• Tidak ada hasil yang ditemukan

Saat Lain sebagai Saat PPN Terutang

Dalam dokumen PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (Halaman 182-186)

Saat Terutang

E. Saat Terutang PPN Menurut UU PPN di Indonesia

E.4. Saat Lain sebagai Saat PPN Terutang

Sebagai realisasi dari Pasal 11 ayat (4), Direktur Jendral Pajak (DJP) telah menetapkan saat lain sebagai saat PPN terutang melalui beberapa ketentuan peraturan perundang-undangan PPN. Saat lain ditetapkan sebagai solusi dalam hal saat terutangnya PPN dengan cara yang dijelaskan di atas sulit untuk ditentukan atau terjadi perubahan ketentuan yang dapat menimbulkan ketidakadilan. Ketentuan tersebut meliputi:

a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 163/PMK.03/2012 tentang Batasan dan Tata cara Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas Kegiatan Membangun Sendiri. Ketentuan ini menetapkan bahwa saat terutangnya PPN atas kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya adalah pada saat kegiatan tersebut mulai dilaksanakan.

b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 8/PJ/2010 tentang Saat Terutangnya Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas Penyerahan BKP yang Tergolong Mewah dari Pusat ke Cabang atau Sebaliknya dan Penyerahan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah antar Cabang.

Ketentuan ini menetapkan bahwa saat terutangnya PPN atas penyerahan BKP yang tergolong mewah dari pusat ke cabang dan sebaliknya serta antar cabang adalah pada saat terjadinya penyerahan BKP yang tergolong mewah dari pusat ke cabang.

c. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-546/PJ/2000 tentang Saat Terutangnya Pajak Pertambahan Nilai atas Penyerahan Barang Kena Pajak dalam Rangka Restrukturisasi Perusahaan dan Restrukturisasi Utang Usaha. Ketentuan ini menetapkan bahwa saat terutangnya PPN atas kegiatan penyerahan BKP dalam rangka restrukturisasi perusahaan dan restrukturisasi utang usaha adalah pada saat penyerahan BKP kepada pembeli sebenarnya.

Konsep dan Studi Komparasi Pajak Pertambahan Nilai

Referensi Buku:

Agrawal, Vivek KR. Goods and Services Tax Made Easy. India: Independently Publish, 2017.

Henkow, Oskar. Financial Activities in European VAT: A Theoritical and Legal Research of The European VAT System and The Actual and Preffered Treatment of Financial Activities. The Netherlands: Kluwer Law International, 2008.

IBFD. “Directive 2006/112 - Text 1 January 201.” Dalam EU VAT Compass 2017/2018, ed. Fabiola Annacondia. The Netherlands: IBFD, 2017.

James, Kathryn. The Rise of Value-Added Tax. Cambridge: Cambridge University Press, 2015.

Kluwer, Wolters dan Deloitte. Singapore GST Compliance Handbook (5th Edition).

Singapura: CCH Asia Pte Limited, 2016.

Lambarth, Michael A. A Really Basic Introduction to Value Added Tax. USA:

Lexington, KY, 2014.

Needham, Andrew. Core Tax Annuals Value Added Tax 2012/2013. London:

Bloomsburry Professional Ltd, 2012.

OECD Centre for Co-operation with Non-Members. Value-Added Taxes in Central and Eastern European Countries: Comparative Survey and Evaluation. Paris: OECD, 1998.

Pato, Antonio Calisto dan Marlon Marques. Fundamentals of VAT. Middletown, 2014.

Quan Min, Chan. The Essential Guide to Malaysia GST. Singapore: John Wiley & Sons Singapore Pte. Ltd, 2015.

Schenk, Alan dan Oliver Oldman. Value Added Tax: A Comparative Approach. United Kingdom: Cambridge University Press, 2007.

Schenk, Alan. “Gambling and Lotteries.” Dalam VAT in Africa, ed. Richard Krever.

South Africa: Pretoria University Law Press (PULP), 2008.

Tait, Alan A. Value Added Tax: International Practice and Problems. Washington DC:

International Monetary Fund, 1988.

Terra, Ben. “Sales Taxation: The Case of Value added Tax in the European Community.” Dalam Series on International Taxation No. 8. Boston: Kluwer Law and Taxation Publishers.

Thornton, Richard dan Thenesh Kannaa. Malaysia Master GST Guide 2017 3rd Edition. Malaysia: Commerce Clearing House Sdn Bhd, 2017.

van Doesum, Ad, Herman van Kesteren, dan Gert-Jan van Norden. Fundamentals of EU VAT Law. The Netherland: Kluwer Law International BV, 2016.

William, David. “Value-Added Tax.” Dalam Tax Law Design and Drafting Chapter 6, Value-Added Tax, ed. Victor Thuronyi. Washington D.C.: International Monetary Fund, 1996.

BAB 5:

Saat Terutang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Artikel:

Cnossen, Sijbern. “Three VAT Studies.” CPB Netherlands Bureau for Economic Policy Analysis No, 90, Desember 2010.

Millar, Rebecca. “Time is of The Essence: Supply, Grouping Scheme adn Cancelled Transaction.” Journal of Australian Taxation, Juli 2004.

Internet:

“GST laws: Analysis of “Time of Supply of Goods and Services.” Masters India.

Internet. Dapat diakses melalui https://www.mastersindia.co/gst/gst-laws-analysis-time-supply-goods-services/.

Inland Revenue Authority of Singapore. “GST: GST and the Gold Jewellery Industry.”

Internet. Dapat diakses melalui

https://www.iras.gov.sg/irashome/uploadedFiles/IRASHome/e-Tax_Guides/etaxguides_GST_Gold%20Jewellery%20Industry%20(English)_201 4-06-09.pdf.

Sharma, Lalit JR. “Time of Supply –Point of Taxation of Goods or Service under GST.”

TaxGuru. Internet. Dapat diakses melalui https://taxguru.in/goods-and-service-tax/time-supply-point-taxation-goods-service-gst.html.

Wahyu Aji, R. Herjuno. “Saat Terutang PPN atas Pembelian Voucher Paket Wisata.”

DDTC News. Internet. Dapat diakses melalui https://news.ddtc.co.id/saat-terutang-ppn-atas-pembelian-voucher-paket-wisata-9148.

Terblanche, Victor.“VAT Fundamentals,” South African Institute of Tax Professionals.

Internet. Dapat diakses melalui

http://c.ymcdn.com/sites/www.thesait.org.za/resource/resmgr/2016_CPD_N otes/2016_VAT_Fundamentals_inner.pdf.

Peraturan:

Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah.

_______. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah _______. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 163/PMK.03/2012 tentang Batasan

dan Tata cara Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas Kegiatan Membangun Sendiri.

_______. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 151/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pembuatan dan Tata Cara Pembetulan atau Penggantian Faktur Pajak

_______. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 8/PJ./2010 tentang Saat Terutangnya Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas Penyerahan BKP yang Tergolong Mewah dari Pusat ke Cabang atau Sebaliknya dan Penyerahan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah antar Cabang.

Konsep dan Studi Komparasi Pajak Pertambahan Nilai

_______. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-546/PJ/2000 tentang Saat Terutangnya Pajak Pertambahan Nilai atas Penyerahan Barang Kena Pajak dalam Rangka Restrukturisasi Perusahaan dan Restrukturisasi Utang Usaha.

_______. Surat Edaran Direktur Jenderal Nomor: SE - 50/PJ/2011 tentang Penegasan Saat Penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak sebagai Dasar Saat Terutang Pajak Pertambahan Nilai dan Saat Pembuatan Faktur Pajak.

Dalam dokumen PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (Halaman 182-186)