• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbaikan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup

Dalam dokumen Lampiran Pidato Kenegaraan Presiden RI (Halaman 111-115)

PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN 35

31. Perbaikan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup

Sumber daya hutan, laut, energi, mineral, dan pertambangan telah banyak dimanfaatkan dalam pembangunan nasional sebagai salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi. Di satu sisi, meningkatnya pertumbuhan mendorong kebutuhan eksploitasi sumber daya alam lebih lanjut. Di sisi lain, pertumbuhan yang berkualitas perlu didukung kualitas dan kuantitas daya dukung lingkungan, sedangkan saat ini masih terdapat banyak permasalahan dalam manajemen pemanfaatan sumber daya alam ini yang mengancam keberlanjutan penyediaannya.

Meskipun upaya konservasi dan rehabilitasi sumber daya alam di lahan kritis telah dilakukan, belum optimal dalam mempertahankan kualitas lingkungan mengingat masih tingginya laju kerusakan lingkungan yang diperparah dengan adanya ancaman perubahan iklim. Penurunan kualitas sumber daya alam dan lingkungan hidup ini juga masih terjadi karena pelanggaran hukum dalam hal pengambilan hasil hutan (illegal logging), laut (illegal fishing) dan tambang (penambangan tanpa izin/PETI). Permasalahan dalam hal belum berjalannya penegakan hukum atas pelanggaran yang ada serta kualitas pengelolaan sumber daya air dan lahan yang lebih terpadu dan berkelanjutan. Tumpang tindih kewenangan, konflik kepentingan antarsektor dan lemahnya kapasitas sumber daya manusia dalam pengelolaan sumber daya alam juga masih menjadi permasalahan.

Untuk mengatasi permasalahan di atas, langkah-langkah perbaikan yang telah dilakukan dalam pengelolaan sumber daya hutan berupa berbagai upaya rehabilitasi ekosistem dan cadangan sumber daya hutan melalui penataan batas kawasan produksi dan lindung, konservasi hutan pada lahan seluas pengembangan kawasan konservasi, pengendalian kebakaran hutan yang didukung kerja sama berbagai pihak, inisiasi adanya Heart of Borneo (HoB), Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GERHAN/GN-RHL) yang telah mencapai lebih dari 2 juta ha, rehabilitasi dan revitalisasi kawasan pengembangan lahan gambut, dan pelaksanaan program

Debt Nature Swap (DNS).

Pembangunan di bidang kelautan diarahkan pada pemanfaatan sumber daya kelautan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan terpeliharanya daya dukung ekosistem pesisir dan laut. Hal ini diwujudkan dengan penanggulangan illegal fishing melalui kerja sama dengan berbagai pihak, pengadaan kapal, dan pembentukan pengadilan khusus perikanan. Di samping itu, juga telah dilakukan pembangunan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil dan pembangunan sumber daya laut yang berkelanjutan, termasuk pengesahan peraturan perundang-undangan, pengadaan sarana prasarana serta pengembangan kemitraan dengan masyarakat, perguruan tinggi, dan swasta. Dalam upaya konservasi telah dilakukan upaya pengembangan kawasan konservasi laut (marine protected area)

yang telah mencapai 8,6 juta ha, pemantapan Kawasan Konservasi Laut Daerah, dan kerja sama dengan negara lain.

Kegiatan dalam bidang energi, mineral dan pertambangan mengalami peningkatan. Hal ini juga diiringi dengan peningkatan total investasi mineral dan batubara dan peningkatan produksi mineral, yaitu emas sebesar 55,8 %; tembaga 9,3 %; perak 80,4 %; bijih nikel 63,2 %; dan batubara 1,6 %; meskipun untuk timah dan granit terjadi penurunan produksi sebesar 1,4 % dan 64 %. Hingga saat ini, telah diserahkan Wilayah Kerja Pengusahaan (WKP) panas bumi dengan total potensi 640 MW di 5 provinsi sebagai upaya pengembangan potensi panas bumi. Upaya diversifikasi energi telah dilaksanakan melalui program percepatan substitusi BBM dengan memanfaatkan LPG dan BBG untuk rumah tangga dan sektor transportasi. Seiring dengan hal itu, upaya konservasi energi juga dilaksanakan melalui program audit energi dan implementasi peralatan dan teknologi hemat energi.

Dalam rangka pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup telah dilakukan program adipura, pemantauan kualitas lingkungan, program peringkat (proper) di 521 perusahaan, pengendalian pencemaran air (prokasih), peningkatan kualitas udara perkotaan (program langit biru), pengelolaan limbah domestik, pengelolaan bahan berbahaya dan beracun, pengkajian dampak lingkungan (AMDAL), penghapusan pemakaian bahan perusak lapisan ozon (BPO) untuk aerosol, MAC dan foam sebesar 321

metric ton. Selain itu telah dilakukan pengendalian dampak perubahan iklim dengan penyusunan Rencana Aksi Nasional Untuk Menghadapi Perubahan Iklim (RAN-PI) dan Pelaksanaan Konferensi PBB mengenai Perubahan Iklim Thirteenth Session of the Conference of the Parties (COP 13) of the United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), Bali, 3 – 15 Desember 2007.

Dalam bidang meteorologi dan geofisika, telah dilakukan pengembangan penyediaan data dan informasi lingkungan hidup dan antisipasi bencana maupun perencanaan kegiatan dan pembangunan. Melalui pengembangan sistem peringatan dini tsunami (TEWS) telah terjadi peningkatan kecepatan diseminasi informasi gempa bumi dan

potensi tsunami dari rata-rata 10 menit menjadi rata-rata 7 menit setelah kejadian gempa bumi

Untuk mengoptimalkan upaya tersebut, diperlukan berbagai tindak lanjut. Di bidang kehutanan, tindak lanjut yang diperlukan antara lain dengan penyelesaian proses penataan batas kawasan produksi dan lindung, serta pembentukan kesatuan pengelolaan hutan produksi (KPHP). Untuk perlindungan, konservasi dan rehabilitasi sumber daya hutan diperlukan upaya penanggulangan kebakaran hutan, pemantapan pengelolaan kawasan konservasi, pelaksanaan kegiatan Gerhan, dan peningkatan kapasitas kelembagaan, hutan kemasyarakatan (HKm), dan usaha perhutanan rakyat dengan pola swadaya, pola subsidi, dan pola kemitraan. Selanjutnya juga perlu dilakukan peningkatan kualitas dan akses informasi sumber daya hutan, dengan melanjutkan upaya penyusunan neraca sumber daya hutan (NSDH), PDRB hijau, penyempurnaan master plan rehabilitasi hutan dan lahan (RHL), serta meningkatkan upaya pemasaran hasil hutan bukan kayu.

Dalam bidang kelautan akan ditindaklanjuti berbagai, di antaranya peningkatan upaya menganggulangi illegal fishing melalui penguatan sistem MCS (monitoring, controlling, and surveillance) dalam pengendalian pemanfaatan sumber daya keluatan dan perikanan, pengelolaan wilayah laut, pesisir dan pulau-pulau kecil, dan pengembangan pengelolaan konservasi laut dan perairan.

Tindak lanjut pembangunan energi dan sumber daya mineral difokuskan pada upaya peningkatan investasi, produksi migas, batubara, mineral dan panas bumi, dengan mengoptimalkan kemampuan nasional. Selain itu, juga diperlukan peningkatan efisiensi distribusi dan pemanfaatan BBM dan pengurangan volume BBM tertentu

Dalam bidang lingkungan hidup, diperlukan pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang, mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim, penurunan beban pencemaran dan perusakan lingkungan, pengelolaan keanekaragaman hayati, pelestarian fungsi lingkungan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Selain itu, perlu dilakukan peningkatan kualitas dan akses informasi sumber daya alam melalui penyusunan database dan neraca sumber

daya alam dan lingkungan hidup, sosialisasi metadata, serta data

warehouse untuk lingkungan hidup dari sektor dan daerah.

Dalam bidang metorologi dan geofisika perlu ditindaklanjuti penyelesaian pembangunan Meteorological Early Warning System

(MEWS) dan percepatan penyelesaian pembangunan operasional sistem peringatan dini tsunami baik di Pusat dan daerah.

Dalam dokumen Lampiran Pidato Kenegaraan Presiden RI (Halaman 111-115)