DEBITUR MEMILIH CREDIT UNION DARIPADA LEMBAGA-LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA
(STUDI PADA:CREDIT UNION SEJAHTERA KABUPATEN DELI SERDANG)
OLEH :
HAYATI CHRISTY ROMAULI OMPUSUNGGU 160523038
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2021
MEMILIH CREDIT UNION DARIPADA LEMBAGA-LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA (STUDI PADA:CREDIT UNION SEJAHTERA KABUPATEN DELI SERDANG)
Penelitian bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi debitur memilih Credit Union daripada lembaga-lembaga keuangan lainnya (Studi pada: Credit Union Sejahtera Kabupaten Deli Serdang). Variabel dependen penelitian adalah keputusan debitur, sedangkan variabel independen penelitian adalah saran teman dan keluarga, kemudahan memperoleh pinjaman, lokasi, tingkat bunga dan pelayanan.
Penelitian dilakukan di Credit Union Sejahtera Kabupaten Deli Serdang.
Sampel penelitian berjumlah 95 orang. Teknik penarikan sampel menggunakan teknik random sampling. Data dianalisis dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemudahan memperoleh pinjaman, dan pelayanan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan debitur dalam memilih lembaga keuangan yaitu Credit Union Sejahtera Kabupaten Deli Serdang sebagai sumber peminjaman. Tingkat bunga secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap keputusan debitur dalam memilih lembaga keuangan yaitu Credit Union Sejahtera Kabupaten Deli Serdang sebagai sumber peminjaman. Sedangkan saran teman dan keluarga dan lokasi berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap keputusan debitur dalam memilih lembaga keuangan yaitu Credit Union Sejahtera Kabupaten Deli Serdang sebagai sumber peminjaman.
Kata kunci: saran dari teman dan keluarga, kemudahan memperoleh pinjaman, lokasi, tingkat bunga, pelayanan, keputusan debitur.
UNION FROM OTHER FINANCIAL INSTITUTIONS (STUDY ON: CREDIT UNION PROSPEROUS DISTRICT DELI SERDANG)
This study aims to analyze the factors that influence debtors to choose Credit Unions over other financial institutions (Study at: Credit Union Sejahtera, Deli Serdang Regency). The dependent variable of this research is the debtor's decision, while the independent variable of the research is the advice of friends and family, the ease of obtaining a loan, location, interest rate and service.
The research was conducted at the Prosperous Credit Union, Deli Serdang Regency. The research sample consisted of 95 people. The sampling technique uses random sampling technique. Data were analyzed using multiple linear regression analysis method.
The results showed that the ease of obtaining a loan and service partially had a positive and significant effect on the debtor's decision to choose a financial institution, namely the Prosperous Credit Union, Deli Serdang Regency as a source of borrowing. The interest rate partially has a negative and significant effect on the debtor's decision to choose a financial institution, namely the Prosperous Credit Union, Deli Serdang Regency as a source of borrowing.
Meanwhile, friends and family suggestions and location have a positive but insignificant effect on the debtor's decision to choose a financial institution, namely the Prosperous Credit Union, Deli Serdang Regency, as a source of borrowing.
Keywords: advice from friends and family, ease of obtaining a loan, location, interest rate, service, debtor's decision.
senantiasa memberikan kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tujuan penulisan Skripsi ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi sarjana (S1) yaitu program studi Ekonomi Pembangunan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Adapun judul Skripsi ini adalah “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi debitur memilih Credit Union daripada lembaga-lembaga keuangan lainnya (Studi pada:Credit Union Sejahtera Kabupaten Deli Serdang)”. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini belum sempurna sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat memotivasi untuk perbaikan Sripsi ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan Skripsi ini kepada :
1. Kedua orangtua Ir. S. M. Ompusunggu dan R. S. Lbn. Tobing karena telah memberi doa serta dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Prof Dr. Ramli, SE, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Coki Ahmad Syahwier, SE, MP., selaku Ketua Program Studi S-1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Penguji I.
4. Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, SE, MSi., selaku Sekretaris Program Studi S-1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Drs. Murbanto Sinaga, MA selaku Dosen Pembimbing yang selalu membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Haroni Doli Hamoraon Ritonga, SE, MSi, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Kakak, adik- adik dan keponakan penulis yaitu Dame Ria Ompusunggu, A. Md., Loy Nike Ompusunggu, S. Tr. Keb., Mangihut Dapot Tua Ompusunggu dan Mikha Hartanti Saragih yang memberikan dukungan kepada penulis dalam penyusunan Skripsi ini.
8. Khususnya Pdt. Renol Panuturi Sianturi, S. Th yang penulis cintai karena telah memberi doa dan motivasi sehingga Skripsi ini dapat selesai dengan baik.
9. Teman-teman stambuk 2016 Ekstensi Ekonomi Pembangunan yang memberikan saran kepada penulis.
ABSTRACK ... ii
KATA PENGANTAR ... .... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengambilan Keputusan ... 10
2.1.1 Definisi Pengambilan Keputusan (Memilih) ... 10
2.2 Koperasi ... 12
2.2.1 Pengertian Koperasi ... 12
2.2.2 Fungsi dan Peran Koperasi ... 13
2.2.3 Prinsip-Prinsip Koperasi ... 14
2.2.4 Kelebihan dan Kelemahan Koperasi ... 16
2.2.5 Landasan Koperasi ... 17
2.3 Jenis-Jenis Koperasi ... 18
2.4 Definisi Koperasi Kredit ... 19
2.4.1 Fungsi dan Peran Credit Union ... 20
2.4.2 Perbedaan Credit Union Dengan Lembaga Keuangan Lainnya ... 20
2.4.3 Prinsip Credit Union ... 21
2.4.4 Pilar Credit Union ... 21
2.4.5 Tantangan Credit Union dari Lingkungan Eksternal ... 23
2.4.6 Tantangan Credit Union dari Lingkungan Internal ... 23
2.4.7 Struktur Organisasi Credit Union ... 23
2.4.8 Mengatasi Kemiskinan Melalui Credit Union .. 24
2.5 Kredit ... 24
2.5.1 Pengertian Kredit ... 24
2.5.2 Tujuan Kredit ... 26
2.5.3 Fungsi Kredit ... 29
2.5.4 Manfaat Kredit ... 30
2.5.5 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit ... 31
2.5.6 Unsur-Unsur Kredit ... 37
2.8 Hipotesis Penelitian ... 47
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 48
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 48
3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 48
3.4 Jenis dan Sumber Data ... 50
3.5 Populasi dan Sampel Variabel ... 51
3.6 Metode Pengumpulan Data ... 52
3.7 Instrumen Penelitian... 53
3.8 Teknik Analisis Data ... 53
3.8.1. Uji Instrumen Penelitian ... 54
3.8.2. Uji Asumsi Klasik ... 55
3.8.3 Analisis Regresi Linear Berganda ... 56
3.8.4 Uji Hipotesis ... 57
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Perusahaan ... 59
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan... 59
4.1.2 Sumber Daya ... 60
4.2 Karakteristik Responden ... 61
4.2.1 Jenis Kelamin ... 61
4.2.2 Pendidikan Terakhir ... 61
4.2.3 Umur ... 62
4.2.4 Pekerjaan ... 62
4.3 Hasil Penelitian ... 63
4.3.1 Analisis Deskriptif Variabel ... 70
4.4 Uji Instrumen Penelitian ... 74
4.4.1 Uji Validitas ... 74
4.4.2 Uji Reliabilitas ... 78
4.4.3 Uji Asumsi Klasik ... 78
4.5 Pengujian Hipotesis ... 81
4.5.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 81
4.5.2 Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ... 82
4.5.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)... 82
4.6 Pembahasan ... 84
4.6.1 Pengaruh Saran Teman dan Keluarga Terhadap Keputusan Debitur... 84
4.6.2 Pengaruh Kemudahan Memperoleh Pinjaman Terhadap Keputusan Debitur... 85
4.6.3 Pengaruh Lokasi Terhadap Keputusan Debitur ... 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan.. ... 87 5.2 Saran... ... 88 DAFTAR PUSTAKA ... ... 89 LAMPIRAN
3.1 Definisi Operasional Variabel ... 49
3.2 Skor Skala Likert ... 53
4.1 Sumber Daya Credit Union Sejahtera Tahun 2019 ... 60
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 61
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir 61
4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 62
4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 62
4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Saran Teman dan Keluarga ... 63
4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kemudahan Memperoleh Pinjaman ... 65
4.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Lokasi .. 67
4.9 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Tingkat Bunga ... 69
4.10 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Varibel Pelayanan ... 71
4.11 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Debitur 73
4.12 Hasil Uji Validitas Variabel Saran Teman dan Keluarga .... 75
4.13 Hasil Uji Validitas Variabel Kemudahan Memperoleh Pinjaman ... 75
4.14 Hasil Uji Validitas Variabel Lokasi ... 76
4.15 Hasil Uji Validitas Variabel Tingkat Bunga ... 76
4.16 Hasil Uji Validitas Variabel Pelayanan ... 77
4.17 Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Debitur ... 77
4.18 Hasil Uji Reliabilitas ... 78
4.19 Hasil Uji Normalitas... 79
4.20 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 80
4.21 Hasil Uji Multikolinieritas ... 80
4.22 Hasil Uji F ... 81
4.23 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 82
4.24 Hasil Uji t ... 83
2 Hasil Uji Asumsi Klasik 3 Hasil Uji Hipotesis 4 Kuesioner Penelitian
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keterbatasan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari identik dengan kemiskinan. Keterbatasan yang dialami oleh kemiskinan tersebut dapat berupa tingkat pendidikan yang rendah, pendapatan ekonomi yang rendah, kesehatan yang buruk sehingga mengakibatkan fungsi sosialnya dalam masyarakat tidak berjalan dengan baik. Ciri masyarakat desa dalam melaksanakan pembangunan pedesaan yaitu keadaan alam, sikap mental, sosial budaya, pendidikan, dan modal yang rendah.
Modal merupakan unsur penting untuk meningkatkan produksi, pendapatan dan taraf hidup masyarakat desa. Kekurangan modal sangat membatasi kegiatan usaha untuk bergerak dan keterbatasan tersebut sulit untuk memperoleh dana dari luar karena membutuhkan syarat administrasi yang rumit yang harus dipenuhi seperti agunan dan sebagainya. Untuk mengatasi kesulitan yang mereka hadapi, maka masyarakat miskin membentuk suatu kelompok sosial yang berlandaskan kekeluargaan dan atas kesamaan kondisi keuangan. Ini membuktikan bahwa secara normal tidak ada manusia yang hidup sendirian (Bambang, 1997:19).
Manusia dalam hakikatnya sebagai makhluk sosial memerlukan orang lain untuk berinteraksi. Hal ini dapat diperkuat dengan pernyataan Aristoles (384-332 Sebelum M) seorang ahli pikir Yunani yang menyatakan bahwa manusia itu adalah zoon politikon, artinya bahwa manusia itu sebagai makhluk yang pada
dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesamanya manusia lainnya.
Kelompok-kelompok sosial tersebut merupakan himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama, oleh karena adanya hubungan antara manusia.
Hubungan tersebut antara lain menyangkut kaitan timbal balik yang saling pengaruh mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling tolong menolong.
Dengan menjadi bagian dari suatu kelompok kehidupannya akan lebih mudah dan akses lebih mudah terutama masyarakat miskin. Salah satu lembaga keuangan yang sesuai dengan pembangunan masyarakat pedesaan dalam upaya meningkatkan ekonomi rakyat dan masih berazaskan kekeluargaan adalah koperasi.
Koperasi merupakan wadah untuk bergabung dan berusaha bersama agar kekurangan yang terjadi dalam kegiatan ekonomi dapat diatasi. Disamping itu, koperasi juga merupakan alat bagi kelompok ekonomi lemah untuk menolong dirinya sendiri, sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan memperbaiki kehidupannya. Koperasi harus tampil sebagai organisasi yang dapat membentuk dan mengumpulkan kekuatan ekonomi bersama-sama untuk mencapai kesejahteraan yang lebih baik bagi anggotanya. Apabila koperasi mengadakan perjanjian dengan organisasi lain, termasuk pemerintah atau modal dari sumber luar, koperasi melakukannya berdasarkan persyaratan yang menjamin pengawasan demokratis oleh para anggotanya dan yang mempertahankan otonomi mereka.
Koperasi melakukan kegiatan untuk pengembangan masyarakat sekitarnya secara bekelanjutan, melalui kebijakan-kebijakan yang diputuskan oleh rapat anggota.
Hal ini sesuai dengan salah satu fungsi koperasi yaitu membangun dan
mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi (Anoraga dan Widiyanti, 1998:6).
Lembaga keuangan merupakan suatu badan usaha yang aset utamanya berbentuk aset keuangan maupun tagihan-tagihan yang berupa saham, obligasi, dan pinjaman. Bentuk umum dari lembaga keuangan adalah termasuk perbankan, building society atau sejenis koperasi di Inggris, Credit Union, pialang saham, aset manajemen, modal ventura, koperasi, asuransi, dana pensiun, dan bisnis serupa lainnya. Dengan adanya lembaga keuangan yang memfasilitasi arus peredaran uang dalam perekonomian, uang dari para investor akan dikumpulkan dalam bentuk tabungan sehingga risiko dari para investor beralih pada lembaga keuangan yang kemudian menyalurkan dana dalam bentuk pinjaman kepada perusahaan atau organisasi yang membutuhkan. Dari hasil peminjaman lembaga keuangan akan memperoleh pendapatan atau keuntungan berupa bunga beberapa persen dari jumlah uang yang mereka pinjamkan (Nubyarto,2000:18).
Credit Union atau biasa disingkat CU adalah sebuah lembaga keuangan yang bergerak di bidang simpan pinjam yang dimiliki dan dikelola oleh anggotanya, dan yang bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya sendiri.
Dalam Credit Union juga sekaligus membangun semangat gotong royong, saling percaya dan kerja sama untuk bersama-sama maju dalam meningkatkan kesejahteraan. Credit Union mengumpulkan simpanan tabungan dan saham para anggota untuk mendanai pinjamannya daripada menggantungkan diri pada sumber keuangan dari luar. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan peningkatan pendapatan
dan jumlah simpanan di Credit Union itu sendiri. Penggunaan kredit untuk kegiatan produktif akan menambah produksi (investasi) dan bertambahnya produksi akan peningkatan pendapatan, yang akan berdampak pada peningkatan tabungan. Hal ini merupakan indikator keberhasilan Credit Union (Yulinda,2003:3).
Credit Union masuk ke Indonesia pada saat kondisi perekonomian baru mulai pulih dari kondisi inflasi. Dapat dimengerti bila kondisi perekonomian masyarakat masih sangat rendah, karena itu para pemerhati kondisi ekonomi memilih bentuk Credit Union sebagai salah satu upaya membangun ekonomi masyarakat yang lemah bahkan Credit Union menjadi popular di Indonesia ketika sulitnya masyarakat mengakses dana dari perbankan. Tumbuhnya koperasi ini memberikan peluang bagi masyarakat untuk mendapat dana bantuan memecahkan masalah keuangan dan paling tidak mengganti peran rentenir. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sampai sekarang menyebabkan banyak orang terkena dampaknya. Kelompok masyarakat yang paling terpukul dengan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan ini adalah mereka yang termasuk pada kelompok masyarakat miskin.
Saat ini Credit Union telah tersebar diseluruh provinsi di Indonesia dan pada umumnya telah memiliki badan hukum, termasuk salah satunya Credit Union Sejahtera yang terletak di Kecamatan Lubuk Pakam, kabupaten Deli Serdang. Credit Union Sejahtera telah ada sejak beberapa tahun lalu. Credit Union Sejahtera adalah milik semua orang, Credit union lahir buka untuk suku, agama,
dan budaya tertentu tetapi untuk semua masyarakat yang mau bekerja, saling mendukung dengan dasar saling percaya satu dengan yang lainnya.
Masyarakat di Kabupaten Deli Serdang memiliki permasalahan utama dalam membantu sektor pertanian dan usaha adalah keberadaan modal yang terbatas. Banyak di antara masyarakat yang tidak jadi membuka usaha karena tidak memiliki modal yang cukup. Disisi lain modal dari bank sangat sulit untuk didapatkan. Hal ini disebabkan oleh permintaan bank untuk menyediakan agunan berupa sertifikat sertifikat berharga yang dirasakan cukup memberatkan dan ditambah lagi dengan bunga yang cukup tinggi sehingga beban untuk membayar kembali kredit yang diberikan terasa sangat berat. Hal lainnya adalah akses untuk menuju lokasi adanya lembaga keuangan seperti perbankan sulit dan belum tersedianya lembaga keuangan seperti perbankan. Permasalahan yang lain adalah jalur transportasi untuk menuju ke lembaga keuangan yang tersedia cukup sulit dan memakan biaya yang cukup besar. Hal inilah yang menjadi kendala utama bagi masyarakat untuk mengebangkan sektor pertanian dan usaha.
Keberadaan Credit Union tentu mempunyai tujuan yang sangat mulia yakni meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendampingan, bimbingan dan edukasi manajemen keuangan yang bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Disamping sebagai sarana penyimpanan uang, juga bermanfaat untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dalam mengelola keuangan. Secara khusus membantu masyarakat terutama masyarakat kalangan kecil dan menengah untuk membantu pertanian maupun bidang usaha dan modal pertanian.
Masyarakat terutama yang berada di daerah pedesaan di Kabupaten Deli Serdang belum semua mendapatkan akses ke lembaga keuangan seperti perbankan. Alasan penulis tertarik melakukan penelitian pada Credit Union Sejahtera karena Credit Union Sejahtera ini berada di desa yang terpencil yang sebenarnya masih dekat dari ibukota provinsi Sumatera Utara. Selain itu, Credit Union Sejahtera memiliki persyaratan yang mudah untuk menjadi anggota maupun untuk melakukan peminjaman serta bunga yang dikenakan rendah atau ringan (tidak mencari laba) dan adapun menggunakan agunan, bagi anggota yang melakukan peminjaman melebihi batas yang maksimal sebagai jaminan.
Adapun beberapa pilihan sumber pendanaan masyarakat daerah pedesaan di Kabupaten Deli Serdang yang bisa dimanfaatkan mendapatkan dana usaha maupun dana untuk kepentingan lain di daerah pedesaan Kabupaten Deli Serdang seperti bank yang bukan hanya tempat menyimpan uang tetapi juga salah satu sumber pendanaan memiliki produk jasa keuangan berupa kredit dan pegadaian adalah lembaga berkekuatan hukum lain yang juga bisa menjadi alternatif mendapatkan pendanaan dengan syarat untuk mengajukan pinjaman atau kredit hanya diminta untuk membawa barang-barang berharga seperti emas dan barang berharga lainnya. Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan didalam latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Debitur Memilih Credit Union Daripada Lembaga-Lembaga Keuangan Lainnya (Studi Pada: Credit Union Sejahtera Kabupaten Deli Serdang)”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan didalam latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah didalam penelitian ini adalah:
1. Apakah saran teman dan keluarga berpengaruh terhadap keputusan Debitur memilih Credit Union Sejahtera sebagai sumber peminjaman daripada lembaga-lembaga keuangan lainnya ?
2. Apakah kemudahan memperoleh pinjaman berpengaruh terhadap keputusan Debitur pada Credit Union Sejahtera daripada lembaga-lembaga keuangan lainnya ?
3. Apakah lokasi berpengaruh terhadap keputusan Debitur memilih Credit Union Sejahtera daripada lembaga-lembaga keuangan lainnya ?
4. Apakah tingkat bunga berpengaruh terhadap keputusan Debitur memilih Credit Union Sejahtera daripada lembaga-lembaga keuangan lainnya ? 5. Apakah pelayanan berpengaruh terhadap keputusan Debitur memilih
Credit Union Sejahtera daripada lembaga-lembaga keuangan lainnya ? 6. Apakah saran teman dan keluarga, kemudahan memperoleh pinjaman,
lokasi, tingkat bunga, dan pelayanan berpengaruh secara simultan terhadap keputusan debitur memilih Credit Union Sejahtera daripada lembaga- lembaga keuangan lainnya ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh saran teman dan keluarga terhadap keputusan Debitur memilih Credit Union Sejahtera sebagai sumber peminjaman daripada lembaga-lembaga keuangan lainnya.
2. Untuk mengetahui pengaruh kemudahan memperoleh pinjaman terhadap keputusan Debitur pada Credit Union Sejahtera daripada lembaga-lembaga keuangan lainnya.
3. Untuk mengetahui pengaruh lokasi terhadap keputusan Debitur memilih Credit Union Sejahtera daripada lembaga-lembaga keuangan lainnya 4. Untuk mengetahui pengaruh tingkat bunga terhadap keputusan Debitur
memilih Credit Union Sejahtera daripada lembaga-lembaga keuangan lainnya
5. Untuk mengetahui pengaruh pelayanan terhadap keputusan Debitur memilih Credit Union Sejahtera daripada lembaga-lembaga keuangan lainnya
6. Untuk mengetahui pengaruh saran teman dan keluarga, kemudahan memperoleh pinjaman, lokasi, tingkat bunga, dan pelayanan secara simultan terhadap keputusan debitur memilih Credit Union Sejahtera daripada lembaga-lembaga keuangan lainnya.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Debitur:
a. Sebagai masukan Debitur untuk memilih sumber peminjaman pada Credit Union Sejahtera Kabupaten Deli Serdang.
b. Sebagai bahan pertimbangan Debitur dalam pengambilan keputusan meminjam pada Credit Union Sejahtera Kabupaten Deli Serdang.
c. Sebagai saran untuk mengetahui hambatan-hambatan yang diterima Debitur dalam memperoleh pinjaman dari Credit Union Sejahtera Kabupaten Deli Serdang.
2. Penulis
Untuk mengembangkan dan menginterprestasikan teori ilmiah tentang tema penelitian ini sehingga mampu mencari solusi penyelesaian masalah yang terjadi di lapangan sesuai dengan kajian teoritis yang di dapat selama kuliah, referensi serta di dukung dengan kemampuan bernalar secara ilmiah.
3. Pemerintah dan masyarakat
Sebagai acuan dalam memilih kredit atau peminjaman dalam peningkatan kesejahteraan terutama masyarakat kalangan kecil dan menengah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengambilan Keputusan
2.1.1 Definisi Pengambilan Keputusan (Memilih)
Kata memilih menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah menentukan atau mengambil sesuatu yang dianggap sesuai dengan kesukaan selera dan sebagainya. Memilih memiliki 3 arti. Memilih berasal dari kata dasar pilih. Memilih adalah sebuah homonim karena arti-artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda. Davis memberikan pendapatnya tentang pengambilan keputusan bahwa pengambilan keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal ini berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan dan seterusnya mengenai unsur perencanaan (Syamsi,2000:3). Menurut Suharnan, Pengambilan keputusan ialah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi (Rodiyah,2005:276).
Dari banyaknya definisi tentang pengambilan keputusan yang telah dipaparkan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif yang terbaik dari beberapa alternatif dengan sistematis dan dengan pertimbangan untuk digunakan sebagai cara pemecahan masalah yang berfungsi untuk melakukan tindakan yang paling tepat.
Menurut George R. Terry dan Brinckloe disebutkan dasar-dasar pendekatan dari pengambilan keputusan yang dapat digunakan yaitu:
1. Intuisi
Pengambilan keputusan yang didasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi ini mengandung beberapa keuntungan dan kelemahan.
2. Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis, karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan untung ruginya terhadap keputusan yang akan dihasilkan. Orang yang memiliki banyak pengalaman tentu akan lebih matang dalam membuat keputusan akan tetapi, peristiwa yang lampau tidak sama dengan peristiwa yang terjadi kini.
3. Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
4. Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya.
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan.
5. Logika/Rasional
Pengambilan keputusan yang berdasarkan logika ialah suatu studi yang rasional terhadap semuan unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan. Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan.
2.2 Koperasi
2.2.1 Pengertian Koperasi
Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama dibidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi.
Sedangkan Menurut Fay dalam Hendrojogi (2012:20) koperasi adalah suatu perserikatan dengan tujuan berusaha bersama yang terdiri dari atas mereka yang lemah dan diusahakan selalu dengan semangat tidak memikirkan diri sendiri sedemikian rupa, sehingga masing-masing sanggup menjalankan kewajibannya sebagai anggota dan mendapat imbalan sebanding dengan pemanfaatan mereka terhadap organisasi. Menurut Djojohadikoesoemo dalam Hendrojogi (2012:21) koperasi adalah perkumpulan manusia seorang-seorang yang dengan sukanya sendiri hendak berkerja sama untuk memajukan ekonominya.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan koperasi merupakan suatu badan atau lembaga usaha yang beranggotakan orang-seorang untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi dalam bentuk kerja sama yang bersifat sukarela yang berdasarkan azas kekeluargaan.
2.2.2 Fungsi dan Peran Koperasi
Koperasi mempunyai fungsi dan peran sebagai berikut :
1. Berperan aktif yang bertujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki kualitas kehidupan anggota koperasi pada khususnya dan juga masyarakat pada umumnya.
2. Mengembangkan sekaligus membangun kemampuan dan potensi anggota koperasi khususnya dan masyarakat umumnya guna meningkatkan kesejahteraan di bidang perekonomian.
3. Berusaha mewujudkan serta dapat pula mengembangkan perekonomian nasional serta akan menjadi sebuah usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
4. Memperkuat dan memperkokoh perekonomian rakyat Indonesia dalam upaya menjaga ketahanan perekonomian nasional.
2.2.3 Prinsip-Prinsip Koperasi
Menurut Hendrojogi (2012:46) prinsip-prinsip koperasi adalah pedoman bagi koperasi-koperasi dalam melaksanakan nilai-nilai koperasi dalam praktik.
Prinsip-prinsip koperasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Keanggotaan yang sukarela dan terbuka
Koperasi adalah organisasi yang bersifat sukarela, terbuka bagi semua orang yang bersedia menggunakan jasa-jasanya dan bersedia menerima tanggung jawab keanggotaan, tanpa membedakan jenis kelamin (gender), latar belakang sosial, ras, politik atau agama.
2. Pengawasan demokratis oleh anggota
Koperasi adalah organisasi demokratis yang diawasi oleh para anggotanya, yang secara aktif menetapkan kebijakan dan membuat keputusan. Pria dan wanita yang dipilih sebagai wakil anggota bertanggung jawab kepada rapat anggota.
3. Partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi
Para anggota memberikan kontribusi permodalan koperasi secara adil dan melakuka pengawan secara demokratis (terhadap modal tersebut). Setidak- tidaknya sebagian dari modal itu adalah milik bersama koperasi. Apabila ada, para anggota biasanya menerima kompensasi yang terbatas atas modal yang diisyaratkan untuk menjadi anggota. Para anggota mengalokasikan sisa hasil usaha untuk beberapa atau semau dari tujuan berikut ini:
a. Mengembangkan koperasi mereka, dengan cara membentuk dana cadangan sebagian dari padanya tidak dapat dibagikan
b. Membagikan kepada anggota seimbang dengan transaksi mereka dengan koperasi
c. Mendukung kegitan lainnya yang disahkan oleh rapat anggota 4. Otonomi dan kemandirian (Independence)
Koperasi adalah organisasi otonom, menolong diri sendiri serta diawasi oleh para anggotanya. Apabila koperasi mengadakan perjanjian dengan organisasi lain, termasuk pemerintah atau modal dari sumber luar, koperasi melakukanya berdasarkan persyaratan yang menjamin pengawasan demokratis oleh para anggotanya dan yang mempertahankan otonomi mereka.
5. Pendidikan, pelatihan dan penerangan
Koperasi memberikan pendidikan dan pelatihan bagi para anggota, wakil- wakil anggota yang dipilih oleh rapat anggota serta para menajer dan karyawan, agar mereka dapat melakukan tugasnya lebih efektif bagi perkembangan koperasinya. Mereka memberikan penerangan kepada masyarakat umum khususnya pemuda dan para pembentuk opini dimasyarakat tentang hakikat perkoperasian dan manfaat berkoperasi.
6. Kerja sama antar koperasi
Koperasi melayani para anggotanya secara kolektif dan memperkuat gerakan koperasi dengan berkerja sama melalui organsasi koperasi, nasional, regional dan internasional.
7. Kepedulian terhadapt masyarakat
Koperasi melakukan kegiatan untuk pengembangan masyarakatsekitarnya secara bekelanjutan, melalui kebijakan-kebijakan yang diputuskan oleh rapat anggota.
Sementara itu prinsip koperasi menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian adalah sebagai berikut:
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka 2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis
3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota
4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadapmodal 5. Kemandirian
2.2.4 Kelebihan dan Kelemahan Koperasi
Terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dari sistem koperasi adalah sebagai berikut:
2.2.4.1 Kelebihan Koperasi
Adapun kelebihan koperasi adalah sebagai berikut :
1. Koperasi lebih mengutamakan tujuan kesejahteraan anggotanya.
2. Koperasi lebih mengutamakan pelayanan terhadap anggotanya.
3. Koperasi mempunyai keanggotaan yang sifatnya sukarela dan terbuka.
4. Setiap orang dapat dengan mudah menjadi anggota koperasi dengan membayar simpanan pokok dan simpanan wajib.
5. Besaran simpanan pokok dan simpanan wajib ditentukan bersama.
6. Tidak ada perbedaan diantara para anggotanya sehingga terhindar dari diskriminasi.
7. Bagian SHU yang diterima anggota didasarkan pada jasa yang diberikan masing-masing anggota.
8. Tanggung jawab anggota sifatnya terbatas.
9. Koperasi juga dapat berpotensi menjadi sebuah raksasa bisnis masa depan.
2.2.4.2 Kelemahan Koperasi
Berikut ini adalah kelemahan koperasi antara lain yaitu :
1. Presentase tingkat kesadaran anggota koeprasi masih dibilang cukup rendah untuk memulai suatu usaha meningkatkan kualitas koperasi.
2. Rendahnya kesadaran para anggota koperasi tersebut dapat menyebabkan sulitnya memilih pengurus koperasi yang profesional. Hal ini menyebabkan daya saing koperasi menajdi lebih rendang dibandingkan jenis badan usaha lainnya yang memang bertujuan murni untuk mencari profit.
2.2.5 Landasan Koperasi
Menurut UU No. 25 Tahun 1992 tentang koperasi menyatakan bahwa Landasan-landasan Koperasi Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Landasan idiil koperasi Indonesia adalah Pancasila. Kelima sila dari Pancasila, yaitu: Ketuhanan Yang Maha Esa, Perikemanusiaan, Kebangsaan, Kedaulatan Rakyat, dan Keadilan Sosial harus dijadikan dasar serta dilaksanakan dalam kehidupan koperasi, karena sila-sila tersebut memang menjadi sifat dan tujuan koperasi dan selamanya merupakan aspirasi anggota koperasi.
2. Landasan strukturil koperasi Indonesia adalah UUD 1945 dan landasan geraknya adalah pasal 33 ayat (1) UUD 1945 beserta penjelasannya. Pasal 33 ayat (1) berbunyi: ” Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan”. Dari rumusan tersebut pasal 33 tercantum dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua untuk semua di bawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan bukan kemakmuran orang seorang. Sebab itu,
perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan.
3. Landasan mental koperasi Indonesia adalah setia kawan dan kesadaran berpribadi (rasa harga diri). Setia kawan telah ada dalam masyarakat Indonesia dan tampak keluar sebagai gotong-royong. Akan tetapi landasan setia kawan saja hanya dapat memelihara persekutuan dalam masyarakat yang statis, dan karenanya tidak dapat mendorong kemajuan. Kesadaran berpribadi, keinsyafan akan harga diri dan percaya pada diri sendiri adalah mutlak untuk menunaikan derajat kehidupan dan kemakmuran. Dalam koperasi harus tergabung kedua landasan mental tadi sebagai dua unsur yang dorong mendorong, hidup menghidupi, dan awas mengawasi.
2.3 Jenis-Jenis Koperasi
Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 ada empat jenis koperasi sebagai berikut:
1. Koperasi konsumen
Menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan di bidang penyediaan barang kebutuhan anggota dan non anggota.
2. Koperasi produsen
Menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan di bidang pengadaan sarana produksi dan pemasaran produksi yang dihasilkan anggota kepada anggota dan non anggota.
3. Koperasi jasa
Menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan jasa non simpan pinjam yang diperlukan oleh anggota dan non anggota.
4. Koperasi Kredit (Koperasi Simpan Pinjam)
Menjalankan usaha simpan pinjam sebagai satu-satunya yang melayani anggota.
2.4 Definisi Koperasi Kredit
Koperasi kredit atau Credit Union atau biasa disingkat CU adalah sebuah lembaga keuangan yang bergerak di bidang simpan pinjam yang dimiliki dan dikelola oleh anggotanya, dan yang bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya sendiri. Pilihan menabung dewasa ini semakin banyak, tidak hanya pada lembaga perbankan tetapi juga dapat dilakukan melalui Credit Union atau lembaga keuangan yang didalamnya berkumpul orang yang saling percaya dan berwatak sosial dengan tujuan untuk kesejahteraan bersama. Jenis koperasi kredit ini (CU) didirikan untuk memberikan kesempatan kepada para anggotanya memperoleh pinjaman dengan mudah dan biaya bunga yang ringan.
Koperasi Kredit (Kopdit) bergerak dalam lapangan usaha pembentukan modal melalui tabungan anggota secara terus menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada para anggotanya secara mudah dan cepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraan. Koperasi perlu melakukan akumulasi modal dari para anggotanya melalui simpanan yang diberikan oleh mereka dalam hal ini simpanan wajib, pokok dan sukarela sehingga dari uang simpanan itulah koperasi kemudian mampu menyalurkan kredit kepada para anggotanya. Hal ini simpanan wajib, pokok dan sukarela sehingga dari uang simpanan itulah koperasi kemudian mampu menyalurkan kredit kepada para anggotanya.
Credit Union diperuntukkan bagi setiap orang yang ingin menciptakan asset dengan cara menabung dengan harapan hari esok akan lebih sejahtera.
Konsep Credit Union sangat berbeda dengan koperasi kredit, kartu kredit, mobil kredit, rumah kredit, dan barang-barang kredit lainnya. Barang-barang tersebut
dilunasi secara perlahan-lahan tanpa memiliki nilai tabungan di dalamnya. Setelah lunas selesai sudah kreditnya dan orang yang mempunyai kredit tersebut tidak punya asset atau modal, sedangkan dalam Credit Union nilai kredit tersebut justru menjadi aset dan menjadi modal yang disebut saham (Petrus, 2004).
2.4.1 Fungsi dan Peran Credit Union
Sesuai dengan visi, misi, falsafah, asas dan prinsip-prinsip Credit Union yang dimiliki, Credut Union mempunyai fungsi dan peran sebagai berikut:
a. Membangun dan mengembangkan potensi kemampuan ekonomi anggota Credit Union pada khususnya dan masyarakat pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial.
b. Berperan aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia masyarakat.
c. Memperkokoh perekonomian anggota dan masyarakat sebagai usaha dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian sosial.
2.4.2 Perbedaan Credit Union Dengan Lembaga Keuangan Lainnya
Credit Union berbeda dengan koperasi atau lembaga perbankan umumnya.
Manfaat Credit Union bagi anggota adalah mengubah pola pikir. Maksudnya, dari yang terbiasa instan/ langsung memanfaatkan uang saat mendapat pinjaman menjadi menciptakan modal dahulu dengan menabung secara rutin. Menabung sistem Credit Union berbeda dengan menabung secara tradisional di lembaga lain, misalnya bank, setelah menabung, uang itu ditarik untuk dipergunakan. Tetapi di Credit Union lebih modern karena ada dana yang tersimpan (Ameliana, 2012).
2.4.3 Prinsip Credit Union
Ada 9 prinsip yang dirumuskan dan disepakati dalam Forum Credit Union Internasional I yang diselenggarakan oleh WOCCU (World Council of Credit Union) pada tanggal 24 Agustus 1984 yaitu :
1. Keanggotaan yang terbuka dan sukarela, bagi semua orang yang bersedia menerima tanggung jawab keanggotannya tanpa membedakan jenis kelamin, ras, politik, maupun agama
2. Dikontrol secara demokratis oleh anggota, yang mempunyai hak yang sama (satu anggota satu suara) dan berperan dalam pengambilan keputusan tanpa dipengaruhi jumlah sahamnya.
3. Tidak dikriminatif, karena credit union tidak membedakan anggota dari suku, kebangsaan, jenis kelamin, agama, maupun politik
4. Pelayanan kepada anggota, ditujukan untuk meningkatkan ekonom seluruh anggotanya dengan mempertahankan azas dari, oleh, dan untuk anggota.
5. Distribusi kepada anggota, mendorong sikap hemat dengan cara menabung dan penyediaan pinjaman serta pelayanan lainnya. Surplus yang diperoleh dibagikan kepada seluruh anggota sebanding dengan transaksinya sebagai balas jasa saham dan balas jasa pinjaman. Balas jasa yang diberikan kepada anggota harus sebanding dengan besarnya modal saham yang dimilikinya dan partisipasinya dalam mengembangkan usaha credit union.
6. Membangun stabilitas keuangan, untuk membangun kekuatan financial, termasuk pembentukan cadangan yang memadai dan internal control yang memastikan pelayanan yang berkesinambungan kepada seluruh anggota
7. Pendidikan yang terus menerus bagi seluruh anggota, pengurus, pengawas dan manajemen serta masyarakat luas tentang ekonomi, sosial, dan demokrasi dan prinsip kerja sama dan saling membantu dalam credit union, termasuk pengelolaan keuangan, hidup hemat, dan penggunaan pinjaman secara bijaksana.
8. Kerjasama antar lembaga pada tingkat local, nasional, dan internasional dalam rangka memberikan pelayanan terbaik kepada anggota
9. Tanggung jawab sosial dalam menjunjung pembangunan manusia dan hubungan sosialnya.
2.4.4 Pilar Credit Union
Pilar pada Credit Union terdapat tiga Pilar Credit Union adalah diantaranya :
1. Pendidikan, tujuannya agar anggota dapat mengerti peran serta, hak dan kewajiban sebagai anggota credit union agar lebih bijaksana dalam mengatur keuangan keluarga maupun keuangan usaha, mengetahui dan memahami laporan keuangan serta perkembangan credit union. Dalam credit union dikenal motto: dimulai dengan pendidikan, berkembang melalui pendidikan dan dikontrol oleh pendidikan
2. Solidaritas atau kesetiakawanan, karena credit union tidak sekedar menghimpun simpanan dan memberikan pinjaman kepada anggotanya, namun yang paling utama adalah bagaimana setiap anggota credit union memperhatikan kepentingan bersama daripada kepentingan diri sendiri dan saling melayani. Hal ini secara nyata diwujudkan anggota credit union yang menyimpan atau menabung secara teratur, dan mengangsur pinjamannya secara tertib sehingga anggota-anggota lain juga memperoleh bantuan pinjaman bila membutuhkan.
3. Swadaya, karena credit union sedapat mungkin membiayai dirinya sendiri.
Agar hal tersebut dapat terwujud para anggota harus berusaha agar lembaganya semakin besar dan sehat. Caranya adalah menabung ke credit union secara teratur dan sebanyak banyaknya serta menghindari agar tidak menabung ke lembaga keuangan lain. Credit union adalah milik anggota sendiri, sedangkan di lembaga keuangan lain pemiliknya adalah sebagian orang, sedangkan penabung hanya sebagai nasabah.
2.4.5 Tantangan Credit Union dari Lingkungan Eksternal
Ada tujuh tantangan eksternal yang harus selalu diperhatikan menurut (Munaldus, dkk, 2012: 37- 43), yaitu :
1. Ketika harga komodit turun 2. Pola pikir instan
3. Medan yang berat 4. Persaingan tidak sehat 5. Citra koperasi masih jelek 6. kemajuan teknologi informasi 7. Regulasi
2.4.6 Tantangan Credit Union dari Lingkungan Internal
Ada tiga hal yang menjadi tantangan internal menurut (Munaldus et al., 2012: 44- 47) diantaranya:
1. Tantangan menuju organizational excellence.
Agar menjadi organisasi yang bagus organizational excellence, maka diperlukan enam komponen, yaitu visi, nilai-nilai, strategi, proses, system control, dan struktur.
2. Tantangan menuju Giant Leap Organization GLO.
GLO adalah organisasi yang mampu mencapai lompatan kinerja yang konsisten dan terjaga dalam kurun waktu lama.
3. Gunung es.
Istilah gunung es di Credit Union adalah kredit lalai delinquency atau kredit macet.
2.4.7 Struktur Organisasi Credit Union
Struktur organisasi Credit Union yang semula secara nasional adalah CUCO (Credit Union Council Office) didampingi oleh Dewan penyantun berkembang dengan terbentuknya Badan Koordinasi Nasional Koperasi Kredit BKNKK pada tahun 1980. Pada saat terakhir ini, organisasi Credit Union berdasarkan tingkatannya terdiri dari Badan Koordinasi Koperasi Kredit Indonesia BK3I di tingkat nasional yang dikembangkan menjadi Induk Koperasi Kredit Inkopdit dan mengkoordinir Badan Koordinasi Koperasi Kredit Daerah BK3D di
daerah tingkat I ada 26 BK3D seluruh Indonesia yang dikembangkan menjadi Pusat Koperasi Kredit Puskopdit pelaksana antar Credit Union interlending membawahi wilayah koordinator di daerah tingkat II yang mengkoordinir kegiatan CU (Ginting, 1999). Di tingkat unit Credit Union, organisasi terdiri dari Dewan Pimpinan Pengurus: ketua, sekretaris dan bendahara, Badan Pemeriksa terdiri dari: ketua, panelis dan anggota. Panitia-panitia panitia kredit, panitia pendidikan dll terdiri dari: ketua, sekretaris dan anggota dan penasehat atau pelindung.
2.4.8 Mengatasi Kemiskinan Melalui Credit Union
Perlu adanya keselarasan antara pemerintah dan masyarakat untuk sama sama mengatasi permasalah kemiskinan, berbagai kebijakan pemerintah akan sangat tidak bermakna apabila tidak diwujudkan dalam masyarakat. untuk menghadapi persoalan dan tantangan ekonomi global Credit Union ke depannya, perlu membangun sinergisitas untuk sektor usaha lain. Ada beberapa program kegiatan yang disinergikan dengan Credit Union, diantaranya adalah program kegiatan pengembangan secara spesifik. Credit Union membantu pemerintah melakukan pembinaan secara sinergis serta menggerakkan ekonomi kerakyatan dalam mengatasi kemiskinan.
2.5 Kredit
2.5.1 Pengertian Kredit
Kredit adalah pemberian prestasi oleh suatu pihak kepada pihak lain yang akan dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu disertai dengan suatu kriteria prestasi, berupa bunga. Kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam- meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Pihak yang terkait dalam hal kredit ada dua macam yaitu pihak pemberi kredit (kreditor) dan pihak penerima kredit (debitur), (Mardiyatmo, 2008:93). Menurut Teguh Pudjo (2007:9) pengertian kredit itu sendiri mempunyai dimensi yang aneka ragam, dimulai dari arti kata kredit berasal dari bahasa Yunani Credere berarti kepercayaan dalam bahasa latin Creditum yang berarti kepercayaan akan kebenaran. Menurut Kasmir (2008:100) tujuan utama pemberian kredit antara lain:
1. Mencari keuntungan, yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.
2. Membantu usaha nasabah, bertujuan untuk membantu nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan mengembangkan dan meningkatkan usahanya.
3. Membantu pemerintah, semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik mengingat banyaknya kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.
Adapun peranan kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan antara lain sebagai berikut:
1. Kredit pada hakikatnya dapat meningkatkan daya guna uang, para pemilik uang atau modal dapat secara langsung meminjamkan uang kepada para pengusaha yang memerlukan,untuk meningkatkan produksi atau untuk meningkatkan usahanya.
2. Para pemilik uang atau modal dapat menyimpan uangnya pada lembaga- lembaga keuangan. Uang tersebut diberikan sebagai pinjaman kepada perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan usahanya.
3. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
4. Kredit uang yang disalurkan melalui rekening giro dapat menciptakan pembayaran baru seperti cek, giro bilyet, dan wesel. Sehingga apabila pembayaran-pembayaran dilakukan dengan cek, giro bilyet, dan wesel . 5. Kredit dapat pula meningkatkan daya guna dan peredaran barang 6. Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonom
7. Kredit dapat meningkatkan kegairahan usaha 8. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan
9. Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan internasional 2.5.2 Tujuan Kredit
Kasmir dalam buku yang sama (2002:105), memberi defenisi bahwa pemberian kredit mempunyai beberapa tujuan yang hendak dicapai yang tergantung pada tujuan bank itu sendiri. Dalam prakteknya tujuan pemberian kredit adalah sebagai berikut:
1. Mencari Keuntungan
Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh keuntungan, hasil keuntungan ini diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.
2. Membantu Usaha Nasabah
Tujuan selanjutnya adalah untuk membantu nasabah yang memerlukan dana, baik dan untuk investasi maupun dana untuk modal kerja atau konsumsi. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya. Dalam hal ini baik bank maupun nasabah sama-sama diuntungkan.
3. Membantu Pemerintah
Tujuan lainnya adalah membantu pemerintah dalam berbagai bidang. Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak bank semakin baik, mengingat semakin semakin banyak kredit berarti adanya kucuran dana dalam rangka peningkatan pembangunan diberbagai sektor terutama sektor rill. Secara garis besar keuntungan bagi pemerintah dalam pemberian kredit oleh dunia perbankan adalah sebagai berikut:
a. Penerimaan pajak dari keuntungan yang diperoleh nasabah dari bank.
b. Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit pembangunan usaha baru atau perluasan usaha baru, sehingga dapat menyedot tenaga kerja yang masih menganggur.
c. Meningkatkan jumlah barang dan jasa, bahwa sebahagian besar yang disalurkan akan dapat meningkatkan jumlah produksi barang dan jasa yang beredar dimasyarakat, sehingga masyarakat memiliki banyak pilihan.
d. Menghemat devisa, terutama untuk produk-produk yang sebelumnya diimpor dan apabila sudah dapat diproduksi di dalam negeri dengan fasilitas kredit yang ada, jelas akan dapat menghemat devisa negara.
e. Meningkatkan devisa negara apabila kredit yang dibiayai adalah keperluan ekspor.
Selain memiliki tujuan tersebut diatas, pemberian kredit juga memiliki fungsi antara lain :
1. Untuk meningkatkan daya guna uang
Maksudnya jika uang hanya disimpan saja di rumah maka tidak akan menghasilkan sesuatu, dengan diberikannya kredit yang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang dan jasa bagi si penerima kredit.
2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalulintas uang
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari suatu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga suatu daerah yang kekurangan uang akan memperoleh uang dari daerah lainnya.
3. Untuk meningkatkan daya guna barang
Kredit yang diberikan akan dapat digunakan oleh debitur untuk mengelolah suatu barang yang semula tidak berguna menjadi bermanfaat, misalnya pengusaha meubel yang memperoleh dana kredit.
4. Meningkatkan peredaran barang
Yaitu barang dari satu daerah ke daerah lain dapat beredar sehingga jumlah barang dari satu wilayah ke wilayah lain bertambah. Kredit untuk meningkatkan peredaran barang biasanya kredit untuk perdagangan ekspor-impor.
5. Sebagai alat stabilitas ekonomi
Karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat.
6. Untuk meningkatkan gairah keusahaan
Bagi penerima kredit akan dapat meningkatkan gairah keusahaan karena adanya tambahan modal yang banyak.
7. Untuk meningkatkan tambahan modal pendapatan
Yaitu semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik karena jika sebuah pabrik diberikan kredit maka akan menciptakan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran.
8. Untuk meningkatkan hubungan internasional
Pemberian kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerja sama dibidang lainnya sehingga dapat pula menciptakan perdamaian dunia.
2.5.3 Fungsi Kredit
Pada dasarnya fungsi kredit ialah merupakan pelayanan kepada masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya untuk meningkatkan usahanya.
Masyarakat disini merupakan individu, pengusaha, lembaga dan badan usaha yang membutuhkan dana. Kredit berfungsi membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya melalui penyaluran dana yang diberikan oleh bank. Fungsi kredit secara terperinci menurut Ismail (2010:96-97) adalah sebagai berikut:
a. Kredit dapat meningkatkan arus tukar menukar barang dan jasa.
Kredit dapat meningkatkan arus tukar barang, hal ini seandainya belum tersedia uang sebagai alat pembayaran, maka kredit akan membantu melancarkan lalu lintas pertukaran barang dan jasa.
b. Kredit merupakan alat yang dipakai untuk memanfaatkan idle fund. Di dalam kehidupan ekonomi, ada beberapa pihak yang kekurangan dana.
Kredit merupakan satu cara untuk mengatasi gap tersebut. Satu pihak kelebihan dana dan tidak dapat memanfaatkan dana tersebut sehingga
dananya menjadi idle, sementara ada pihak lain yang mempunyai usaha akan tetapi tidak memiliki dana yang cukup untuk mengembangkan usaha sehingga memerlukan dana. Dana yang berasal dari golongan yang kelebihan dana, apabila dipinjamkan kepada pihak yang kekurangan dana, maka akan efektif karena dana tersebut dimanfaatkan oleh pihak yang membutuhkan dana.
c. Kredit dapat menciptakan alat pembayaran yang baru. Sebagai contoh adalah kredit rekening koran yang diberikan oleh bank kepada usahawan. Pada dasarnya pada saat bank telah melakukan perjanjian kredit rekening koran, pada saat itu debitur sudah memiliki hak untuk menarik dana tersebut secara tunai dari rekening gironya. Kredit ini bisa dianggap adanya alat pembayaran yang baru.
d. Kredit sebagai alat pengendali harga. Pemberian kredit yang ekspansif akan mendorong meningkatnya jumlah uang yang beredar, dan peningkatan peredaran uang tersebut akan mendorong kenaikan harga.
Sebaliknya, pembatasan kredit akan berpengaruh pada jumlah uang yang beredar, dan keterbatasan uang yang beredar di masyarakat memiliki dampak pada penurunan harga.
e. Kredit dapat mengaktifkan dan meningkatkan manfaat ekonomi yang ada. Apabila bank memberikan kredit produktif, yaitu kredit modal kerja atau investasi, maka pemberian kredit tersebut akan memiliki dampak pada kenaikan makro ekonomi. Hal ini disebabkan karena pihak pengusaha akan memproduksi barang, mengolah bahan baku menjadi barang jadi, meningkatkan volume perdagangan, dan lain- lain. Semua itu akan mempunyai dampak pada kenaikan potensi ekonomi.
2.5.4 Manfaat Kredit
Manfaat kredit menurut Ismail (2010:97-99) dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Manfaat Kredit bagi Bank
a. Kredit yang diberikan bank kepada debitur akan mendapat balas jasa berupa bunga.
b. Pendapatan bunga bank berpengaruh pada peningkatan profitabilitas bank. Hal ini dapat tercermin pada perolehan laba.
c. Pemberian kredit kepada debitur secara sinergi akan memasarkan produk lain seperti produk dana dan jasa.
d. Kegiatan kredit dapat mendorong peningkatan kemampuan pegawai untuk lebih memahami secara perinci aktivitas usaha para debitur di berbagai sektor usaha. Dengan demikian, para pegawai menjadi terlatih dan mempunyai keahlian dalam beberapa usaha debitur. Hal ini merupakan aset bagi bank.
2. Manfaat Kredit bagi Debitur
a. Meningkatkan usaha debitur. Kredit yang diberikan oleh bank untuk memperluas volume usaha, misalnya kredit untuk membeli bahan baku, pengadaan mesin dan peralatan, dapat membantu debitur untuk meningkatkan volume produksi dan penjualan.
b. Biaya kredit bank (provisi dan administrasi) pada umumnya murah.
c. Bank menawarkan berbagai jenis kredit sehingga debitur dapat memilih jenis kredit sesuai dengan tujuan penggunaannya.
d. Bank juga memberikan fasilitas lainnya kepada debitur, sehingga debitur dapat menikmati fasilitas lainnya yang ditawarkan oleh bank. Fasilitas lain yang dapat dinikmati oleh debitur antara lain letter of credit, bank garansi, transfer, dan fasilitas lainnya.
e. Jangka waktu kredit disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan debitur dalam membayar kembali kredit tersebut, sehingga debitur dapat mengestimasikan keuangannya dengan tepat.
3. Manfaat Kredit bagi Pemerintah
a. Kredit dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
b. Kredit bank dapat digunakan sebagai alat pengendali moneter. - Kredit bank dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
c. Secara tidak langsung kredit bank dapat meningkatkan pendapatan negara, yaitu pendapatan pajak.
4. Manfaat Kredit bagi Masyarakat Luas a. Mengurangi tingkat pengangguran.
b. Melibatkan masyarakat yang memiliki profesi tertentu, misalnya akuntan, notaris, appraisal independen, dan asuransi.
c. Penyimpan dana akan mendapat bunga lebih tinggi dari bank apabila bank dapat meningkatkan keuntungannya.
d. Memberikan rasa aman bagi masyarakat yang menggunakan pelayanan jasa perbankan.
2.5.5 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit
Jaminan kredit yang diberikan debitur kepada bank hanyalah merupakan tambahan, terutama untuk melindungi kredit yang macet akibat suatu musibah.
Akan tetapi, apabila suatu kredit diberikan telah dilakukan penelitian secara mendalam sehingga debitur sudah dikatakan layak untuk memperoleh kredit, fungsi jaminan kredit hanyalah untuk berjaga-jaga. Oleh karena itu, dalam
pemberian kreditnya bank harus memperhatikan prinsip-prinsip pemberian kredit yang benar. Artinya, sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin terlebih dahulu bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai prinsip untuk mendapatkan keyakinan tentang debiturnya. Menurut Kasmir dalam bukunya Manajemen Perbankan (2008:91-95) ada beberapa prinsip-prinsip penilaian kredit yang sering dilakukan yaitu dengan analisis 5C, analisis 7P.
Kedua prinsip ini memiliki persamaan yaitu apa-apa yang terkandung dalam 5C dirinci lebih lanjut dalam prinsip 7P dan di dalam prinsip 7P di samping lebih terinci juga jangkauan analisisnya lebih luas dari 5C.
2.5.5.1 Prinsip Pemberian Kredit Dengan Analisis 5C
Prinsip pemberian kredit dengan analisis 5C kredit dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Character
Pengertian character adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini Debitur. Tujuannya adalah memberikan keyakinan kepada bank bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya. Keyakinan ini tercermin dari latar belakang si debitur, baik bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan sosial standingnya. Character merupakan ukuran untuk menilai kemauan
debitur membayar kreditnya. Orang yang memiliki character baik akan berusaha untuk membayar kreditnya dengan berbagai cara.
2. Capacity (Capabality)
Untuk melihat kemampuan Debitur dalam membayar kredit yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya mencari laba. Sehingga pada akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. Semakin banyak sumber pendapatan seseorang, semakin besar kemampuannya untuk membayar kredit.
3. Capital
Biasanya bank tidak akan bersedia untuk membiayai suatu usaha 100%, artinya setiap debitur yang mengajukan permohonan kredit harus pula menyediakan dana dari sumber lainnya atau modal sendiri. Dengan kata lain, capital adalah untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki debitur terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank.
4. Collateral
Jaminan yang diberikan Debitur baik yang bersifat fisik maupun non fisik.
Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya sehingga jika terjadi suatu masalah, jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. Fungsi jaminan adalah sebagai pelindung bank dari risiko kerugian.
5. Condition
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing. Dalam kondisi perekonomian yang kurang stabil, sebaiknya pemberian kredit untuk sektor tertentu jangan diberikan terlebih dahulu dan kalaupun jadi diberikan sebaiknya juga dengan melihat prospek usaha tersebut di masa yang akan datang.
2.5.5.2 Penilaian Dengan 7P Kredit
Sementara itu, dirinci lebih lanjut dalam penilaian dengan 7P kredit adalah sebagai berikut:
1. Personality
Yaitu menilai debitur dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan debitur dalam menghadapi suatu masalah.
Personality hampir sama dengan character dari 5C.
2. Party
Yaitu mengklasifikasikan debitur kedalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya sehingga debitur dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank.
3. Purpose
Yaitu untuk mengetahui tujuan debitur dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan debitur. Tujuan pengambilan kredit dapat
bermacam-macam apakah untuk tujuan konsumtif, produktif, atau perdagangan.
4. Prospect
Yaitu untuk menilai usaha debitur di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi, tetapi juga debitur.
5. Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara debitur mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit yang diperolehnya. Semakin banyak sumber penghasilan debitur, akan semakin baik sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lainnya.
6. Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan debitur dalam mencari laba.
Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya dari bank.
7. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank, tetapi melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi. Di samping penilaian dengan 5C
dan 7P, prinsip penilaian kredit dapat pula dilakukan dengan studi kelayakan, terutama untuk kredit dalam jumlah yang relatif besar.
2.5.5.3 Penilaian Kredit Dengan Studi Kelayakan
Adapun penilaian kredit dengan studi kelayakan adalah meliputi sebagai berikut:
1. Aspek Hukum
Merupakan aspek untuk menilai keabsahan dan keaslian dokumen- dokumen atau surat-surat yang dimiiki oleh Debitur, seperti akta notaris, izin usaha atau sertifikat tanah, dan dokumen atau surat lainnya.
2. Aspek Pasar dan Pemasaran
Yaitu aspek untuk menilai prospek usaha debitur sekarang dan di masa yang akan datang.
3. Aspek Keuangan
Merupakan aspek untuk menilai kemampuan Debitur dalam membiayai dan mengelola usahanya. Dari aspek ini akan tergambar berapa besar biaya dan pendapatan yang akan dikeluarkan dan diperolehnya. Penilaian aspek ini dengan menggunakan rasio-rasio keuangan.
4. Aspek Operasi/Teknis
Merupakan aspek untuk menilai tata letak ruangan, lokasi usaha, dan kapasitas produksi suatu usaha yang tercermin dari sarana dan prasarana yang dimilikinya.
5. Aspek Manajemen
Merupakan aspek untuk menilai sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
6. Aspek Ekonomi/Sosial
Merupakan aspek untuk menilai dampak ekonomi dan sosial yang ditimbulkan dengan adanya suatu usaha terutama terhadap masyarakat, apakah lebih banyak benefit atau cost atau sebaliknya.
7. Aspek AMDAL
Merupakan aspek yang menilai dampak lingkungan yang akan timbul dengan adanya suatu usaha, kemudian cara-cara pencegahan terhadap dampak tersebut.
2.5.6 Unsur-Unsur Kredit
Setiap pemberian kredit sebenarnya jika dijabarkan secara mendalam mengandung beberapa arti. Jadi, dengan menyebutkan kata kredit sudah terkandung beberapa arti. Dengan kata lain, pengertian kata kredit jika dilihat secara utuh mengandung beberapa makna sehingga jika kita bicara kredit, termasuk membicarakan unsur-unsur yang terkandung di dalamnya. Adapun unsur-unsur kredit menurut Kasmir dalam bukunya Manajemen Perbankan (2008:74-76) adalah:
a. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit (bank) bahwa kredit yang diberikan baik berupa uang, barang, atau jasa akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank karena sebelum dana dikucurkan, sudah dilakukan penelitian dan penyelidikan yang mendalam tentang nasabah.
Penelitian dan penyelidikan dilakukan untuk mengetahui kemauan dan kemampuannya dalam membayar kredit yang disalurkan.
b. Kesepakatan