• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN CAKUPAN PERSALINAN DI FASILITAS

Health Office is that the percentage of deliveries handled in health facilities has not reached the target, where the realization is only 68.77% of the 82% target, so that intervention is made in the promotion of health promotion media and after short-term monitoring and evaluation, the results were obtained that the media made were considered effective for the community.

Keywords: Childbirth, facilities, health PENDAHULUAN

Proses persalinan merupakan salah satu peristiwa penting dan senantiasa diingat dalam kehidupan wanita. Persalinan sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan tempat persalinan berlangsung. Idealnya, setiap wanita yang bersalin dan tim yang mendukung serta memfasilitasi usahanya untuk melahirkan, bekerja sama dalam suatu lingkungan yang paling nyaman dan aman bagi ibu yang melahirkan. Tempat bersalin termasuk salah satu faktor yang dapat mempengaruhi psikologis ibu bersalin. Pemilihan tempat bersalin dan penolong persalinan yang tidak tepat akan berdampak secara langsung pada kesehatan ibu. Tempat yang paling ideal untuk persalinan adalah fasilitas kesehatan dengan perlengkapan dan tenaga kesehatan yang siap menolong sewaktu waktu apabila terjadi komplikasi persalinan atau memerlukan penanganan kegawatdaruratan. Minimal bersalin di fasilitas kesehatan seperti puskesmas yang mampu memberikan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) sehingga apabila perlu rujukan dapat segera dilakukan. Sebaliknya jika melahirkan di rumah dan sewaktu-waktu membutuhkan penanganan medis darurat maka tidak dapat segera ditangani (1).

Salah satu program pemerintah yang saat ini masih gencar di promosikan ialah pertolongan persalinan ibu hamil di fasilitas kesehatan, dimana rencana strategis 2015- 2019nasional menyebutkan bahwa target dari program ini ialah minimal 82%, sedangkan yang saat ini dicapai oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar hanya 68,77% dari total 10.698 persalinan.Permenkes No. 97 Tahun 2014 Pasal 14 ayat (1) yang berbunyi persalinan harus dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) tidak berarti adanya larangan bidan untuk melakukanpersalinan di luar Fasyankes.Bidan justru dapat melakukan persalinan di luar Fasyankes jika Fasyankes tersebut sulit dijangkau oleh warga. Hal itu jelas dikatakan dalam PP No. 61 Tahun 2014 pasal 16 angka 4.Ketentuan persalinan harus dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan merupakan kebijakan Pemerintah dalam menjaga kesehatan ibu dan mengurangi angka kematian ibu. Di samping adanya pengecualian pada kondisi tertentu dapat dilakukan di luar Fasyankes (2).

Penyediaan fasilitas kesehatan yang memadai dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ternyata belum cukup untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015- 2019 terdapat indikator persentase persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan (3). Kebijakan Kementerian Kesehatan sebelumnya menggunakan indikator cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan. Kondisi persalinan merupakan proses yang sulit diprediksi dan perdarahan masih merupakan satu dari tiga penyebab kematian utama di Indonesia, yang memerlukan penanganan yang cepat dan fasilitas yang memadai sehingga apabila mengalami kondisi kegawatdaruratan maternal dapat segera mendapat pelayanan dibandingkan bila melahirkan di rumah. Hal ini dapat dilihat dari data AKI dan AKB di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar yang masih tinggi yaitu 93,3 per 100.000 kelahiran dan 9,98 per 1000 kelahiran menunjukkan bahwa cakupan persalinan di fasilitas kesehatan yang masih rendah dapat menimbulkan dampak yang cukup berbahaya (4).

Beberapa faktor yang menyebabkan ibu memilih tempat persalinan yaitu kepercayaan terhadap tenaga kesehatan, biaya, akses ke pelayanan kesehatan serta pengetahuan dalam mencari penolong dan tempat persalinan yang aman serta dukungan

keluarga. Oleh karena itu, untuk melakukan pertolongan persalinan oleh nakes harus ada persiapan yang tepat, baik persiapan penolong, alat dan bahan yang disediakan penolong, persiapan tempat, persiapan biaya, persiapan lingkungan dan keluarga serta persiapan transportasi rujukan yang memadai (1).

Berdasarkan hasil kegiatan magang diketahui belum tecapainya target cakupan persalinan yang ditangani di fasilitas kesehatan yaitu hanyamencapai68,77% dari target 82%, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu kurangnya frekuensi dan cara penyebaran program, bidan masih menoleransi pertolongan persalinan tidak di fasilitas kesehatan, budaya masyarakat untuk melakukan persalinan di rumah, fasilitas kesehatan yang masing kurang secara kualitas maupun kuantitas, dan kurangnya media promosi kesehatan. Dari beberapa faktor tersebut, faktor yang menyebabkan belum optimalnya cakupan pesalinan di fasilitas kesehatan ialahkurangnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya melakukan persalinan di fasilitas kesehatan.

Adapun salah satu cara yang dipilih untuk mengatasi faktor penyebab masalah tersebut yaitu membuat media promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat mengenai pentingnya persalinan di fasilitas kesehatan. Menurut Dale (5), promosi kesehatan pada dasarnya merupakan proses komunikasi dan proses perubahan perilaku melalui pendidikan kesehatan. Kegiatan promosi kesehatan dapat mencapai hasil yang maksimal, apabila metode dan media promosi kesehatan mendapat perhatian yang besar dan harus disesuaikan dengan sasaran.

METODE

Penelitian mengguankan jenis penelitian deskriptif argumentatifdalam analisis dan sintesis yaitu dengan menyusun data sekunder yang diperoleh dari data target dan capaian Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar, dan data primer yang didapat dari hasil kuesioner penilaian efektivitas media promosi kesehatan. Lokasi penelitian ialah di Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar pada bulan Juli 2019, populasi penelitian ialah seluruh pegawai di Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar, sampel yang diambil terdapat 4 orang untuk mewakili. Pengumpulan data menggunakan instrument kuesioner efektivitas media promosi kesehatan yang kemudian dianalisis secara deskriptif dan menghasilkan informasi apakah media tersebut efektif atau tidak digunakan.

\

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar telah melaksanakan program sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan yaitu pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan ibu bersalin, pelayanan kesehatan bayi baru lahir, dan pelayanan kesehatan balita. Namun, Persentase persalinan di fasilitas kesehatan pada tahun 2018 belum mencapai target 634 kasus (100%) dimana realisasi hanya sebesar 299 kasus (47,15%) (4).

Belum tecapainya target cakupan persalinan di fasilitas kesehatan disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya kurangnya frekuensi informasi mengenai himbauan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan kepada masyarakat, bidan masih menolerasni pertolongan persalinan tidak di fasilitas kesehatan, budaya masyarakat untuk melakukan persalinan di rumah, fasilitas kesehatan yang masing kurang secara kualitas maupun kuantitas, dan kurangnya media promosi kesehatan. Dari beberapa faktor tersebut, faktor yang menyebabkan belum optimalnya cakupan pesalinan di fasilitas kesehatan ialahkurangnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya melakukan persalinan di fasilitas kesehatan.

Adapun salah satu cara yang dipilih untuk mengatasi faktor penyebab masalah tersebut yaitu membuat media promosi kesehatan agar pengetahuan dan sikap masyarakat meningkat mengenai pentingnya persalinan dilakukan di fasilitas kesehatan dan akhirnya akan merubah perilaku masyarakat kearah positif. Tujuan yang hendak dicapai pada kegiatan ini adalah terbuatnya media promosi kesehatan mengenai persalinan di fasilitas kesehatan dan diharapkan dapat tersebar sampai kepada

masyarakat, dengan hasil yang diharapkan adanya peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai persalinan di fasilitas kesehatan. Sebelumnya pembuatan leaflet terkhusus mengenai persalinan di fasilitas kesehatan belum pernah dilakukan, selama ini hanya mengenai persalinan secara umum. Upaya peningkatan pengetahuan dan sikap seseorang dapat dilakukan melalui promosi kesehatan. Peningkatan pengetahuan tersebut diharapkan memberikan individu persepsi yang baik dan menginterpretasikan pengetahuan yang didapatkan menjadi suatu tindakan perilaku sehat (6). Media yang digunakan dalam proses promosi kesehatan pun perlu dipertimbangkan, beberapa diantaranya seperti Powerpoint, leaflet, dan video. Menurut hasil penelitian Kurniawati (2014) menyatakan ada pengaruh pemberian penyuluhan dengan media leaflet tentang bahaya kehamilan resiko tinggi terhadap pengetahuan ibu dan motivasi mencegah resiko tinggi kehamilan di Puskesmas Kalitidu Kabupaten Bojonegoro (7). Selain itu menurut penelitian Riyanti (2019) nilai yang didapat oleh ibu hamil di pre test dan post test mengalami peningkatan setelah ibu hamil di beri penyuluhan tentang Konsep kehamilan, Faktor risiko dan Tanda bahaya kehamilan dan persiapan menghadapi persalinan dengan menggunakan media powerpoint, video dan leaflet (8).

Menurut teori Lawrience Green (1980) dalam Fitriyya (2018) bahwa pengetahuan seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan dan tradisi sebagai faktor predisposisi disamping faktor pendukung seperti lingkungan fisik, prasarana dan faktor pendorong yaitu sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya. Tindakan yang diharapkan mungkin tidak akan terjadi kecuali seseorang mendapat isyarat yang kuat untuk memotivasinya bertindak atas dasar pengetahuan yang dimiliki. Sebelum seseorang berperilaku positif maka dia harus memilih pengetahuan dan sikap yang mendukung terlebih dahulu mengenai sesuatu hal tersebut. Sebab jika tidak, perilaku yang akan dihasilkan tidak akan maksimal (9).

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi jangka pendek yang dilakukan, didapatkan bahwa pelaksanaan intervensi dinilai sudah cukup bagus. Penilaian dilakukan dengan cara mengisi lembar efektifitas media promosi kesehatan oleh Kepala Seksi Kesga dan Gizi, Perwakilan Seksi Promosi Kesehatan, Pembimbing Instansi, dan salah satu bidan desa di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar.

Tabel 1 Hasil monitoring dan evaluasi jangka pendek intervensi

No Nama

Responden

Leaflet Powerpoint

Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi

Sumber: Data Primer Program Magang 2019

1. NH 48 Efektif 40 Efektif

2. S 29 Efektif 28 Efektif

3. D 36 Efektif 30 Efektif

4. H 46 Efektif 38 Efektif

Berdasarkan hasilmonitoring dan evaluasi jangka pendek dari intervensi yang dilakukan yaitu pembuatan media promosi kesehatan leaflet dan PPT dinilai efektif oleh seluruh responden. Selain itu, setelah dilakukannya monitoring dan evaluasi jangka pendek, mahasiswa magang juga melakukan koordinasi dengan Seksi Kesga dan Gizi serta Seksi Promosi Kesehatan untuk merencanakan tindak lanjut dari media promosi kesehatan yang sudah dibuat untuk disepakati dan disahkan dalam bentuk nota kesepakatan bahwa akan dilaksanakan kelanjutan oleh pihak dinas kesehatan beserta puskesmas yang ada di wilayah kerja nya.

PENUTUP

Setelah dilakukannya monitoring dan evaluasi jangka pendek, didapatkan hasil bahwa media yang dibuat dinilai efektif untuk masyarakat, kemudian disepakati tindak lanjut dari pembuatan media promosi kesehatan oleh kedua belah pihak baik dari mahasiswa magang maupun dari pihak dinas kesehatan kabupaten banjar khususnya bidang kesehatan masyarakat. Rencana tindak lanjut yang dibuat berisi mengenai penyebarluasan media promosi kesehatan baik saat kegiatan Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar, maupun kegiatan puskesmas-puskesmas di wilayah kerjanya yang dapat dilaksanakan saat kelas ibu hamil. Diharapkan rencana tindak lanjut ini dapat dilaksanakan guna meningkatkan cakupan persalinan ibu hamil di fasilitas kesehatan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk dapat melakukan penelitian di wilayah kerjanya, serta dosen pembimbing dalam mengarahkan pembuatan hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

1. Putri MD. 2016. Factors related to the election of the place hildbirth 2015 (Studies In District Sarolangun Jambi). Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) 4(2): 55- 67.

2. kemenkes RI. 2017. Ini aturan kemenkes soal persalinan.http://www.depkes.go.id/article/print/17072400010/-ini-aturan-

kemenkes-soal-persalinan.html 23 Juli 2017.

3. Kementerian KesehatanRI. Renstra Kemenkes RI 2015-2019.

4. Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar. 2019. Data Program Ibu.

5. Notoadmodjo, 2003. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

6. Septiani E, Shinta P, Ova E. 2016. Efektivitas promosi kesehatan menggunakan audiovisual terhadap perubahan persepsi ibu tentang pendidikan seks untuk anak prasekolah. Berita Kedokteran Masyarakat 32(11): 421-426.

7. Kurniawati. 2014. Pengaruh Penyuluhan Media Leaflet Tentang Bahaya Kehamilan Resiko Tinggi Terhadap Pengetahuan Dan Motivasi Mencegah Kehamilan Risiko Tinggi Di Puskesmas Kalitidu Kabupaten Bojonegoro

8. Riyanti E, Herniyatun, Diah A. 2019. Deteksi dini tanda bahaya kehamilan dan kesiapan ibu dalam menghadapi persalinan. The 9th University Research Colloqium 2019. Universitas Muhammadiyah Purworejo.

9. Fitriyya, M. 2018. Efektifitas Pelatihan Midwifery Update Terhadap Peningkatan Pengetahuan Bidan pada Pelayanan Kebidanan di Surakarta. Media Publikasi

Penelitian (15): 112-117.

PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA BAGI