• Tidak ada hasil yang ditemukan

Noer Sari Fanny 180106172.pdf - etheses UIN Mataram

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Noer Sari Fanny 180106172.pdf - etheses UIN Mataram"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA KELAS

V DI MI NW NURUL HARAMAIN NARMADA TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Oleh

NOER SARI FANNY NIM 180106172

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM

2022

(2)

i

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA KELAS V DI MI NW NURUL HARAMAIN NARMADA TAHUN

PELAJARAN 2021/2022

Skripsi

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

NOER SARI FANNY NIM 180106172

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM 2022

(3)

ii

(4)

iii

(5)

v

(6)

vi MOTTO

َٰ ي

َٰ ذَّلٱَٰا هُّ ي أ ٓ اوُن ما ءَٰ ني

َٰ ٓ اوُني ع تْسٱ

َٰ ٓ

َٰ ة و لَّصلٱ وَٰ ْبَّْصلٱ ب

َٰ ٓ

َٰ ع مَٰ هَّللٱََّٰن إ

َٰ ني بْ َّصلٱ

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-

orang yang sabar.

(QS. Al-Baqarah, 153).1

1 QS. Al-Baqarah, 153.

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Puji syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kepada Allah SWT yang melimpahkan nikmatnya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Selanjutnya dengan tulus kupersembahkan skripsi ini kepada:

1. Alm Abahku tercinta H. Syarifuddin, S.Pd dan Umyku Hj.Ummu Kalsyum yang selalu memberikanku semangat dan selalu mendo’akan yang terbaik untukku Untuk segala perjuanganku.

2. Suamiku Ismul Mahalli dan Anakku Tercinta M. Muammar Ramadhan yang selalu menemani bolak balik konsul dari mulai hamil besar hingga lahiran sampai pelaksanaan Sidang Skripsi Berlangsung tetap menemaniku dan memberikan aku dukungan dan motivasi.

3. Kakak pertamaku Tercinta Noer Iqlima Ahadiyah, S.Pd.I dan suami yang telah memberikan aku semangat.

4. Kakak Keduaku Tersayang H. Hasyir Syarif, S.Pd.I dan istri yang sudah aku anggap sebagai Ayahku sendiri, yang selalu mendukung dan mensyuport perjalanan pendidikanku dari awal hingga Akhir.

5. Adekku Tersayang Noer Rizqiyani Al-Fahimi yang telah mendo’akan terbaik untukku.

6. Untuk Almamaterku, semua guru dan dosenku di kampusku UIN Mataram.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat, taufiq serta hidayahnya proses penulisan Skripsi ini yang berjudul “Upaya Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa Kelas V Di MI NW Nurul Haramain Narmada Tahun Pelajaran 2021/2022” Alhamdulillah dapat di selesaikan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

Dalam kesempatan ini tidak lupa pula saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam memberikan bimbingan, saran-saran yang berharga kepada penulis terutama kepada yang terhormat.

7. Bapak Drs. H. Ridwan, M.Pd sebagai pembimbing I, dan Bapak Lalu. Asriadi, M.Pd.I sebagai pembimbing II yang telah memberikan waktu dan kesempatannya untuk Membimbing.

(9)

ix

8. Bapak Dr.Muammar, M.Pd selaku ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang telah memberikan pelayanan akademik selama penyusunan skripsi ini.

9. Bapak Dr.Jumarim, M.H.I selaku dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) yang telah melakukan pembinaan di akadamik selama penyusunan skripsi ini.

10. Bapak Prof. Dr. H. Masnun Tahir, M.Ag selaku rektor UIN Mataram yang selalu berusaha meningkatkan mutu pendidikan untuk mencapai misi yang telah ditetapkan.

11. Bapak, Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram yang telah memberikan peneliti motivasi dan bimbingan selama saya melaksanakan studi di UIN Mataram.

12. Para guru di MI NW Nurul Haramain Narmada, yang telah memberikan informasi terkait dengan pelaksanaan menyusun skripsi ini, dan yang menerima dengan baik dan ramah ketika peneliti mulai meneliti di Madrasah Tersebut.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini jauh dari kata sempurna baik dari segi ilmu maupun penulisannya, oleh karena itu penulis berharap saran dan kritikan yang membangun dari dosen

(10)

x

pembimbing dan pembaca dalam usaha penyempurnaan Skripsi ini.

Dengan segala kekurangan dan kelebihan, semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat dan mendapatkan Ridho dari Allah SWT.

Mataram, 22 Agustus 2022 Penulis,

NOER SARI FANNY NIM: 180106172

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

ABSTRAK ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan dan Manfaat ... 9

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ... 12

E. Telaah Pustaka ... 13

F. Kerangka Teori ... 17

1. Pengertian Guru ... 17

2. Kemampuan Membaca Al-Qur’an ... 25

3. Langkah-Langkah Metode Wafa Yang Digunakan Di MI NW Nurul Haramain Guna Meningkatkan Kemampuan membaca Al-Qur’an Siswa ... 25

G. Metode Penelitian ... 46

H. Sistematika Pembahasan ... 59

(12)

xii

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ... 61

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 61

B. Paparan Data dan Temuan ..Error! Bookmark not defined. BAB III PEMBAHASAN ... 61

A. Upaya Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa Kelas V DI MI NW Nurul Haramain Narmada Tahun Pelajaran 2021/2022. ... 87

B. Kendala Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa Kelas V Di MI NW Nurul Haramain Narmada Tahun Pelajaran 2021/2022. 94 C. Upaya Guru Dalam Mengatasi Kendala dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa. ... 97

BAB IV PENUTUP ... Error! Bookmark not defined. A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 73

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 78

DOKUMENTASI FOTO PENELITIAN ... 90

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Data Guru dan Pegawai MI NW Nurul Haramain Narmada

Tabel 2.2 Data Jumlah Siswa di MI NW Nurul Haramain Narmada

Tabel 2.3 Data Siswa Kelas V yang Mondok dan yang tidak mondok di MI NW nurul Haramain Narmada

Tabel 2.4 Data siswa siswi MI NW Nurul Haramain Narmada yang mondok dan yang tidak mondok

Tabel 2.5 Data Sarana dan Prasarana di MI NW Nurul Haramain Narmada

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara Lampiran 2 Pedoman Observasi Lampiran 3 Pedoman Dokumentasi

Lampiran 4 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah Lampiran 5 Hasil Wawancara dengan Guru

Lampiran 6 Dokumentasi Foto Penelitian

Lampiran 7 Surat Izin Penelitian dari UIN Mataram

Lampiran 8 Surat Izin Penelitian dari Bangkespoldagri Provinsi

Lampiran 9 Kartu Konsultasi Lampiran 10 Daftar Riwayat Hidup

(15)

xv

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA KELAS V DI MI NW NURUL HARAMAIN NARMADA TAHUN

PELAJARAN 2021/2022 Oleh

NOER SARI FANNY NIM 180106172

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Upaya Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa Kelas V Di MI NW Nurul Haramain Narmada, 2) kendala yang terdapat dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas V Di MI NW Nurul Haramain Narmada 3) Upaya Guru Dalam Mengatasi kendala dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an Siswa kelas V Di MI NW Nurul Haramain Narmada.

Jenis penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif.

Tehnik penelitian dengan cara mengumpulkan data menggunakan metode Observasi, Wawancara dan Dokumentasi. Data ini dianalisis dengan menggunakan tehnik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi data. Sumber data penelitian ini diperoleh dari kepala sekolah, dewan guru dan para siswa.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Upaya guru dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas V Di MI NW Nurul Haramain Narmada. Yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti di MI NW Nurul Haramain

(16)

xvi

tersebut adalah, rasa ingin tahu bagaimana upaya atau usaha guru MI NW Nurul Haramain dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa, karena lulusan dari MI tersebut yang peneliti tahu, sudah bagus dalam membaca Al-Qur’an sebelum masuk kejenjang Madrasah Tsanawiyah, sehingga itulah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti di MI tersebut, khusnya di kelas V. Setelah peneliti melakukan wawancara kepada beberapa guru, khususnya guru khalaqoh ngaji, menyatakan bahwa Upaya yang dilakukan guru yaitu pertama membagi kelompok, sesuai dengan kemampuan siswa tersebut, maksudnya disini sesuai kemampuan siswa yaitu ada yang sudah mencapai level 5,6,7 dan yang sudah mencapai level 8, yang menempati level 8 ini adalah siswa yang sudah fasih dalam membaca Al- Qur’an dari segi tajwid dan murottalnya 2) Adapun kendala guru dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa yaitu, siswa yang masih pulang pergi, maksudnya siswa yang tidak mondok, karena MI tersebut memprogramkan santri atau siswa MI harus mondok mulai dari kelas III MI, namun yang terdapat saat ini hanya beberapa siswa kelas V yang tidak mondok itu yang menjadi kendala guru dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an tersebut, karena Di MI tersebut memprogramkan khalaqoh ngaji itu tiga kali pertemuan dalam sehari yaitu setelah subuh, setelah Ashar dan setelah maghrib, sedangkan siswa yang pulang pergi hanya mengikuti khalaqoh ngaji itu pada waktu sore hari saja 3) Upaya guru dalam mengatasi kendala tersebut adalah dengan memantapkan siswa ketika khalaqoh ngaji pada sore harinya bagi siswa yang pulang pergi atau mewajibkan siswa untuk mondok ketika memasuki kelas V.

Kata Kunci: Upaya Guru, Kemampuan, Membaca Al-Qur’an Siswa..

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Upaya guru dalam mendidik merupakan sebuah panggilan jiwa. Memberikan pendidikan kepada orang lain merupakan ibadah sosial. Ia menjadi salah satu aktivitas yang dipastikan dapat menajamkan aktivitas pengajaran akan memperoleh nilai banyak hal dalam proses tersebut. Yang pasti, mendidikpun harus dipahamkan dan dipahami sebagai bagian dari dedikasi diri untuk melakukan satu kontribusi diri yang membangun demi kepentingan bersama di atas kepentingan peribadi dan golongan.

Mendidik sebagai aktivitas dedikasi kemudian dipandang sebagai fokus melakukan aksi-aksi sosial untuk meningkatkan kehidupan masyarakat sekitar agar terjadi satu dinamika yang baik dan maju.2

Sebagai langkah awal dalam pendidikan dasar agama yang kuat pada anak maka, mempersipakan kehidupannya untuk masa

2 Dr.Sigit Wahyudi, Menjadi Guru Idieal, ( Universitas Negeri Malang:

2011), hlm. 8

(18)

2

depan yang cerah dengan menentukan sikap dan langkah dalam memutuskan pendidikan spiritual yang tepat. Sehubung dengan hal itu, maka belajar di sekolah yang memiliki tujuan pendidikan.

Umum dan Islam secara terpadu dan proporsional merupakan sebuah kewajiabn utama bagi orang tua. Karena arti pendidikan adalah upaya sadar dan terencana yang dilakukan oleh guru untuk mengembangkan segenap potensi peserta didik secara optimal.

Potensi yang mencakup adalah jasmani dan rohani sehingga melalui pendidikan seorang peserta didik dapat mengoptimalkan pertumbuhan fisiknya agar memiliki kesiapan untuk melakukan tugas perkembangannya dan dapat mengoptimalkan perkembangan rohaninya. Agar dengan totalitas pertumbuhan fisik dan perkembangan psikisnya secara serasi dan harmoni, dapat menjalankan tugas hidupnya dalam seluruh aspeknya, baik sebagai anggota masyarakat, dalam UUD sisdiknas pasal 3 tahun 2003 pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasskan anak bangsa,bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

(19)

3

makhluk Tuhan Yang Maha Esa.3 Dalam perkembangan selanjutnya pendidikan berarti usaha yang sadar dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.4 Sementara itu, menurut Undang-Undang sistem pendidikan nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. 5 Dalam hal ini guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapatkan perhatian sentral dan utama. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang

3 UU Republik Indonesia No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) beserta penjelasan (Bandung: citra Umbra, 2003), hlm.7

4 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), hlm.

1

5 Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agam Islam, (Bandung: Refika Aditama, 2009), hlm. 2

(20)

4

diselenggarakan secara formal di sekolah. Guru juga sangat menentukan keberasilan peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar. Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. 6 Peserta didik yang telah mencapai tujuan pendidikan agama Islam dapat digambarkan sebagai sosok individu yang memiliki keimanan, komitmen, ritual dan sosial pada tingkat yang diharapkan. Menerima tanpa keraguan sedikit pun akan kebenaran ajaran agama Islam, beredia untuk berperilaku atau memperlakukan objek keagamaan secara positif, melakukan perilaku ritual dan sosial keagamaan sebagaimana yang digariskan dalam ajaran agama Islam.7 Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah swt:

نِا . اَذٰه َنٰا ْرُقْلا ْيِدْهَي

ْيِت لِل َيِه ُمَوْقَا ُرِّشَبُيَو َنْيِنِم ْؤُمْلا

َنْيِذ لا َن ْوُلَمْعَي

ِت ٰحِل ٰ صلا نَا

ْمُهَل اًر ْجَا اًرْيِبَك ٓ

Yang Artinya: Sungguh, Al-Qur'an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada

6 E.Mulyasa,Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2008), hlm. 5

7 Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agam Islam, (Bandung: Refika Aditama, 2009), hlm. 7

(21)

5

orang mukmin yang mengerjakan kebajikan, bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar. (Al-Qur’an.Surah Al-Isra’:Ayat 9).8

Di dalamnya terkumpul wahyu Ilahi yang menjadi petunjuk, pedoman dan pelajaran bagi siapa yang mempercayai serta mengamalkannya. Karena itu setiap orang yang mempercayai Al- Qur’an, akan bertambah cinta kepadanya, untuk membaca, mempelajari, memahami dan mengamalkannya. 9 Dalam hal ini Mengajarkan Al-Quran sejak dini merupakan salah satu stimulasi pengembangan potensi anak yaitu pengembangan kemampuan membaca, menulis dan menghafal. Mengajarkan membaca Al- Quran kepada anak-anak memerlukan cara tersendiri untuk itu banyak lembaga yang mempelajari bagaimana cara membaca Al- Qur’an yang baik dan benar. Sehingga peserta didik mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, baik lingkungan sekolah maupun diluar sekolah, diantaranya yaitu memberi bekal kepada peserta didik untuk bisa membaca Al-Qur’an. 10 Mengajarkan Al- Qur’an baik ayat-ayat bacaan maupun ayat-ayat tafsir dan hafalan dapat memberi pengetahuan kepada anak didik agar mampu melancarkan bacaan Al-Qur’an. Al-Qur’an akan menjadi syafaat atau penolong di hari kiamat untuk para pembacanya.

Usaha peningkatan kemampuan baca Al-Qur’an pada peserta didik tidak terlepas dari upaya yang dilakukan oleh guru,

8 QS. Al-Isra’[9]: 283

9 Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Qur’an, (Jakarta: Gema Insani, 2004), hlm. 16

10 Amjad Al Hafidh, Ilmu Tajwid Dan Ghorib Al-Qur’an, (Semarang:

Kilat Press Semarang, 2010), hlm. 7

(22)

6

terlebih peserta didik pada dasarnya masih duduk di sekolah dasar kelas bawah yang masih memerlukan bimbingan dari guru Khalaqoh (pembing ngaji) dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an. Karena kemampuan membaca dan menulis termasuk keterampilan yang harus dipelajari dengan sengaja.

Tidak sama halnya dengan belajar berbicara dan kemampuan mendengar.11 Kemampuan membaca Al-Qur’an untuk anak usia dini adalah kecakapan yang dimiliki dalam ketepatan pengucapan huruf hijaiyah sesuai dengan tanda yang biasa disebut “makhrijul huruf”, kecakapan membaca kata dan kefasihan membaca kalimat atau ayat. Setelah mampu membaca ayat dengan benar baru ada peningkatan pembelajaran tajwid sehingga mampu membaca Al- Qur’an dengan tartil. Kegiatan proses belajar mengajar di sekolah merupakan kegiatan inti melalui proses beljar mengajar akan dicapai tujuan pendidikan dalam bentuk terjadinya perubahan tingkah laku dalam diri anak. Harapan dari semua pihak orang tua, dan masyarakat agar setiap anak dapat mencapai hasil belajar yang baik sesuai dengan kemampuan masing-masing anak.

Adanya perbedaan dalam sistem pembelajaran di sekolah madrasah Ibtidaiyah yang berbasis MI pondok pesantren bahwa dalam proses belajar khususnya dalam pembelajaran Al-Qur’an.

Ketertarikan peneliti pada MI NW Nurul Haramain Narmada

11 Zulkifli L. Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 53

(23)

7

adalah memiliki target yang jelas,dan tidak mudah membuat peserta didik bosan untuk membaca Al-Qur’an. memperhatikan setiap kualitas Bacaan Al-Qur’an Siswa dan hafalan sehingga termasuk prioritas setiap lulusan MI NW Nurul Haramain Narmada. Keseriusan Madrasah dalam pembelajaran Al-Qur’an Berbeda dengan sekolah dasar negeri lainnya, mereka belum terlalu memperhatikan pembelajaran Al-Qur’an dengan kurangnya jam pembelajaran Al-Qur’an dan upaya penentuan metode dalam pembelajaran, dan guru yang sedikit yang mengajarkan Al-Qur’an yaitu hanya guru PAI (pendidikan agama islam). MI NW Nurul Haramain merupakan Madrasah Ibtidaiyah yang menerapkan dua kurikulum sekaigus dalam pembelajarannya, yakni kurikulum Diniyah dan kurikulum Nasional. Pembelajaran Al-Qur’an merupakan salah satu pembelajaran yang masuk dalam kurikulum pembelajaran.

Dalam pembelajaran Diniyah menggunakan metode khusus yang menjadi strategi belajar. salah satunya metode Wafa.

Metode wafa juga sering disebut dengan metode otak kanan yang mana dalam pembelajarannya menggunakan Aspek multisensorik

(24)

8

atau perpaduan dari berbagai indera, seperti visual,auditorial dan kinestetik. Yang memudahkan pembelajaran Anak dalam belajar dan gemar membaca Al-Qur’an12. Dan untuk hasil observasi yang dilakukan ketika pembelajaran Al-Qur’an berlangsung, tujuannya untuk mengamati cara kerja guru atau Ustadz Ustadzah dipondok dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an, lembaga yang konsen terhadap Pendidikan Agama Islam (PAI) khususnya Al-Qur’an MI NW Nurul Haramain Narmada, telah menjadikan pendidikan Al-Qur’an sebagai kurikulum unggulan. Terbukti dengan dibelajarkannya materi-materi Al-Qur’an (baca tulis Al- Qur’an) dari kelas 1 sampai kelas 6.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mendalami lebih jauh mengenai bagaimana guru AlQur’an di MI NW Nurul Haramain Narmada, dalam merencanakan pembelajaran, melaksankan pembelajaran, dan mengevaluasi hasil dari pembelajaran tahsin yang kreatif, inovatif dan menyenangkan bagi peserta didik. Maka peneliti tertarik untuk

12 Wawancara dengan ustadzah Iin haryaningsih kurniawati selaku ustadzah Diniyah Al-Qur’an di MI NW Nurul Haramain Narmada , Tanggal 23 November 2021.

(25)

9

melakukan penelitian lebih lanjut tentang “ Upaya Guru dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an kelas V di MI NW Nurul Haramain Narmada Tahun Pelajaran 2021/2022”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah Upaya Guru dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an Siswa kelas V di MI NW Nurul Haramain?

2. Apa kendala guru dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an Siswa kelas V di MI NW Nurul Haramain?

3. Bagaimana Upaya Guru Dalam mengatasi kendala dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an Siswa?

C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan

a. Untuk mendiskripsikan Upaya guru dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an Siswa kelas V di MI NW Nurul Haramain.

(26)

10

b. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi guru dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-qur’an Siswa kelas V di MI NW Nurul Haramain.

c. Untuk mengetahui Upaya guru dalam mengatasi kendala dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa.

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah manfaat kepada pembaca dan meningkatkan khazanah ilmu pengetahuan, terkait upaya yang dilakukan guru dalam membimbing siswa dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an di kelas V MI NW Nurul Haramain Narmada.

b. Manfaat Praktis 1) Manfaat bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para guru khususnya, guru Madrasah Ibtidaiyah yang fokus dalam membimbing peserta didik untuk

(27)

11

meningkatkan kemampuan membaca Al-qur’an tersebut, dan dapat menambah wawasan bagi para guru Madrasah Ibtidaiyah, yang kesulitan dalam membimbing peserta didik dalam membaca Al-Qur’an.

2) Manfaat bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat menerima metode terbaru, sehingga terhindar dari rasa jenuh dan bosan Dalam mempelajari Ilmu Al-Qur’an.

3) Manfaat bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peserta didik dalam rangka meningkatkan kualitas bacaan Al-Qur’an, sehingga bisa mendapatkan hasil yang optimal pada pembelajaran Al-Qur’an disekolah maupun Diniyyah.

4) Manfaat Bagi Penulis

Menambah pengalaman tentang upaya guru dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an

(28)

12

dan dapat dijadikan Sebagai acuan dalam pendidikan yang lebih baik.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian 1. Ruang Lingkup

Penulis membatasi masalah yang mengacu pada Upaya Guru meningkatan kemampuan membaca Al- Qur’an Siswa Kelas V DI MI NW Nurul Haramain Narmada sebagai berikut:

a. Upaya Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa kelas V di MI NW Nurul Harmain Narmada Tahun Pelajaran 2021/2022.

b. Kendala Guru Dalam Meningkatkan kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa Kelas V Di MI NW nurul Haramain Narmada Tahun Pelajaran 2021/2022.

c. Upaya Guru dalam Mengatasi Kendala dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an

(29)

13

Siswa kelas V Di MI NW nurul Haramain Narmada Tahun Pelajaran 2021/2022.

2. Setting Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di MI NW Nurul Haramain Narmada Tahun Pelajaran 2021/2022, kecamatan Narmada, Desa Lembuak mulai dari bulan April sampai bulan Mei. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas V dan Guru yang mendampingi khalaqoh ngaji DI MI NW Nurul Haramain Narmada .

E. Telaah Pustaka

Beberapa penelitian yang relevan dengan permasalahan yang diangkat pada penelitian ini antara lain:

Upaya adalah sebuah usaha menyampaikan suatu maksud.

Sedangkan makna guru dalam KBBI diartikan sebagai seseorang yang memiliki pekerjaan (mata pencaharian, profesinya) mengajar, Upaya guru dalam mengajarkan ilmu tajwid adalah usaha atau ikhtiar yang dilakukan oleh guru

(30)

14

dengan cara memberikan pelajaran tajwid dan bertanggung jawab atas siswa dalam memahami dan menerapkan hukum tajwid pada al-Qur’an.

1. Ada upaya dari sekolah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an secara benar. Upaya yang dilakukan sekolah dimaksudkan untuk mencari jalan keluar bagi siswa yang masih mempunyai kemampuan terbatas pada keterampilan membaca Al-Qur’an.

Berkaitan dengan hal ini pihak sekolah mengadakan kegiatan ekstra kurikuler yakni praktek Qira’at.13

2. menurut Pupuh Fathurrahman, Upaya merupakan cara dalam menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

Berangakat dari pengertian di atas, maka dapat diartikan bahwa metode pembelajaran adalah cara-cara yang dipakai oleh seorang guru untuk menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik. Di mana tujuan utama dari

13 Umi Nasikhah, Upaya Guru Al-Qur’an Hadis Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa”Journal Pendidikan Agama Islam,2020, Vol 1, hlm 51.

(31)

15

penggunaan cara-cara tertentu tersebut adalah untuk mencapai hasil pembelajaran yang telah ditetapkan.14 3. Menurut H. Tasdiq dan Rezza Yuli Anjani, Upaya Guru

Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Pada Anak TPQ Al- Hidayah 1 Dusun Tugasari, Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dan penjelasan dari beberapa guru dapat disimpulkan bahwa upaya guru dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an pada Anak TPQ beragam caranya diantaranya sebagai berikut :

Memberikan pemahaman hukum bacaan Al- Qur’an, pada anak usia 9 tahun kebawah dengan cara menghafal, usia 9 tahun ke atas dengan memberikan pemahaman lalu dilanjutkan dengan menghafal.

a. Lomba hafalan surat-surat pendek, yang terbaik akan diberi hadiah.

14 Pupuh Fathurrahman, Tahun Pelajaran 2020

(32)

16

b. Memberikan pemahaman materi tajwid, jika sudah sekian pertemuan baru dilakukan evaluasi secara lisan maupun tulisan.

c. Memperdengarkan murottal Al-Qur’an kepada santri-santri, setelah itu santri mempraktikkannya.

d. Menggunakan media gambar.

e. Untuk kegiatan sorogan Al-Qur’an, menerapkan hukum bacaan Al-Qur’an yang telah dipelajari dengan wajib muraja’ah atau mengulang-ngulang bacaan minimal 3 kali.

f. Kegiatan pembelajaran dilakukan denagn sosialisasi yang baik artinya kita dapat berinteraksi bersama anak-anak dengan baik, Kegiatan pembelajaran harus bisa dinikmati oleh anakanak agar mereka dapat memahaminya dengan mudah.15

15 H.Tasdiq dan Rezza Yuli Anjani, Upaya Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Pada Anak TPQ Al- Hidayah 1 Dusun Tugasari, 2019, Vol 3,hlm 50.

(33)

17 F. Kerangka Teori

1. Pengertian Guru

Guru merupakan komponen penting yang menentukan kualitas pendidikan. Untuk itu, perlu mendapat perhatian yang lebih serius demi tercapainya tujuan sekolah yang diharapkan. guru adalah semua orang yang pernah memberikan suatu ilmu atau kepandaian tertentu kepada seseorang atau kelompok orang. Maka untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus, pengetahuan, kemampuan dan di tuntut untuk dapat melaksanakan peran- perannya secara profesional yang dalam tugasnya guru tidak hanya mengajar, melatih, tetapi juga mendidik. Berbicara mengenai guru merupakan suatu topik yang sangat menarik diperbincangkan, karena guru merupakan sumber kunci keberhasilan pendidikan. Dikatakan demikian karena jika guru sukses mengajar, maka besar kemungkinan anak didiknya akan sukses pula. Sebagai pendidik, guru adalah aktor utama di samping orang tua dan elemen penting lainnya. Tanpa keterlibatan aktif guru, maka pendidikan tidak akan berarti apa-apa dan kosong dari materi, esensi, dan substansinya. Terutama sekali jika sistem yang baik itu ditunjang oleh kualitas guru yang inovatif, maka kualitas suatu lembaga pendidikan itu akan meningkat.

Secara hirarkis, guru memiliki “Tugas, Peranan, Kompetensi dan Tanggungjawab” terhadap peserta didiknya.

(34)

18

Peran guru tidak akan bisa tergantikan oleh elemen apapun walaupun dengan mesin canggih sekalipun. Karena tugas guru menyangkut pembinaan sifat mental manusia sebagai peserta didik yang menyangkut berbagai aspek yang bersifat manusiawi yang unik dalam arti pribadi manusia peserta didik itu berbeda satu dengan yang lainnya.

Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 disebutkan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevalusi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan menengah.

Dalam kontek ini guru dimaknai sebagai figur seorang pemimpin, sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak peserta didik, yang mempunyai kekuasaan fundamental untuk membentuk dan membangun kepribadian peserta didik menjadi seseorang manusia yang berguna bagi agama, nusa, bangsa dan kehidupan sosial.16

Dalam proses pendidikan di MI NW Nurul Haramain guru adalah salah satu faktor penting yang menentukan.

Proses pendidikan tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya peran guru yang senantiasa memberikan pengajaran

16 Hamid Darmadi, Peran,Kompetensi, Dan Tanggung Jawab menjadi Guru Profesional, Jurnal Edukasi, 2015 Vol 13, hlm 02.

(35)

19

setiap hari pada santri-santrinya. Dalam proses pembelajaran pun peran guru masih sangat menentukan daripada metode.

Peranan guru yang sangat penting ini menjadi potensi sangat besar untuk memajukan pendidikan di MI NW Nurul Haramain Oleh karena itu guru yang baik pasti selalu mempersiapkan terciptanya proses pembelajaran yang baik, mulai dari pembuatan perencanaan, kemudian melaksanakan dan mengadakan evaluasi.17

2. Tugas Guru

Tugas dalam mendidik merupakan rangkaian dari proses belajar-mengajar, memberikan dorongan, memuji, memberi contoh dan membisakan. Kemendiknas (2000) mengindikasikan bahswa tugas utama guru antara lain adalah sebagai berikut:

1). Tugas guru sebagai pengajar (Intruksional).

Sebagai pengajar (intruksional), guru bertugas merencanakan progam pengajaran, melaksanakan progam yang telah disusun

17 H.Tasdiq dan Rezza Yuli Anjani, (journal Pendidikan Islam) Upaya Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Pada Anak TPQ Al- Hidayah 1 Dusun Tugasari, Tahun Pelajaran 2019

(36)

20

dan melaksanakan penilaian setelah progam itu dilaksanakan

2). Tugas guru sebagai pendidik (Edukator).

Sebagai pendidik (edukator) guru bertugas mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan yang berkepribadian sempurna

3). Tugas guru sebagai pemimpin (Managerial).

Sebagai pemimpin, guru bertugas memimpin dan mengendalikan diri sendiri, peserta didik dan masyarakat yang terkait, menyangkut upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, partisipasi atas progam yang dilakukan.

4). Tugas Guru Sebagai Fasilitator

Guru sebagai fasilitator bertugas memberikan kemudahan belajar (facilitate of learning) kepada seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangakan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka.

5). Tugas Guru sebagai motivator

Pembangkitan nafsu atau selera belajar sering juga disebut motivasi belajar. Untuk

(37)

21

meningkatkan kualitas pembelajaran, guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar peserta didik sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.

6). Tugas Guru sebagai pemberi inspirasi Sebagai pemberi inspirasi belajar guru harus mampu mempertahankan diri dan memberikan aspirasi bagi peserta didik, sehingga kegiatan belajar dan pembelajaran dapat membangkitkan berbagai pemikiran, gagasan dan ide-ide baru.18

3. Tanggung Jawab Guru

Tanggung jawab guru dan unsur pendidikan lainnya bukan hanya sekedar dalam hal mengajar atau memajukan dunia pendidikan di sekolah di tempatnya bertugas, tetapi juga bertangggung jawab untuk mengajak masyarakat di sekitarnya untuk ikut berpartisipasi dalam memajukan pendidikan di wilayahnya.

Guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Tanggung jawab guru profesional ditunjukkan melalui tanggung

18 Heri Jauhari Muchtar, Fiqih Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm.155-156

(38)

22

jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya.

Guru yang professional hendaknya mampu memikul dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, negara, dan agamanya. Tanggung jawab seorang Guru (professional) antara lain:

1) Tanggung jawab intelektual diwujudkan dalam bentuk penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya.

2) Tanggung jawab profesi/pendidikan: Diwujudkan melalui pemahaman guru terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

3) Tanggung jawab sosial diwujudkan melalui kemampuan guru berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama kolega pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

(39)

23

4) Tanggung jawab spiritual dan moral: Diwujudkan melalui penampilan guru sebagai insan beragama yang perilakunya senantiasa berpedoman pada ajaran agama dan kepercayaan yang dianutnya serta tidak menyimpang dari norma agama dan moral.

5) Tanggung jawab pribadi diwujudkan melalui kemampuan guru memahami dirinya, mengelola dirinya, mengendalikan dirinya, dan menghargai serta mengembangkan dirinya dalam bentuk moral spiritual.19

4. Menjadi Guru Profesional

Menjadi Guru Profesional berarti kemampuan guru melaksanakan tugastugas pokoknya sebagai seorang pendidik dan pengajar seperti yang tertuang dalam Pancasila, Pembukaan UUD 2945, UUSPN Nomor 20 Tahun 2003, dan UUGD Nomor 14 Tahun 2005:

Disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevalusi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah.

19 Hamid Darmadi, Peran,Kompetensi, Dan Tanggung Jawab menjadi Guru Profesional, Jurnal Edukasi, 2015, Vol 13, hlm 02

(40)

24

Menjadi profesional berarti guru harus mempunyai kompetensi kepribadian dimana hal tersebut adalah kemampuan kepribadian yang stabil dan dewasa, arif, bijaksana, berakhlak mulia, dan berwibawa. Seorang guru juga harus mempunyai kompetensi profesional yang merupakan kemampuan dalam menguasai materi pembelajaran yang luas dan mendalam. Kemampuan menguasai materi antara lain tentang konsep dan struktur materi ajar, materi ajar yang ada di dalam kurikulum, hubungan konsep antar mata pelajaran terkait.

Profesionalisme guru adalah guru yang memiliki kompetensi profesional. Kompetensi profesional yang dimaksud dalam hal ini merupakan kemampuan guru mengusai materi pelajaran secara luas dan mendalam, termasuk pengusaan kemampuan akademik lainnya yang berperan sebagai pendukung profesionalisme guru.

Kemampuan akademik tersebut antara lain, memiliki kemampuan dalam menguasai ilmu, jenjang dan jenis pendidikan yang sesuai dengan bidangnya.20

20 Hamid Darmadi, Peran,Kompetensi, Dan Tanggung Jawab menjadi Guru Profesional, Jurnal Edukasi, 2015, Vol 13, hlm 15

(41)

25

2. Kemampuan Membaca Al-Qur’an

Kemampuan adalah kekuatan ilmu pribadi dalam diri, Implementasi hukum dan tidak meremehkannya.

Kemampuan adalah kesanggupan untuk mengingat, artinya dengan adanya kemampuan untuk mengingat pada siswa berarti ada suatu indikasi bahwa siswa tersebut mampu untuk menyimpan dan menimbulkan kembali dari sesuatu yang diamatinya.

Membaca merupakan suatu proses menerima untuk mendapatkan pemahaman yang baik dan bersifat menyeluruh mengenai suatu hal yang ingin difahaminya.

Kemampuan membaca adalah kecepatan membaca dan faham isi secara keseluruhan.

Al-Qur’an adalah kalamAllah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Bagi yang membacanya merupakan suatu ibadah dan mendapatkan pahala, begitu pula yang mengajarkannya. Dan maknanya dengan malaikat jibril As. Yang tertulis didalam musyhaf yang disampaikan secara mutawattir, Al-Qur’an diturunkan

(42)

26

oleh Allah SWT. Kepada Nabi Muhammad SAW. Melalui perantara malaikat jibril. Susunan Al-Qur’an dimulai dari surah Al-fatihah sampai dengan surah An-Nas.21

Kemampuan membaca Al-Qur’an adalah merupakan hal yang terpenting dalam proses pembelajaran anak, karena hal ini adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh anak. Kemampuan membaca Al-Qur’an hendaknya dimiliki sejak dini. Kemampuan membaca Al- Qur’an merupakan bekal hidup anak kedepannya.

Kegiatan membaca Al-Qur’an harus memperhatikan kaedah syar’i. Kemampuan membaca Al-Qur’an adalah kecakapan membaca dengan bagus dan benar sesuai dengan tuntunan syari’at islam sebagaimana yang dijelaskan oleh ilmu tajwid.22

Kita sebagai umat Islam tentu akan mampu membaca Al-qur’an dengan baik dan benar, apabila mengikuti apa yang didengar dan difahami dari guru. Dengan demikian

21 Quraish Syihab, Ensiklopedi Al-Qur’an Kajian kosakata (Jakarta:

lentera Hati, 2007), hlm. 785

22 Rini Astuti, Peningkatan kemampuan membaca Al-Qur’anpada Anak Attetion Defict melalui Metode Al-Barqy BehaviorAnalisi, (Jurnal Pendidikan Usia Dini, Volume 7Edisi 2, November 2013), hlm. 3

(43)

27

kemampuan membaca Al-Qur’an dapat disimpulkan sebagai kesanggupan kemantapan seseorang dalam membaca Al-Qur’an dengan lancar, baik dan benar, sesuai dengan kaedah yang terkandung didalam Ilmu tajwid, serta makhorijul huruf yang sesuai.

a. Manfaat Membaca Al-Qur’an

Membaca Al-Qur’an merupakan pekerjaan yang utama dan yang sangat istimewa dibanding dengan membaca yang lainnya contohnya seperti buku Novel atau cerpen, banyak penjelasan yang mengungkapkan keutaman atau manfaat dalam membaca Al-Qur’an, diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Menjadi Manusia yang terbaik

Orang yang belajar dan mengfajarkan Al- Qur’an termasuk manusia yang paling utama.

Tidak ada manusia di bumi ini yang lebih baik daripada yang mau belajar dan mengajarkan Al- Qur’an.

(44)

28

2). Mendapat Kenikmatan Tersendiri

Membaca Al-Qur’an adalah merupakan hal yang sangat luwarbiasa. Seseorang yang sudah merasakan kenikmatan membacanya, tidak akan merasa bosan meski dalam setiap waktu membacanya.

3). Derajat Yang Tinggi

Mukmin yang membaca Al-Qur’an dan mengamalkannya adalah mukmin yang harum lahir batinnya, harum aromanya dan enak rasanya bagaikan buah jeruk dan sesamany. Maksudnya adalah mukmin tersebut mempunyai derajat yang sangat tinggi nilainya di hadapan Allah Rabbul’alamin, maupun disisi manusia.

4). Bersama Para Malaikat

Seorang mukmin yang membaca Al-Qur’an dengan fasih dan mengamalkannya, akan bersama dengan para malaikat. Jika seorang mukmin

(45)

29

tersebut dekat dengan Allah Swt. Tentu segala do’a dan permintaannya akan dikabulkan oleh Allah Swt.

5). Syafa’at Al-Qur’an

Al-Qur’an memberi syafa’at kepada pembacanya apabila memperhatikan adab-adap atau tata cara dalam membaca Al-Qur’an, maksud dari memberi syafa’at adalah memohonkan pengampunan bagi pembacanya dari segala dosa yang Ia lakukan.

6). Kebaikan Membaca Al-Qur’an

Seorang mukmin yang membaca Al-Qur’an mendapat pahala yang berlipat ganda disis Allah Swt. Satu huruf diberi pahala sepuluh kebaikan.

7). Keberkahan Al-Qur’an

Seseorang yang membaca Al-qur’an baik dengan melihat atau dengan menghafal akan

(46)

30

membawa kebaikan atau keberkahan dalam hidupnya.23

b. Adab membaca Al-Qur’an

Berikut adalah Adab-Adab membaca Alqur’an yang diuraikan dengan jelas dalam kitab At-Tibyan fi Adab Hamalat Al-Qur’an karya Al-Nawawi.

1) Iklash.

2) Dalam kondisi suci yaitu berwudhu.

3) Bertayammum jika tidak mendapatkan Air.

4) Tempat yang bersih.

5) Menghadap Kiblat.

6) Memulai bacaan dengan ta’awwidz.

7) Membiasakan untuk mengawali setiap surah dengan basmalah ( kecuali surah At-Taubah).

8) Menaburi ayat. Membaca surah dengan khusyuk, dan menaburkan Ayat-Ayat yang sedang dibaca untuk mendapatkan pelajarandarinya. “Tidaklah mereka menghayati Al-Qur’an?” (Qs.An-Nisa;82).

23 Abdul Majid Khon, Praktikum Qira’at: Keanehan bacaan Al-Qur’an Qir’at Ashim dari Hafash (Jakarta Amzah, 2013), hlm. 55

(47)

31

9) Mengulang-Ngulang Ayat tertentu untuk direnungi. Ayat tertentu untuk direnungi merupakan sebuah kebiasaan baik bagi seorang muslim yang membaca Al-qur’an. Bahkan Nabi Muhammad Saw. Pernah mengulang-ngulang sebuah ayat hingga pagi tiba.24

c. Indikator Kefashihan Membaca Al-Qur’an

Menurut bahasa, kefasihan berasal dari kata fasih

yang diberi imbuhan ke dan an. Dengan demikian Kata fasih berasal dari bahasa Arab ( fashohaa yafsahu ) yang berarti fasih.25

Kefasihan Al-Qur’an disini tidak hanya berkaitan dalam hal-hal dalam membacanya saja, akan tetapi dalam pelafalan hurufnya juga harus dilafalkan dengan fasih atau dibaca dengan lancar dan sesuai dengan aturan ilmu Tajwid yang tertera. Untuk itu siswa diberikan pelajaran dalam pelafalan huruf-huruf hijaiyah agar siswa mampu membaca huruf-huruf hijaiyah dengan fasih atau dengan lancar. Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk senantian membaca,

24 Sulthan Adam, 17 semenit sehari istikomah Bisa membaca,menulis,dan menghafal Al-Qur’an, (jakarta: PT Elex Media Komputindo Gramedia), hlm. 5

25 Mahmud Yunus, Kamus Bahasa Arab Indonesia, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur’an, 2015). hlm. 317

(48)

32

hal ini sesuai dengan wahyu yang pertama diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW saat Nabi Muhammad berada di Gua Hira. Malaikat Jibril diperintahkan oleh Allah SWT menurunkan wahyu kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Perintah untuk membaca tersebut telah dijelaskan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Al-Alaq Ayat

1:

:قلعلا( َقَلَخ يِذ لا َكِّبَر ِمْساِب ْأَرْقِإ 1:96

)

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan”. (Qs. Al-Alaq : 96 : 1).26

Berdasarkan Ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa Allah SWT memerintahkan umatnya untuk membaca salah satunya yakni membaca Al-Qur’an dengan Tartil dan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu tajwidnya. Karena Al-Qur’an merupakan pedoman hidup bagi umat Muslim,dan apabila membacanya

26 Al-Qur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, (Jakarta:

Maghfirah Pustaka, 2006)32 Al-Qur’an dan Terjemahnya,. 597Departemen Agama RI, (Jakarta; Maghfirah Pustaka, 2006). hlm. 574

(49)

33

bernilai ibadah. Maka dapat disimpulkan bahwa kefasihan membaca Al-Qur’an ialah kesanggupan seseorang dalam membaca Al-Qur’an sesuai dengan makharijul hurufnya dan kaidah ilmu tajwid secara tartil dengan baik dan benar.

1. Makhorijul Huruf

Makhorijul Huruf yang artinya tempat atau letak darimana huruf-huruf itu dikeluarkan. Menurut para ahlinya, tempat keluarnya huruf yang pokok ada lima, yaitu:

1). Al-Jaufu, yang artinya: Dalam (Lubang Tenggorokan Hidung Dan Mulut), huruf-hurufnya yaitu: Alif (

ا

), Wau (

و

), dan yaa (

ي

)

2). Al-Halqu, yang artinya: Tenggorokan, Huruf- hurufnya yaitu:

Haa (

ح

), Kho (

خ

), 'Ain (

ع

), Ghoin (

غ

), Ha’(

Tebal/Ha’dada), dan Hamzah (

ء

).

3). Al-Lisan, yang artinya: Lidah, Huruf-hurufnya yaitu; Ta’(

ت

), Tsa (

ث

), jim (

خ

), Dal (

د

), Dzal (

ذ

), Ro' (

ر

), Za'(

ز

), Syin (

ش

), Shod

(50)

34

(

ص

), Dhol (

ض

), Tho (

ط

),Dzo', Qof (

ق

),Kaf (

ك

), Lam (

ل

), Nun (

ن

), Yaa' (

ي

).

4). Asy-Syafatain, yang artinya: Dua Bibir, Huruf- hurufnya yaitu: Ba’(

ب

), Fa'(

ف

), Mim (

م

), Dan Wau (

و

).

5). Al-Khoisyum, yang artinya: Dalam Hidung, Huruf-hurufnya yaitu: ( Nun Tanwin ), (

م

-

ن

), (

ب

م

),(

م

-

م

).27

2. Ilmu Tajwid

Ilmu tajwid adalah, Ilmu yang digunakan untuk mengetahui kaedah dan cara membaca ( membunyikan ) huruf-huruf Al-Qur’an yang baik dan benar.

Beberapa hukum bacaan yang terdapat pada ilmu tajwid yaitu:

1). Hukum Nun Sukun dan Tanwin yang meliputi:

a. ( Idhar Halqi ), yang artinya: Terang dan jelas, Halqi artinya tenggorokan.

27 H. Sayuti, Bagaimana Seharusnya Membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, ( Ilmu Tajwid Praktis: Sangkala, 2017), hlm. 102

(51)

35

b. (Idgham bigunnah), yang artinya: Memasukkan atau mentasydidkan, Bigunnah artinya dengan dengung.

c. (Idgham Bilagunnah),yang artinya:

Memasukkan atau mentasydidkan, Bilagunnah artinya tanpa dengung.

d. (Iqlab), yang artinya: menukar atau membalik e. (Ikhfa’), yang artinya: Menyamarkan atau meneyembunyikan.

2). Hukum bacaan mim sukun ada 3 yaitu:

a. (Idhar Syafawi), yang berati menjelaskan dan syafawi artinya bibir.

b. (Ikhfa’ Syafawi), yang berati menyamarkan atau menyembunyikan dan syafawi artinya bibir.

c. ( Idgham Mimi), yang berarti Memasukan atau mentasydidkan dan mimi artinya mim atau mendengung.

3). Hukum bacaan Lam Ta’rif ada 2 yaitu:

(52)

36

a. (Idhar Qomariyah), yang artinya menerangkan atau menjelaskan, dan Qomariyah artinya bulan.

b. (Idgham Syamsiyah), yang artinya memasukkan atau mentasydidkan dan Syamsiyah artinya sebangsa matahari.

4). Hukum bacaan Ro’Tarqiq dan Ro’Tafkhim yang artinya Tipis dan Tebal.

5). Hukum bacaan Qolqolah ada 2 yaitu:

a. ( Qolqolah Syughra), yang artinya memantulkan atau pantulan dan syughra artinya lebih kecil.

b. ( Qolqolah Qubra), yang artinya memantul atau pantulan, dan Qubra artinya lebih besar.

6). Hukum bacaan Mad ada 16 yaitu:

a. Mad Thabi’i yang berarti panjang biasa.

b. Mad wajib muttasil yang berarti panjang,harus.

(53)

37

c. Mad jaizmunfasil yang berarti panjang, boleh.

d. Mad ladzim mutsaqol kilmi yang berarti panjang, pasti, diberatkan, kata atau kalimat e. Mad lazim mukhaffaf kilmi yang berarti

panjang, pasti, diringankan, kata atau kalimat.

f. Mad layyin yang berarti panjang, lunak atau lemas.

g. Mad aridlissukun yang berarti panjang, tiba- tiba ada, karena, mati.

h. Mad shilah qoshirah yang berarti panjang, hubungan, pendek.

i. Mad shilah thowilah yang berarti panjang, hubungan, panjang.

j. Mad ‘iwad yang berarti panjang, ganti tanwin.

k. Mad badal yang berarti panjang, ganti.

l. Mad lazim harfi mukhoffaf yang berarti panjang, pasti, huruf, diringankan.

(54)

38

m. Mad lazim harfi mutsaqqol yang berarti panjang, pasti, huruf, diberatkan.

n. Mad lazim musyabba’ yang berarti panjang, pasti, dikenyangkan.

o. Mad tamkyin yang berarti panjang, tempat atau penempatan.

p. Mad Farq yang berarti panjang, membedakan atau pembeda.28

3. Takriri (Mengulang)

Dalam kata lain dalam bahasa Arab yaitu karrir yang berarti mengulang-Ulang bacaan Al-Qur’an minimal dari 5 sampai dengan 20 kali, manfaatnya untuk siswa mampu menyimpan bacaan Al-Qur’annya dalam memori dalam jangka panjang, dan metode takriri tersebut juga sangat bermanfaat sekali bagi siswa yang

28 H. Sayuti, Bagaimana Seharusnya Membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, ( Ilmu Tajwid Praktis: Sangkala, 2017) hlm. 9-82

(55)

39

menghafal Al-Qur’an, jika Al-Qur’an jarang diulang- ulang maka mudah akan buyar atau lupa, jadi itulah pentingnya menggunakan metode takriri ini.

Jadi kesimpulannya, dengan menggunakan metode takriri ini sangat mudah sekali dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa dan metode menghafalnya, karena jika metode membaca dan menghafal saja tanpa adanya metode takriri ini, maka akan sulit berjalannya peningkatan dalam membaca Al-Qur’an siswa ataupun dalam peningkatan hafalan siswa, jadi metode takriri ini tidak bisa terlepas dari metode membaca dan menghafal, harus menjadi satu agar mudah diterapkan disetiap pondok pesantren.29

4. Langkah-Langkah Metode Wafa 1. Pengertian Metode Wafa

Metode wafa adalah salah satu metode yang muncul diantara metode-metode lainnya, dalam

29 Munawwir, Kamus Al-Munawwir,(Yogyakarta: Pustaka progressif, 1984),

hlm. 120.

(56)

40

rangka memberikan kontribusi kepada khalayak.

Metode Wafa ini diciptakan oleh KH. Muhammad Shaleh Drehem, Lc pada tahun 2012. Beliou adalah pendiri yayasan syafa’atul Qur’an Indonesia (YAQIN) dan juga IKADI ( Ikatan Da’i Indonesia ) Jawa timur metode Wafa merupakan pembelajaran Al-Qur’an berbasis Otak kanan. Metode ini mengajarkan anak agar mampu membaca dan menghafalkan Al-Qur’an dengan memaksimalkan otak bagian kanan. Metode ini tergolong metode baru, namun cukup praktis dan menyenangkan dalam proses pembelajarannya.

Metode wafa ini adalah metode belajar Al- Qur’an holistic dan komprehenship dengan otak kanan yang berada di bawah yayasan Syafa’atul Qur’an Indonesia. Konprehensivitas pembelajaran ini terdiri dari produk 5T Wafa yang meliputi Tilawah, Tahfidz, Tarjamah, Tafhim, dan Tafsir. Metode Wafa Metode Wafa juga sering disebut dengan metode otak

(57)

41

kanan yang dimaksud dengan pembelajaran aspek multisensor atau perpaduan dari berbagai indra, seperti visual, auditorial dan dan kinestetik.

Bagian otak dibagi menjadi dua belahan belahan kanan dan belahan kiri. Dua belahan ini lebih dikenal dengan istilah otak kanan dan otak kiri. Masing- masing belahan otak bertanggung jawab terhadap cara berfikir, dan masing-masing mempunyai spesialisasi dalam kemampuan tertentu. Cara berfikir otak kanan bersifat acak, tidak teratur,intuitif dan holistic. Cara berfikirnya sesuai dengan cara-cara mengetahui yang bersifat non verbalseperti perasaan, emosi, kesadaran yang berkaitan dengan perasaan, pengenalan bentuk, pola, musik, seni, kepekaan warna yang kreativitas.

Di sisi lain salah satu kelebihan otak kanan yaitu lebih bisa menyimpan memori dalam jangka panjang.

Dengan metode wafa atau otak kanan ini diharapkan

(58)

42

akan tercipta pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan.30

2. Kelebihan Dan Kekurangan Metode wafa

Keunggulan dari Metode Wafa untuk pendidikan Al-Qur’an bagi anak SD/MI adalah menggunakan bahasa Ibu, gerakan, lagu, siroh, variasi tepuk, dan kartu. pertama, penyusunan buku jilidnya berbeda dengan metode lainnya, yang disusun berdasarkan urutan dari abjad hijaiyah ( a, ba, ta, tsa, ja, dan seterusnya) sedangkan metode Wafa lebih menekankan pada pendekatan bahasa Ibu yang mudah dan familiar bagi anak. Penyusunan pengenalan huruf awal dibagi menjadi beberapa konsep ( kelompok huruf yang membentuk kata) diantaranya: ( ma, -ta, - sa, ya,-ka, ya,-ra, da), ( a, da, -tho, ha, -ba, wa, -ja, la), ( sho, fa, -na, ma, -qo, ta, -la,ma), ( Dza, sya, -gho,za, - ba, wa, -ka, dho), ( ha, tsa, kho, dzo, sa, ma, dho, ‘a).

30 Musa’adatul Fitriyah, PENGARUH METODE WAFA TERHADAP KEMAMPUAN ANAK MEMBACA AL-QUR’AN DI MI AL-HIDAYAH MANGKUJAJAR KEMBANG BAHU LAMONGAN, 44-45.

(59)

43

Kedua, penggunaan gerakan. Sebelum mengenalkan huruf ke anak-anak, guru mengajak diskusi dengan gerakan, contohnya: “anak-anak ini apa?” (sambil menunjukkan mata), mata, mata, guru meminta anak-anak menirukan gerakan dan ucapan guru. Setelah itu guru menunjukkan kartu huruf ma dan ta. Ini disebut dengan metode kartu, anak pun diminta untuk menyebutkan huruf yang ada di kartu yang ditunjukkan oleh guru. Berulang-ulang hingga anak menghafalnya, selain itu diselingi oleh tepuk tangan sebagai standar ketukan bacaan pendek. Contohnya:

“tepuk dua” mata ( sambil tepuk). Kata berikutnyapun sama, -saya, -kaya, -roda, masing-masing kata ada gerakan uniknya yang diperagakan dan ditirukan oleh siswa.

Denganmemadukan otak kanan dan kiri diharapkan anak bisa belajar dengan mudah dan senang. Yang ketiga dengan melagukan, penerimaan komunikasi anak Madrasah Ibtidaiyah atau jenjang

(60)

44

sekolah dasar, yang paling maksimal adalah dengan intonasi atau nada. Dengan melagukan setiap apa yang dibaca, tentunya siswa akan lebih mudah menyerap.

Berlagu merupakan tindakan otak kanan, yang sebisa mungkin memberikan memori jangka panjang kepada siswa siswi madrasah Ibtidaiyah Nurul Haramain.

Selain itu juga islam menganjurkan membaca Al- Qur’an dengan merdu dan dengan lagu yang indah.

Pilihan lagu “Wafa” yang digunakan adalah lagu hijaz, dikarenakan untuk menjadi imam sholat lagu tartil yang paling pas adalah salah satunya lagu hijaz.

Karena penerapan mengajinya untuk siswa siswi hijaznya agak improvisasi dari lagu hijaz Aslinya, dengan tujuan agar mempermudah siswa-siswi untuk melagukannya.

Dari beberapa kelebihan di atas metode wafapun memiliki kekurangan diantaranya dari segi makhorijul hurufnya, sengaja mengambil sanad yang mudah, sehingga hasil bacaan makhorijul hurufnya terdengar

(61)

45

kurang sempurna. Selain itu sebagai metode belajar Al- Qur’an yang tergolong baru, untuk sertifikasi guru

“Wafa” pun tergolong mudah. Ada beberapa syarat ketika ingin menjadi Ustadz-Ustadzah menggunakan metode “Wafa”, yaitu pertama harus mengikuti training terlebih dahulu, tentang metode penyampaiannya, lagunya hingga penggunaan medianya. Yang kedua ada tahsin yang menentukan lulus ataupun tidaknya Ustadz atau Ustadzah tersebut untuk menggunakan metode

“Wafa” diantaranya ketika guru tidak lulus 100%

menguasai metode “Wafa” dan bacaannya, guru tersebut masih bisa mengajar menggunakan metode

“Wafa” tersebut. Contohnya seperti Guru A dia lulus di jilid I, tapi jilid Iike atas dia tidak lulus, maka guru tersebut masih bisa mengajar dengan menggunakan metode “Wafa”, yang diajarkan Jilid I saja tidak boleh mengajarkan Jilid II ke atas.31

31 Ratna Pangastuti, Pembelajaran Anak Usia dini melalui metode

“Wafa”, (Jurnal The 2nd Annul Confrence on islamic Early Childhood Education Yogyakarta, Volume 2, Agustus 28th 2017), 116-117.

(62)

46 G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengidentifikasi Upaya Guru dalam Meningkatkan Kemampuan membaca Al-Qur’an pada Siswa kelas V dengan jenis studi kasus. Penelitian studi kasus merupakan penelitian yang lebih menekankan pada kedalaman informasi serta bersifat deskriftif dengan data yang berbentuk kata-kata atau gambar pada suatu tempat tertentu.32

Alasan peneliti memilih jenis penelitian kualitatif yaitu karena peneliti ingin mengetahui secara detail terkait dengan upaya guru dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an Siswa pada MI NW Nurul Haramain Narmada.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini, menggunakan penelitian kualitatif. Jadi, peneliti sangat dibutuhkan kehadirannya

32 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2016), hlm. 12-13

(63)

47

sebagai instrumen kunci dalam penelitian di lapangan,

“dalam metode penelitian, peneliti berperan sebagai instrumen kunci”.33Kehadiran peneliti bukanlah untuk mempengaruhi subjek penelitian tetapi untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat. Untuk mendapatkan data yang akurat dapat digunakan beberapa metode, yaitu metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Dalam pelaksanaannya, peneliti hadir di lapangan mulai dari adanya persetujuan untuk meneliti dari pihak yang berwenang dilokasi penelitian, dengan cara mendatangi lokasi penelitian pada waktu tertentu dan tidak terjadwal secara formal. Adapun tujuan utama kehadiran peneliti dilokasi penelitian yaitu, untuk melakukan upaya pengumpulan data yang berhubungan dengan Upaya guru dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an Siswa kelas V di MI NW Nurul Haramain Narmada. Guna mendapat data yang lebih valid

33 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 59

(64)

48

dan akurat seperti yang diinginkan atau yang diharapkan oleh peneliti, baik itu data yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan permasalahan yang diangkat oleh peneliti sebagai judul skripsi.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI NW Nurul Haramain Narmada, Jl. Tegal Banyu Lembuak Kebon Narmada, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Kode Pos 83371.

4. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana, data diperoleh menggunakan dua sumber data yaitu:

a. Sumber data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertamanya.

Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah guru Khalaqoh ngaji di MI NW Nurul Haramain Narmada.

b. Sumber data sekunder, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti sebagai penunjang dari

(65)

49

sumber pertama. Dapat juga dikatakan data yang tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen. Dalam penelitian ini dokumen transkrip wawancara, dan observasi kompetensi sosial guru merupakan sumber data sekunder.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berusaha mengungkapkan mengenai seperti apa kondisi lapangan yang sebenarnya. Untuk mencapai penelitian itu, tentunya peneliti menggunakan metode yang beraneka ragam dalam proses pengumpulan data sehingga data yang didapatkan benar-benar valid.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi, wawancaa dan dokumnetasi.

a. Observasi (Pengamatan)

Observasi Adalah dasar semua ilmu pengetahuan.

Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data

(66)

50

yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.34 Observasi digunakan karena peneliti ingin lebih yakin tentang keabsahan data yang melalui pengalaman langsung di lapangan. Kegiatan mempelajari suatu gejala dan peristiwa melalui upaya melihat dan mencatat data informasi secara sistematis, penilaian tidak melibatkan diri pada kegiatan yang dilakukan atau dialami orang lain.

Dalam melakukan suatu pengamatan, peneliti mengamati proses Kegiatan khalaqoh ngaji yang sedang berlangsung di Aula MI NW Nurul Haramain Narmada. setelah itu peneliti merangkum hasil pengamatan tersebut secara menyeluruh ketika sudah berada di rumah atau kampus. Mengolah data mentah agar dapat dicerna dan dijabarkan sebagai laporan observasi.

Metode observasi akan menghasilkan informasi berupa kondisi Upaya yang dilakukan oleh guru

34 Sugiyono, “Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D”, (Bandung:Alfabeta, 2015), hlm 319.

Referensi

Dokumen terkait

Pada masa pandemi covid-19, seperti pengamatan peneliti di wilayah hukum Peradilan Agama Praya bahwa perceraian pada perkara cerai talak mengalami peningkatan sehingga salah satu upaya

Cooperative learning yogyakarta Oemar Hamalik, proses belajar mengajar ,bandung sinar baru algesindo, 2002 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatn Guru Kompetinsi,

xix BENTUK-BENTUK KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN SANTRI DAN UPAYA TUTOR DALAM MENGATASINYA MELALUI METODE IQRO’ DI TPA FUQAHA’ CABANG LEMBAGA KURSUS TAHSIN KELURAHAN REMBIGA

Kesimpulan Berdasarkan paparan data dan hasil temuan serta pembahasan tentang strategi kepala sekolah SMKN 1 Kopang dalam mengembangkan budaya religius di sekolah, maka peneliti dapat

Strategi merupakan salah satu cara yang sangat efektif digunakan oleh seorang guru dalam meningkatkan motivasi atau minat belajar siswa, karena dengan adanya strategi yang digunakan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 kepemimpinan kepala madrasah di MI Miftahul Ishlah menggunakan kepemimpinan demokratis karena kepala madrasah bisa mendekatkan diri dengan para

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Ustadz Hamdani terkait dengan proses bimbingan pelaksanaan pengamalan tarekat qodiriah wa naqsabandiah, diutarakan bahwa: “Mursyid dalam hal

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 upaya guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran IPA berbaisis kecakapan abad-21 di kelas VI MI Darul Ulum yaitu dengan upaya menyiapkan perangkat