• Tidak ada hasil yang ditemukan

No. Aspek Kriteria Nilai Kuantitas

Kemudahan LKS

Nilai Kualitas Kemudahan LKS

1.

Isi

Petunjuk dalam LKS 3,08 Mudah

Kejelasan Isi 3,38 Sangat Mudah

2.

Kebahasaan

Kejelasan Penggunaan

Bahasa 3,33 Sangat Mudah

Hasil uji kemenarikan dapat dilihat pada Tabel 8. Berdasarkan Tabel 8, secara garis besar LKS yang dikembangkan memiliki nilai kuantitas 3,24 dengan kategori menarik.

Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Kemenarikan Menggunakan LKS

No. Aspek Kriteria Nilai Kuantitas

Kemenarikan LKS Nilai Kualitas Kemenarikan LKS 1. Tampilan Desain Cover 3,33 Sangat Menarik

Kemenarikan Tulisan (Jenis Font

dan Ukuran) 3,29 Sangat Menarik

Pemilihan Ilustrasi Gambar 3,17 Menarik

Desain Lay Out 3,38 Sangat Menarik

Penggunaan Warna 3,46 Sangat Menarik

2. Isi

Kesesuaian permasalahan dengan

materi 3,04 Menarik

Petunjuk dalam LKS 3,08 Menarik

Alur Penyajian/Format

Keseluruhan Media 3,21 Menarik

Berdasarkan ketujuh hasil penelitian pengembangan ini, didapat bentuk LKS yang dapat mengoptimalkan praktikum virtual laboratory, meliputi: (1) Judul berupa judul materi yang akan dipraktikumkan, (2) Pengantar berupa gambar yang didukung dengan wacana yang berisi apersepsi untuk membuat siswa tertarik melaksanakan kegiatan selanjutnya di dalam LKS, (3) Tujuan percobaan berupa pe- maparan tujuan dari percobaan yang akan dipraktikumkan sehingga siswa mengetahui tujuan dari percobaan yang akan dipraktikumkan, (4) Bekal awal berupa penugasan yang menuntun siswa untuk memiliki kemampuan-kemampuan awal sebelum melakukan kegiatan praktikum. Bentuk penugasan berupa tugas membaca yang kemudian diberi tagihan berupa beberapa pertanyaan yang jawabannya didapatkan dari bacaan dan dan tugas mengenai penggunaan alat sebelum melakukan kegiatan praktikum agar siswa mengenal dan mengetahui cara-cara penggunaan alat dari percobaan yang akan dipraktikumkan, (5) Kegiatan I: Penyajian Masalah berupa penyajian serangkaian pertanyaan berbasis masalah dan siswa memprediksi jawaban dari pertanyaan tersebut. Pertanyaan-pertanyaan disajikan secara terarah yang akhirnya akan membuat siswa dapat merumuskan dugaan sementara dari prediksi jawaban pertanyaan. Selain itu, kegiatan memprediksi juga bertujuan agar siswa dapat mengajukan pemikiran tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan kecenderungan sehingga siswa memunculkan keterampilan memprediksi, (6) Kegiatan II: Merumuskan dugaan sementara berupa penyajian pertanyaan mengenai hubungan antara dua variabel dan penjelasan dari hubungan tersebut. Jawaban siswa dalam kegiatan ini ada dua macam, yaitu jawaban siswa berdasarkan kegiatan memprediksi dan jawaban siswa berdasarkan kegiatan kajian teoritis. Siswa diharapkan dapat menyatakan hubungan dua variabel atau memperkirakan penyebab sesuatu terjadi dan mengajukan penjelasan yang konsisten beserta bukti-bukti sehingga memunculkan keterampilan berhipotesis, (7) Kegiatan III: Merancang Percobaan berupa penyajian serangkaian pertanyaan yang membimbing menentukan alat dan bahan, variabel-variabel yang diamati, dan langkah percobaan. Jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini akan menuntun siswa dalam melakukan percobaan. Perangkat komputer atau

apa yang diamati, diukur, dan ditulis, dan menuliskan langkah percobaan atau merancang percobaan sehingga memunculkan keterampilan merencanakan percobaan, (8) Kegiatan IV: Melakukan Percobaan berupa penyajian tabel untuk mengisi data hasil pengamatan. Data pada tabel diisi berdasarkan kegiatan melakukan percobaan. Siswa melaksanakan percobaan dengan tepat waktu dan mencatat hasil pengamatan berdasarkan penggunaan indera penglihat di dalam melakukan pengamatan sehingga memunculkan keterampilan melakukan pengamatan dan menafsirkan pengamatan dalam kegiatan ini. Pengisian data hasil pengamatan dengan cara memilih data yang sesuai dengan hasil pengamatan. Pilihan data dapat digaris bawah atau dilingkari, (9) Kegiatan V: Menganalisis Percobaan berupa penyajian serangkaian pernyataan yang kalimatnya masih rumpang untuk menganalisis data hasil pengamatan. Pengisian kalimat rumpang dengan cara memilih kata berdasarkan analisis hasil pengamatan. Pilihan kata dapat digaris bawah atau dilingkari. Siswa diharap-kan dapat memunculkan kegiatan me-nafsirkan pengamatan dan mengomunikasikan dari kegiatan ini, (10) Kegiatan VI, berupa penyajian serangkaian pertanyaan yang membimbing siswa untuk membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis percobaan. Siswa diharapkan dapat memunculkan keterampilan mengomunikasikan. Serangkaian kegiatan di dalam LKS diharapkan dapat membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran dari segi kognitif produk dan KPS siswa.

Penilaian KPS siswa dilakukan dengan cara observasi saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Berdasarkan rangkuman hasil belajar KPS pada Tabel 5, siswa yang telah menggunakan LKS hasil pengembangan dapat menuntaskan tujuan pembelajaran KPS yang telah ditetapkan. Penilaian hasil belajar kognitif produk dilakukan setelah semua LKS digunakan. Berdasarkan rangkuman hasil belajar kognitif produk siswa pada Tabel 4, siswa yang telah menggunakan LKS hasil pengembangan belum dapat menuntaskan tujuan pembelajaran kognitif produk yang telah ditetapkan. Selain itu, rangkuman data uji kemudahan pada Tabel 7 mengungkapkan bahwa LKS yang dikembangkan sangat mudah dan rangkuman data uji kemenarikan pada Tabel 8 mengungkapkan LKS yang dikembangkan menarik. Seharusnya jika LKS menarik dan pengisiannya dianggap sangat mudah oleh siswa serta menuntaskan tujuan pembelajaran KPS maka siswa juga dapat menuntaskan tujuan pembelajaran kognitif produk. Ketidakcocokan antara rangkuman hasil belajara KPS, kognitif produk, uji kemudahan, dan uji kemenarikan mengindikasikan ada faktor lain yang siswa belum dapat menuntaskan tujuan pembelajaran kognitif produk. Kemungkinan faktor lain yang menjadi penyebabnya adalah kelemahan LKS yang diungkapkan oleh penguji ahli desain, yaitu sebaik- baiknya LKS yang dikembangkan bila guru tidak dapat menguasai kelas, memanajemen kelas dengan baik, dan kreatif dalam melakukan kegiatan pembelajaran maka LKS tidak dapat berjalan secara optimal.

Berdasarkan wawancara langsung dengan observer yang mengobservasi KPS siswa, didapatkan beberapa kemungkinan penyebab kegagalan penggunaan LKS untuk menuntaskan tujuan pembelajaran kognitif produk, meliputi: (1) Guru belum bisa menguasai kelas sehingga ada beberapa siswa tidak memperhatikan penjelasan dari guru, (2) Guru belum memanajemen kelas dengan baik sehingga pembelajaran yang dilakukan terlihat tergesa-gesa tanpa memperhatikan pemahaman siswa, dan (3) Bahasa yang digunakan guru untuk menjelaskan materi pada siswa belum bisa dipahami oleh siswa tingkat SMP.

Berdasarkan wawancara langsung terhadap beberapa siswa, didapatkan fakta bahwa: (1) Ada ujian mata pelajaran lain dilakukan pada hari yang sama dan siswa lebih memilih mempelajari ujian tersebut, (2) Menurut siswa soal-soal yang diujiankan merupakan soal konsep dan siswa belum terbiasa dengan jenis soal tersebut, serta terlalu banyak LKS yang harus dipelajari dan tidak mengerti bagian mana yang harus dipelajari.

Berdasarkan faktor-faktor di atas, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai LKS hasil prototipe III.

SIMPULAN

Simpulan dari penelitian pengembangan ini sebagai berikut:

1. Bentuk LKS yang dapat mengoptimalkan praktikum virtual laboratory Materi Induksi Elektromagnetik, meliputi:

a. Judul LKS disesuaikan dengan pokok bahasan yang akan dipraktikum dalam praktikum virtual laboratory.

b. Pengantar berupa wacana yang didukung dengan gambar yang dapat memunculkan motivasi dan apersepsi siswa mengenai pokok bahasan yang dipraktikumkan dalam praktikum virtual laboratory. c. Tujuan percobaan tiap LKS mengacu pada tujuan dari percobaan yang dapat dipraktikumkan dalam

praktikum virtual laboratory.

d. Bekal awal berupa penugasan disertai tagihan agar siswa memiliki kemampuan awal sebelum melakukan praktikum virtual laboratory. Perihal yang ditugaskan mengenai materi yang harus dikuasai sebelum melakukan praktikum dan keterampilan dalam menggunakan piranti-piranti yang akan digunakan dalam praktikum virtual laboratory.

e. Kegiatan I: Penyajian masalah berupa penyajian serangkaian pertanyaan berbasis masalah disertai gambar yang diambil dari praktikum virtual laboratory. Siswa memprediksi jawaban dari pertanyaan tersebut. Penyajian serangkaian pertanyaan ini akan menjadi panduan pembuatan rancangan percobaan untuk melakukan praktikum virtual laboratory.

f. Kegiatan II: Merumuskan dugaan sementara berupa penyajian pertanyaan mengenai hubungan antara dua variabel dan penjelasan dari hubungan tersebut. Dugaan sementara didapat setelah siswa melakukan kajian teoritis kemudian dugaan dibuktikan dalam analisis percobaan setelah melakukan praktikum virtual laboratory.

g. Kegiatan III: Merancang percobaan berupa penyajian serangkaian pertanyaan yang membimbing menentukan alat dan bahan, variabel-variabel yang diamati, dan langkah percobaan yang kemudian menjadi panduan dalam melaksanakan praktikum virtual laboratory.

h. Kegiatan IV: Melakukan percobaan berupa penyajian tabel yang membimbing siswa untuk mengisi data hasil pengamatan setelah melakukan pengamatan dalam praktikum virtual laboratory.

i. Kegiatan V: Menganalisis percobaan berupa penyajian serangkaian pernyataan yang kalimatnya masih rumpang untuk menganalisis data hasil pengamatan.

j. Kegiatan VI, berupa penyajian serangkaian pertanyaan yang membimbing siswa untuk membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis percobaan.

2. Persentase siswa yang tuntas tujuan pembelajaran Materi GGL Induksi sebesar 8,3 %, persentase siswa yang tuntas Materi Faktor-Faktor GGL Induksi sebesar 67 %, persentase siswa yang tuntas tujuan pembelajaran Materi Gene-rator sebesar 21 %, dan persen-tase siswa yang tuntas pembela-jaran Materi Transformator sebe-sar 4,1 %. Berdasarkan bukti empirik hasil uji coba eksternal dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kognitif produk setelah menggunakan LKS hasil pengembangan belum dapat menuntaskan tujuan pembelajaran kognitif produk.

3. Persentase siswa yang tuntas tujuan pembelajaran KPS pada Materi GGL Induksi sebesar 83 %, persentase siswa yang tuntas tujuan pembelajaran KPS pada Materi Faktor-Faktor GGL Induksi sebesar 88 %, dan persentase siswa yang tuntas tujuan pembelajaran KPS pada Materi Generator dan Transformator sebesar 75 %. Berdasarkan bukti empirik hasil uji coba eksternal dapat disimpulkan bahwa KPS siswa setelah menggunakan LKS hasil pengembangan sudah dapat menuntaskan tujuan pembelajaran KPS.

SARAN

Saran penelitian pengembangan ini sebagai berikut:

1. Penggunaan praktikum virtual laboratory bukan sebagai pengganti praktikum nyata tetapi sebagai pelengkap praktikum nyata sehingga siswa memahami kebermaknaan IPA sebagai produk.

2. Pengoptimalan praktikum virtual laboratory difokuskan melengkapi hal-hal yang tidak dapat diamati dalam praktikum nyata sehingga LKS yang didesain untuk menyeimbangkan praktikum virtual laboratory dan praktikum nyata.

3. Penilaian tujuan pembelajaran kognitif produk sebaiknya dilakukan diakhir pembelajaran.

4. LKS yang dikembangkan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, menimbang LKS yang mengoptimalkan praktikum virtual laboratory tidak dapat menuntaskan tujuan pembelajaran kognitif produk siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran (Peranannya sangat penting dalam tujuan pembelajaran). Gava Media. Yogyakarta.

Djamarah, Syaiful B, Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. Hoetomo. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Mitra Pelajar. Surabaya.

Sahrul. 2009. Macam-macam Model Pembelajaran Inkuiri. Artikel. Diakses 17 Desember 2011 dari http://sahrulgmail.blogspot.com.

Suyanto E. 2006. Penguasaan Teori dan Praktik Membuat Skenario Pembelajaran Mikro. Makalah Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Fisika. Universitas Lampung. Bandarlampung.

Suyanto E, Sartinem. 2009. Pengembangan Contoh Lembar Kerja Fisika Siswa dengan Latar Penuntasan Bekal Awal Ajar Tugas Studi Pustaka dan Keterampilan Proses Untuk SMA Negeri 3 Bandarlampung. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2009, 322.

Trianto. 2010. Pembelajaran IPA Terpadu. Kencana. Jakarta.

PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING