Liliasari, Sri Redjeki, Dewi Sawitr
PENUTUP Kesimpulan
Guru-guru biologi memiliki banyak tanggung jawab terhadap siswa untuk mengembangkan sikap, materi pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan sehingga siswa bisa lebih berperan dan berkiprah di lingkungan masyarakat tempat tinggalnya. Guru harus dapat menyediakan kegiatan pembelajaran yang berarti yang akan memperdalam pengetahuan mereka, memperluas wawasan mereka dan menanamkan keinginan untuk mempelajari lebih lanjut tentang materi dan keterampilan yang telah mereka pelajari di dalam maupun di luar kelas. Sebenarnya siswa sudah memiliki pengetahuan dan pemahaman yang kaya tentang lingkungannya yang seharusnya dapat dibawa dan lebih diperkuat lagi oleh gurunya dalam pembelajaran di kelas. Jangan sampai pengetahuan tentang komoditas hayati unggulan lokal yang telah mereka miliki menjadi tidak berkembang atau bahkan menjadi hilang karena tidak diberi kesempatan untuk dibelajarkan dalam kelas karena guru memberikan pengetahuan dan keterampilan mata pelajaran biologi yang hanya terpaku kepada buku teks dan LKS yang telah dikembangkan penerbit.
Kreativitas guru dalam mengembangakan pembelajaran berbasis komoditas hayati unggulan lokal dapat tercermin dari RPP dan LKS yang telah mereka hasilkan. Kemampuan mengembangan RPP dan LKS berbasis komoditas hayati unggulan lokal merupakan keterampilan baru bagi sebagian besar guru biologi karena selama ini mereka mengembangkannya hanya berpedoman pada buku teks dan LKS yang sudah disediakan penerbit yang tidak memperhatikan aspek kehidupan sehari-hari siswa sesuai daerahnya. Melalui kegiatan Diklat Kreativitas Guru Biologi SMA dalam Pembelajaran Berbasis komoditas Hayati Unggulan Lokal, guru-guru biologi sudah dapat kreatif dalam mengintegrasikan topik-topik dari seluruh aspek komoditas hayati unggulan lokal di wilayahnya. Selanjutnya, melalui penyusunan RPP dan LKS berbasis komoditas hayati lokal, guru-guru sudah mampu menyediakan langkah-langkah pembelajaran yang membekalkan pengetahuan dan keterampilan tentang komoditas hayati unggulan lokal kepada siswanya.
Selanjutnya, kreativitas guru biologi juga harus terus dikembangkan dalam implementasi pembelajaran berbasis komoditas hayati unggulan lokal. Dalam aplikasinya, guru tidak hanya dituntut untuk kreatif dalam memetakan aspek-aspek komoditas hayati unggulan lokal ke dalam topik-topik biologi SMA, untuk kemudian dibuatkan RPP dan LKS-nya, tetapi mereka juga dituntut juga untuk kreatif mengimplementasikannya secara nyata pembelajaran berbasis komoditas hayati unggulan lokal di sekolah. Oleh karena itu, guru dituntut harus terus kreatif dalam mengembangkan pembelajaran berbasis komoditas hayati unggulan lokal sehingga mampu memberikan pembelajaran bermakna bagi siswanya.
DAFTAR PUSTAKA
Balschweid, M. 2002. Teaching Biology Using Agriculture as The Context: Preceptions of High School Students. Journal of Agricultural Education 56. Volume 43, Number 2
Balschweid, M. Huerta. 2008. Teaching Advanced Life in Animal Context: Agricultural Science Teacher Voices. Journal of Agricultural Education. Volume 49, Number 1
Bessemer, O’Quin. 1986. Analyzing Creative Product: Refinement and Test of Judging Instrument. Journal of Creative Behaviour. Vol 20, No. 2. PP. 107-114
Braund M, Reiss M. 2006. Toward a More Authentic Science Curiculum : The Contribution of Out-of- School Learning. 2006. International Journal of Science Education. Vol. 28. No. 12; pp. 1373-1388 Dailey AL, Conroy CA, Shelley-Tolbert CA. 2001. Using Agricultural Education's The Context to Teach
Life Skills. Journal of Agricultural Education, Volume 49, Number 1, pp. 17 - 27.
Depdiknas. 2007. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta
Diki D. 2013. Creativity for Learning Biologi in Higher Education. Lux: A Journal of Trandisciplinary Writing and Research from Claremont Graduated University. Vol. 3, Issue 1. Article 3.
Gilbert JK, Bulte AMW, Pilot A. 2011. Concept Development and Transfer in Context-Based Science Education. International Journal of Science Education Vol 33., No. 6. Pp 817-837.
Feierabend T. dan Eilks I. 2010. Raising students’ perception of the relevance of science teaching and promoting communication and evaluation capabilities using authentic and controversial socio- scientific issues in the Framework of climate change. Science Education International. Vol.21, No.3, September 2010, pp. 176-196
Hofstein A, Kesner M. 2006. Industrial Chemistry and School Chemistry: Making Chemistry Studies more Relevant. International Journal of Science Education. Vol. 28. No. 9; pp. 1017-1039
John PD. 2006. Lesson Planning and The Student Teacher: Re-Thinking The Dominant Model. J. Curriculum Studies, 2006, VOL. 38, NO. 4, 483–498
Kasandaa C, Lubbenb F, Gaoseba N, Kandjeo-Marengaa U, Kapendaa H, Campbell B. 2005. The Role of Everyday Contexts in Learner-centred Teaching: The practice in Namibian secondary schools.
International Journal of Science Education Vol. 27, No. 15, 16 December 2005, pp. 1805–1823 Keles O. 2011. Mind Maps and Scoring Scale for Environmental Gains in Science Education. International
conference on New Horizons in Education Conference Proceedings Book.
Marshal G. 2010. Student Centered, Active Learning Pedagogies in Chemistry Education. Making Chemistry Relevant, Sharsmistha, B. (ed.). A John Wiley & Sons, Inc., New Jersey.
Meintjes H, Grosser M. 2010. Creative Thinking in Prosfectif Teacher: The Status Quo and The Imfact of Contextual Factor. South African Journal of Education. Vol 30:361-386
NRC. 1996. National Science Education Standards. Washington DC : National Academic Press
Oloruntegbe, et al. 2010. Teachers’ Involvement, Commitment and Innovativeness in Curriculum
Development and Implementation. Educational Research, Vol. 1(12) pp. 706-712
Purwati, T. 2008. KTSP, Prospek dan Problema dalam Tataran Aplikasinya. Paradigma, Tahun XIII, Nomor 25. Januari-Juni 2008.
Sastradipradja, SD, Widjaja EA. 2010. Keanekaragaman Hayati Pertanian Menjamin Kedaulatan Pangan.
LIPI Press; Jakarta
Sudaryanto T, Rusastra IW, Simatupang P. 2002. Strategi dan Kebijakan Pembangunan Ekonomi Pedesaan Berbasis Agribisnis. Prosiding Seminar dan Ekspose Hasil Penelitian/Pengkajian BPTP Jawa Timur. BPTP Jawa Timur: Surabaya
Susanto AN, Sirappa MP. 2005. Prospek dan Strategi Pengembangan Jagung untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Maluku. Jurnal Litbang Pertanian, 24(2): 70-79.
Wahyu U, Jailan. 2009. Permasalahan Penyusunan Perangkat Pembelajaran Matematika. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN : 978-979-16353-8-7
Walujo EB. 2011. Keanekaragaman Hayati untuk Pangan. Disampaikan Pada Konggres Ilmu Pengetahuan
Nasional X, Jakarta, 8 – 10 Nopember 2011. Diunduh Dari
Http://Www.Opi.Lipi.Go.Id/Data/1228964432/Data/13086710321320841770.Makalah.Pdf
Yager SO, Dogan, OK, Haceeminoglu E, Yager RE. 2012. The Role of Student and Teacher Creativity in Aiding Current Reform Efforts in Science and Technology Education. National Forum of Applied Educational Research Journal. Vol 25. No. 3; 1-2
DEMYSTIFYING MATH AND SCIENCE PHOBIA BY USING A MODULE FOR REBUILDING