Kegiatan ini di samping memenuhi kebutuhan akan bermain, juga menambah atau memperkaya pengalaman anak. Penggunaan Alat peraga Fun Multiplication Beads dilakukan dengan menggunakan metode bermain. Menurut Piaget, bermain merupakan kegiatan yang dilakukan berulang-ulang demi kesenangan (Piaget, 1951). Secara lebih umum dalam istilah psikologi, Joan Freeman dan Utami Munandar (1996) mendefinisikan bermain sebagai suatu kegiatan yang membantu anak mencapai perkembangan yang utuh, baik fisik, intelektual, sosial, moral, dan emosional.
Dari definisi tersebut, satu syarat mutlak ketika anak melakukan kegiatan yang disebut bermain adalah kegiatan yang dilakukannya itu menimbulkan efek menyenangkan pada dirinya. Namun ternyata, perasaan menyenangkan hanyalah salah satu bagian kecil dari manfaat yang didapatkan anak dari bermain.
Beberapa manfaat bermain adalah sebagai berikut.
1. Melatih perkembangan sensorik dan
motorik
Anak akan terlatih ketika melakukan beragam aktivitas sensorik serta motorik. Permainan aktif melatih panca indera sang anak. Dengan bermain menggunakan Fun Multiplication Beads, semua anggota panca indera anak tergerak melakukan sesuatu, yaitu anak mengocok dan mengambil kartu, meletakkan karakter penunjuk perkalian, dan meletakkan manik-manik. Sebagai hasilnya, organ sensorik dan motorik anak semakin baik.
2. Mengasah memori otak
Anak kecil mempunyai organ memori yang belum banyak terisi oleh beragam hal. Ketika bermain, anak mengembangkan memori yang ia miliki. Semakin anak bermain, semakin terasah otaknya dan ia mampu mendapatkan perkembangan memori jauh lebih baik.
3. Mengembangkan etika
Ketika anak bermain, ia mempelajari banyak aturan, mempunyai tingkat sportivitas, dan
tentu saja belajar bagaimana membangun etika yang benar. Hal ini akan menjadi bekal anak kelak ketika berhadapan dengan aturan di dunia.
4. Meningkatkan kreativitas anak
Saat melakukan permainan, anak dapat mengeksplorasi dan menerapkan banyak ide terkait dengan sistem permainan. Ketika kreativitas tersebut terus diasah, anak bisa menemukan berbagai ide cemerlang pada masa yang akan datang.
Dengan keinginan anak bermain, orang tua atau pendidik dapat memanfaatkan kegiatan bermain untuk menanamkan pengertian dan konsep pelajaran Matematika, khususnya dalam hal ini penguasaan konsep perkalian dasar, yaitu perkalian 2 bilangan satu angka dan perkalian dengan bilangan 10. Diharapkan melalui kegiatan ini, anak/peserta didik kelak: (a) senang mengerjakan bahan pelajaran
matematika, khususnya perkalian dasar; (b) terdorong dan menaruh minat untuk
mempelajari matematika secara sukarela; (c) memiliki semangat bertanding dalam suatu
permainan dan berusaha untuk menjadi pemenang dan terdorong memusatkan perhatian pada permainan yang dihadapinya;
(d) betul-betul memahami dan mengerti konsep perkalian dasar, yaitu perkalian 2 bilangan satu angka dan perkalian dengan bilangan 10, jika terlibat dalam kegiatan dan aktif; (e) mengurangi ketegangan dalam pikirannya
setelah belajar matematika; dan
(f) memanfaatkan waktu luang dengan baik.
Dengan belajar Matematika sambil bermain, anak akan berminat dan termotivasi mempelajari Matematika serta meningkatkan pemahaman- nya. Oleh karena permainan Matematika merupakan suatu kegiatan yang menggembira- kan dan dapat menunjang tercapainya tujuan instruksional dalam pelajaran Matematika. Tujuan ini dapat menyangkut aspek kognitif, psikomotor, dan afektif. Permainan yang mengandung nilai-nilai Matematika dapat meningkatkan keterampilan, penanaman konsep, pemahaman, dan pemantapannya; meningkatkan kemampuan menemukan, memecahkan masalah, dan lain-lainnya.
Penggunaan Fun Multiplication Beads
Fun Multiplication Beads dan Konsep Matematika
Dalam permainan menggunakan Fun Multiplication Beads, guru mengaitkannya dengan menjelaskan konsep perkalian dasar, yaitu perkalian 2 bilangan satu angka dan perkalian dengan bilangan 10. Oleh karena kemampuan anak dimulai dari penjumlahan, maka ajarkan konsep perkalian sebagai penjumlahan berulang, artinya menjumlahkan angka yang sama dengan berulang. Perkalian ini mulai diajarkan kepada anak kelas 2 SD.
Misalnya, dalam perkalian 5 x 2. Bila menggunakan alat peraga Fun Multiplication Beads, mulailah mengajarkan kepada anak, dengan menjumlahkan manik-manik saat ia meletakkannya pada baris dan kolom:
1. Pada baris 1, anak akan meletakkan manik-
manik pada kolom 1 dan kolom 2. Berapa jumlah manik-manik pada baris 1? 2 manik- manik.
2. Pada baris 2, anak akan meletakkan manik-
manik pada kolom 1 dan kolom 2. Berapa jumlah manik-maniknya? 2 manik-manik.
3. Pada baris 3, anak akan meletakkan manik-
manik pada kolom 1 dan kolom 2. Berapa jumlah manik-maniknya? 2 manik-manik.
4. Pada baris 4, anak akan meletakkan manik-
manik pada kolom 1 dan kolom 2. Berapa jumlah manik-maniknya? 2 manik-manik. 5. Pada baris 5, anak akan meletakkan manik-manik pada kolom 1 dan kolom 2. Berapa jumlah manik-maniknya? 2 manik- manik.
Perkalian 5 x 2 = jumlah manik-manik baris 1 + jumlah manik-manik baris 2 +
jumlah manik-manik
baris 3 + jumlah manik-manik baris 4 + jumlah manik-manik baris 5
= 2 + 2 + 2 + 2 + 2
= hitung banyak angka 2 x tulis angka yang dijumlahkan = 5 (baris) x 2 (jumlah manik- manik setiap baris)
= 5 x 2 = 10
Untuk menambah pemahaman anak, jelaskan dengan ilustrasi cerita sebagai berikut: Agatha membawa 5 kantong plastik, setiap kantong berisi 2 buah jeruk. Berapa buah jeruk yang dibawa Agatha?
Untuk menghitung banyaknya buah jeruk, maka yang dihitung adalah jeruknya.
Kantong pertama : ada 2 buah jeruk
Kantong kedua : ada 2 buah jeruk
Kantong ketiga : ada 2 buah jeruk
Kantong keempat : ada 2 buah jeruk
Kantong kelima : ada 2 buah jeruk
2 + 2 + 2 + 2 + 2 = hitung banyak angka 2 x tulis angka yang dijumlahkan
2 + 2 + 2 + 2 + 2 = 5 (banyak kantong plastik) x 2 (isi jeruk tiap kantong plastik) 2 + 2 + 2 + 2 + 2 = 5 x 2 Bagaimana perkalian dengan bilangan 10? Contoh: 2 x 10. Bila menggunakan alat
peraga Fun Multiplication Beads, mulailah
mengajarkan kepada anak, dengan meletakkan kepik penunjuk perkalian pada baris 2 dan kolom 10. Kemudian letakkan manik-manik sambil menjumlahkannya saat anak meletakkannya pada baris dan kolom:
1. Pada baris 1, anak akan meletakkan manik-
manik pada kolom: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10. Berapa jumlah manik-manik pada baris 1? 10 manik-manik.
2. Pada baris 2, anak akan meletakkan manik-
manik pada kolom: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10. Berapa jumlah manik-maniknya? 10 manik- manik.
Perkalian 2 x 10 = jumlah manik-manik baris 1 + jumlah manik-manik baris 2 = 10 + 10
= hitung banyak angka 10 x tulis angka yang dijumlahkan
= 2 x 10 = 20
Dengan menggunakan permainan Fun Multiplication Beads dan mengaitkannya dengan konsep Matematika, khususnya perkalian dasar, yaitu perkalian 2 bilangan satu angka dan perkalian dengan bilangan 10, diharapkan anak memahami konsep perkalian dasar dengan benar dan dalam suasana yang
Penggunaan Fun Multiplication Beads
menyenangkan. Oleh karena, kegiatan belajar dilakukan sambil bermain.
Simpulan
Kesimpulan
Belajar perkalian dasar (perkalian bilangan satu angka) dan perkalian dengan bilangan 10, dengan menggunakan alat peraga Fun Multiplication Beads dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam perkalian dasar (perkalian bilangan satu angka) dan perkalian dengan bilangan 10. Hal ini terjadi karena kegiatan belajar tidak hanya dilakukan dalam suasana yang menyenangkan dengan metode bermain yang menyentuh dunia anak. Kegiatan belajar juga memberikan pengalaman langsung kepada anak menghitung perkalian, yang merupakan penjumlahan berulang, sehingga mereka mengetahui dengan benar konsep perkalian dasar (perkalian bilangan satu angka) dan perkalian dengan bilangan 10.
Guru dan orangtua dapat membuat alat
peraga Fun Multiplication Beadsdengan cukup
mudah dengan mengikuti tahapan yang diuraikan secara rinci dalam tulisan ini. Alat
peraga Fun Multiplication Beads juga cukup
mudah dipergunakan sebagaimana telah dijelaskan dengan contoh..
Melalui belajar sambil bermain dengan menggunakan alat peraga Fun Multiplication
Beads, diharapkan peserta didik dapat
menguasai perkalian dasar (perkalian bilangan satu angka) dan perkalian dengan bilangan 10, dengan lebih mudah.
Saran
Guru kelas 2 SD dan orang tua peserta didik hendaknya membuat dan menggunakan alat peraga Fun Multiplication Beads dalam pelajaran Matematika di SD, khususnya dalam perkalian dasar (perkalian bilangan satu angka) dan perkalian dengan bilangan 10, untuk melengkapi metode pembelajaran yang telah dilakukan di kelas. Dengan demikian, anak belajar melalui tahap-belajar enactive, iconic, dan
symboli. Pada tahap enactive, anak mulai belajar dengan memanipulasi benda atau obyek konkret.
Guru kelas 2 SD dan orang tua peserta didik diharapkan kreatif berinovasi merancang alat peraga yang membantu siswa kelas 2 SD dalam penguasaan pelajaran Matematika, khususnya perkalian dasar (perkalian bilangan satu angka) dan perkalian dengan bilangan 10.
Daftar Pustaka
Depdiknas (2006). Permendiknas Nomor 22 Tahun
2006 Tentang Standar Isi Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Depdiknas
Freeman, Joan & Munandar, Utami. (1996).
Cerdas dan cemerlang, kiat menemukan dan mengembangkan bakat anak usia 0-5 Tahun. Jakarta: Gramedia
Hudojo, H. (1998). Mengajar belajar matematika. Jakarta: Depdikbud
Hudojo, H. (1998). Pembelajaran matematika
menurut pandangan konstruktivistik. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional. Pendidikan Matematika Malang: Program Pascasarjana IKIP Malang
Kochhar, S.K. 2008. Pembelajaran . Jakarta: Gramedia Widiasarana
Papalia, Diane, Olds, Sally, & Feldman, Ruth. (2008). Human development. New York: Piaget, Jean. (1951). The child’s conception of the
world. Savage: LittlefieldPublishers Raharjo, M., Waluyati, A., & Sutanti, T. (2009).
Pembelajaran operasi hitung perkalian dan pembagian bilangan cacah di SD. Jakarta: Depdiknas Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika Sudjana, Nana. 2005. Dasar-dasar proses balajar
mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Suherman, Erman. 1994. Strategi belajar dan mengajar matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Suherman, Erman. 2003. Strategi pengajaran
matematika kontemporer. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Tantangan Pendidikan Nasional Indonesia