• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Kualitas Kehidupan Beragama

Dalam dokumen Lampiran Pidato Kenegaraan Presiden RI (Halaman 108-111)

PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN 35

30. Peningkatan Kualitas Kehidupan Beragama

Pembangunan dalam bidang agama merupakan bagian dari agenda pembangunan nasional. Melalui peningkatan kualitas pelayanan dan pemahaman agama serta kehidupan beragama diharapkan kesejahteraan masyarakat dapat meningkat. Di samping itu, melalui peningkatan kerukunan intern dan antarumat beragama diharapkan dapat mendukung upaya mewujudkan Indonesia yang aman dan damai. Langkah kebijakan dalam mewujudkan harapan tersebut ditempuh melalui melalui program peningkatan pelayanan kehidupan beragama; program peningkatan pemahaman, penghayatan, pengamalan, dan pengembangan nilai-nilai keagamaan; program peningkatan kerukunan umat beragama; program penelitian dan pengembangan agama; program pengembangan lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan; dan program peningkatan pendidikan agama dan pendidikan keagamaan.

Untuk memberikan pelayanan dan kemudahan umat beragama dalam melaksanakan ajaran agamanya dilaksanakan, antara lain, dengan peningkatan sarana dan prasarana peribadatan yang

dilakukan melalui pemberian bantuan rehabilitasi tempat ibadat, pembangunan balai nikah dan penasehatan perkawinan (BNPP), peningkatan mutu pegawai pencatat nikah (PPN) dan pembantu PPN, peningkatan pelayanan keagamaan bagi keluarga, serta pembangunan dan rehabilitasi gedung BNPP maupun KUA di tingkat kecamatan, terutama di daerah pemekaran, penyediaan kitab suci berbagai agama (Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha), termasuk terjemahan dan tafsirnya serta buku keagamaan lainnya. Bentuk pelayanan keagaamaan lainnya yang dilakukan oleh pemerintah adalah bimbingan dan pelayanan keagamaan bagi masyarakat serta pembinaan pranata keagamaan seperti zakat, wakaf, infak, sedekah, persembahan kasih/pelayanan kasih (termasuk dana kolekte), dana punia, dan dana paramita.

Peran Pemerintah dalam penyelenggaraan ibadah haji merupakan salah satu bentuk upaya peningkatan kualitas pelayanan kehidupan beragama. Penyelenggaraan ibadah haji berjalan semakin baik dari tahun ke tahun yang tercermin dari beberapa indikator yaitu: seluruh jemaah haji yang terdaftar dapat diberangkatkan ke tanah suci; seluruh jemaah haji dapat menempati pemondokan di Mekah, Madinah, dan Arafah serta Mina; seluruh jemaah haji dapat kembali ke tanah air kecuali yang meninggal dunia. Pada tahun 2006 (1427 H) seluruh biaya indirect cost penyelenggaraan haji dikeluarkan dalam penghitungan biaya penyelenggaraan haji (BPIH), dan dialihkan bebannya kepada Pemerintah.

Upaya pemerintah untuk peningkatan kualitas pelayanan dalam penyelenggaraan ibadah haji, dilakukan, antara lain melalui penyempurnaan sistem pendaftaran haji; perbaikan pelayanan pemondokan baik di Makkah dan di Madinah; perbaikan pelayanan katering selama di Arab Saudi; mengurangi biaya tidak langsung penyelenggaraan haji yang semula ditanggung oleh setiap jemaah haji dialihkan bebannya kepada Pemerintah sebagai penyelenggara haji; dan pembinaan, pelayanan, perlindungan jemaah, efisiensi transportasi, dan peningkatan partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan ibadah haji.

Dalam rangka peningkatan pemahaman, penghayatan, pengamalan, dan pengembangan nilai-nilai keagamaan dilaksanakan, antara lain meliputi penyuluhan dan bimbingan keagamaan bagi

masyarakat dan aparatur negara, pelatihan bagi penyuluh dan orientasi bagi pemuka agama, bantuan operasional untuk juru penerang agama, pembinaan kepada penyuluh agama, bantuan penyelenggaraan MTQ, pesparawi, festival baca tulis kitab Suci Budha, bimbingan dan dakwah agama. Peningkatan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan nilai-nilai keagamaan juga dilakukan kepada peserta didik melalui peningkatan kesejahteraan guru agama, peningkatan kualitas pendidik, penyempurnaan kurikulum dan metodologi pendidikan agama serta sistem evaluasi, dan pengadaan buku-buku perpustakaan.

Peningkatan kualitas kerukunan intern dan antarumat beragama, dilaksanakan melalui pembinaan dan mediasi kerukunan umat beragama. Upaya yang dilaksanakan meliputi musyawarah para pemuka dalam satu agama, musyawarah antar pemuka berbagai agama, musyawarah antarapemuka berbagai agama dan Pemerintah, dan musyawarah cendekiawan antaragama. Selain itu, telah dilaksanakan pula bantuan penanggulangan bencana alam dan kerusuhan, termasuk rehabilitasi mental korban bencanan alam dan kerusuhan sosial. Pada tahun 2006 dilakukan penyempurnaan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1969 menjadi Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 dan 9 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat.

Upaya peningkatan kualitas pembangunan agama masih dihadapkan pada beberapa masalah dan tantangan penting, antara lain pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara belum seperti yang diharapkan; kelengkapan sarana dan prasarana ibadah (terutama di daerah terpencil) belum memadai; pengelolaan dana sosial keagamaan mulai dari pengumpulan sampai pendistribusian masih belum optimal; manajemen penyelenggaraan ibadah haji baik ditanah air dan di Arab Saudi masih perlu dikelola dengan lebih profesional; peran lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan masih belum sepenuhnya optimal; dan suasana kehidupan harmoni sosial, yang aman, damai, tentram, dan saling

menghormati belum sepenuhnya dapat diwujudkan dan dihadirkan di tengah-tengah masyarakat.

Berdasarkan hasil yang telah dicapai dan permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan bidang agama, diperlukan langkah dan tindak lanjut peningkatan pemahaman penghayatan, pengamalan, dan pengembangan nilai-nilai ajaran agama, baik kepada masyarakat secara luas maupun kepada peserta didik di sekolah dan satuan pendidikan nonformal. Di samping itu, dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan agama dan pemahaman agama serta kehidupan beragama dilakukan melalui pembangunan dan rehabilitasi sarana keagamaan dan sarana sosial keagamaan serta pengingkatan mutu pelayanan ibadah haji.

Tindak lanjut dalam memantapkan kerukunan beragama, antara lain melalui peningkatan pelaksanaan forum dialog dan temu ilmiah antar pemuka agama, cendikiawan agama; pengembangan wawasan multi kultural bagi guru agama dan penyuluh agama; bantuan operasional forum komunikasi kerukunan umat beragama; bantuan kegiatan pemulihan pascakonflik; sosialisasi peraturan bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 dan 9 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Memelihara Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat.

31. Perbaikan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan

Dalam dokumen Lampiran Pidato Kenegaraan Presiden RI (Halaman 108-111)