• Tidak ada hasil yang ditemukan

pembelajaran di sekolah untuk para peserta didiknya

Dalam dokumen jurnal No24 Thn14 Juni2015 (Halaman 113-118)

Tantangan Pendidikan Nasional Indonesia

bisa diharapkan dari peningkatan kemampuan berbahasa Inggris, manakala jam pelajaran bahasa Inggris di sekolah menengah atas hanya diberikan 2 jam pelajaran saja di dalam

pembelajaran Kurikulum Nasional 2013?9.

Sistem pendidikan bahasa Inggris kita tidak dikembangkan agar sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan industri. Siswa hanya dibekali

kemampuan pasif seperti membaca dan tata bahasa serta kosa kata sederhana sejak awal

mereka belajar bahasa Inggris. Selain itu, bagaimana lulusan sekolah menengah atas bisa ‘memahami’ buku teks/buku sumber yang mayoritas ditulis dalam bahasa Inggris ketika mereka di universitas, apalagi mau bersaing dengan tenaga terdidik dari luar negeri dalam kancah AFTA.

Kalau penulis amati, hampir semua tenaga

‘cleaning service’ di sekolah atau di kantor adalah lulusan SMK yang direkrut oleh pihak outsource. Mereka hanyalah tenaga lepas yang digaji harian, tidak mendapatkan jaminan kesehatan, atau lainnya mengingat mereka bukanlah karyawan tetap. Ada beberapa di antara mereka yang mempu-nyai karakter yang baik, sehingga diangkat menjadi tenaga sopir dan mendapatkan gaji bulanan.

Di lain pihak banyak lulusan S1 dari berbagai disiplin ilmu yang bekerja di bagian yang bukan merupakan jurusan yang mereka pelajari ketika duduk di bangku kuliah. Dari masalah ini, dapat disimpulkan, terdapat hal memprihatinkan tentang adanya kesenjangan antara kebutuhan di lapangan dengan pembelajaran di dalam ruang kelas dan ini sangat dirasakan di negara berkembang.

Perlunya jalinan hubungan yang bersinergi antara dunia pendidikan dengan dunia kerja sangatlah dibutuhkan untuk ketersediaan tenaga siap pakai ketika mereka menjadi alumni sebuah institusi pendidikan. Apabila dunia pendidikan dapat menyediakan tenaga yang memang tepat untuk diberdayakan dalam dunia kerja, tentunya akan sangat membantu meningkatkan kualitas sumber daya manusia seperti yang dituliskan dalam kutipan berikut ini: “Co-operation with industry and agriculture has also proven to increase the quality of tertiary education in the countries in transition and in developing

countries, particularly if supported by national authorities.”10

Demikian pula, dilibatkannya dunia pendidikan tinggi dalam sektor industri di dalam melakukan proyek mereka akan memberikan banyak keuntungan bagi kedua pihak. Sebagai contoh, Akademi Sekretaris Tarakanita banyak melakukan hubungan kerjasama dengan berbagai perusahaan dan terjalin hubungan kerjasama yang baik untuk para mahasiswinya mempraktikan langsung pengetahuan dan ketrampilan yang telah didapat di bangku kuliah, terbukti efektif dalam membuka wawasan dan masa depan yang cerah bagi lulusannya. Semua alumni STIKS Tarakanita, Jakarta, telah membuktikan kemampuannya dengan selalu diterimanya mereka di institusi manapun. Alumni STIKS Tarakanita selalu ‘laku’ di pasaran kerja. Mereka tersebar di berbagai perusahaan, baik perusaha-an perorangan maunpun perusahaan publik, baik perusahaan nasional maupun perusahaan multinasional. Setiap tahun selalu saja ada penawaran untuk posisi sekretaris alumni STIKS Tarakanita, baik lewat iklan maupun yang langsung menguhubungi kampus. Tentu ini merupakan sebuah prestasi sekaligus prestise.11

Contoh lain, Politeknik ATMI (Akademi Teknik Mesin dan Industri) Surakarta yang berdiri sejak tahun 1968 di bawah naungan Yayasan Karya Bakti Surakarta berkembang menjadi institusi pendidikan tinggi yang mempunyai pengaruh cukup besar pada pendidikan profesional khususnya di bidang industri otomotif: Mold & Dies, Tools and Component Industries; Trading, Machineries & Industrial Supplier Companies. di bidang Teknik Mesin Industri (Teknik Manufaktur).12 Sejak

kunjungan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro pada tahun1995, ATMI kota Surakarta makin dilibatkan dalam pengembangan pendidikan kejuruan di Indonesia.

Kesuksesan dua institusi pendidikan swasta yang siap pakai seperti dalam contoh di atas, menunjukkan kualitas sumber daya manusia yang terjamin baik memungkinkan insan Indonesia dihargai di negaranya sendiri sehingga siap memasuki era AFTA 2015.

Tantangan Pendidikan Nasional Indonesia

Sudahkah politeknik negeri milik pemerintah mempunyai prestasi seperti yang sudah diraih oleh pihak swasta seperti di atas? Menurut penulis masih dibutuhkan perjalanan sangat panjang dan terutama komitmen pemerintah di dalam melaksanakan amanat UUD’45 khususnya Pasal 31 dan 34, sehingga para lulusan yang adalah warga bangsa ini dapat menghargai kontribusi Negara dalam wujud nyata kesuksesan hidup mereka.

Pendidikan di era abad 21, sungguh sangat membutuhkan keterlibatannya dengan dunia kerja, untuk membuat ‘link” antara apa yang dipelajari di bangku sekolah dengan dunia kerja secara nyata ke depannya. Dengan dilibatkan- nya para praktisi dalam pengajaran di bangku sekolah/kuliah akan membawa informasi terbaru dalam dunia kerja secara nyata ke dalam kelas. Dengan demikian akan mengurangi kesenjangan yang muncul antara dunia kerja dengan dunia pendidikan. Hal ini tertuang dalam pernyataan Jacques Delors berikut ini.

Several university-industry projects show that direct involvement of university students and teachers brings a wealth of advantages, for instance learning to work in a group; facing real problems which reach from the idea to the market; recognizing that the newest information is hardly good enough for economic competition at the global level,… etc.13

Tahun 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional meluncurkan Kurikulum 2013 yang sering disebut dengan K-13. Di dalam K-13 terdapat mata pelajaran baru yang wajib diajarkan yang sungguh berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Mata pelajaran keterampilan dan kewirausahaan serta pelajaran ko-kurikulum wajib Pramuka harus diajarkan di seluruh Indonesia. Hal ini diharapkan akan menggali kreatifitas para siswa untuk menciptakan lapangan kerja bukan sebagai penunggu lowongan pekerjaan. Banyak cara ditempuh untuk menggerakkan kegiatan ini., di antaranya “My Father, My Menthor”adalah sebuah upaya untuk menggerakkan program kewirausahaan di sekolah yang diprakarsai oleh Antonius Tanan, presiden Universitas Ciputra sekaligus orang tua siswa. Siswa SMA kelas 10 pergi hanya bersama ayah mereka berkunjung ke suatu tempat (misalnya: mal) dan kemudian mereka akan mengadakan pengamatan bersama

mencermati hal-hal yang menumbuhkan kreasi baru. Tentu saja disamping itu akan ada hal positif lain yang akan mendekatkan hubungan di antara ayah-anak. Ketika seorang ayah menjadi pembicara di seminar untuk men-

sharing-kan pemikiran hebatnya di sini ia bertindak sebagai mentor bagi anaknya. Hal ini sungguh sesuai dengan yang dituliskan “…

developing entrepreneurial skills; and recognizing self-employment opportunities, that is replacing ‘waiting for job’ by ‘creating jobs’..”14

Seorang anak tidak hanya belajar di bangku sekolah, tetapi terjun langsung bersama orang tua mereka di dunia nyata untuk mempersiapkan diri menghadapi masa depan.

Simpulan

Menghadapi berbagai tantangan pendidikan nasional Indonesia menghadapi AFTA 2015 agar mampu menjadi pesaing yang handal, banyak sekali yang harus dikerjakan. Semuanya dimulai dari membenahi ‘Pendidikan Nasional’, sarana pra-sarana, sumber daya manusia (guru, tenaga kependidikan, dan dinas pendidikan), teknologi, dan komitmen para pemimpin negara ini dalam melaksanakan amanat UUD’45. Tanggung jawab penyelenggara pendidikan bukan hanya pada menghadirkan guru di ruang kelas, tetapi juga tanggung jawab orang tua mengantarkan anak mereka ke masa depan dengan tantangan yang lebih banyak.

Evaluasi pendidikan harus dipahami dalam arti luas, meliputi tidak hanya penyediaan sarana dan prasarana serta metode pembelajaran dalam pendidikan tetapi juga pendanaan, manajemen, arah umum dan mengejar tujuan jangka panjang. Ini membawa konsep seperti hak atas pendidikan, pemerataan, efisiensi, kualitas dan alokasi sumber daya secara keseluruhan. Hal-hal tersebut merupakan masalah bagi otoritas publik seperti yang sudah dituangkan dalam “ Choices for Education: the Political Factor”

berikut ini “The evaluation of education should be understood in the broad sense, covering not only educational provision and teaching methods but also financing, management, general direction and the pursuit of long-term objectives. It brings in such concepts as the right to education, equity, efficiency,

Tantangan Pendidikan Nasional Indonesia quality and the overall allocation of resources, and it

is largely a matter for the public authorities”.15

Harapan besar seluruh bangsa Indonesia saat ini kepada Presiden terpilih Bapak H. Joko

Widodo khususnya dalam membenahi ‘carut

marut’ dunia pendidikan di Indonesia.

Beberapa hal penting yang bisa membuat Indonesia bisa bertahan, atau bahkan bisa memanfaatkan AFTA 2015 untuk membuat negara ini lebih maju adalah pendidikan yang baik, hukum yang ditegakkan, kedisiplinan, dan semangat optimisme untuk maju tiap – tiap

warga negara ini16 Dalam kaitannya dengan

usaha para pemimpin menyejahterakan rakyatnya, ada kata-kata bijak dari kitab putera Sirakh17 yang bunyinya sebagai berikut: (Sir. 10:1) Pemerintah yang bijak mempertahankan ketertiban pada rakyatnya, dan pemerintahan orang arif adalah teratur; (Sir. 10:2) Seperti penguasa bangsa demikianpun para pegawainya, dan seperti pemerintah kota demikian pula semua penduduknya; (Sir. 10:3) Raja yang tidak terdidik membinasakan rakyatnya, tetapi sebuah kota sejahtera berkat kearifan para pembesarnya.

Harapan seluruh masyarakat Indonesia ke depannya, adalah memiliki para pemimpin yang dapat memanfaatkan kekayaaan bangsa ini untuk sepenuh-penuhnya kesejahteraan rakyatnya melalui segala bidang khususnya pendidikan, sehingga terwujudlah apa yang diamanatkan dalam UUD’45 oleh para pendiri Negara Indonesia. Apabila selama ini semboyan yang didengungkan adalah “Jadilah pembayar pajak yang baik”, maka sebaliknya rakyat

menyampaikan permohonan “Jadilah pengelola

pajak yang baik” dengan menggunakan seluas- luasnya untuk kepentingan rakyat.

Catatan kaki:

1 Nugraha Danu pada http://mjeducation. com/

sekolah-rsbi-dihapuskan/13/01/12

2 Soedijarto, dalam Landasan dan Arah Pendi-

dikan Nasional Kita hal. 38

3Ibid., h. 40.

4 http://soedijarto.blogspot.com/2013/05/

pancasila-sebagai-filsafat-dasar-an_23.html

5 Soedijarto,dalam Seminar Nasional “Pancasila

dan Sistem Pendidikan Nasional” yang diselenggarakan oleh PPA GMNI di Jakarta, 24 Juni 2011, hal. 21

6 Soedijarto, dalam “Pancasila Sebagai Filsafat

Dasar dan Ideologi Negara Kebangsaan Indonesia dan Implikasinya terhadap Penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional Indonesia”, April 2013, hal. 20

7 Michael Sendow dalam http://ekonomi.

kompasiana. com/bisnis/2014/03/05/ sumber-daya-pekerja-kita-menghadapi-afta- 2015-639570.html 8 http://www.satuharapan.com/read-detail/ read/pemilu-2014-prof-soedijarto-perhatian- pemerintah-sangat-rendah-pada-pendidikan

9 Struktur Kurikulum Nasional SMA 2013

10 Jacques Delors, Learning The Treasure Within

(Report to Unesco of Internasional Commision on Education for Twenty-first Century), h.219

11 http://www.stiks-tarakanita.ac.id/fokus-

utama/kerjasama.html

12 (http://www.atmi.ac.id/index.php/college/

about/education-partners 2014)

13 Jacques Delors, Learning The Treasure With in

(Report to Unesco of International Commision on Education for Twenty-first Century), h.219

14Ibid., h. 219

15 Jacques Delors, Learning The Treasure Within

(Report to Unesco of : Choices for Education: the political factor), hal. 157

16 Peluang dan Tantangan Indonesia Hadapi

AFTA dan AEC 2015-Hima Manajemen FE UNY

17 Kitab Deuterokanonika Putra Sirakh 10:1-3

Daftar Pustaka

Delors, Jacques. Learning the treasure within

(Report to Unesco of : Choices for Education: the political factor).” 155. UNESCO Publishing, 1998.

FE, Hima Manajemen. (2014). UNY, Peluang dan

tantangan Indonesia hadapi AFTA dan AEC 2015. http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2014/03/05/ sumber-daya-pekerja-kita-menghadapi-afta- 2015-639570.html. Maret 05, 2014 http://mjeducation.com/sekolah-rsbi-dihapuskan. Januari 13, 2012. http://soedijarto.blogspot.com/2013/05/pancasila- sebagai-filsafat-dasar-dan_23.html. Mei 2013

Tantangan Pendidikan Nasional Indonesia http://www.atmi.ac.id/index.php/college/about/ education-partners 2014. April 19, 2014 http://www.atmi.ac.id/index.php/college/about/ education-partners. 2014 http://www.satuharapan.com/read-detail/read/ pemilu-2014-prof-soedijarto-perhatian- p e m e r i n t a h - s a n g a t - r e n d a h - p a d a - pendidikan. Juni 15, 2014 http://www.stiks-tarakanita.ac.id/fokus-utama/ kerjasama.html. 2014 ttp://analisadaily.com/news/read/afta-2015-dan- ketidaksiapan-sdm-indonesia. Agustus 08, 2014

Sirakh, Yesus Bin. Putera Sirakh. In

Deuterokanonika, by Yesus Bin Sirakh. n.d

Soedijarto. (2008). Landasan dan arah pendidikan nasional kita . Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara

_______. (2011). Pancasila sebagai filsafat dasar dan ideologi negara kebangsaan Indonesia dan implikasinya terhadap penyelenggaraan sistem pendidikan nasional Indonesia,

dalam Seminar Nasional oleh PPA GMNI.

Jakarta

______. (1998). Learning the treasure within (Report to Unesco of internasional commision on education for twenty-first century).

Australia: UNESCO

______. Liputan 6.com: Indonesia Baru. Juni 15, 2014

Isu Mutakhir: Ujian Nasional Berbasis Komputer

Pendahuluan

Dalam dokumen jurnal No24 Thn14 Juni2015 (Halaman 113-118)