• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGERTIAN INKLUSIVITAS DI TEMPAT KERJA

MODUL INTI - 2

PENGERTIAN INKLUSIVITAS DI TEMPAT KERJA

1. Pengertian Inklusif dan Eksklusif

INKLUSIF berasal dari kata “inclusion” yang artinya mengajak masuk atau mengikutsertakan. Lawan katanya adalah eksklusif dari kata “exclusion” yang artinya memisahkan atau mengeluarkan.

EKSKLUSIF menunjuk pada kondisi di mana terdapat pembatasan pergaulan dengan masyarakat/ataupun kelompok lain seperti pekerja, sehingga muncul kesan adanya usaha memisahkan diri (tertutup dari pengaruh yang datang dari luar).

Karakter inklusif tersebut juga bisa menghasilkan toleransi. Yakni, mengetahui, memahami, serta menghayati perbedaan di antara sesama kita. Bagi sebuah bangsa yang demikian majemuk seperti Indonesia, sifat inklusif menjadi keniscayaan.

Sebaliknya, yang dihindari adalah sikap eksklusif yang hanya menonjolkan rasa ke-"kami "-an. Hal itu akan menjadikan bangsa ini terkotak-kotak menurut golongan, laki-laki perempuan, partai, etnis, agama, kesehatan dan disabilitas, orientasi seksual, dll.

182

Persoalan inklusif dan eksklusif tersebut merupakan hal penting dalam mengkaji kekerasan. Aspek eksklusif dan inklusif itu juga terkait dengan diskriminasi yang diberlakukan terhadap suatu kelompok.

Kelompok yang dikucilkan atau dianggap "orang lain " dikenai tindakan diskriminasi.

Jika dibedah dengan cermat, sikap inklusif dan eksklusif pada dasarnya adalah cara seseorang memandang perbedaan. Sikap inklusif cenderung memandang positif perbedaan yang ada, sedangkan sikap eksklusif cenderung memandang negatif perbedaan tersebut. Inklusif dalam bahasa Inggris (inclusion) berarti sebuah tindakan mengajak atau mengikutsertakan. Sedangkan kebalikannya, yaitu eksklusif adalah tindakan membatasi atau memisahkan diri.

2. Apa yang dimaksud dengan kesetaraan dan inklusivitas di tempat kerja?

Kesetaraan dan inklusi adalah dua konsep yang sering kali didekatkan, terutama ketika membicarakan tentang keberagaman. Keberagaman diartikan sebagai kesamaan dan perbedaan yang dimiliki oleh individu dalam suatu lingkup tertentu.

Keberagaman memiliki empat dimensi identitas manusia.

(1) Kepribadian; misalnya sifat, kemampuan, dan disabilitas.

(2) Internal; misalnya usia, suku, dan gender;

(3) Eksternal; misalnya status pernikahan, pengalaman kerja, dan latar belakang pendidikan.

(4) Organisasi; misalnya status manajemen, lokasi kerja, dan senioritas.

Keberagaman sering kali menjadi dasar terjadinya diskriminasi, seperti misalnya keberagaman gender yang melekat dengan peran perempuan dan laki-laki menjadi dasar diskriminasi terhadap perempuan.

Inklusivitas di Tempat Kerja

Istilah inklusif lahir dari kesadaran akan adanya diskriminasi kepada kelompok tertentu karena sesuatu kondisinya, misalnya perbedaan kemampuan, sehingga menghasilkan ketidaksetaraan dalam penikmatan kebebasan dan hak-hak dasarnya. Inklusivitas merupakan penjabaran praktis mengenai penerapan kesetaraan pada kelompok-kelompok yang memiliki kemampuan berbeda tersebut. Inklusi adalah pendekatan yang menghargai semua kelompok, khususnya yang rentan dan terpinggirkan serta memberikan mereka kebebasan untuk menyuarakan hak-haknya.

Konsep inklusi banyak digunakan dalam kerangka pembangunan untuk tidak meninggalkan kelompok yang terpinggirkan dan rentan, seperti perempuan, anak, etnis atau suku tertentu, dan penyandang disabilitas.

Ketenagakerjaan Inklusif

Proses membangun hubungan ketenagakerjaan yang menghormati setiap individu di lingkungan kerja yang memiliki perbedaan latar belakang agama, ras, pilihan politik, jenis kelamin, status kesehatan, orientasi seksual, disabilitas, dan lain-lain selama ini mengalami diskriminasi, sehingga dapat berpartisipasi penuh dalam setiap proses pengambilan keputusan.

Strategi Inklusif di Tempat Kerja

Ini adalah sarana untuk memahami hambatan apa yang mungkin ada dalam lingkungan kerja fisik, sosial, dan budaya bagi penyandang disabilitas atau yang memiliki kondisi kesehatan tertentu serta apa cara terbaik untuk menghapus hambatan ini guna menciptakan tempat kerja yang inklusif.

183

Penerapan konsep kesetaraan dan inklusivitas menjadi bagian dari mekanisme bagi perusahaan untuk secara bertahap menghapuskan diskriminasi yang masih terjadi. Kesetaraan berarti tidak adanya diskriminasi, dan diskriminasi berarti hilangnya atau berkurangnya kesetaraan. Hak atas kesetaraan merupakan hak asasi manusia (HAM) yang fundamental dan dijamin dalam beberapa kebijakan ataupun instrumen hukum nasional dan internasional.

Deklarasi universal HAM menegaskan konsep kesetaraan sebagai gagasan untuk menghormati martabat yang melekat pada diri manusia. Kesetaraan di sini mensyaratkan adanya perlakuan yang adil, di mana pada situasi yang sama harus diberlakukan dengan sama.

Karena tempat kerja yang inklusif itu menciptakan kesetaraan, keadilan, serta non-diskriminasi, dalam sesi ini peserta diajak memahami dulu bagaimana kesetaraan dan non-diskriminasi tersebut.

Kesetaraan di Tempat Kerja

Pemahaman tentang konsep kesetaraan di tempat kerja menjadi sangat penting ketika perusahaan hendak mempraktikkan lingkungan kerja yang setara dan inklusif. Cara pandang yang tepat akan membantu perusahaan mengambil langkah strategis dan afirmatif bagi kelompok rentan—khususnya pekerja perempuan, Orang dengan HIV (ODHIV), pekerja dengan TB, pekerja dengan Covid-19, serta orang-orang dengan disabilitas—untuk dapat dipekerjakan di perusahaan dan mendapatkan kondisi serta situasi yang setara sesuai dengan kapasitas dan keahliannya.

Kesetaraan di Tempat Kerja

Semua orang—tanpa memandang jenis kelamin, etnis, keyakinan agama, atau karakteristik pribadi lainnya—dapat berkontribusi dan memperoleh kesempatan yang sama pada pasar tenaga kerja sesuai dengan kapasitas mereka tanpa mengalami diskriminasi. Kesetaraan di tempat kerja terwujud manakala tidak adanya diskriminasi terhadap kelompok tertentu, termasuk di dalamnya perempuan, Orang dengan HIV (ODHIV), Orang dengan TBC, Orang dengan Covid-19, dan orang-orang dengan disabilitas untuk bisa mengakses, berpartisipasi, memiliki kontrol terhadap berbagai kebijakan perusahaan, serta memperoleh manfaat yang adil dan setara dari kerja-kerja yang dilakukan.

Perlakuan yang setara bagi setiap orang adalah hak asasi manusia yang dijamin oleh undang-undang.

Praktik kesetaraan di dunia kerja telah diatur baik dalam perundangan di Indonesia maupun instrumen hukum internasional. Perusahaan yang hendak menerapkan kesetaraan di tempat kerja harus selalu memastikan bahwa prinsip-prinsip kesetaraan dan non-diskriminasi dihormati di seluruh praktik pengelolaan sumber daya manusia. Praktik tersebut meliputi perekrutan, pengupahan, manfaat sosial atau ketenagakerjaan lainnya, syarat dan ketentuan kerja, akses ke pelatihan kerja, kemajuan dan promosi, serta pemutusan kontrak kerja.

Di tingkat perusahaan, kesetaraan kesempatan dan perlakuan berarti bahwa semua keputusan perekrutan dan ketenagakerjaan dibuat semata-mata dengan mengacu pada prestasi, keterampilan, pengalaman atau kemampuan pelamar, ataupun pekerja bersangkutan. Kesetaraan di tempat kerja di antaranya sebagai berikut.

• Kesamaan kesempatan kerja.

• Kebebasan memilih jenis pekerjaan yang sesuai dengan keinginan dan kapasitas yang dimiliki.

• Kesamaan kesempatan untuk memperoleh peningkatan keterampilan dan kapasitas, promosi jabatan, serta fasilitas kerja.

184

• Kesamaan penerimaan upah dan tunjangan serta jaminan sosial lainnya sesuai dengan kapasitas dan tanggung jawab.