• Tidak ada hasil yang ditemukan

Yanti Herlant

DISKUSI ISU SOSIOSAINTIFIK DAN KETERAMPILAN BERARGUMENTAS

“I’m not really interested in it (Biology), but the ethical side was really interesting and made it more life(from a student, Harris, R. & Ratcliffe, M., 2005)

Pernyataan di atas diungkapkan oleh peserta didik yang telah melakukan diskusi isu sosiosaintifik. Hasil penelitian mengungkapkan diskusi isu sosiosaintifk membuat pembelajaran sains lebih humanis dan juga meningkatkan keterampilan berargumentasi (Osborne, 2005; Chang & Chiu, 2008; Dawson & Venville, 2009).

Argumen dan argumentasi memiliki makna tersendiri. Argumen diartikan sebagai sebuah penyataan yang berisi sebuah klaim yang didukung oleh data dan dikemukakan untuk mempengaruhi seseorang (Inch,

et al., 2006). Kuhn & Udell (2003) mendefinisikan argumen sebagai sebuah pernyataan dengan disertai pembenaran. Mean and Voss (Dawson & Venville, 2009) menggambarkan argumen sebagai pendapat dari suatu kesimpulan yang didukung minimalnya oleh satu alasan. Girle (1991) mendefinisikan argumen sebagai serangkaian pendapat yang bersifat interakif yang memungkinkan untuk disanggah.

Menurut Inch et al. (2006) argumen memiliki tiga karakteristik. Pertama, sebuah klaim berupa opini atau kesimpulan yang ingin diterima pembantah. Kedua, sebuah klaim didukung oleh fakta dan alasan atau kesimpulan yang terhubung antara fakta ke klaim. Ketiga, sebuah argumen berusaha mempengaruhi pendapat seseorang yang berada dalam ketidaksetujuan. Ciri sebuah argumen yang baik menurut Toulmin (2003) mengangung komponen klaim, data, penjamin, pendukung, kualifer, dan reservasi. Komponen ini menggambarkan sebagai fungsi dalam argumen. Gambar 2 memperlihatkan komponen argumentasi dan keterkaitannya

Gambar 2. Model lengkap argumentasi Toulmin (Toulmin, 2003)

Keterangan: D = Data, Q = Qualifier/kualifer, K = Klaim, B = Backing/pendukung, W = warrant/penjamin

Inch et al. (2006) dan Freeley & Steinberg (2009) menjelaskan lebih lanjut keenam komponen tersebut yaitu.

1. Data (grounds) adalah sinonim dari bukti (evidence). Data/bukti adalah fakta atau kondisi obyektif yang dapat diamati, kepercayaan, atau premis yang telah diterima sebagai sebuah kebenaran oleh audien

atau kesimpulan-kesimpulan yang telah ditetapkan sebelumnya. Ringkasnya, data adalah bukti dan alasan untuk menyokong dasar dari argumen.

2. Klaim (claim) adalah pendapat atau kesimpulan yang dikemukan oleh orang yang berpendapat dan ingin diterima audien.

3. Penjamin (warrant) adalah penalaran yang digunakan untuk menghubungkan data dan klaim. Bukti dan alasan dikembangkan menjadi klaim yang tak terbantahkan kebenarnya.

D Maka Q, K

Berdasarkan B

Kecuali R Karena W

Sumber: Freeley & Steinberg (2009)

1.Pendukung (backing) adalah fakta lebih lanjut atau penalaran yang digunakan untuk mendukung atau melegitimasi prinsip yang ada pada penjamin.

Sumber: Freeley & Steinberg (2009)

2.Kualifikasi(modal qualifications) adalah kata keterangan sehari-hari (adverb) atau kalimat keterangan tambahan (adverbial frase) yang memodifikasi klaim dan menunjukkan kekuatan rasional atau derajat kekuatan dari orang yang berpendapat tersebut. Ketika berpendapat derajat kekuatan pendapat biasanya tercermin dari ungkapan atau tulisannya dengan beberapa kata seperti “kuat/sangat (stongly),

kemungkinan (probably), tentu (certainly), bisa saja (possibly)”.

3.Pengecualian (reservation) adalah keadaan atau kondisi yang melemahkan argumen. Hal ini terjadi karena adanya keterbatasan atau pengecualian yang membatalkan penerapan penjamin. Reservasi ini dikemukan oleh ini Inch et al. (2006). Adapun Freeley & Steinberg (2009) menyatakan komponen keenam adalah penyanggah (rebutal), yaitu bukti atau alasan yang akan melemahkan atau menghancurkan klaim.

Menurut Inch et al. (2006) ada empat model argumentasi Toulmin yang mungkin terjadi dalam sebuah teks. Keempat model tersebut adalah sebagai berikut.

a) Data – Klaim (DK)

b) Data – Penjamin/Warrant – Klaim (DWK)

c) Data – Penjamin – Pendukung/Backing– Klaim (DWBK)

d) Data–Penjamin–Pendukung – Reservasi-Qualifier– Klaim (DWBRQK)

Keempat model argumentasi Toulmin yang dikemukan Inch et al. (2006) merupakan argumentasi informal. Menurut Chang & Chiu (2008) argumentasi informal dapat dibedakan dengan formal dari cara pengambilan klaim. Pengajuan klaim pada argumentasi formal didasarkan pada premis-premis yang baku, penambahan dan penghapusan isi premis tidak diperbolehkan. Pengajuan klaim pada argumentasi informal mengandung fitur kognitif dan afektif, individu dapat mengubah premis berdasarkan pengetahuan dan keyakinan pribadi, informasi dari media massa, buku teks, atau pengalaman hidup, dan lain-lain. Berdasarkan perbedaan ini, argumentasi informal memiliki karakteristik membuat klaim, menyediakan alasan, menyajikan argumen kounter, menunjukkan kualifer, dan mengevaluasi argumen.

Argumentasi yang terjadi pada diskusi isu sosiosaintfik bersifat argumentasi informal. Argumentasi informal dikembangkan berdasarkan model Toulmin. Argumentasi pada model Toulmin merupakan

Data

Teroris melakukan aksi terror untuk mendapatkan publisitas

Penjamin Media sensasional memberikan peluang bagi publikasi teroris

Klaim

Pelarangan media sensasional akan mengurangi aksi terorisme

Data

Kekerasan oleh anak menghasilkan kematian dan kecelakaan

Penjamin

Karena media kekerasan menghantarkan pada kekerasan pada anak

Klaim

Pelarangan media kekerasan akan mengurangi kematian dan kecelakaan

Pendukung:

Kajian memperlihatkan hubungan antara media dan kekerasan dan kekerasan pada anak

aktivitas rasional yang melibatkan klaim yang dikembangkan dan didukung oleh data, penjamin yang menghubungkan data pada klaim. Klaim mempunyai kualifer dan penjamin didukung oleh pendukung/backing. Lebih jauh lagi, aktivitas diskusi berkaitan dengan memberikan sanggahan (rebuttal)

terhadap argumen.

Pengembangan argumentasi di kelas sains dapat dilakukan dengan metode diskusi berbasis isu sosiosaintifik (Osbone, 2005; Erduran et al., 2005, Dawson & Venville, 2009), dan dengan melakukan perdebatatan isu saintifik di kelas (Aleixandre et al., 2000; Hakyolu & Bekiroglu, 2011). Diskusi isu sosiosaintifik mempunyai potensi yang lebih besar dalam meningkatkan kualtias argumentasi, karena argumentasi pada konteks sosiosaintifik lebih mudah. Pada konteks isu sosiosaintfik peserta didik berargumen dengan sudut pandang yang dikuasainya atau diminatinya, akibatnya argumentasi pun meluas tidak hanya menggambarkan pengetahuan ilmiah, tetapi juga etika dan nilai (Osborne, 2005).

Osborne dan Erduran adalah pakar yang mengembangkan keterampilan argumentasi dalam pembelajaran sains. Osborne dan Erduran mengembangkan penilaian kualitas argumentasi berdasarkan model argumentasi Toulmin. Osborne (2005) mengklasifikasikan argumen ke dalam tiga kelompok yaitu: 1) klaim sederhana, 2) argumen dengan justifikasi, dan 2) argumen dengan justifikasi dan penyanggah. Tiga kelompok ini kemudian dikuantifikasi menjadi lima level argumentasi, yang merupakan sebuah kerangka kerja analitik untuk menilai kualitas argumentasi. Kerangka kerja analitik untuk menilai kualitas argumentasi dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kerangka analitik digunakan untuk menilai kualitas argumentasi pada diskusi isu sosiosaintifik kelas

Level Keterangan

5 Argumen meunjukkan keluasan argumen dengan lebih dari satu sanggahan

4 Argumentasi menunjukkan beberapa argumen dengan klaim atau klaim-klaim dan klaim balasan

dengan sanggahan yang jelas

3 Argumentasi mengandung beberapa argumen dengan serangkaian klaim atau klaim balasan dengan data, penjamin atau pendukung dengan terkadang sanggahan yang kurang bagus

2 Argumentasi mengandung beberapa argumen yang mengandung klaim dengan data, penjamin, atau pendukung, tapi tidak ada sanggahan

1 Argumentasi mengandung beberapa argumen yaitu klaim sederhana lawan sebuah klaim balasan

atau klaim lawan klaim

Sumber Osborne (2005: 371) dan Erduran et al., (2005:390).

Kerangka analitik kualitas argumen yang dikembangkan Osborne, Erduran, & Simon (2005) sangat cocok digunakan untuk menganalisis dialog yang digunakan siswa pada sebuah diskusi isu sosiosaintifik dalam bentuk berpasangan atau kelompok kecil, penyanggah merupakan komponen penting pada kerangka ini (Dawson & Venville, 2009). Bagi diskusi yang kurang memberi kesempatan untuk memunculkan penyanggah, Dawson & Venville (2009) memodifikasi kerangka Osborne, Erduran, & Simon menjadi kerangka baru (lihat Tabel 2).

Tabel 2. Kerangka analitis kualitas argumentasi

Level Keterangan

4 Klaim, data, penjamin, pendukung, dan kualifer

3 Klaim, data, penjamin, pendukung (asumsi yang mendukung penjamin) atau kualifer (kondisi tentang ketepatan klaim)

2 Klaim, data (bukti yang mendukung klaim), dan/atau penjamin (penghubung antara data dan klaim)

1 Klaim (pernyataan, kesimpulan, proposisi saja)