemudian dilakukan observasi terhadap keluarga pemohon oleh petugas Bazda. Kemudian petugas tersebut melaporkan hasil observasinya kepada pimpinan Bazda. Kalau hasil observasi memenuhi syarat, pihak BAZDA langsung memberikan persetujuan dengan terlebih dahulu rapat internal untuk menentukan jumlah bantuan yang akan disalurkan ke pemohon. Jika telah ada kesepakatan persetujuan dari pengurus barulah kemudian sang mustahik

106

dihubungi untuk datang mencairkan bantuan zakat sesuai dengan persetujuan Bazda.

Bantuan zakat produktif, merupakan bantuan dana zakat yang diberikan untuk menunjang atau menumbuhkan usaha kaum mustahik agar memperoleh penghasilan yang lebih baik, diberikan dengan prosedur yang berbeda. Menurut keterangan sekretaris BAZDA Jambi, pertama calon penerima bantuan harus mengajukan proposal bantuan ke BAZDA Jambi, selanjutnya pengurus BAZDA di tugaskan dapat memantau usaha calon penerima bantuan di lapangan. Jika proposal telah disetujui, maka calon penerima harus memenuhi beberapa syarat teknis, yaitu: KTP yang masih berlaku, surat keterangan tidak mampu dari RT, daftar KK, keterangan telah memiliki usaha yang dapat disahkan melalui suvei langsung.

Hingga saat ini, bantuan modal usaha/ qardhul hasan (usaha produktif), tanpa bunga yang diberikan kepada kurang lebih 50 pedagang/ pengusaha kecil dalam binaan BAZDA Jambi. Beberapa kalangan pengusaha kecil yang diprioritaskan menerima bantuan modal meliputi: 1) pengusaha kecil yang memiliki omset kecil. 2) Pedagang kaki lima. 3) Gerobak sorong. 4) Penjaja koran. 5) Peternak kambing skala kecil. Tentang rincian dana zakat yang dikeluarkan untuk bantuan modal usaha produktif dapat dilihat pada lampiran, demikian juga keseluruhan dana yang keluar-masuk pada BAZDA Jambi. Namun sebagai informasi bantuan modal untuk usaha produktif dikeluarkan BAZDA Jambi tiap tahunnya, dan hingga kini ada empat tahap pengeluaran dana untuk usaha produktif. Bantuan beasiswa yang diberikan BAZDA kepada siswa-siswa sekolah yang tersebar di Kota Jambi pada dasarnya dikategorikan sebagai bantuan produktif, karena pendidikan dianggap sebagai bentuk investasi untuk masa depan, walaupun dalam buku panduan zakat ia dimasukkan dalam klasifikasi pendayagunaan zakat secara konsumtif yang bersifat kreatif.

4.3.5.2. Pertanggungjawaban dan Pelaporan Pengelolaan Zakat

Akuntabilitas BAZDA Jambi dilakukan dengan dua mekanisme, yaitu mekanisme internal dan eksternal. Mekanisme internal dilakukan dengan didasarkan pada Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat pasal 6 ayat (5), yang di dalamnya mengatur struktur organisasi badan amil

zakat. Di sini mekanisme pengawasan oleh komisi pengawas yang bertugas melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap kinerja badan amil zakat yang meliputi pelaksnaan tugas administrasi, teknis pengumpulan, pendistribusian dan penelitian serta pengembangan. Kerja dewan pengawas, jika menemukan penyimpangan dalam proses kerja badan amil zakat dilaporkan ke dewan pertimbangan untuk ditindak lanjuti berupa pembinaan dan pembenahan seperlunya, atau pemberian sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Mekanisme pertanggungjawaban eksternal yang dilakukan oleh BAZDA Jambi dilakukan dengan mengikuti Undang-undang nomor 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, melibatkan beberapa Institusi dan masyarakat, yaitu: a. Badan Legislatif (Dewan Perwakilan Rakyat)

Badan Amil Zakat (BAZDA) Jambi bertanggungjawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jambi dalam bentuk laporan tahunan yang dikirim bersamaan dengan laporan kepada Kepala Daerah, yang berisikan laporan penerimaan, pendistribusian, dan pendayagunaan dana zakat. Laporan tersebut dibuat tiga rangkap, masing-masing satu rangkap untuk dikirim ke DPRD dan Kepala Daerah , serta arsip. Laporan tahunan ini tidak diberikan kepada siapapun, sehingga hanya Bazda, pihak DPRD dan Kepala Daerah yang mengetahui dan dapat mengakses laporan tahunan tersebut secara lengkap. b. Pengawasan Masyarakat

Bentuk petanggungjawaban kepada masyarakat dilakukan melalui media massa dalam bentuk sosialisasi kegiatan yang telah dan akan dilakukan. Kesempatan masyarakat umum untuk mengakses lebih jauh secara langsung, agak terbatas karena dibatasi oleh berbagai aturan dan kebijakan yang mengatur akses publik pada administrasi instansi pemerintah. Ada mekanisme birokrasi yang membatasi, atau paling tidak kultur masyarakat yang tidak terbiasa mengkses data instansi pemerintahan dalam bentuk pengawawsan.

c. Akuntan Publik

Pengawasan dari akuntan publik hingga hari ini belum pernah dilakukan terhadap BAZDA Jambi. Hal ini dikarenakan alasan pendanaan yang cukup besar untuk membayar akuntan publik, sehingga memilih belum menerapkan

108

mekanisme pengawasan ini. Pengawasan publik yang berjalan hanya pengawasan dari pemerintah dalam bentuk pelaporan kepada pihak pemerintah (kepala daerah). Pengawasan sosial dari masyarakat luas tidak mampu menyentuh BAZDA karena di sana dipagari dengan aturan formal.

4.4. Lembaga Amil Zakat PT. SP