• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bentuk Disfemia Berupa Frasa

Dalam dokumen Prosiding Hasil Penelitian Bahasa dan Sa (1) (Halaman 103-108)

DISPHEM IA IN METAPHORE ON NEW S TITLE OF PONTIANAK POST

3. Hasil Dan Pembahasan 1 Hasil Penelitian

3.2.2 Bentuk Disfemia Berupa Frasa

Frasa merupakan kelompok kata atau dua kata atau lebih yang hanya memiliki satu ke- pala inti. Bentuk frasa dalam pemakaian dis- femia dapat berupa frasa verba, frasa nomina, frasa perpaduan adjektiva nomina, dan frasa perpaduan verba nomina.

3.2.2.1 Frasa V erba

(13)Tjhai Chui Mie Janji Sikat Korupsi (PP, 16/ 2/ 2017).

Jika dilihat dari bentuk kata, janji sikat me- rupakan pemakaian bentuk disfemia be- rupa frasa verba majemuk. Hal tersebut karena data itu mengalami perpaduan lek- sem yaitu pada perpaduan antara leksem janji dan leksem sikat. Bentuk pemakaian disfemia frasa verba janji sikat memiliki konotasi kasar karena kata janji sendiri identik memberikan harapan akan sesuatu hal yang harus ditepati, dan kata sikat mem- beri makna menghapus korupsi sampai ke akar-akarnya. Pada judul Pontianak Post menunjukkan bahwa Tjhai Chui Mei ber- janji untuk menyikat habis korupsi sampai bersih. Frasa verba janji sikat untuk meng-

gantikan frasa membersihkan dari korupsi. Metafora dalam konteks tersebut merupa- kan hasil perbuatan untuk terlepas dari korupsi.

(14)AS Berambisi Gulingkan ASSAD (PP, 10/ 4/ 2017).

Dilihat dari segi bentuknya, frasa berambisi gulingkan merupakan jenis frasa verba ma- jemuk. Pembentukan frasa tersebut meng- alami perpaduan arti leksem yakni per- paduan antara leksem berambisi dan leksem gulingkan. Bentuk pemakaian disfemia frasa verba berambisi gulingkan pada konteks kalimat di atas menunjukkan memiliki ke- inginan kuat untuk menjatuhkan ASSAD. Sikap perilaku ambisi dan gulingkan di- identikan dengan makna negatif. Frasa verba berambisi gulingkan untuk mengganti- kan frasa berusaha menjatuhkan yang me- miliki nilai rasa netral karena berhubungan dengan strategi dalam perlawanan peme- rintahan. Secara konteks metafora tersebut menyatakan bahw a usaha untuk men- jatuhkan pemerintahan ASSAD.

3.2.2.2 Frasa Nomina

(15)Jaya Raya di Grup Neraka (PP, 2/ 2/ 2017). Grup neraka merupakan bentuk pemakaian disfemia berupa frasa nomina yang me- nerangkan sebuah tempat. Hal tersebut karena frasa grup neraka menyatakan suatu tempat yang sangat menyeramkan. Grup neraka jika ditilik dari judul berita pada Pontianak Post merupakan sebuah tempat yang diibaratkan suasananya mirip dengan neraka. Neraka identik dengan penyiksaan bagi siapapun yang sudah berada di dalam- nya dan tak akan bisa keluar. Frasa nomina grup neraka menggantikan frasa grup dengan disiplin yang sangat tinggi se- hingga menghasilkan pemain-pemain yang handal. Metafora dalam judul tersebut di- identikan bahwa sebuah klub yang meng- gembleng anak didiknya dengan sangat keras dan disiplin.

(16)Hujan Kartu di Cam Nou (PP, 9/ 2/ 2017). Data (16) kata hujan kartu merupakan bentuk pemakaian disfemia berupa frasa nomina penggabungan proses. Hal tersebut karena frasa hujan kartu menyatakan sebuah proses hujan namun ini dalam bentuk kartu. Makna hujan kartu pada judul berita ter- sebut ialah mendapatkan banyak pelang- garan dalam permainan sepak bola se- hingga banyak peringatan dari w asit. Kartu peringatan yang diberikan oleh wasit menyebabkan sebuah pertandingan me- nunjukkan hujan kartu, metafora dalam hal ini ditandai dengan hujan yang me- rupakan faktor alam disebutkan dalam judul berita tersebut.

3.2.2.3 Frasa Perpaduan Adjektiva Nomina (17)Buka Mobil Buruk Rupa (PP, 20/ 2/ 2017). Frasa perpaduan adjektiva nomina buruk rupa terdapat pada judul berita Pontianak Post. Frasa tersebut terbentuk dari per- paduan antara leksem buruk sebagai kata adjektiva dan rupa sebagai kata nomina. Bentuk pemakaian disfemia frasa perpadu- an adjektiva nomina buruk rupa memiliki konotasi kasar karena buruk rupa memiliki makna suatu bentuk yang tidak cantik atau tidak bagus. Frasa perpaduan adjektiva nomina menggantikan frasa tak seindah tampilan yang memiliki nilai rasa netral karena berhubungan dengan bentuk se- buah mobil. Metafora yang diimplemen- tasikan dalam konteks tersebut yaitu ber- kaitan dengan bentuk fisik mobil yang di- ibaratkan dengan bentuk wajah manusia. (18)Seleksi Ketat Menuju Panggung (PP, 15/ 2/

2017).

Dilihat dari segi bentuknya, frasa seleksi ketat merupakan jenis frasa perpaduan nomina adjektiva karena terdiri dari dua bentuk yaitu seleksi kata nomina dan ketat sebagai kata adjektiva. Kata seleksi (KBBI, 2014: 1250) memiliki makna pemilihan (untuk mendapatkan yang terbaik); pe-

nyaringan, sedangkan ketat berarti teliti, cermat, dan rapi (KBBI, 2014: 689). Dengan demikian, makna frasa tersebut ialah pe- nyaringan yang sangat teliti untuk menuju panggung. Kesan judul berita Pontianak Post tersebut menggambarkan sebuah kom- petisi yang sangat berat untuk dapat ter- pilih sebagai pelaku panggung. Metafora dalam konteks tersebut merujuk pada sebuah kompetisi yang disaring sangat teliti dan seksama.

3.2.2.4 Frasa Perpaduan Verba Nomina (19)Aparat Unjuk Kekuatan Personil dan Stra-

tegi Pengamanan (PP, 9/ 2/ 2017).

Unjuk kekuatan merupakan frasa perpadu- an verba nomina. Frasa tersebut terbentuk dari kata unjuk sebagai verba dan kekuatan sebagai nomina. Frasa tersebut menunjuk- kan bahwa aparat menampilkan keboleh- annya khususnya para personelnya untuk melakukan strategi pengamanan. Judul tersebut memunculkan suatu asumsi me- nampilkan kekuatan dalam rangka peng- amanan. Metafora dalam konteks (19) me- rupakan bentuk kekuatan yang mengan- dung identitas intuitif dan konkret. Penam- pilan dengan menunjukkan kekuatan fisik untuk strategi keamanan.

(20)Ilmu Padi D ijajah Teknologi (PP, 13/ 2/ 2017).

Data (20) merupakan salah satu data yang masuk dalam kategori frasa verba nomina yakni dijajah teknologi. D ijajah teknologi memiliki makna dikuasai teknologi. Arti dijajah sendiri memiliki arti yang negatif dan merupakan bentuk disfemia. Dijajah juga berarti ketidakbebasan kita dalam me- lakukan suatu perbuatan, dalam hal ini ke- tergantungan kita terhadap teknologi yang sangat tinggi sehingga kehidupan sehari hari sangat membutuhkan teknologi yang makin berkembang. Metafora yang terselip dalam konteks (20) merupakan bentuk konkret bahwa saat ini kemajuan teknologi

menjadikan ilmu makin berkembang de- ngan berkiblat pada penjajahan teknologi. 4. Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan disimpulkan bahw a bentuk ke- bahasaan disfemia dalam metafora pada judul berita Pontianak Post edisi Januari–April 2017 terdapat dua bentuk, yaitu bentuk disfemia kata dan frasa. Penggunaan bentuk disfemia berupa kata terdiri atas verba, adjektiva, dan nomina. Verba terdapat verba dasar dan verba turunan. Dalam verba turunan ditemukan ada- nya verba yang mengalami afiksasi.

Adapun frasa yang ditemukan pada dis- femia dalam metafora judul berita Pontianak Post terdiri atas frasa verba, frasa nomina, frasa perpaduan adjektiva nomina atau sebaliknya, dan frasa perpaduan verba nomina atau se- baliknya. Metafora yang mengikuti pada dis- femia mengacu pada konteks kalimat dalam judul berita. Penggunaan bentuk disfemia dalam metafora pada judul berita cenderung pembandingan berwujud benda, fisik, ide, sifat, atau perbuatan lain yang bersifat implisit. Daftar Pustaka

Badudu, J. S. 1986. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar II. Jakarta: Gramedia.

Budiawan, Sidiq Yusuf R. 2016. “ Penggunaan Disfemia pada Judul Berita Nasional di TV One dengan Pawartos Ngayogyakarta di Jogya TV” . Dalam Lingua Scientia: Jurnal Bahasa. Volume 8, Nomor 2.

Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Defina. 2017. “ Makna Metafora “ Kesempurna- an” dalam Novel Pintu Terlarang” . Dalam M langun: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesustraan. Volume 13, Nomor 1.

Erlinawati, Dewi. 2016. “ PenggunaanDisfemia dalam Komentar para Netizen di Situs Online Kompas.com pada Rubrik Politik” . Skripsi: Program Studi Sastra Indonesia,

Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta.

Hasan, Nur Latif. 2016. “ Kajian Eufemia dan Disfemia dalam Berita Pojok Kampung JTV” . Dalam Ikadbudi: Jurnal Ilmiah Bahasa, Sastra, dan Budaya Daerah. Volume 5, Nomor 12.

Hidayanti, R. dkk. 2017. “ Disfemia dalam Ko- lom Hukum dan Keadilan Koran Rakyat Kalbar Periode Oktober Sampai Desember 2016” . Skripsi: PBS, FKIP. Universitas Tanjungpura.

Keraf, Gorys. 2009. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

_____. 2010. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Krid alaksana, Harimurti. 2009. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia.

_____. 2007. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.

Minderop, Albertine. 2013. Psikologi Sastra: Karya Sastra, Metode, Teori, dan Contoh Kasus. Jakarta: Yayasan Obor.

Masri, Ali, dkk. 2001. “ Kesinoniman Disfemia dalam Surat Kabar terbitan Palembang” . Dalam Lingua: Jurnal Bahasa dan Sastra. Volume 3, Nomor 2.

Nurgiyantoro, Burhan. 2014. Stilistika. Yogya- karta: Gadjah Mada University Press. Parera, J.D. 1991. Sintaksis. Jakarta: PT Gra-

media Pustaka Utama.

Pratiwi, Kania, dkk. 2016. “ Disfemia dalam Berita Utama Surat Kabar Pos Kota dan Radar Bogor” . Dalam Arkhais: Jurnal Peneli- tian Bahasa dan Sastra. Volume 7, Nomor 1.

Ramlan, M. 2001. M orfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: C.V. Karyono. _____. 2005. Sintaksis. Yogyakarta: C.V. Karyono. Rohmadi, Muhammad, dkk. 2012. Morfologi Telaah Morfem dan Kata. Surakarta: Yuma Pustaka.

Sudaryanto. 2015. M etode dan A neka Teknik Analisa Bahasa: Pengantar Penelitian Waha-

na Kebudayaan secara Linguistis. Yogya- karta: Sanata Dharma University Press. Tim Redaksi. 2014. Kamus Besar Bahasa Indo-

nesia. Ed isi Keemp at. Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Ullmann, Stephen. 2014. Pengantar Semantik.

Diadaptasi : Sumarsono. Yo gyakarta: Pustaka Pelajar.

Wijana, I Dewa Putu, dan Muhammad, Roh- madi. (2008). Semantik: Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka.

Yasin, Sulehan. 1998. Tinjauan Deskriptif Seputar Morfologi. Surabaya: Usaha Nasional.

NOTULA PRESENTA SI

Nama Pemakalah : Wahyu Damayanti

Judul Makalah : Disfemia Pada Judul Berita Pontianak Post Nama Penanya : Edi Setiyanto (Balai Bahasa DIY)

Sebagaimana data yang Bu Wahyu analisis yaitu tentang kata grup neraka pada data 15 (Jaya Raya di GrupNeraka) dan disebut sebagai salah satu penanda disfemia. Bagaimana Bu Wahyu bisa menyatakan hal itu tidak dapat tersentuh, jangan-jangan hal itu karena kesubjektifan Bu Wahyu. Dan pengganti kata neraka sendiri secara netral bisa diganti dengan kata apa?

Jaw aban:

Sebagaimana yang telah saya jelaskan dalam pembahasan bahw a kata grup neraka merupakan tempat latihan untuk menggembleng para pemain agar menjadi pemain yang profesional. Grup neraka merupakan bentuk pemakaian disfemia berupa frasa nomina yang menerangkan sebuah tempat. Hal tersebut karena frasa grup neraka menyatakan suatu tempat yang sangat menyeramkan. Grup neraka jika ditilik dari judul berita pada Pontianak Post merupakan sebuah tempat yang diibaratkan suasananya mirip dengan neraka. Neraka identik dengan penyiksaan bagi siapapun yang sudah berada di dalamnya dan tak akan bisa keluar. Frasa nomina grup neraka menggantikan frasa grup dengan disiplin yang sangat tinggi sehingga menghasilkan pemain-pemain yang andal.

Secara netral hal ini bisa dikatakan sebagai kawah candradimuka untuk para pemain sepak bola dalam berlatih.

Catatan Narasumber:

Jika dilihat dari hasil dan pembahasannya ini lebih cenderung masuk ke ranah metafora. Banyak hal-hal yang dijabarkan identik dengan metafora sehingga alangkah lebih baiknya dalam judul diubah menjadi “ Disfemia dalam Metafora pada Judul Berita Pontianak Post” . Pada pembahasan nanti juga dijabarkan ranah yang melingkupi judul berita tersebut karena dalam metafora sendiri memiliki kekuatan kreatif yang berkaitan mungkin dengan perilaku binatang, makhluk hidup lainnya dan juga benda-benda yang tak bernyawa.

1. Pendahuluan

Peribahasa selalu menarik untuk dipelajari karena menyimpan kearifan lokal dan pan- dangan hidup masyarakat sejak zaman dahulu kala. Peribahasa sebagai produk masa lalu seringkali muncul dalam bentuk yang khas,

PERBANDINGAN UNSUR HEW AN DALAM PERIBAHASA

Dalam dokumen Prosiding Hasil Penelitian Bahasa dan Sa (1) (Halaman 103-108)