• Tidak ada hasil yang ditemukan

DARI GERAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SEJUTA RUMAH KE PROGRAM SEJUTA RUMAH

8.4. Program Sejuta Rumah

Program Sejuta Rumah (PSR) telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 29 April 2015 di Kabupaten Ungaran Provinsi Jawa Tengah. PSR merupa-k an Program Strategis Nasional yang merupamerupa-kan program terobosan pemerin tah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) untuk

memenuhi kebutuhan akan papan/hunian/tempat tinggal bagi masyarakat Indone-sia, khususnya MBR dan MM.

Pada saat bersamaaan, pemerintah juga melakukan pencanangan dengan konperensi video PSR di tempat lain pada delapan provinsi dan kabupaten/Kota di Indonesia seperti Sumatera Utara (Nias Utara), Sumatera Selatan (Kota Palembang), DKI Jakarta (Jakarta Barat), Banten (Tangerang), Jawa Barat (Cirebon), Jawa Timur (Malang), Kalimantan Tengah (Kotawaringin Timur), dan Sulawesi Selatan (Bantaeng). Dengan pencanangan PSR di berbagai daerah membawa konsekuensi pada pemerintah daerah baik provinsi atau kabupaten/kota untuk mensukseskan pelaksanaan program tersebut.

Seperti dipublikasikan oleh republika.co.id tanggal 30 April 2015, Presiden Jokowi dalam sambutan pidatonya pada pencanangan PSR di Kabupaten Ungaran Provinsi Jawa Tengah menjelaskan sebagai berikut:

“Pembangunannya dilakukan serentak di 17 provinsi di Indonesia termasuk di Palembang. Dalam pencanangan itu, Jokowi menggelar teleconference dengan sejumlah pejabat di daerah. Dari 1 juta rumah yang akan dibangun, tahap pertama dibangun 103.135 unit rumah dari total 331.693 rumah. Sisanya sekitar 700 ribu unit rumah lainnya akan mulai dibangun secara bertahap. Se banyak 1 juta unit rumah yang bakal dibangun terdiri atas rumah tapak, rusunami, dan rusunawa. Untuk pembangunannya pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 67,8 triliun, yang berasal dari BPJS Ketenaga kerjaan, Bappertarum-PNS, PT Taspen, Perum Perumnas, FLPP dan APBN melalui Kemen PUPR. Untuk merealisasikan PSR untuk MBR, pe merintah menerbitkan kebijakan baru agar rakyat semakin mudah mendapatkan rumah. Bagi masyarakat yang berpenghasilan kurang dari Rp 4 juta bisa membeli rumah tapak dan kurang dari Rp 7 juta bisa membeli Rusunawi. Harga rumah untuk masyarakat berpengasilan rendah antara Rp 115 juta/unit - Rp 165 juta/unit.” 136

PSR adalah salah satu program dari realisasi 9 (sembilan) program prioritas Program Nawa Cita Pemerintah Jokowi-JK, khususnya prioritas program kelima, yaitu ”Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program ‘Indonesia Pintar’; serta peningkat-an kesejahterapeningkat-an masyarakat dengpeningkat-an program ‘Indonesia Kerja’ dpeningkat-an “Indonesia Sejahtera” dengan mendorong reforma agraria dan program kepemilik an tanah seluas 9 hektar, program rumah kampung deret atau rumah susun murah yang disubsidi serta jaminan sosial untuk rakyat di tahun 2019.”

136 republika.co.id, (2015). “Program Sejuta Rumah Telan Rp 67,8 Triliun” http://www.republika.co.id/ be-rita/ekonomi/makro/15/04/30/nnlpco-program-ejuta-rumah-telan-rp-678-triliun. Diakses 7 Januari 2016,

Visi dan Misi PSR (dibahas dalam Bab IX) yand ditetapkan oleh Kabinet Kerja Pemerintahan Jokowi-JK dapat dikatakan sangat membumi untuk mensejahterakan rakyat karena program ini lebih banyak untuk menyediakan perumahan yang layak dan terjangkau bagi warga masyarakat, khususnya MBR dan MM. Namun, mewujud-kan program tersebut tidak mudah karena pemerintah masih tetap menghadapi ber-bagai persoalan lama dalam penyelenggaraan perumahan rakyat, seperti masalah penyediaan tanah, pembiayaan, perizinan dan lainnya. Permasalahan ini sebagian besar sama seperti yang dipublikasikan Media Indonesia tentang kendala pem-bangunan infrastruktur yaitu: a) masalah pengadaan lahan; b) perizinan oleh pe-merintah daerah; c) birokrasi; d) kesadaran warga terhadap urgensi pembangunan, e) koordinasi antar instansi; dan f) korupsi.137

Pada tahun 2016, dialokasikan anggaran Rp13 triliun untuk membiayai pembangunan 11.642 unit rumah susun, 6.350 unit rumah khusus, dan peningkatan kualitas rumah swadaya sebanyak 94 ribu unit, serta rumah baru swadaya 1.000 unit. Selain itu, terdapat bantuan prasarana, sarana, dan utilitas (PSU) untuk 42 ribu unit rumah dan pembiayaan KPR menggunakan FLPP, serta bantuan uang muka. Khusus untuk anggaran FLPP, jumlahnya melonjak menjadi Rp9,1 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp5,1 triliun.138

Pelaksanaan PSR juga terlihat didukung terobosan kebijakan Pemerintah Jokowi-JK yang berani, inovatif dan kreatif dalam mengatasi persoalan klasik yang menjadi kendala pencairan anggaran untuk pembangunan infrastruktur, ter masuk infrastruktur perumahan dan permukiman. Hal ini dibuktikan dengan adanya penanda tangan 644 paket proyek infrastruktur senilai Rp8,81 triliun di kantor Kemen PUPR. Penandatangan juga dilakukan di lima lokasi berbeda, yakni Medan, Banjar-masin, Surabaya, Menado, dan Jayapura. Presiden menyaksikan semua proses kontrak yang dilakukan secara serentak melalui video conference.

PSR yang digagas oleh Pemerintahan Jokowi-JK harus diapresiasi dan didukung oleh pemangku kepentngan pembangunan perumahan rakyat. PSR ini merupakan sebuah terobosan kebijakan yang inovatif dan kreatif dalam penyeleng-garaan perumahan rakyat, khususnya untuk MBR dan MM.

Demikian pula, adanya political will pemerintah dengan telah menetapkan-nya Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional, maka jalan menuju kesuksesan pelaksanaan PSR akan semakin terbuka pada saat ini dan masa mendatang.

137 Media Indonesia, (2016), “Kerja Infrastruktur Jangan Direcoki”, Surat Kabar Media Indonesia, Jakarta, Jum’at 8 Januari 2015, hal. 2.

Melalui PSR ini jika dilaksanakan dengan baik dan segala permasalahan yang menjadi kendala dapat dipecahkan secara baik, maka tidak mustahil sasaran dan tujuan mewujudkan kesejahteraan rakyat melalui penyediaan rumah yang layak dan terjangkau bagi MBR dan MM dapat terwujud.

Ir. Agung Mulyana, MregSc

Membaca buku ini akan diperoleh informasi yang memadai untuk perumusan dan implementasi kebijakan pembangungan perumahan rakyat, termasuk Program Sejuta Rumah. Dalam buku ini, berbagai permasalahan dan pemecahannya yang terkait dengan pembangunan perumahan rakyat telah dieksplorasi dan dideskripsikan dengan baik oleh Bapak Zulfi Syarif Koto.

Ir. Ade Armansjah, M.SiP

Buku ini sangat bagus untuk semua orang yang menaruh perhatian pada permasalahan pembangunan perumahan rakyat. Uraian cerdas, orisinil dan obyektif tentang histori, harapan

founding fathers, pengaruh global, problem kebijakan dan strategi

pemecahan dalam penyediaan perumahan rayat, khususnya bagi MBR.

Dr. Yayat Supriatna

Buku kedua karya Zulfi Syarif Koto ini bagus untuk dibaca untuk kalangan akademisi, praktisi, dan teoritis yang concern dalam pembangunan perumahan rakyat khususnya kalangan MBR. Isu-isu dan alternative problem solving yang dibahas bersifat nyata dan solusinya lugas dan implementatif berdasarkan pada pengalaman praktik beliau selama menjadi pejabat publik.

Dr. Hari Nugraha Nurdjaman

Buku Ini merupakan penjelajahan pikiran Zulfi Syarif Koto dari dimensi ekonomi-politik pembangunan perumahan rakyat tidak dapat lepas dari pengaruh global. Buku ini mengupas berbagai permasalahan dan solusi penyediaan perumahan rakyat.

Muhammad Joni, SH., MH

Mencermati isi buku ini, ada pesan tersendiri yang hendak disampaikan kepada pembaca, yaitu hendaknya ekonomi-politik pembangunan perumahan rakyat termasuk Program Sejuta Rumah harus mendasarkan pada falsafah dan konstitusi negara.

Tantias Wiliyanti, M.Sc

Membaca bukunya Zulfi Syarif Koto, kita semua terus diingatkan untuk menyumbangkan pemikiran yang tiada henti guna memperjuangkan pemenuhan hak dasar akan perumahan yang layak dan terjangkau bagi masyarakat, khususnya MBR.

134

Mengucapkan

SELAMAT & SUKSES

Atas Penerbitan dan Peluncuran Buku

“Program Sejuta Rumah:

Membangun Untuk Siapa?”

Oleh: Ir. Zulfi Syarif Koto. M.si

Bukti Nyata Hasil Pemikiran Sepanjang Masa

KINERJA PELAKSANAAN