• Tidak ada hasil yang ditemukan

CREATIVE PROBLEM SOLVING

Dalam dokumen Volume 4, Tahun ISSN KATA PENGANTAR (Halaman 95-98)

Eka Senjayawati

STKIP SILIWANGI BANDUNG

senja_eka@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya kemampuan berpikir kreatif matematik siswa SMK. Kenyataan di lapangan, siswa terbiasa dengan soal-soal rutin yang mudah dikerjakan dengan satu solusi sehingga menghambat proses berpikir kreatif matematiknya. Tujuan penelitian ini untuk menelaah apakah peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatanCreative Problem Solving lebih baik daripada yang menggunakan pembelajaran dengan pendekatan konvensional.Penelitian ini berbentuk metode kuasi eksperimen dengan desain kelompok kontrol pretes postes. Kelas eksperimen memperoleh pembelajaran dengan pendekatan creatve problem solving dan kelas kontrol memperoleh pendekatan secara konvensional. Instrumen berupa tes kemampuan berpikir kreatif matematik. Populasi penelitian ini adalah siswa SMK Teknik di Kota Cimahi. Sampel dipilih kelas XI TKJ 1 sebagai kelas eksperimen dan XI TKJ 2 sebagai kelas kontrol. Analisis data dilakukan secara kuantitatif, untuk melihat perbedaan rata-rata kedua kelas dengan uji-t.Berdasarkan hasil perhitungan diperolehbahwa peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan creative problem solving lebih baik daripada yang menggunakan pembelajaran dengan pendekatan konvensional.

Kata Kunci: Pendekatan Creative Problem Solving, Berpikir Kreatif Matematik

A. Pendahuluan

Matematika memiliki peranan penting dalam proses berpikir siswa yaitu untuk membentuk kemampuan menganalisis, berpikir kreatif, kritis, logis, dan sistematis. Munandar (2009:7) menyatakan bahwa kemajuan teknologi menuntut individu untuk beradaptasi secara kreatif. Perkembangan ilmu dan teknologi menuntut kita agar memiliki kreatifitas dalam mengembangkan berbagai macam inovasi baru baik dalam pendidikan maupun non pendidikan. Semiawan (Sumarmo,2012:37) mengemukakan bahwa kreativitas adalah kemampuan menyusun idea baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah dan kemampuan mengidentifikasi asosiasi antara dua idea yang kurang jelas. Kreativitas diperlukan tidak hanya dalam hal seni atau sastra saja tetapi dalam mempelajari dan memahami pembelajaran matematika juga kita dituntut untuk berpikir lebih kreatif. Hal ini selaras dengan pernyataan Mahmudi, (2010:3) yang menyatakan bahwa kreativitas tidak hanya terjadi pada bidang-bidang tertentu seperti: seni, sastra, atau sains, melainkan juga ditemukan dalam berbagai bidang kehidupan termasuk matematika. Untuk itu proses berpikir kreatif atau melakukan kreatifitas dinilai sangat perlu dalam menyelesaikan masalah pada pembelajaran matematika. Kreativitas dalam matematika lebih ditekankan pada prosesnya, yakni proses berpikir kreatif matematik. Kenyataan di lapangan kemampuan berpikir siswa

Volume 4, Tahun 2016. ISSN 2338-8315

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi 89 masih terikat pada budaya menghafal rumus dan mengerjakan soal rutin yang mudah ditebak atau dikerjakan dengan satu solusi. Hal ini menghambat kemampuan berpikir kreatif siswa.

Perlu adanya metoda atau suatu pendekatan yang mendukung hal tersebut. Pendekatan Creative Problem Solving adalah suatu pembelajaran yang berpusat pada keterampilan siswa dalam memecahkan masalah, yang diikuti dengan penguatan kreatifitas. Ketika dihadapkan dengan pertanyaan atau permasalahan, siswa dapat melakukan keterampilan untuk memilih dan mengembangkan solusi dalam menyelesaikannya. Tidak hanya dengan cara menghafal tanpa dipikir, keterampilan memecahkan masalah memperluas proses berpikir siswa. Pembelajaran seperti ini akan membuat siswa lebih aktif dan lebih efektif karena siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit dengan mendiskusikan masalah tersebut dengan rekannya.Kelebihan dari Creative Problem Solving adalah siswa dilatih untuk:

1. Menyatakan urutan langkah-langkah pemecahan masalah.

2. Menemukan kemungkinan-kemungkinan strategi pemecahan masalah.

3. Mengevaluasi dan menyeleksi kemungkinan-kemungkinan tersebut kaitannya dengan kriteria-kriteria yang ada.

4. Memilih suatu pilihan solusi yang optimal. 5. Mengembangkan ide dan pemikirannya.

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut,

1. Apakah peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan creative problem solvinglebih baik daripada yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan konvensional?

B. Landasan Teori

1. Pendekatan Creative Problem Solving

PendekatanCreative Problem Solving (CPS) merupakan pendekatan pembelajaran yang difokuskan pada keterampilan siswa dalam memecahkan masalah atau suatu pembelajaran yang berpusat pada keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan kreatifitas. Seperti yang diungkapkan oleh Pepkin (Suryani, 2013:30) bahwa CPS merupakan suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan keterampilan. Tidak hanya dengan cara menghafal tanpa dipikir, keterampilan memecahkan masalah dapat memperluas berpikir kreatif pesertadidik. CPS merupakan variasi pemecahan masalah dengan teknik yang sistematik.Sintaks pembelajaran CPS (Huda, 2014:298):

Langkah 1 : Objective Finding

Siswadibagi kedalam kelompok-kelompok. Siswa mendiskusikan situasi permasalahan yang diajukan guru dan membrainstorming sejumlah tujuan atau sasarna yang bisa digunakan untuk kerja kreatif siswa.

Langkah 2 : Fact Finding

Siswa membrainstorming semua fakta yang mungkin berkaitan dengan sasaran tersebut. Langkah 3 :Problem Finding

Salah satu aspek kreatifitas adalah mendefinisikan kembali permasalahan agar siswa lebih dekat dengan masalah sehingga memungkinkannya untuk menemukan solusi lebih jelas. Langkah 4 :Idea Finding

Pada langkah ini gagasan siswa didaftar agar terlihat kemungkinan menjadi solusi dari suatu permasalahan. Setelah gagasan terkumpul, sortir gagasan yang potensial dan tidak potensial sebagai solusi. Evaluasi gagasan secara cepat agar menjadi pertimbangan solusi lebih lanjut.

Volume 4, Tahun 2016. ISSN 2338-8315

90 Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi

Langkah 5: Solution Finding

Gagasan yang memliki potensi terbesar dievaluasi bersama. Salah satu caranya dengan membrainstorming criteria yang dapat menentukan seperti apa solusi terbaik seharusnya. Kriteria ini dievaluasi hingga menghasilkan penilaian secara final.

Langkah 6 : Acceptance Finding

Siswa mulai mempertimbangkan isu-isu nyata dengan cara berpikir yang sudah mulai berubah. Siswa diharapkan sudah memiliki cara baru untuk menyelesaikan berbagai masalah secara kreatif . Gagasan-gagasan mereka diharapkan sudah bisa digunakan tidak hanya untuk menyelesaikan masalah tetapi juga untuk mencapai kesuksesan.

Langkah-langkah atau sintaks pembelajaran Creative Problem Solving dalam pembelajaran secara umum dirangkum oleh Suryani (2013:32) adalah sebagai berikut:

a. Klarifikasi Masalah

Klarifikasi masalah meliputi pemberian penjelasan kepada siswa tentang masalah yang diajukan, agar siswa dapat memahami tentang penyelesaian yang diharapkan.

b. Pengungkapan Gagasan

Siswa dibebaskan untuk mengungkapkan gagasan tentang berbagai macam strategi penyelesaian masalah.

c. Evaluasi dan Seleksi

Setiap kelompok mendiskusikan pendapat-pendapat atau strategi-strategi yang cocok untuk menyelesaikan masalah.

d. Implementasi

Siswa menentukan strategi yang dapat diambil untuk menyelesaikan masalah, kemudian menerapkannya sampai menemukan penyelesaian dari masalah tersebut.

2. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik

Berpikir kreatif merupakan suatu aktivitas yang terkait dengan kepekaan terhadap masalah,mengkaji masalah, mengemukakan informasi baru dan ide-ide yang tidak biasanya dengan suatu pikiran terbuka, serta dapat membuat hubungan-hubungan dalam menyelesaikan masalah tersebut. Nicholl (Rohaeti, 2008 : 18) mengatakan bahwa langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menjadi orang kreatif adalah: mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya; berpikir empat arah; memunculkan banyak gagasan; mencari kombinasi terbaik dari gagasan-gagasan itu; memutuskan mana kombinasi terbaik; dan melakukan tindakan.

Menurut Hariman (Huda, 2011) berpikir kreatif adalah suatu pemikiran yang berusaha menciptakan gagasan yang baru. Silver dan Sriraman (Sumarmo, 2012) mendefinisikan kreativitas matematik sebagai kemampuan pemecahan masalah dan berpikir matematik secara deduktif dan logis. Kemudian Coleman dan Hammen (Sumarmo, 2012) menyatakan bahwa berpikir kreatif merupakan cara berpikir yang menghasilkan sesuatu yang baru dalam konsep, pengertian, penemuan dan karya seni. Berpikir kreatif dapat juga diartikan sebagai suatu kegiatan mental yang digunakan untuk membangun ide atau pemikiran yang baru.Pendapat lain dari Pehkonen (Huda, 2011), memandang berpikir kreatif sebagai suatu kombinasi dari berpikir logis dan berpikir divergen yang didasarkan pada intuisi tetapi masih dalam kesadaran. Maksud berpikir divergen sendiri adalah memberikan bermacam-macam kemungkinan jawaban dari pertanyaan yang sama. Berpikir kreatif adalah kemampuan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah,. Semakin tinggi tingkat berpikir kreatif seseorang, ia akan pandai menunjukkan berbagai variasi atau berbagai cara dalam penyelesaian masalah bahkan tertuang ide-ide dan inovasi yang baru.

Volume 4, Tahun 2016. ISSN 2338-8315

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi 91 Indikator-indikator kemampuan berpikir kreatif dirangkum sebagai berikut:

a. Kepekaan (Problem Sensitivity) adalah kemampuan mendeteksi (mengenali dan memahami) serta menanggapi suatu pernyataan, situasi dan masalah.

b. Kelancaran (Fluency) adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan.

c. Keluweasan (Flexibility) adalah kemampuan untuk mengemukakan bermacam-macam pemecahan atau pendekatan terhadap masalah.

d. Keaslian (Originality) adalah kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan cara-cara yang asli, tidak klise dan jarang diberikan kebanyakan orang.

e. Elaborasi (Elaboration) adalah kemampuan menambah situasi atau masalah sehingga menjadi lengkap, dan merincinya secara detail, yang didalamnya dapat berupa tabel, grafik, gambar, model dan kata-kata.

C. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain, O X O (Ruseffendi, 2005 : 53)

O O Keterangan :

O : Tes Kemampuan berpikir kreatifmatematik X : Perlakuan dengan Creative Problem Solving

D. Analisis dan Pembahasan

1. Analisis Data

a. Uji Normalitas Data Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik

Dalam dokumen Volume 4, Tahun ISSN KATA PENGANTAR (Halaman 95-98)