Dalam penelitian diperjelas pengertian tentang beberapa konsep penting yang dipergunakan, yaitu hakekat (a) bimbingan belajar, (b) kesulitan belajar, dan (c) prestasi belajar. Di samping mengkaji hakikat ketiga konsep itu, juga dikemukakan beberapa hasil penelitian yang terkait.
Bimbingan Belajar.
Bimbingan belajar pada hakikatnya adalah upaya yang diberikan kepada siswa/i untuk membantu serta mempermudah mereka mengubah prilaku dalam ranah kognitif, psikomotorik, dan affektif melalui interaksi dengan sumber belajar. Dengan demikian, bimbingan belajar merupakan bantuan yang
Bimbingan Belajar Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa
diberikan guru/tutor/pelatih kepada siswa/i dan merupakan tambahan kegiatan pembelajar- an yang dilakukan di luar sekolah. Kegiatan pembelajaran utama tetap dilakukan di sekolah yang dalam penelitian ini adalah di SD di wilayah Kembangan. Bimbingan belajar tidak melakukan kegiatan wajib bagi siswa/i.
Kegiatan bimbingan belajar biasanya dilakukan oleh siswa/i yang mengalami kesulitan belajar atau yang ingin memperdalam atau memperluas kemampuannya dalam mata pelajaran tertentu. Pemimbing dalam bimbingan belajar pada umumnya berlatarbelakangkan bidang studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang dibimbingnya.
Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar menurut Suryabrata (2007:149) mempunyai kriteria sebagai berikut.
1. Grade level, terjadi pada siswa yang tidak naik kelas hingga dua kali.
2. Age level, terjadi pada siswa yang usianya tidak sesuai dengan kelasnya, misal kelas 4 tapi usianya 13 tahun.
3. Intelligence level, terjadi pada siswa yang kemampuannya di bawah rata-rata. 4. General level, terjadi pada siswa yang secara
umum dapat mencapai prestasi tetapi pada beberapa mata pelajaran hasilnya dibawah standar.
Mengacu pada pendapat Gilmore, Sugihartono, dan Suryabrata tentang pengertian kesulitan belajar, dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar adalah suatu tanda individu tidak berprestasi sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Pada kenyataanny, banyak hal yang menjadi penyebab siswa sekolah dasar meng- alami kesulitan belajar adalah sebagai berikut.
Sugihartono (2007:154) menjelaskan ciri-ciri anak mengalami kesulitan belajar yang menjadi indikator kesulitan belajar adalah sebagai berikut.
1. Prestasi belajar yang rendah, ditandai dengan adanya nilai di bawah standar yang ditetapkan (di bawah nilai 6) atau mendapatkan peringkat yang terakhir di kelasnya.
2. Hasil yang dicapai tidak sesuai dengan
usaha yang dilakukan, ditandai dengan
sering belajar tanpa mendapat hasil yang maksimal.
3. Lambat dalam melakukan tugas kegiatan
belajar serta terlambat datang ke sekolah.
4. Menunjukkan sikap tidak peduli dalam
mengikuti pelajaran, ditandai dengan mengobrol dengan teman ketika proses pelajaran berlangsung atau makan di dalam kelas ketika mengikuti pelajaran.
5. Menunjukkan perilaku menyimpang,
seperti suka membolos sekolah atau keluar masuk kelas ketika mengikuti pelajaran
6. Menunjukkan adanya gejala emosional
menyimpang, misalnya mudah marah dan pemurung, teriak-teriak ketika mengikuti pelajaran.
Gejala-gejala tersebut dialami oleh siswa/i yang mengalami kesulitan belajar. Pada siswa SD kelas 1, 2, dan 3, kesulitan belajar ditunjukkan dengan sulit tepat waktu mematuhi instruksi yang diberikan guru termasuk melakukan tugas belajar, karena siswa kelas 1, 2, dan 3 masih pada tahap penyesuaian diri dengan kegiatan sekolah dasar. Untuk siswa kelas 4, 5, dan 6 kesulitan belajar terlihat dari hasil belajar rendah, perilaku menyimpang seperti suka menggangu teman, suka membolos, suka beralasan untuk keluar kelas, atau tidak mengerjakan tugas-tugas belajar. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan, prestasi belajar menurun, hasil dicapai tidak sesuai dengan standar kriteria seharusnya, lamban dalam mengerjakan tugas, bersikap tidak peduli terhadap pelajaran, menunjukkan perilaku dan gejala emosional menyimpang, merupakan sejumlah indikator kesulitan belajar siswa..
Hasil Belajar
Dimyati dan Mudjiono (2006:3-4) menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Pembelajaran diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar baik bagi siswa maupun guru. Guru harus dapat menciptakan suasana kelas yang kondusif, sehingga siswa merasa senang belajar, dan siswa harus aktif dalam proses pembelajaran di kelas dengan cara memberikan kesempatan belajar kepada siswa sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
Bimbingan Belajar Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana Sudjana (2009:3) menyatakan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pendapat ini mengacu pada taksonomi Benjamin S.Bloom, dkk., yang mengelompokkan hasil belajar menjadi tiga bagian, yaitu domain kognitif, doman afektif, dan domain psikomotor. Domain kognitif merupakan domain yang menekankan pada pengembangan kemampuan dan keterampilan intelektual. Domain afektif adalah domain yang berkaitan dengan pengembangan perasaan, sikap, nilai dan emosi, sedangkan domain psikomotor berkaitan dengan kegiatan keterampilan motorik. Walaupun taksonomi Bloom ini telah mengalami revisi, tetap menggambarkan suatu proses pembelajaran, cara kita memproses suatu informasi sehingga dapat dimanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa prinsip di dalamnya adalah sebagai berikut.
1. Sebelum kita memahami sebuah konsep
maka kita harus mengingatnya terlebih dahulu.
2. Sebelum kita menerapkan maka kita harus
memahaminya terlebih dahulu.
3. Sebelum kita mengevaluasi dampaknya
maka kita harus mengukur atau menilai.
4. Sebelum kita berkreasi sesuatu maka kita
harus mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis dan mengevaluasi, serta memperbaharui. Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar pada pelajaran Matematika yang mana sebagian besar siswa siswi mengikuti bimbingan belajar karena merasa kesulitan memahami pelajaran Matematika.
Hasil Penelitian yang Relevan
Ditemukan tiga penelitian sebelumnya yang terkait dengan masalah penelitian ini. Pertama, penelitian Bimbingan Belajar Terhadap Prestasi Belajar dilakukan oleh Handoko Alex di SMP Negeri 8 Yogyakarta. Penelitian ini menemukan, terdapat pengaruh yang signifikan antara
bimbingan belajar dengan prestasi belajar
siswa. Hal ini dapat dilihat dari hubungan fungsional antara bimbingan belajar (X) dengan
prestasi belajar siswa (Y) siswa kelas VIII SMP
Negeri 8 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008
dalam bentuk persamaan regresi linear yaitu Y
= 27.892 + 0.514X dengan koefisien korelasi sebesar 0,628 pada taraf signifikansi 5% koefisien arah regresi sebesar 0.514 artinya setiap kenaikan satu unit X mengakibatkan 0.514 kenaikan Y. Dengan perkataan lain, semakin sering siswa mengikuti bimbingan belajar, semakin tinggi pula prestasi belajar siswa.
Kedua, Nur Asih dari Universitas Negeri
Medan melakukan penelitian Pengaruh
Pemberian Layanan Bimbingan Belajar Terhadap Kebiasaan Belajar Positif Siswa Tahun Ajaran 2014/ 2015. Subyek Penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Karang Baru Tahun Ajaran 2014/2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian layanan bimbingan belajar diperoleh nilai rata-rata pre-test xA = 61,7 dan Standart Deviasi (SD) = 1,96 sedangkan sesudah dilaksanakan bimbingan belajar diperoleh nilai rata-rata post-test Xb = 88,6 dan Standart Deviasi (SD) = 3,33. Penelitian ini menyimpulkan, pemberian layanan bimbingan belajar berpengaruh terhadap kebiasaan belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Karang Baru Tahun Ajaran 2014/ 2015. Hal ini teruji dengan menggunakan uji t dengan hasil thitung > ttabel yaitu 42,71 > 2,035 artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari pemberian layanan bimbingan belajar terhadap kebiasaan belajar positif siswa kelas XI SMA Negeri 1 Karang Baru Tahun Ajaran 2014/ 2015, dapat diterima.
Ketiga, penelitian Pengaruh Bimbingan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa kelas V Se-Kecamatan Kebasen, dilakukan oleh Desti Kurnia Sarasweni dari Universitas Negeri Yogyakarta . Hasil penelitian menunjukkan bahwa bimbingan belajar berpengaruh
Bimbingan Belajar Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa
signifikan terhadap prestasi belajar matematika sebesar 55%. Hal ini ditunjukkan dari perhitungan Analisis Regresi yang memperoleh F hitung = 5,49 > F table = 3,89.
Berdasarkan ketiga penelitian tersebut, terlihat ada hasil positif bimbingan belajar terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian yang dilakukan penulis pada kesempatan ini adalah untuk mengetahui bagaimana bimbingan belajar dapat mengatasi kesulitan belajar siswa/i dan meningkatkan hasil belajar mereka di Bimbingan Belajar Setia.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk membahas pelaksanaan layanan Bimbingan Belajar Setia dalam mengatasi kesulitan belajar siswa sekolah dasar di area Kembangan. Subyek penelitian adalah siswa- siswi kelas 3 SD tahun pelajaran 2014-2015 di area Kembangan, Jakarta Barat yang mengikuti bimbingan belajar di Bimbingan Belajar Setia. Sebagian besar peserta sudah mulai mengikuti bimbingan belajar sejak kelas 1 SD.
Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara dan studi dokumen. Sedangkan analisis data menggunakan
interactive model, yaitu display, reduksi dan verifikasi data. Uji keabsahan data yang diperoleh dengan menggunakan triangulasi data. Triangulasi yang digunakan yaitu triangulasi sumber data dan triangulasi teknik pengumpulan data. Triangulasi sumber data dilakukan dengan melakukan wawancara dengan guru, pengurus bimbingan belajar dan orang tua dari peserta bimbingan belajar (foto kegiatan bimbingan belajar). Triangulasi teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengunjungi sekolah dari peserta bimbingan belajar dan melakukan wawancara serta meminta salinan raport dari peserta bimbingan belajar (dokumentasi)