• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prediksi Legislasi 2011

Dalam dokumen BERHARAP PADA 560. Catatan Kinerja DPR (Halaman 144-192)

B. Prediksi Legislasi 2011

Catatan DPR selama 2009—2010 tentu saja akan mempengaruhi kinerjanya pada 2011. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang sekiranya dapat diprediksi. Hal itu—salah satunya—dapat dilihat melalui Prolegnas 2011.

 

Dalam Prolegnas 2011, ada catatan terkait efisiensi dan efektivitas masuknya beberapa RUU sebagai prioritas, misalnya RUU Tenaga Kesehatan dan RUU tentang Tata Kelola Pendidikan Tinggi. Berdasarkan evaluasi Prolegnas 2005—2009, RUU yang memiliki kemiripan substansi dengan RUU lain harus dihindari pencantumannya dalam Prolegnas. RUU tentang Keperawatan memiliki subtansi serupa dengan RUU tentang Tenaga Kesehatan sehingga memungkinkan terjadinya tumpang tindih pengaturan.

Sementara itu, hal yang sama juga terlihat pada RUU Tata Kelola Pendidikan Tinggi. RUU itu berpotensi memiliki kemiripan atau kedekatan substansi dengan RUU tentang Perubahan atas UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kemunculan RUU itu dalam Daftar RUU Prioritas 2011 pun dipertanyakan karena tidak masuk dalam Prolegnas 2010—2014.

Selain itu, efektivitas pelaksanaan fungsi legislasi ke depan pun diperkirakan akan tetap dipengaruhi secara signifikan oleh fungsi pengawasan. Salah satu inisiatif yang meningkatkan suhu politik nasional adalah pembentukan Panitia Angket Mafia Pajak di pembukaan masa sidang 2011. Hal itu memperkuat prediksi kembali terulangnya pengabaian fungsi legislasi karena porsi fungsi pengawasan yang terlampau besar. .

Kemudian, wacana publik yang diperkirakan menjadi sorotan utama antara lain materi muatan yang terkait pemberantasan korupsi, terutama yang berhubungan dengan tugas dan kewenangan KPK. Banyaknya mantan Anggota DPR yang ditahan oleh KPK dalam kasus cek pelawat Dewan Gubernur Senior Bank Indonesia menimbulkan kemungkinan terjadinya “pembalasan dendam”.

Wacana publik lain yang mungkin mengemuka adalah pembahasan tentang paket RUU bidang politik. Pembahasan terkait paket RUU itu didasari oleh semakin dekatnya pemilu yang akan diselenggarakan pada 2014. Oleh karena itu, pembahasan materi revisi beberapa RUU di bidang politik, yaitu UU MD3, UU Pemilu, dan UU Penyelenggara Pemilu, diperkirakan akan segera dituntaskan menyusul UU Parpol yang sudah disahkan pada 2010.

 

DAFTAR PUSTAKA 

“75 Tahun kepanduan di Indonesia: Patah tumbuh hilang berganti”, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 1984.

“Ada Sembilan Substansi Krusial dalam Revisi UU MK”.

http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol20381/ada-sembilan-substansi-krusial-dalam-revisi-uu-mk, diakses pada 8 Januari 2011.

“Alasan Pimpinan Tim Pengawas Century Bergilir”.

http://politik.vivanews.com/news/read/147072-alasan_pimpinan_tim_pengawas_century_bergilir, diakses pada 10 Januari 2011.

Anggota Panja TPPU: Isu Suap Rp 5 Miliar Harus Benar-benar Diusut“.

http://www.detiknews.com/read/2010/08/26/111405/1428259/10/anggota-panja-tppu-isu-suap-rp-5-miliar-harus-benar-benar-diusut, diakses pada 23 Februari 2011.

“Bambang Soesatyo Curiga PPATK Jadi Alat Demokrat Buat Sikat Lawan Politik”.

http://www.detiknews.com/read/2010/08/24/193251/1427103/10/bambang-soesatyo-curiga-ppatk-jadi-alat-demokrat-buat-sikat-lawan-politik, diakses pada 23 Februari 2011.

“Bambang: Hentikan Isu Suap Rp 5 Miliar!”.

http://nasional.kompas.com/read/2010/08/27/16305275/Bambang.Hentikan.Isu.Suap.

Rp.5.Miliar, diakses pada 23 Februari 2011.

“Batasan PMA 30 Persendi UU Hortikultura Bisa Jadi Bumerang”.

http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/ekonomi/10/10/31/143623-batasan-pma-30-persen-di-uu-hortikultura-bisa-jadi-bumerang, diakses pada 23 Februari 2011.

“Berpayung UU Tumpang Tindih”. Suara Pembaruan, 24 Agustus 2010.

“Biaya Pelantikan DPR-DPD Rp.46 Miliar”, Vivanews.com, 29 September 2009,

http://politik.vivanews.com/news/read/93048-biaya_pelantikan_dpr_dpd_rp_46_miliar , diakses pada 29 Januari 2011.

“Boediono dan Sri Mulyani Target Angket Century“.

http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=53932, diakses pada 29 Januari 2011.

“Calon KY Nyangkut di Seskab“.

http://www.mediaindonesia.com/read/2010/09/09/170092/16/1/Calon-Komisioner-KY-Nyangkut-di-Seskab, diakses pada 10 Januari 2011.

“Dikawal 8 Menteri Pembahasan RUU BPJS Mahal Deadlock“.http://www.tribunnews.com/2011/01/21/dikawal-8-menteri-pembahasan-ruu-bpjs-malah-deadlock, diakses pada 10 Januari 2011.

“Dilobi PD Terus-PKS Tetap Konsisten”.

http://www.detiknews.com/read/2010/03/03/093602/1309972/10/dilobi-pd-terus-pks-tetap-konsisten, diakses Januari 2011

“DPR Akan Kembali Susun UU BHP”.

http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4bbd551d4dd6d/dpr-akan-kembali-susun-uu-bhp, diakses pada 8 Januari 2011.

“DPR Hasil Pemilu 1955“.

http://www.dpr-ri.org/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=59&Itemid=72, diakses pada 18 Januari 2011.

“DPR RI Jaring Aspirasi Untuk Draft RUU Cagar Budaya”,

http://www.ugm.ac.id/new/id/news/dpr-ri-jaring-aspirasi-untuk-draft-ruu-cagar-budaya, diakses pada 23 Februari 2011.

“Efektivitas Panja DPR DIpertanyakan”. http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/nasional/11/01/17/158934-efektifitas-panja-dpr-dipertanyakan, diakses pada 17 Januari 2011.

“Empat Fraksi Coba Jegal PPATK dan KPK“.

http://republika.co.id:8080/koran/23/117914/Empat_Fraksi_Coba_Jegal_PPATK_dan _KPK, diakses pada 23 Februari 2011.

“FPKB: Surat Peringatan Lily Wahid Akan Segera Dikirim“.

http://www.detiknews.com/read/2010/03/07/173648/1313176/10/fpkb-surat-peringatan-lily-wahid-akan-segera-dikirim, diakses 10 Januari 2011.

“Hak Menyatakan Pendapat Cuma”.

Gertakhttp://nasional.kompas.com/read/2011/01/14/14011446/Hak.Menyatakan.Pen dapat.Cuma.Gertak, diakses pada 14 Januari 2011.

“Hasil Munas Gerakan Pramuka 2003 di Pontianak, Kalimantan Barat” terbitan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2004.

“Kaligis: Antasari yang Laporkan Bibit-Chandra”.

http://www.tribunnews.com/2010/10/26/kaligis-antasari-yang-laporkan-bibit-chandra, diakses pada 20 Januari 2011

“Kementerian Pekerjaan Umum: Gedung DPR Tidak Miring”.

http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2010/05/04/Nasional/krn.20100504.1 99183.id.html, diakses pada 1 Februari 2011.

“Komisi XI Berencana Bentuk Panja Inflasi”.

http://jurnalparlemen.com/news/2010/12/komisi-xi-berencana-bentuk-panja-inflasi, diakses pada 24 Desember 2010

“Mayoritas Anggota DPR 2009-2014 Warga Jakarta“.

http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/06/16/08002832/Mayoritas.Anggota.DPR .2009-2014.Warga.Jakarta, diakses pada 19 Desember 2009

“Mayoritas Anggota DPR Memilih Opsi C“.

http://www.antaranews.com/berita/1267633593/mayoritas-anggota-dpr-memilih-opsi-c, diakses pada 3 Februari 2011.

“Misteri Kolam Renang di Gedung Baru

DPR“.http://nasional.kompas.com/read/2010/09/04/10521490/Misteri.Kolam.Renang .di.Gedung.Baru.DPR, diakses pada 1 Februari 2011.

“PAN Endus Kolusi di Balik RUU Akuntan Publik“>

http://nasional.inilah.com/read/detail/1011742/pan-endus-kolusi-di-balik-ruu-akuntan-publik, diakses pada 2 Februari 2011.

“Panja Menggurita di DPR”.

http://republika.co.id:8080/koran/14/127284/Panja_Menggurita_di_DPR, diakses pada 17 Januari 2011.

“Paripurna DPR Sahkan Tim Pengawas

Century”.http://www.politikindonesia.com/index.php?k=politik&i=6759, diakses pada 10 Januari 2011.

“Pemerintah Bersikeras Tak Gunakan BPJS Tunggal“>

http://www.tempointeraktif.com/hg/kesra/2010/09/08/brk,20100908-277330,id.html, diakses pada 10 Januari 2011.

“Pemerintah Tak Anggarkan Dana Rumah

Aspirasi”.http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2010/08/05/Nasional/krn.

20100805.208218.id.html, diakses pada 1 Februari 2011.

“Penetapan Biaya Haji Molor”,

http://www.tempointeraktif.com/hg/kesra/2010/06/09/brk%2c20100609-253813%2cid.html, diakses pada 2 Februari 2011.

“Pengesahan RUU BPJS Diganjal Pemerintah”. Rakyat Merdeka. 22 Oktober 2010.

“Presiden Anggap Rendah Bambang Widjojanto”.

http://www.mediaindonesia.com/read/2010/11/11/184437/16/1/Presiden-Anggap-Rendah-Bambang-Widjojanto, diakses pada 26 Januari 2011.

“Priyo: Pembangunan Gedung DPR Berlanjut”.

http://www.mediaindonesia.com/read/2011/01/14/195668/3/1/Priyo-Pembangunan-Gedung-DPR-Berlanjut, diakses pada 1 Februari 2011.

“Rakyat Inilah Total Biaya Pelantikan Wakil Anda di Senayan”.

http://www.gatra.com/artikel.php?id=136035, diakses pada 23 Februari 2011.

“Reses bukan Alasan Menunda Pemilihan Komisioner“

http://www.mediaindonesia.com/read/2010/10/10/177405/3/1/Reses-bukan-Alasan-Menunda-Pemilihan-Komisioner-KY, diakses pada 10 Januari 2011.

“Revisi UU Parpol Banyak Kelemahan.” Media Indonesia.

http://www.mediaindonesia.com/read/2011/01/18/196712/3/1/Revisi-UU-Parpol-Banyak-Kelemahan, diakses pada 18 Januari 2011.

“Revisi UU Parpol Tuntas 2010, Syarat Pendirian Partai Diperketat.” Investor Daily, http://www.investor.co.id/home/revisi-uu-parpol-tuntas-2010-syarat-pendirian-partai-diperketat/1068, diakses pada 1 Desember 2010.

“RUU Hortikultura Dicurigai Titipan Pemodal”.

http://202.153.129.35/berita/baca/lt4cb6fb48d5f67/ruu-hortikultura-dicurigai-titipan-pemodal, diakses pada 23 Februari 2011.

“RUU Pencucian Uang: DPR Halangi Penguatan KPK“.

http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2010/08/25/headline/krn.20100825.2 10096.id.html, diakses pada 23 Februari 2011.

“Sebut Parlemen Lembaga Terkorup Kedua, TI Diminta Klarifikasi“

http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2006/bulan/01/tgl/09/time/15 2920/idnews/515520/idkanal/10, diakses pada 18 Januari 2011.

“Seleksi KY Rampung, Permahi Tetap Gugat KY“.

http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4cf910b0a5250/seleksi-ky-rampung-permahi-tetap-gugat-dpr-, diakses pada 10 Januari 2011.

“Semua Partai Menolak Dana Aspirasi, Golkar Merasa ‘Tertipu’”.

http://www.detiknews.com/read/2010/06/08/102414/1373765/10/semua-partai-menolak-dana-aspirasi-golkar-merasa-tertipu, diakses pada 1 Februari 2011.

“Sengketa Partai Politik Ditangani Mahkamah Khusus.”

http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4d0b7f6a5feea/sengketa-partai-politik-ditangani-mahkamah-khusus-, diakses pada 17 Desember 2010.

“Tujuh Fraksi DPR Tolak Perp KPK”.

http://korupsi.vivanews.com/news/read/133963tujuh_fraksi_dpr_tolak_perp_kpk, diakses pada 20 Januari 2011.

“UU (Penyederhanaan) Parpol.” Suara Pembaruan, 17 Desember 2010.

”Mayoritas Anggota DPR 2009-2014 Warga Jakarta”.

http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/06/16/08002832/Mayoritas.Anggota.DPR .2009-2014.Warga.Jakarta, diakses pada 19 Desember 2010.

”Mayoritas Anggota DPR Memilih Opsi C”.

http://www.antaranews.com/berita/1267633593/mayoritas-anggota-dpr-memilih-opsi-c, diakses pada 3 Februari 2011.

Asshiddiqie, Jimly. Lembaga Negara dan Sengketa Kewenangan Antar Lembaga Negara.

Jakarta: Konsorsium Reformasi Hukum Nasional. 2005.

---. Pembentukan dan Pembuatan Hukum dalam Hukum Tata Negara dan Pilar–pilar Demokrasi: Serpihan Pemikiran Hukum, Media, dan HAM. Cetakan kedua.

Jakarta: Konstitusi Pers. 2005.

---. Pengantar Ilmu hukum Tata Negara. Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan. 2006.

---. Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi Jakarta:

Sekretarian Mahkamah Konstitusi. 2006.

Bagja, Rahmat. Melanjutkan Pelembagaan Mahkamah Konstitusi, Usulan Perubahan Terhadap Undang-undang No. 24 tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi.

Jakarta: Democratic Reform Support Program. 2008.

Bahan Rapat Dengar Pendapat Komisi Pemberantasan Korupsi dengan Komisi III, 25 Januari 2010.

Data Pimpinan Alat Kelengkapan DPR 2009

Dhakidae, Daniel. “Dewan Perwakilan Rakyat dan Kemampuan Mengolah Kuasa Wicara”, Wajah Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Pemilihan Umum 1999. F. Harianto Santoro (Ed). Jakarta: Kompas, 2000.

Edward Siregar, Fritz. Fungsi Lembaga Representasi, presentasi tanpa tahun.

http://www.slideshare.net/fritzedward/fungsi-lembaga-perwakilan-presentation, diakses pada 4 Maret 2011.

Fadjar, Abdul Mukhtie. Hukum Konstitusi dan Mahkamah Konstitusi. Jakarta:

Sekretaris Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi. 2006.

Harahap, Chairuman. “Membedah Hasil Revisi terhadap Undang-undang Nomor 2 Tahun 2008.” Makalah disampaikan pada Diskusi Publik dan Peluncuran Jimly School of Law and Government di Jakarta, 18 Januari 2011.

Hassanbasari, M. Sjafei. Sidang Pertama DPR Hasil Pemilu 1955 Berlangsung Tanggal 26 Maret 1956, Dipimpin Ketua Sementara R Soedjono Prawirosoedarso. Kompas, 10 Januari 2007.

http://nasional.kompas.com/read/2009/09/29/1504516/rakyat.inilah.total.biaya.pelantikan.

wakil.anda.di.senayan, diakses pada

http://www.gatra.com/artikel.php?id=136035, diakses pada 20 Januari 2011 http://www.legalitas.org/ruu/keprotokolan, diakses pada 20 Januari 2011.

http://www.tempointeraktif.com/hg/kesra/2010/06/09/brk,20100609-253813,id.html, diakses pada 9 Juni 2010

Indrati, Maria Farida. Ilmu Perundang-undangan: Jenis, Fungsi, dan Materi Muatan.

Yogyakarta: Kanisius, 2007.

Juwana, Hikmahanto. Konsekuensi Ratifikasi Perjanjian Internasional.

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/181327/, diakses pada 27 Februari 2011.

Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, 2006.

Keppres No. 24 Tahun 2009 tentang Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.

Keppres No. 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka Kompas, 15 Maret 2010.

Kompas, 16 Desember 2010.

Kompas, 17 Maret 2010.

Korupsi DPR Berawal dari Rapat Tertutup, Republika, Sabtu, 05 Juli 2008.

Laporan Komisi I DPR dalam Pembicaraan Tingkat II/Pengambilan Keputusan Terhadap Pembahasan RUU tentang Pengesahan Perjanjian Antara Republik Indonesia dan Republik Singapura Tentang Penetapan Garis Batas Laut Wilayah Kedua Negara di Bgian Barat Selat Singapura, 1 Juni 2010

Laporan Komisi I DPR RI dalam Pembicaraan Tingkat II/Pengambilan Keputusan tentang Pengesahan Memorandum Saling Pengertian antara Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Kebawah Duli Yang Maha Mulia Paduka Seri Baginda Sultan dan yang Dipertuan Negara Brunei Darussalam tentang Kerjasama di Bidang Pertahanan, 29 Juli 2010

Laporan Komisi II DPR RI Dalam Rangka Pembicaraan Tingkat II/Pengambilan Keputusan Rancangan Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik Menjadi Undang-Undang-Undang-Undang pada Rapat Paripurna DPR RI. 16 Desember 2010.

Laporan Resmi Komisi I DPR terhadap Pembahasan RUU Pengesahan Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Federasi Rusia tentang Kerjasma Teknik-Militer, 21 September 2010

Latif, Abdul dkk. Buku Ajar Hukum Acara Mahkamah Konstitusi. Yogyakarta: Kreasi Total Media, 2009.

Majalah Tempo Edisi 4—10 Oktober 2010.

Majelis Permusyawaratan Indonesia. Panduan Pemasyarakatan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI, 2008.

Maridjan, Kacung. ”Membaca Kemampuan Anggota Dewan Baru“.

http://www.koran-jakarta.com/berita-detail.php?id=9046, diakses pada 18 Januari 2011.

Muhtadi, Burhanuddin. “Tinjauan Kritis Revisi UU Parpol dan Menguatnya Gejala Deparpolisasi.” Makalah disampaikan pada Diskusi Publik dan Peluncuran Jimly School of Law and Government di Jakarta, 18 Januari 2011.

Negara dan Sengketa Kewenangan Antar Lembaga Negara (Jakarta: Konsorsium

Paripurna DPR Sahkan Tim Pengawas Century, http://www.politikindonesia.com/index.php?k=politik&i=6759, diakses pada 20 Januari 2011.

Pasaribu, Reni Rawasita, dkk. Meninjau Ulang Mekanisme Pembentukkan Peraturan Pemerintah. Jakarta: Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia, 2006.

Pemilu 2009 dalam Angka. Jakarta: KPU, 2009.

Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat No. 1 Tahun 2009 tentang Tata Tertib DPR Periode 2009—2014.

Pohan, Ramadhan. Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Pakar mengenai Ratifikasi Perjanjian Perbatasan Indonesia-Singapura.

http://ramadhanpohan.com/risalah-rapat/rapat-dengar-pendapat-umum-dengan-pakar-mengenai-ratifikasi-perjanjian-perbatasan-indo , diakses pada 5 Februari 2011.

Putusan Mahkamah Konstitusi No. 11/PUU-VIII/2010.

Rodja, Siti Maryam dkk. Legislasi Tak Tuntas di Akhir Masa Bakti. Jakarta: Pusat Studi hukum dan Kebijakan, 2010.

Rodja, Siti Maryam dkk.. Rekam Jejak Kuasa Mengatur, Catatan PSHK tentang Kinerja Legislasi 2004-2009. Jakarta: Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia, 2010.

Rosari, Aloysius Soni BL de. Editor. Centurygate: Mengurai Konspirasi Pengusaha-pengusaha. Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2010.

Sekretarian Jenderal DPR-RI, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Periode 1999-2004. Jakarta: Sekjen DPR RI, 2004.

Setiawan, Bambang. “Sebuah Orde di Kaki DPR Baru”, http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/10/01/03195547/sebuah.orde.di.kaki.dp, diakses pada 18 Desember 2009.

Sholikin, M. Nur dkk. Pengujian Undang-Undang dan Proses Legislasi. Jakarta: Pusat Studi Hukum dan Kebijakan, 2007.

Susanti, Bivitri dkk. Bobot Kurang, Janji Masih Terutang. Jakarta: Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia, 2006.

Sutarto, Terlepas di Ruang Ibu KetuaPenulis dan judul artikel. Majalah Tempo Edisi 4—

10 Oktober 2010.

The Jakarta Globe, 31 Januari 2011

Thohari, A. Ahsin. “Kedudukan Komisi-Komisi Negara dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia”. Jurnal Hukum Jentera. Edisi 12 Tahun III (April-Juni 2006). Hlm. 22-36

Undang-Undang No. 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. UUD 1945.

Undang-Undang Keprotokolan. UU No. 9 Tahun 2010. LN No. 125 Tahun 2010, TLN No.5166.

Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Undang-Undang No. 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.

Undang-Undang No. 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional Undang-Undang No. 24 Tahun 2004 tentang Mahkamah Konstitusi.

Undang-Undang No. 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD.

Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang Pengadilan Tata Usaha Negara Undang-Undang No. 8 Tahun 1987 tentang Protokol.

Undang-Undang No. 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan.

Undang-Undang Protokol. UU No. 8 Tahun 1987. LN No.43 tahun 1987. TLN No.3363.

Utrecht, E. Pengantar Hukum Administrasi Republik Indonesia. Surabaya: Pustaka Tinta Mas, 1986

Wiratraman, R. Herlambang Perdana. “Neoliberalisme, Good Governance, dan Hak Asasi Manusia”. Jurnal Hukum Jentera. Edisi 15 Tahun IV (Januari-Maret 2007).

Jakarta: Pusat Studi Hhukum dan Kebijakan, 2007.

Yasin, Muhamad. “Suap dalam Proses Legislasi, Penelusuran Awal”. Jurnal Hukum Jentera Edisi 10 Tahun III Oktober 2005. Jakarta: Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia, 2005.

LAMPIRAN 1 

UU No. 3 Tahun 2010 tentang Pencabutan Perppu No. 4 Tahun 2009 tentang Perubahan UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

I. Substansi Isi/Materi

Struktur dan Kalimat

Tingkat Kelengkapan (7 Kelompok Aturan) N/A.

Tingkat Kerincian Sebagai undang-undang pencabutan, undang-undang ini mempertimbangkan secara matang, akibat hukum dari berlakunya Perppu yang dicabut. Undang-undang ini

Pertanyaan kunci analisis Keterangan Penggunaan

Tujuan Pengaturan dan Masalah yang ingin

dipecahkan Undang-undang ini dimaksudkan untuk menentukan

peningkatan status Perppu Nomor 9 Tahun 2009 menjadi undang-undang sebagaimana diamanatkan di dalam Pasal UUD 1945.

Perrpu Nomor 9 Tahun 2009 ialah peraturan yang ditujukan untuk menjawab persoalan, kekosongan jabatan pimpinan KPK jika mayoritas pimpinan KPK (lebih dari 3) harus diberhentikan untuk sementara. Perppu ini bertujuan untuk menjawab persoalan kemungkinan tidak efektfnya kinerja KPK, jika mayoritas pimpinannya tidak dapat menjalankan fungsinya.

Siapa yang diuntungkan N/A

Pengaruh terhadap kelompok rentan N/A

Pengaruh terhadap prinsip-prinsip dasar Perppu ini dapat dijadikan sumber yang berharga bagi penerapan dan pendefinisian keadan genting yang memaksa sebagai kondisi yang diprsyaratkan oleh UUD 1945 bagi keluarnya sebuah Perppu.

Beban dan Manfaat yang ditimbulkan

Potensi beban dan manfaat undang-undang terhadap anggaran negara

N/A

Tingkat kesesuaian terhadap konstitusi dan

peraturan perundang-undangan Tidak teridentifikasi adanya masalah Potensi masalah dalam implementasi Tidak ada

menguatkan legalitas akibat hukum dari berlakunya Perppu, antara lain, menjamin legalitas keputusan pimpinan sementara KPK dan lain-lain.

Efektivitas dan kerancuan kalimat Tidak teridentifikasi adanya kerancuan kalimat

Mekanisme evaluasi N/A

Kesalahan Teknis Tidak teridentifikasi adanya kesalahan teknis

II. Proses

A. Partisipasi Publik

Tahapan dan Waktu ‐ Pada tanggal 4 Maret 2010, DPR menolak pemberlakuan Perppu 4 Tahun 2009 menjadi undang-undang; sebagai konsekuensinya berdasarkan Pasal 22 ayat (3) UUD 1945 dan Pasal 25 ayat (4) dan Pasal 36 ayat (4) UU 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, pemerintah wajib mengajukan pencabutan RUU Pencabutan;

‐ Pada tanggal 12 Mei 2010 Menteri Hukum dan HAM mengajukan RUU pencabutan sekaligus penjelasannya berdasarkan surat nomor R-26/Pres/4/2010. Pada rapat ini, Menkumham melakukan pembahasan dengan Komisi III.

Terdapat dua agenda rapat, yakni, penyampain penjelasan RUU oleh Presiden dan mendengar tanggapan fraksi-fraksi;

‐ Undang-undang ini diundangkan pada tanggal 15 Juni 2010, namun berdasarkan Pasal 2 UU ini, dinyatakan bahwa Perppu sudah tidak berlaku sejak tanggal 4 Maret 2010 sejak penolakan Perppu oleh rapat Paripurna DPR.

Akses Informasi N/A

Stakeholders Pemangku kepentingan yang

terlibat N/A

Kelompok Rentan yang terlibat N/A Kelompok Keahlian yang terlibat N/A

Sifat Rapat Keseluruhan rapat-rapat pembahasan dilakukan secara

terbuka.

Forum-forum publik yang diselenggarakan N/A B. Perdebatan

Wacana Terdapat dua substansi yang menjadi perdebatan di dalam pembahasan UU penolakan ini. Pertama, terkait dengan perdebatan masa jabatan Tumpak Pangabean sebagai ketua KPK sementara.

Kedua, terkait penolakan pengesahan undang-undang menjadi Perppu.

Isu pertama, banyak pihak menilai bahwa dengan penolakan Perppu pada tanggal 4 Maret 2010 dalam rapat paripurna tidak serta-merta berhentinya jabatan Tumpak sebagai ketua KPK, sampai dengan

diundangkannya undang-undang pencabutan. Namun demikian, hal ini menjadi terbantahkan dengan Pasal 2 UU pencabutan yang menyatakan bahwa Perppu berakhir pada tanggal 4 Maret 2010, sehingga kewenangan Tumpak sebagai ketua KPK berhentu sejak tanggal 4 Maret 2010.

Isu kedua, terkait dengan penolakan pengesahan undang-undang.

Terdapat dua argumentasi besar, mengapa Perppu ini ditolak.

Pertama, adalah alasan bahwa rational (alasan keberadaan) perppu tersebut telah hilang seiring dengan dikembalikannya posisi Bibit dan Chandra menjadi pimpinan KPK. Kedua, bahwa kondisi yang dialami KPK bukan merupakan ihwal kegentingan yang memaksa, seperti disyratkan oleh UUD 1945.

Metode Pembahasan Pembahasan diawali pada rapat paripurna dengan agenda untuk menyikapi Perppu. Rapat paripurna memutuskan untuk menolak perubahan status Perppu menjadi undang-undang dan menugaskan komisi III untuk membahas undang-undang pencabutan. Pembahasan dibawa pada tingkat I, pembahasan komisi, memutuskan untuk tidak membentuk Panja dan menyetujui naskah RUU pencabutan yang diajukan pemerintah. Naskah yang telah disetujui dibawa ke paripurna, tingkat II, untuk disetujui yang selanjutnya diserahkan ke pemerintah untuk diundangkan.

Metode Pengambilan Keputusan Tidak ada data

Bobot Perdebatan Tidak ada data

Kesetaraan Dalam Perdebatan Tidak ada data

156

UU No. 5 Tahun 2010 tentang Perubahan atas UU No. 22 Tahun 2002 tentang Grasi I. Substansi

Isi/Materi

Pertanyaan kunci analisis Keterangan Penggunaan

Tujuan Pengaturan dan Masalah yang ingin

dipecahkan Ketentuan peralihan UU No. 22/2002 tentang Grasi

mengatur permohonan grasi yang diajukan berdasarkan UU No. 3/1950 tentang Permohonan Grasi dan belum selesai maka penyelesaiannya harus dilakukan dalam jangka waktu dua tahun sejak UU No. 22/2002 disahkan.

Namun sampai dengan tahun 2010, masih terdapat permohonan yang belum selesai. Sehingga terdapat kekosongan hukum dalam menyelesaikan permohonan tersebut.

Ada dua masalah yang ingin diselesaikan melalui undang-undang ini: (i) belum selesainya proses permohonan pengajuan grasi yang didasarkan pada UU No. 3/1950 dalam jangka waktu dua tahun sejak Oktober 2002, (ii) proses pemeriksaan permohonan yang lama. Sampai dengan 2010, terdapat 2106 tunggakan permohonan grasi.65 Besarnya tunggakan tersebut menggambarkan adanya masalah dalam prosedur yang diatur dalam UU.

Keberadaan undang-undang ini untuk memberi landasan hukum atau mengisi kekosongan hukum dengan memperpanjang jangka waktu penyelesaian permohonan grasi yang telah diajukan selama sepuluh tahun terhitung sejak 2002. Selain itu, juga untuk mengubah prosedur

Keberadaan undang-undang ini untuk memberi landasan hukum atau mengisi kekosongan hukum dengan memperpanjang jangka waktu penyelesaian permohonan grasi yang telah diajukan selama sepuluh tahun terhitung sejak 2002. Selain itu, juga untuk mengubah prosedur

Dalam dokumen BERHARAP PADA 560. Catatan Kinerja DPR (Halaman 144-192)