• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perwujudan Lembaga Demokrasi yang Makin Kukuh

Dalam dokumen Lampiran Pidato Kenegaraan Presiden RI (Halaman 59-62)

PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN 35

14. Perwujudan Lembaga Demokrasi yang Makin Kukuh

Dalam mewujudkan lembaga demokrasi yang makin kukuh memasuki tahap yang sangat krusial sejak kuartal terakhir tahun 2007 dan semester pertama tahun 2008 berkaitan dengan makin dekatnya waktu penyelenggaraan Pemilu 2009. Perhatian Pemerintah yang utama pada tahun 2007-2008 adalah pemenuhan jadwal penetapan perundang-undangan bidang politik serta pemenuhan standar dan prosedur pelaksanaan teknis, berupa pemberian fasilitas kepada Komisi Pemilihan Umum, KPU provinsi dan KPU kabupaten/kota. Pada tahun 2007 telah diundangkan UU No. 22 tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilu dan pada awal 2008 telah diundangkan pula UU No. 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik dan UU No.10 tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR,

DPD, dan DPRD. RUU Pemilu Presiden dan Wakil Presiden serta RUU Susunan dan Kedudukan Anggota MPR, DPR, DPD, dan DPRD segera akan diselesaikan pada tahun 2008. Hasil lain yang juga penting adalah telah terbentuknya struktur dan keanggotaan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang baru serta dibentuknya bawaslu sebagai lembaga permanen dan telah terpilihnya anggota bawaslu. Di samping itu, peningkatan kapasitas, kredibilitas, dan akuntabilitas lembaga penyelenggara pemilu menjadi agenda prioritas nasional yang dilaksanakan dalam dua tahun terakhir ini.

Pemerintah juga telah memberikan fasilitas dukungan kepada KPU untuk mendeklarasikan gerakan nasional sosialisasi pemilu pada bulan Juni 2008 lalu untuk menyukseskan Pemilu 2009. Sosialisasi Pemilu 2009 ini juga berkaitan dengan upaya untuk memperkenalkan berbagai ketentuan dan pedoman baru yang tercantum dalam UU No.10 Tahun 2008 tentang Pemilu, seperti masa kampanye yang cukup panjang, perubahan tata cara pencoblosan, serta proses verifikasi partai politik yang dijadwalkan pada awal tahapan bersamaan dengan tahap pemutakhiran data pemilih.

Dalam rangka meningkatkan kesadaran politik masyarakat, pemerintah telah melaksanakan program pendidikan politik warga negara yang tujuannya tidak hanya difokuskan pada hak dan kewajiban sebagai warga negara, tetapi sekaligus ditujukan untuk meningkatkan wawasan kebangsaan dan cinta Tanah Air; bahkan pelaksanaannya dilakukan bekerja sama dengan ormas, LSM, dan lembaga nirlaba lainnya. Program ini sekaligus juga dapat mengembangkan dan memperkuat peran organisasi masyarakat sipil tersebut. Sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 telah dilaksanakan kerja sama Program Wawasan Kebangsaan dan Cinta Tanah Air dengan 476 ormas, 180 ormas, dan 205 ormas masing- masing untuk tahun 2005, 2006, dan 2007.

Keberhasilan masyarakat Indonesia dalam mendorong proses demokratisasi ditandai pula dengan keberhasilan melaksanakan pilkada langsung dengan aman dan damai. Sejak 1 Juni 2005 sampai dengan 31 Juli 2008 telah dilaksanakan pilkada di 405 daerah, yang terdiri dari 29 provinsi, 305 kabupaten, dan 71 kota. Berkaitan dengan pilkada, ada satu tonggak penting dalam hal pelembagaan

demokrasi, yaitu keikutsertaan calon independen nonparpol dalam pilkada melalui keputusan Mahkamah Konstitusi yang mengabulkan

judicial review terhadap UU No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

Pada bulan April 2008 telah ditetapkan UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, yang merupakan sebuah produk penting untuk menjamin pelembagaan lebih lanjut atas hak- hak masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan informasi tentang proses penyelenggaraan negara. UU No 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik ini akan mulai berlaku pada tahun 2010.

Permasalahan dan tantangan yang masih akan dihadapi adalah upaya meningkatkan partisipasi politik masyarakat dalam pemilu 2009. Hal ini didasari fakta bahwa pelaksanaan pilkada di beberapa daerah akhir-akhir ini menunjukkan tingkat partisipasi politik yang cenderung menurun. Di samping itu, permasalahan di dalam proses pelembagaan demokrasi pada tingkat penyelenggaraan negara, tetap pada kualitas, kapasitas, dan kredibilitas lembaga penting penyelenggara negara. H itu menjadi tantangan, khususnya dalam rangka Pemilu 2009 dalam memberikan dukungan bagi lembaga penyelenggara pemilu dalam mempersiapkan penyelenggaraan Pemilu 2009 agar berjalan demokratis, jujur, adil dan aman. Pada sisi masyarakat, persoalan krusial lain adalah masih lemahnya kemampuan masyarakat sipil untuk mengorganisasi diri secara baik serta masih lemahnya kemampuan untuk mengartikulasikan pendapat dan aspirasi politik rakyat. Padahal, masyarakat sipil ini ditantang untuk menjadi pilar bagi perbaikan proses politik di tingkat akar rumput (grass roots) dan pada gilirannya tentu bagi peningkatan kualitas demokrasi di negeri ini. Permasalahan lain adalah adanya potensi ancaman terhadap demokrasi melalui berbagai tindakan ancaman, intimidasi, dan kekerasan.

Pelaksanaan UU No. 14 tahun 2008 tentang Kebebasan Informasi Publik (KIP) merupakan tantangan ke depan untuk menjamin kebebasan informasi serta adanya akses terhadap informasi. Hal lain yang masih menjadi masalah di dalam masyarakat adalah masih belum meratanya perolehan informasi terhadap seluruh anggota masyarakat di Indonesia karena, antara

lain, masih terbatasnya infrastruktur informasi dan komunikasi yang ada. Oleh karena itu, berbagai langkah tindak lanjut yang perlu dilakukan adalah menyelesaikan dua paket undang-undang bidang politik yang masih tersisa, yaitu RUU Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, DPRD, dan RUU Pemilu Presiden dan Wapres. Hal lain adalah melaksanakan pendidikan politik warga terutama untuk meningkatkan partisipasi politik masyarakat pada Pemilu 2009. Kerja sama dengan berbagai pihak harus menjadi langkah dan upaya bersama untuk menyukseskan Pemilu 2009. Langkah lain adalah mendukung KPU dalam melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan pemilu agar berjalan tepat waktu dan efektif, yang dimulai dari, antara lain, proses penyempurnaan dan perbaikan data pemilih; verifikasi peserta pemilu, proses kampanye pemilu dan penghitungan suara hasil pemilu, serta penyediaan logistik Pemilu 2009. Peningkatan kualitas dan kapasitas penyelenggara negara, terutama penyelenggara dan pengawas pemilu perlu menjadi perhatian utama. Hal ini semua bertujuan, meningkatkan kredibilitas atau kepercayaan masyarakat kepada semua lembaga pemerintah dan lembaga pengemban amanat demokrasi.

Upaya bersama untuk memberdayakan dan memperkuat masyarakat sipil juga tetap perlu dilanjutkan, antara lain melalui percepatan pembuatan RUU Keormasan yang baru sebagai pengganti UU No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan. Pemerintah memiliki komitmen yang jelas tentang keberadaan masyarakat sipil sebagai salah satu prasyarat penting tercapainya konsolidasi demokrasi di Indonesia. Pemerintah juga memiliki komitmen yang jelas di bidang komunikasi dan informasi. Selain akan memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat tentang proses penyelengggaraan negara dan pembuatan kebijakan, Pemerintah juga tetap akan menjamin kebebasan lembaga pers dan media massa serta lembaga penyiaran swasta sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam dokumen Lampiran Pidato Kenegaraan Presiden RI (Halaman 59-62)