• Tidak ada hasil yang ditemukan

untuk menghadirkan layanan TIMES selengkapnya.

Dalam dokumen TLKM Annual Report 2012. pdf (Halaman 76-80)

juga dimaksudkan untuk mendukung pengembangan National Broadband Network yang merupakan bagian dari program pemerintah dalam MP3EI.

Perwujudan IDN dilakukan melalui tiga program pengembangan sebagai berikut :

1. id-Access: pengembangan infrastruktur jaringan akses ke arah pelanggan menjadi high speed broadband access melalui jaringan serat optik dan WiFi.

2. id-Ring: pengembangan infrastruktrur jaringan transport menuju IP-based and optical backbone network.

3. id-Convergence (“id-Con”): pengembangan infrastruktur jaringan service node menuju integrated NGN untuk multi-layanan dan multi-layar.

Implementasi IDN dilakukan melalui sinergi di lingkungan Telkom Group, meliputi seluruh lapisan infrastruktur jaringan. Di tahun 2012, kami telah membangun dan mengoperasikan (i) high speed optical access network

berbasis fiber to the home ("FTTH") dan WiFi untuk id-

Access; (ii) IP and optical backbone network berbasis terra router dan serat optik yang mencakup seluruh Indonesia untuk id-Ring; dan (iii) convergence service

platform & multi-services berbasis IMS untuk id-Con. Pembangunan infrastruktur IDN terus dilakukan dan pada tahun 2013 direncanakan dapat mencapai 15 juta homepass, 1 juta access point WiFi, 24 node terra router dan delapan node IMS yang didukung oleh 75 kilometer kabel serat optik.

A. Sambungan Telepon Tidak Bergerak Dan

Transmisi

1.

Sambungan Telepon Kabel Tidak

Bergerak

Per tanggal 31 Desember 2012, Telkom mengelola 8,9 juta sambungan telepon kabel tidak bergerak. Namun guna merespons master plan jaringan dan infrastruktur, kami menargetkan untuk melakukan transisi secara bertahap dari jaringan legacy ke NGN yang mencakup infrastruktur, metode layanan new wave dan operasi jaringan di tahun 2014 termasuk modernisasi jaringan infrastruktur sampai semua infrastruktur IP.

Tabel berikut menyajikan data sambungan telepon kabel tidak bergerak sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2012:

Statistik Operasi Sampai dengan akhir 31 Desember

2012 2011 2010 2009 2008 Kapasitas sentral 13.908.003 12 .180.214 1 1 .237.229 1 1 .094.063 11.038.818 Sambungan terpasang 1 1 .109.15 6 1 1 .005.208 10.510.048 10.013.565 9.838.537 Sambungan terpakai(1) 9.034.010 8.688.526 8.302.81 8 8.376.793 8.629.783 Sambungan berbayar 8.672.332 8.323.175 7.980.337 8.038.294 8.302.730 Telepon umum 273.929 278.505 322.481 338.499 327.053

Sambungan sirkit sewa terpakai(2) 3.342 3.662 3.988 4.273 6.084

Produksi pulsa telepon kabel tidak bergerak kabel

(juta menit)(3) 6.770 8.054 9.403 54.186 (5) 62.940 (5)

Tingkat kegagalan(4) 2,7 2,2 2,5 3,1 3,5

(1) Sambungan terpakai terdiri dari sambungan pelanggan dan telepon umum, juga termasuk sejumlah sambungan yang kami operasikan untuk pola bagi hasil. (2) Tidak termasuk sirkit sewa untuk jaringan dan bisnis multimedia.

(3) Terdiri dari pulsa panggilan lokal dan SLJJ, tidak termasuk telepon umum dan telepon seluler. (4) Kesalahan per 100 kali sambungan setiap bulan.

2. Sambungan Telepon Nirkabel Tidak Bergerak

Telkom mempunyai infrastruktur sambungan telepon nirkabel tidak bergerak yang terdiri dari mobile switching center (“MSC”) yang terhubung dengan setiap sentral trunk lainnya. Setiap MSC terkait dengan base station sub system (“BSS”) yang terdiri dari base station controller (“BSC”) dan base transceiver station (“BTS”). Semuanya menghubungkan perangkat telepon genggam dan terminal telepon nirkabel tidak bergerak pelanggan ke sambungan telepon nirkabel tidak bergerak Telkom. Jumlah sambungan aktif telepon nirkabel tidak bergerak Telkom meningkat dari 14,2 juta pada tahun 2011 menjadi sekitar 17,9 juta pada tahun 2012. Tabel berikut menyajikan data sambungan telepon nirkabel tidak bergerak sejak tahun 2008:

Statistik Operasi Sampai dengan akhir 31 Desember

2012 2011 2010 2009 2008

Kapasitas sentral (kapasitas MSC)(1) 32.262.120 33.261.850 24.048.993 23.393.631 15.885.020

Sambungan terpasang (kapasitas BTS)(1) 27.631.751 27.635.751 27.344. 1 5 1 27.653.553 19.861.324

Sambungan terpakai(2) 17.869.591 14.237.522 18. 1 6 1 .278 15.139.057 12.725.425

Sambungan berbayar 17.868.991 14.221.413 18.14 2 .955 15.1 1 5 .892 12.698.827

Telepon umum 600 16.109 18.323 23.1 65 26.598

Produksi pulsa telepon nirkabel tidak bergerak/

produksi menit (juta)(3) 5.667 7.931 1 1 .768 14.627 12.304

(1) Kapasitas BTS dan MSC pada tahun 2008 dihitung dengan asumsi trafik percakapan per pelanggan sebesar 30 mE.

(2) Sambungan terpakai terdiri dari sambungan pelanggan dan telepon umum, termasuk sambungan yang kami operasikan untuk pola bagi hasil. (3) Berisi menit pemakaian dari panggilan-panggilan lokal dan SLJJ, kecuali panggilan melalui telepon umum koin dan telepon seluler bergerak.

3. Jaringan Transmisi

Selama tahun 2012, Telkom fokus pada pengembangan jaringan broadband, yang berperan sebagai tulang punggung (“backbone”) infrastruktur jaringan Telkom Group secara keseluruhan. Backbone jaringan telekomunikasi terdiri dari jaringan transmisi, fasilitas sentral (“switching”) jarak jauh serta core routers yang menghubungkan beberapa akses node. Sambungan-sambungan transmisi antara node dan fasilitas switching mencakup jaringan transmisi terestrial, yaitu jaringan serat optik, gelombang mikro, dan kabel bawah laut, maupun jaringan transmisi satelit dan teknologi transmisi lainnya.

Tabel berikut ini menunjukkan kapasitas transmisi per tanggal 31 Desember 2011 dan 2012:

Total Jaringan Transmisi

Kapasitas

(jumlah sirkit medium transmisi)

E1 STM-1 STM-4 STM-16 STM-64 STM-256

Sampai dengan Desember

2011 132.691 671 65 35 1 84 -

2012 131.546 720 92 55 260 3

Catatan: Satuan transmisi backbone menggunakan satuan E1, STM1 (setara dengan 63 E1), STM4 (setara dengan 4 STM1), STM16 (setara dengan 4 STM4), STM64 (setara dengan 4 STM16) dan STM256 (setara dengan 4 STM64). STM (“Synchronous Transfer Mode”) merupakan satuan transmisi yang umum diterapkan pada jaringan transmisi backbone. Untuk memfasilitasi layanan broadband, dibutuhkan jaringan transmisi berkapasitas besar dengan satuan nxSTM-1. Satuan E1 digunakan untuk mendukung layanan legacy.

pada frekuensi 1.800 MHz. Kedua jaringan tersebut beroperasi sebagai sebuah jaringan dual band yang terintegrasi. Jaringan 3G Telkomsel memanfaatkan bandwidth 10 MHz pada frekuensi 2,1 GHz.

Per tanggal 31 Desember 2012, jaringan digital Telkomsel diperkuat oleh infrastruktur yang terdiri dari 54.297 BTS dengan kapasitas keseluruhan jaringan yang mampu memfasilitasi kebutuhan komunikasi bagi 125,1 juta pelanggan.

C. Jaringan Data dan Internet

Untuk menjamin tingkat kehandalan yang tinggi, Telkom mengimplementasikan jaringan data dan internet berbasis IP/MPLS yang bersifat hirarkis dan dual homing. Jaringan IP backbone kami telah menjangkau seluruh wilayah Indonesia dan per tanggal 31 Desember 2012 mencakup 47 lokasi PoP dengan 22 node terra router, 18 node core router dan 545 node PE router.

Kami juga mengoperasikan carrier metro Ethernet

sebagai agregator trafik layanan akses broadband menuju jaringan IP Backbone. Per 31 Desember 2012, tercatat sebanyak 1.004 node metro ethernet untuk menampung 1.536 GBps layanan akses broadband. Telkom menyediakan layanan akses broadband berbasis telepon kabel tidak bergerak berbasis teknologi ADSL, dengan nama dagang “Speedy”. Per tanggal 31 Desember 2012, Telkom mengoperasikan 4,7 juta homepass layanan akses broadband dan melayani 2,3 juta pelanggan Speedy, atau tumbuh 30,9% dibandingkan jumlah 1,8 juta pelanggan pada tanggal 31 Desember 2011.

Sementara itu, Telkomsel, entitas anak kami, juga menyediakan layanan broadband dengan nama dagang “Flash”. Per 31 Desember 2012, layanan Flash mencatat 11,0 juta pelanggan, dengan pertumbuhan sebesar 99,5% dibandingkan 5,5 juta pelanggan per 31 Desember 2011.

Perusahaan mengoperasikan satelit Telkom-1 dan Telkom-2 beserta 205 stasiun bumi, termasuk satu stasiun master kendali satelit. Satelit Telkom-1 mempunyai kapasitas 36 transponder, termasuk 12 transponder extended C-band dan 24 transponder C-band standar, sedangkan satelit Telkom-2 mempunyai kapasitas 24 transponder C-band standar.

Sebagai tambahan dari dua satelit yang kini digunakan, Telkom juga menyewa beberapa transponder dari penyedia layanan satelit lainnya, seperti GE 23 dengan 11 transponder, satelit star-1 dengan dua transporder, satelit Sinosat dengan dua transponder, dan satelit JCSaT5a dengan 10 transponder.

Mengantisipasi pertumbuhan permintaan layanan satelit dan untuk mendukung strategi bisnis Telkom dalam menyediakan layanan TIMES, pada tanggal 2 Maret 2009, Telkom telah menandatangani kontrak dengan perusahaan Academician M.F. Reshetnev Information Satellite Systems dari Rusia, untuk pengadaan sistem satelit Telkom-3. Peluncuran Satelit Telkom-3 dijadwalkan pada tahun 2012. Namun, akibat adanya gangguan saat peluncuran pada bulan Agustus 2012, satelit Telkom-3 kini berada pada orbit yang tidak dapat digunakan (unusable orbit). Telkom telah mengasuransikan biaya pengadaan satelit Telkom-3. Perusahaan akan menyewa kapasitas transponder satelit dari pihak ketiga, apabila diperlukan, untuk memenuhi kebutuhan operasional sendiri maupun untuk pelanggan.

B. Jaringan Seluler

Layanan seluler kami yang dioperasikan oleh entitas anak, Telkomsel, memiliki cakupan terbesar dibandingkan operator seluler lainnya di Indonesia. Saat ini Telkomsel mengoperasikan layanan pada jaringan GSM/DCS, GPRS, EDGE serta 3,5G. Jaringan GSM/DCS terdiri dari bandwidth 7,5 MHz pada frekuensi 900 MHz dan bandwidth 22,5 MHz

D. Jaringan Internasional

Telkom saat ini mengoperasikan tiga gateway internasional yaitu di Batam, Jakarta dan Surabaya. Ketiga gateway tersebut tersambung dengan jaringan domestik yang handal untuk memfasilitasi layanan Sambungan Langsung Internasional (“SLI”), yakni “007”, baik untuk panggilan keluar maupun panggilan masuk. Sampai saat ini kami belum berencana untuk mengembangkan gateway baru. Jaringan internasional Telkom didukung oleh Sistem Komunikasi Kabel Laut (“SKKL”), yaitu Dumai- Malaka Cable System dan SKKL Thailand-Indonesia- Singapore (“TIS”), hak pakai yang tidak dapat di batalkan Indefeasible Right of Use, dan satelit. Untuk mengembangkan dan memperkokoh jaringan internasional serta memperluas layanan broadband, sejak April 2007, entitas anak kami, Telin, juga bergabung dalam konsorsium kabel Asia America Gateway (“AAG”) untuk pembangunan Batam Singapore Cable System yang menghubungkan Batam dengan Singapura. Perusahaan melalui Telin juga memiliki rencana jangka panjang untuk mengembangkan akses internasional ke wilayah Indonesia Timur, selain juga menciptakan variasi layanan dan meraih peluang bisnis di Asia Selatan, Timur Tengah dan Eropa.

Selain itu, Perusahaan memiliki perjanjian layanan telekomunikasi internasional dengan operator di beberapa negara untuk memfasilitasi interkoneksi panggilan internasional. Karena Telkom tidak memiliki perjanjian dengan operator telekomunikasi di setiap tempat tujuan SLI, Perusahaan membuat kesepakatan dengan SingTel, Telekom Malaysia Berhad, Verizon, Belgacom, NTT, TIS, France Telecom, dan operator lainnya yang mana para operator telekomunikasi tersebut berfungsi sebagai penghubung untuk mengalihkan panggilan internasional ke tempat tujuan tertentu. Per tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan telah mengadakan perjanjian layanan telekomunikasi internasional dengan 78 operator internasional di 27 negara. Perusahaan telah mengadakan perjanjian layanan telekomunikasi internasional tambahan dengan operator telekomunikasi lainnya guna melayani interkoneksi secara langsung, terutama operator di

20 tempat tujuan teratas untuk trafik SLI outgoing. Selain tersambung dengan 20 negara tujuan teratas

trafik SLI outgoing, kami juga telah tersambung dengan 58 operator lainnya di berbagai negara.

Dalam dokumen TLKM Annual Report 2012. pdf (Halaman 76-80)