• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat Penyerahan Barang

Dalam dokumen PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (Halaman 189-192)

Tempat Terutangnya

B. Tempat Penyerahan Barang

Menurut Tait, aturan umum untuk menentukan tempat penyerahan barang adalah dengan melihat di mana tempat keberadaan fisik dari barang tersebut ketika dialokasikan kepada pembeli atau pihak yang menerima barang. Namun, apabila barang yang diserahkan adalah barang yang perlu dipasang atau dirakit, tempat penyerahan barang tersebut ditetapkan di tempat di mana pemasangan atau perakitan itu terjadi.14

Sementara itu, Pato dan Marques menyatakan bahwa kriteria utama yang harus diperhatikan dalam menentukan tempat penyerahan atas barang adalah arus dari penyerahan barang secara fisik. Dengan demikian, sebelum menentukan di mana tempat penyerahan atas barang, sangatlah penting untuk mengetahui hal-hal berikut:

(i) di mana lokasi barang pada saat diserahkan?

(ii) apakah barang tersebut akan diangkut? jika ya, dari mana dan ke mana barang tersebut akan diangkut?

(iii) apakah penyerahan barang tersebut disertai dengan proses instalasi atau pemasangan?

Meskipun ahli PPN telah merumuskan konsep dasar mengenai cara penentuan tempat penyerahan barang untuk tujuan PPN, tidak semua negara memiliki aturan yang sama dalam mengatur tempat penyerahan. Tiap negara berhak menentukan sendiri cara yang digunakan dalam menentukan tempat terjadinya penyerahan atas barang. Misalnya, aturan mengenai tempat penyerahan barang yang diterapkan oleh negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa sebagaimana termaktub dalam VAT Directive.

VAT Directive membedakan cara penentuan tempat penyerahan barang ke dalam empat aturan bergantung pada jenis penyerahan yang dilakukan.

Pertama, tempat penyerahan untuk barang tanpa pengangkutan yang dirumuskan dalam Pasal 31 VAT Directive. Kedua, tempat penyerahan untuk barang dengan pengangkutan yang ditetapkan dalam Pasal 32 VAT Directive.

Ketiga, tempat penyerahan untuk barang yang terjadi di atas kapal, pesawat udara, atau kereta yang diatur dalam Pasal 37 VAT Directive. Keempat, tempat penyerahan untuk barang yang diserahkan melalui sistem pendistribusian, seperti sistem gas, listrik, energi hangat dan panas, yang dirumuskan dalam

apakah transaksi penyerahan barang atau jasa. Lihat Antonio Calisto Pato dan Marlon Marques, Op.Cit., 55.

14 Alan A. Tait, Value Added Tax: International Practice and Problems (Washington DC:

International Monetary Fund, 1988), 371.

BAB 6:

Tempat Terutangnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Pasal 38 VAT Directive.15 Tabel berikut menjelaskan lebih lanjut tempat penyerahan atas barang untuk masing-masing jenis penyerahan menurut VAT Directive.

Tabel 6.1: Tempat Penyerahan Barang Menurut VAT Directive No. Jenis Penyerahan Tempat Penyerahan

1. Penyerahan barang tanpa

pengangkutan Tempat barang berada (lokasi barang) ketika penyerahan sedang terjadi

a. dari sudut pandang pihak yang menyerahkan barang, tempat penyerahan barang adalah tempat barang berada ketika barang tersebut mulai dikirim atau diangkut;

b. dari sudut pandang pihak yang menerima barang, tempat

Berbeda dengan aturan di atas, untuk penyerahan barang jarak jauh, tempat penyerahan akan ditetapkan terjadi di tempat tujuan akhir dari pengiriman atau pengangkutan barang sepanjang persyaratan berikut terpenuhi:

a. barang yang diserahkan bukan berupa alat transportasi dan/atau barang hasil pemasangan atau perakitan;

b. barang dikirim atau diangkut oleh pihak yang menyerahkan barang secara langsung atau atas nama pihak yang menyerahkan barang;

c. konsumen dari barang tersebut dan

15 Sebastian Pfeiffer, VAT Grouping from a European Perspective (The Netherlands: IBFD, 2015), 202. Lihat juga Ben Terra dan Julie Kajus, A Guide to the European VAT Directives - Volume 1: Introduction to European VAT (The Netherlands: IBFD Publications BV, 2016), 557.

Konsep dan Studi Komparasi Pajak Pertambahan Nilai

pihak yang dikecualikan dari PPN (misal, badan pemerintahan) atau pihak yang bukan PKP.

Akan tetapi, ketentuan di atas tidak berlaku apabila penjualan barang jarak jauh yang terjadi memenuhi kondisi berikut:

a. barang yang diserahkan bukan barang yang dikenakan cukai;

b. penyerahan terjadi pada tahun kalender saat ini atau sebelumnya;

c. total jumlah bersih (tidak termasuk dan PPN) atas penyerahan yang

3. Penyerahan barang yang terjadi di atas kapal, pesawat udara,

4. Penyerahan gas, listrik, energi

panas dan dingin Tempat taxable dealer16 mendirikan kegiatan usahanya atau memiliki tempat tetap. Atau, dalam hal taxable dealer tidak mempunyai tempat kegiatan usaha atau tempat tetap, tempat penyerahan barang ditetapkan pada tempat tinggal tetap dari taxable dealer atau tempat di biasanya taxable dealer berada.

Aturan ini berlaku sepanjang:

a. gas diserahkan melalui sistem gas alami yang berada di dalam teritorial dari suatu negara;

b. listrik;

c. energi panas atau dingin yang dailiri melalui jaringan.

Sumber: diolah oleh Penulis dari Antonio Calisto Pato dan Marlon Marques, Fundamentals of VAT (Middletown, 2014), 56-64.

16 Taxable dealer didefinisikan sebagai PKP yang kegiatan utamanya adalah membeli gas, listrik, energi panas atau dingin dan menjual kembali produk tersebut kepada pihak lainnya. Lihat Antonio Calisto Pato dan Marlon Marques, Fundamentals of VAT (Middletown, 2014), 64.

BAB 6:

Tempat Terutangnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Kemudian, masih berdasarkan VAT Directive, terkait penyerahan barang hasil pemasangan atau perakitan, penyerahan barang dianggap bertempat di mana barang tersebut dipasang atau dirakit. Aturan ini sebagaimana diatur dalam Pasal 36 VAT Directive.

Di Malaysia, tempat penyerahan atas barang ditetapkan terjadi di tempat keberadaan fisik dari barang tersebut. Atau dengan kata lain, penentuan tempat penyerahan atas barang menurut ketentuan perundang-undangan PPN di Malaysia merujuk pada lokasi dari barang yang diserahkan.17

Sama halnya dengan Malaysia. Menurut Goods and Services Tax Act yang diberlakukan di Singapura, tempat penyerahan atas barang di negara ini adalah:18

(i) tempat di mana barang berada ketika barang tersebut mulai dikirim atau diangkut ke tempat konsumen; atau

(ii) tempat di mana barang berada saat penyerahan barang sedang berlangsung, dalam hal barang yang diserahkan tidak melalui proses pengiriman atau pengangkutan.

Aturan mengenai tempat penyerahan barang menurut Goods and Services Tax Act Singapura dapat dikatakan cukup unik karena aturan ini sama sekali mengabaikan lokasi dari pihak-pihak yang bertransaksi. Fokus dari aturan ini adalah lokasi dari barang yang diserahkan.19

Dalam dokumen PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (Halaman 189-192)