• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tindak Lanjut yang Diperlukan

Dalam dokumen Lampiran Pidato Kenegaraan Presiden RI (Halaman 136-142)

PENINGKATAN RASA PERCAYA DAN HARMONISASI ANTAR KELOMPOK MASYARAKAT

III. Tindak Lanjut yang Diperlukan

Untuk melanjutkan pembangunan bangsa dan pembangunan karakter rakyat yang kuat, Pemerintah tetap menempatkan empat pilar penting konsensus bangsa, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai pedoman tertinggi kehidupan sosial politik seluruh bangsa. Seluruh anggota masyarakat dan organisasi masyarakat sipil hendaknya menghindarkan diri dari sikap-sikap dan perilaku ingin menang sendiri dan tidak mudah tergoda untuk melakukan tindakan main hakim sendiri dalam menyelesaikan persoalan apa saja yang muncul di dalam kehidupan sosial politik.

Pemerintah meyakini, bahwa hanya dengan menghayati dan mengamalkan nilai-nilai luhur yang tercakup di dalam keempat pilar kebangsaan di ataslah, kita akan dapat terus memelihara arah yang benar yaitu arah yang telah disepakati oleh para pendahulu, para bapak pendiri bangsa (founding fathers) Indonesia. Seluruh unsur bangsa Indonesia perlu memperbarui komitmen bersama untuk mengembangkan identitas dan karakter bangsa dengan merevitalisasi kembali nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari

Sejak bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya, dalam pembukaaan UUD 1945, bangsa Indonesia telah sepakat untuk menentukan Pancasila menjadi dasar negara. Dalam perjalanan selanjutnya, Pancasila juga disepakati sebagai ideologi nasional dan pandangan hidup bangsa. Bangsa Indonesia selalu berupaya untuk mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun, dalam realisasinya masih terdapat kerancuan mengenai bagaimana implementasi sosialisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan untuk menghadapi berbagai permasalahan. Pancasila adalah dasar negara. Hal ini terbukti

meskipun UUD telah mengalami beberapa kali perubahan, bahwa dalam Pembukaan atau Mukadimah UUD negara selalu dicantumkan Pancasila sebagai dasar negara. Perumusan Pancasila mengalami perubahan pada berbagai UUD, tetapi esensinya tetap tidak berubah.

Pasca bergulirnya gerakan reformasi, Pancasila dilalaikan oleh banyak pihak. Pancasila tidak lagi menjadi acuan dalam kehidupan politik dan tidak lagi digunakan sebagai kerangka penyelesaian masalah nasional. Bahkan banyak pihak bersikap sinis dan takut ditertawakan jika berbicara tentang Pancasila. Untuk mengatasi pemikiran tersebut kiranya dan sudah saatnya Pancasila diangkat kembali di tengah hiruk pikuknya permasalahan bangsa, untuk selanjutnya diimplementasikan dan diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Pancasila akan tetap efektif sebagai pedoman bangsa apabila Bhinneka Tunggal Ika tetap terjaga. Pluralitas bangsa Indonesia sudah menjadi kenyataan sehingga perlu kekuatan pemersatu melalui payung semangat Bhinneka Tunggal Ika. Kekuatan pemersatu bukan diposisikan sebagai penyatuan keragaman budaya bangsa, melainkan menjadi semangat dan simbol bagi bekerjanya secara demokratis setiap tradisi dan budaya yang ada. Pancasila sebagai pedoman bangsa justru menemukan efektivitasnya bagi penguatan jati diri dan peningkatan produktivitas bangsa. Untuk menghadapi fenomena mulai dilupakannya Pancasila, diperlukan upaya untuk menggalang persatuan dan kesatuan bangsa yang didasari oleh pemahaman dan penghayatan yang sama atas nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah hidup bangsa sekaligus sumber semangat dan kekuatan bangsa sudah seharusnya dijadikan acuan untuk menyelesaikan permasalahan bangsa dan negara. Oleh karena itu, Pancasila perlu disosialisasikan secara berkesinambungan dalam penyelenggaraan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara saat ini dan ke depan yang melibatkan seluruh komponen bangsa.

Maksud dan tujuan mensosialisasikan Pancasila adalah untuk mengajak seluruh anak bangsa agar Pancasila dapat secara tepat dan mendapatkan ruang terhormat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang selalu menjadi sumber pencerahan dan inspirasi sekaligus orentasi pemecahan masalah bangsa.

Amendemen I, II, III dan IV UUD 1945 telah menjadikan konstitusi Indonesia menjadi sebuah konstitusi yang lebih baik, demokratis, dan modern yang berfungsi sebagai panduan dasar dalam penyelenggaraan negara dan kehidupan berbangsa untuk mengantarkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang adil dan makmur dalam wadah NKRI. Semua komponen bangsa wajib memahami, menghayati, dan melaksanakan seluruh ketentuan UUD 1945 yang telah disempurnakan itu yang memiliki makna dan membawa manfaat nyata bagi bangsa.

Proses sejarah perjalanan bangsa secara jelas menggambarkan bahwa pada dasarnya keberadaan bangsa dan negara ini dilandasi oleh kesadaran, semangat, dan tekad. Sejarah menunjukkan bagaimana perjuangan kita sejak tahun 1908 Budi Utomo, tahun 1928 Sumpah Pemuda, hingga kini yang merupakan bukti dari kesadaran dan spirit. Dengan kesadaran yang demikian, ada komitmen yang dituangkan dalam tekad yang puncaknya terjadi pada saat Proklamasi 17 Agustus 1945, dengan lahirnya NKRI dari satu proses sejarah tentang keberadaan bangsa Indonesia.

Derasnya arus globalisasi dengan isu-isu global yang berkembang pada saat ini sebagai satu keniscayaan yang harus direspons mau tidak mau, suka tidak suka pengaruh global akan masuk. Yang penting, bagaimana secara konsisten kita mengorientasikan respons kita terhadap isu global yang memang tidak mungkin tidak masuk karena keniscayaan. Agar orientasi respons isu global tetap berada pada nilai-nilai yang disepakati bersama dan tidak keluar dari kesadaran, semangat tentang keberadaan kita sebagai bangsa yang kemudian bernegara perlu dijaga agar tetap berada dalam bingkai NKRI.

Sasaran sosialisasi Pancasila adalah seluruh rakyat atau komponen bangsa karena Pancasila adalah milik kita bersama sekaligus dasar negara NKRI yang harus dipahami, untuk selanjutnya dilaksanakan secara konsisten dalam hidup berbangsa dan bernegara oleh setiap warga negara tanpa kecuali. Di samping itu, diperlukan metode yang tepat untuk mengimplementasikan nilai- nilai Pancasila yang lebih cocok dengan situasi saat ini melalui konsep-konsep untuk dikaji secara konseptual guna memecahkan permasalahan terhadap fenomena yang muncul yang disesuaikan

dengan dinamika masyarakat. Pendekatan humanis perlu lebih dikedepankan, kebebasan menyatakan pendapat perlu ditambahkan dan tidak lagi menggunakan pendekatan indoktrinatif. Pancasila bukan milik seseorang atau golongan atau sekedar penemuan satu orang, melainkan benar-benar mempunyai akar di dalam sejarah dan batin seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena itu, Pemerintah RI dengan tegas menyatakan bahwa Pancasila berfungsi sebagai jatidiri dan wujud kepribadian seluruh bangsa. Pancasila janganlah hanya dimiliki, tetapi harus dipahami dan dihayati agar dapat diamalkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Pemerintah tetap akan melanjutkan langkah-langkah kebijakan sebelumnya untuk memperbaiki kualitas, kapasitas, dan kredibilitas semua instansi pemerintah dan terus mendorong penegakan supremasi hukum di dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang menyangkut kehidupan bersama. Pemerintah juga senantiasa siap memfasilitasi upaya bersama apa saja yang berkaitan dengan peningkatan kesadaran dan pemahaman warganegara untuk berpartisipasi secara aktif dalam mendorong kehidupan kebangsaan yang lebih harmonis dan toleran. Penguatan ruang publik akan tetap menjadi prioritas pada tahun-tahun mendatang.

Pemerintah akan terus meningkatkan koordinasi antarlembaga dalam memelihara suasana damai di daerah yang rawan konflik, dan tidak akan ragu-ragu bertindak tegas untuk menghentikan upaya untuk merusak persatuan dan kesatuan bangsa oleh pihak mana saja. Tindakan adu domba, intimidasi, pemaksaan kehendak melalui kekerasan tidak akan dibiarkan tanpa tindakan hukum dari pihak yang berwenang. Pemerintah akan melakukan pemetaan secara terus- menerus untuk mengantisipasi situasi pro dan kontra atas keseluruhan format dan agenda politik dalam rangka penyelenggaraan Pemilu 2009.

Pemerintah juga akan terus memelihara arus informasi kepada masyarakat secara transparan, melindungi kebebasan berekspresi secara optimal. Pemerintah juga akan terus mengembangkan potensi

media center bagi pemerataan dan aksesibilitas perolehan informasi kepada seluruh anggota masyarakat, agar setiap anggota masyarakat tetap mampu menjaga dirinya dari setiap provokasi politik yang

berbahaya bagi persatuan bangsa dan memelihara harmonisasi kehidupan sosial di wilayah tertentu.

Persatuan bangsa dan proses konsolidasi demokrasi adalah dua sisi dari satu mata uang yang harus dipelihara oleh semua anggota masyarakat Indonesia. Apabila salah satu dari kedua hal di atas gagal untuk dijaga secara baik, hal itu berarti seluruh kehidupan sosial politik masyarakat berada dalam bahaya. Hal ini sudah terbukti di sepanjang sejarah Republik Indonesia sejak hari pertama kemerdekaan. Oleh karena itulah, Pemerintah tidak akan menoleransi upaya pemecahbelahan bangsa kita yang datang dari dalam maupun dari luar negeri. Pemerintah juga tidak akan membiarkan terjadinya tindakan ekstrakonstitusional, seperti tindakan-tindakan anarkis dalam menyampaikan pendapat atau mengekspresikan ketidakpuasan oleh kelompok-kelompok tertentu, baik yang berlatar belakang isu keagamaan maupun yang berkaitan dengan isu sosial ekonomi tertentu.

Reformasi politik yang dilakukan untuk menuju Indonesia baru yang demokratis harus bergerak seiring dan searah dengan pencerahan terus menerus terhadap penghayatan kita pada nilai-nilai keindonesiaan. Kita percaya bahwa demokratisasi dan pemantapan persatuan nasional merupakan nilai-nilai yang saling memperkuat kemajuan dan dinamika masyarakat Indonesia di tengah-tengah dinamika pergaulan bangsa-bangsa di dunia. Persatuan nasional yang tidak memperhatikan nilai-nilai demokratisasi justru akan menjadi bumerang, sedangkan demokratisasi yang tidak terkelola secara baik dapat berubah menjadi anarki yang juga akan berujung pada ketidakharmonisan di dalam masyarakat.

Untuk penanganan lebih lanjut kasus konflik berdimensi agama, ekonomi, budaya, sosial politik, dan kesukuan di mana pun di seluruh Indonesia, hal-hal berikut ini tetap perlu menjadi pedoman Pemerintah: pertama, tindakan kekerasan dan teror akan langsung mendapat penindakan yang tegas sesuai dengan hukum yang berlaku; kedua, Pemerintah tidak akan tunduk pada tekanan dan ancaman dari pihak mana pun dari dalam dan luar negeri untuk menjalankan tugasnya sebagai penyelenggara negara sesuai dengan konstitusi; ketiga, sebagai negara yang berideologi Pancasila, Pemerintah

berkewajiban melindungi segenap warga negara tanpa melihat latar belakang agama, kelompok politik, ataupun kesukuan.

 

BAB 3

PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN YANG

Dalam dokumen Lampiran Pidato Kenegaraan Presiden RI (Halaman 136-142)