• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil dan Pembahasan 1 Hasil

Dalam dokumen Volume 4, Tahun ISSN KATA PENGANTAR (Halaman 63-67)

PEMBELAJARAN BILANGAN DESIMAL MENGGUNAKAN KONTEKS PENGUKURAN DI KELAS V

3. Hasil dan Pembahasan 1 Hasil

3. Hasil dan Pembahasan

3.1 Hasil

Pembelajaran ini didesain untuk menghasilkan lintasan belajar dalam pembelajaran bilangan desimal dengan menggunakan konteks pengukuran. Untuk mengetahui kemampuan awal peneliti memberikan tes awal (pre test) untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Hasil pre test menunjukkan bahwa siswa kesulitan membedakan nilai tempat bilangan bulat dan nilai tempat bilangan desimal serta kesulitan dalam mengurangkan bilangan desimal.

Setelah mengetahui kemampuan awal siswa dari hasil pre test dilakukanlah siklus 1 tahap pilot experiment. Pada tahap ini 6 siswa (dibagi menjadi 2 kelompok, masing-masing kelompok heterogen) berpartisipasi dan peneliti sebagai guru model. Sebelum menyelesaikan masalah operasi pengurangan bilangan desimal, siswa harus mengetahui

Volume 4, Tahun 2016. ISSN 2338-8315

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi 57 unsur-unsur dari bilangan desimal sehingga pada pertemuan pertama siswa diberikan masalah seputar nilai tempat bilangan desimal. Berikut permasalahan pertama dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Menuliskan data berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

Gambar 1 merupakan permasalahan pertama yang diberikan. Ada bermacam-macam benda yang ada di lingkungan sekitar kita. Pada permasalahan ini, peneliti meminta siswa mengukur panjang dan memperkirakan lama waktu. Untuk permasalahan ini peneliti membuat dugaan jawaban siswa, yakni:

 Siswa mengukur panjang benda dan memperkirakan lama waktu.

 Siswa menuliskan dalam bilangan bulat, kemudian menuliskannya dalam bilangan desimal.

Untuk mengetahui strategi yang digunakan siswa dalam menyelesaikan paermasalahan yang diberikan, peneliti sebagai guru mewawancarai siswa.

01 Guru : Bagaimana kelompok elsa, penyelesaiannya? 02 Siswa 1

Siswa 2 :

:

Aku ukur pengapus dulu yo. 3 cm panjangnyo. Nulisnyo cakmano? (bertanya pada teman sekelompoknya)

Kan kalo ado lebihnyo pake koma nulisnyo. Ini katek lebihnyo kan. Pas 3 cm. Berarti kan nak nulis desimal, tulis be 3,0.

03 Guru : Coba ditulis yang kalian diskusikan. 04 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 1 : : :

(mengukur buku gambar) ini 29 cm lebih 5 garis kecik. berarti cakmano yo tulis 29,5 kan.

Nah kalo lamo istirahat kito kan setengah jam. Cakmano nulisnyo? (bertanya pada teman sekelompoknya)

Setengah kan satu per duo biar jadi desimal jadi 5/10. 0,5 jam kalu ye dak? (bertanya pada teman sekelompoknya)

Iyo kan setengah tu 0,5.

Lanjut lama belajar di rumah. Aku Cuma sejam. Tulis 1,0 ye. 05 Guru : Apakah ada kesulitan?

06 Siswa 1

Siswa 2 :

:

Caknyo katek buk kesulitan. Biso kami jawabnyo buk. Terakhir lama tidur 8 jam setengah. Tulis 8,5 jam. Oke dak? (bertanya pada teman sekelompoknya) Oke okeee

Transkrip Percakapan 1. Kelompok Elsa

Berdasarkan Transkrip Percakapan 1 terlihat kelompok elsa sudah bisa memberikan alasan dalam menjawab pertanyaan. Dalam soal pertama ini, siswa berdiskusi mengenai dari bilangan bulat ke bilangan desimal.Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2 berikut.

Volume 4, Tahun 2016. ISSN 2338-8315

58 Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi

Gambar 2. Jawaban siswa permasalahan pertama

Permasalahan kedua, siswa dihadapkan pada konteks isian pensil mekanik. Pada soal tesebut terdapat dua pilihan isian pensil mekanik yakni 0,5 mm dan 0,7 mm. Pertama siswa diminta membuat gambaran bagaimana ukuran 0,5 dan 0,7 tersebut. Kemudian siswa menentukan mana yang lebih tebal hasil tulisannya, agar masalah terselesaikan. Untuk permasalahan kedua peneliti telah membuat dugaan jawaban siswa, yakni:

 Siswamengkonversikan bilangan desimal ke pecahan

 Siswa mengaplikasikan pecahan ke strip basis sepuluh yang telah disediakan Berikut hasil jawaban siswa dalam menyelesaikan jawaban kedua.

Gambar 3. Jawaban Siswa pada Permasalahan Kedua

Adapun jawaban siswa pada kelompok bunga melati pada Transkrip Percakapan 2 di bawah ini.

07 Guru : Bagaimana kelompok bunga elsa, penyelesaiannya? 08 Siswa : 0,5 dan 0,7 pilih isi yang mano ye buk?

09 Guru : Iya. Bagaimana langkah awalnya untuk membandingkan kedua bilangan itu? 10 Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 : : :

0,5 tu samo dengan berapo ye?

Jadike pecahan dulu berapo itu? 5/10 dak? (bertanya pada teman sekelompoknya)

Iyo 5/10 trus cakmano?

11 Guru : Itu kotak yang tersedia ada berapa?

12 Siswa : Ado... (menghitung) 100 kotak buk. Nah iyo berarti gek jadike per seratus jugo.

Volume 4, Tahun 2016. ISSN 2338-8315

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi 59 13 Guru : Coba dibuat.

14 Siswa 1

Siswa 2 :

:

5/10 = 50 /100. Arsir kan biar biso kejingok‟an mano banyak 0,5 atau 0,7. Berarti gek yg 0,7 jugo diarsir.

Iyo gek aku be gantian yg arsir.

Transkrip percakapan 2. Kelompok Elsa

Dari transkrip percakapan 2 diatas dapat dilihat bahwa dari diskusi siswa, siswa sudah mengerti akan maksud dari soal dan bagaimana cara menyelesaikannya. Siswa sudah mengerti 0,5 = 5/10 = 50/100. Juga 0,7 = 7/10 = 70/100. Sehingga siswa dapat mengaplikasikannya pada strip basis sepuluh.

Permasalahan ketiga, siswa diminta menentukanjarak yang belum ditempuh. Diketahui jarak keseluruhan yang harus ditempuh 2,4 km dan jarak yang telah ditempuh 1,8 km. Untuk permasalahan ketiga peneliti telah membuat dugaan jawaban siswa, yakni:

 Siswa memahami maksud dari soal

 Siswamemperkirakan operasi hitung yang akan digunakan

 Siswa mengaplikasikan pengurangn desimal pada strip basis sepuluh Adapun percakapan antara siswa dan guru sebagai berikut.

15 Guru : Bagaimana kelompok melati, penyelesaiannya? 16 Siswa 1

Siswa 2 :

:

Ini kan kalo ke monumen 2,4 km. Trus lah jalan 1,8 km. Siso berapo lagi, kan? Oy cakmano? (bertanya pada teman sekelompoknya)

Yo berarti dikurang ye dak.

17 Guru : Kalo ditanya sisa, biasanya bagaimana?

18 Siswa 3 : Dikurang, benerla. Kurangke ke bawah be. Cubo aku nulisnyo. (siswa menulis pengurangan dengan jalan ke bawah)

19 Guru : Bagaimana cara mengurangkannya? 20 Siswa 2 : Kurangke bae buk. Dapetnyo 0,6.

21 Guru : Jadi kalo menggunakan kotak seratus itu, bagaimana? 22 Siswa : Nah untuk apo ini yo?

Transkrip Percakapan 3. Kelompok Melati

Transkrip Percakapan 3 di atas dapat dilihat bahwa kelompok melati sudah dapat memahami maksud soal. Namun saat menentukan hasil pengurangan, mereka masih menggunakan cara jalan ke bawah. Strip basis sepuluh yang tersedia belum dimanfaatkan. Berikut di bawah ini jawaban dari kelompok melati.

Gambar 4. Jawaban siswa kelompok elsa pada permasalahan ketiga

Pada masalah pertama, kedua dan ketiga dapat dilihat bahwa siswa telah memahami permasalahan pada operasi pengurangan dan pembelajaran bersesuaian dengan HLT yang

Volume 4, Tahun 2016. ISSN 2338-8315

60 Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi

telah dirancang. Siswa sudah belajar untuk menyelesaikan permasalahan dengan konteks pengukuran menggunakan strip basis 10 dan menyelesaikan pengurangan bilangan desimal. Hasil penelitian pilot experiment yang didapatkan menunjukkan Actual Learning Trajectory (ALT) yakni proses selama pembelajaran berlangsung bersesuaian dengan HLT yang telah dirancang.

3.2 Pembahasan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan kontribusi dalam mengembangkan sebuah Local Instructional Theory (LIT) dengan mendesain serangkaian aktivitas pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam memahami konsep operasi pengurangan bilangan desimal.

Pembelajaran yang didesain berdasarkan prinsip-prinsip dan lima karakteristik PMRI, yakni (a)use of contexts for phenomenologist exploration dalam mendesain pembelajaran ini dipilih konteks yang dekat dengan siswa, (b)using models and symbols for progressive mathematization penggunaan model dan simbol dalam menyelesaikan permasalahan dilakukan siswa selama proses penyelesaian masalah, (c) using student own contributin and production selama proses pembelajaan guru memberi kebebasan siswa dalam mengungkapkan dan menjawab pertanyaan, dapat dlihat dari beragam jawaban siswa dalam menyelesaikan permasalahan, (d) interactivity interaktivitas tidak terjadi antara guru dan siswa tetapi juga dengan sesama siswa bentuk interaksi ini dapat berupa diskusi, memberika penjelasan, komunikasi, koopratif dan evaluasi, (e) intertwining mathematics concept, aspect and unit maksudnya adalah matematika yang diajarkan kepada siswa akan menjadi lebih bermakna jika terkait dengan topik pembelajaran lainnya.

Dalam dokumen Volume 4, Tahun ISSN KATA PENGANTAR (Halaman 63-67)