• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peribahasa dengan Unsur Berbeda Pada bagian ini unsur hewan yang ter-

Dalam dokumen Prosiding Hasil Penelitian Bahasa dan Sa (1) (Halaman 116-122)

COM PARISON OF ANIM AL ELEMENTS IN FRENCH AND INDONESIAN PROVERBS

3.2.3 Peribahasa dengan Unsur Berbeda Pada bagian ini unsur hewan yang ter-

dapat dalam peribahasa Prancis tidak dipa- dankan dengan unsur selain hewan dalam peri- bahasa Indonesia, tetapi dengan unsur yang lain. Kedua peribahasa memiliki unsur ber- beda, makna peribahasa yang sama, dan oleh karenanya memiliki struktur berbeda, seperti pada peribahasa-peribahasa berikut ini. (9) Anjing > Titik

a. “Donne au chien l’os pour qu’il ne convoite pas ta viande” (berikan tulang kep ad a anjing agar ia tidak mengincar dagingmu) ‘berkorban sedikit untuk menyelamatkan yang lebih besar’.

b. “ Biar titik jangan tumpah” ‘lebih baik rugi sedikit daripada habis semuanya’.

(10) Keledai

a. “ On ne fait pas boire un âne qui n’a pas soif” (keledai yang tidak haus tidak dapat di- paksa untuk minum) ‘ tidak dapat me- nasihati orang yang tidak mau menerima nasihat’.

b. “ Menunjukkan ilmu kepada orang me- netak” ‘nasihat yang baik itu tidak berguna bagi orang yang tidak mau mengguna- kannya’.

Pada contoh (9a) anjing merepresentasikan sifat serakah dalam diri manusia. Anjing yang lapar jauh lebih berbahaya karena dia akan berusaha mencari makanan dengan segala cara untuk menghilangkan rasa laparnya. Contoh (9b) tidak mengandung unsur hewan tetapi menyampaikan maksud yang sama dengan makna peribahasa pada contoh (9a). Sementara itu, contoh (10) mengandung pesan melakukan perbuatan sia-sia karena memaksakan kehen- dak kepada sesuatu di luar kekuasaan. Pada contoh (10a) keledai dipersepsi secara negatif karena merepresentasikan sifat bodoh dan keras kepala. Representasi keledai sebagai hew an bodoh dikenal juga d alam budaya

Indonesia. Namun, peribahasa yang serupa tidak ditemukan dalam bahasa Indonesia, alih- alih peribahasa Indonesia menunjukkan ke- bodohan itu dalam aktivitas mengajarkan pengetahuan kepada orang yang sedang me- netak (memotong). Peribahasa pada contoh (9) dan (10) mengajarkan nilai budaya mengenai perlunya menggunakan nalar secara benar dan menghindarkan diri dari kerugian karena me- lakukan perbuatan yang sia-sia.

4. Simpulan

Setelah memband ingkan p eribahasa Prancis dengan peribahasa Indonesia, ditemu- kan tiga kategori peribahasa berunsur hewan, yaitu (1) peribahasa yang identik: sama unsur hewannya, sama makna dan sama strukturnya serta peribahasa yang semacam itu adalah peribahasa pinjaman yang masuk ke Indonesia melalui penerjemahan; (2) peribahasa yang ber- beda unsur hewannya, sama makna, dan ber- beda strukturnya; serta (3) peribahasa yang sama maknanya, tidak menggunakan unsur hewan dan berbeda strukturnya. Adanya peri- bahasa yang sama makna tetapi menggunakan unsur yang berbeda disebabkan cara pandang berbeda antara budaya Prancis dan budaya Indonesia dalam memandang makna metaforis yang terdapat pada hewan. Peribahasa Prancis lebih banyak menggunakan hew an secara umum, seperti burung, sedangkan peribahasa Indonesia lebih spesifik dengan menyebutkan jenis burung tertentu. Nilai budaya yang ingin disampaikan melalui peribahasa adalah nilai negatif dan positif, seperti adanya ancaman dan bahaya selalu mengintai, pihak yang kuat cend erung memangsa yang lemah, sifat manusia tidak mudah berubah, dan kecen- derungan bahwa manusia selalu berkumpul dengan sesamanya yang memiliki minat dan kepentingan yang sama. Adapun perbedaan struktur yang muncul dalam peribahasa yang dibandingkan, penyebabnya karena adanya perbedaan dalam memandang suatu peristiwa yang sama.

Daftar Pustaka

A nd iraw ati, A . (2014). Penggunaan Nama Anggota Tubuh dalam Peribahasa Jerman dan Padanannya dalam Peribahasa Indonesia. Universitas Negeri Yogyakarta. Retrieved from eprints.uny.ac.id / 18886/ 1/ A yu Andiraw ati 10203244032.pdf.

Arimi, S. (2016). Peribahasa Indonesia: Kajian Kategorisasi, Struktur, dan V italitasnya. etd.repository.ugm.ac.id/ downloadfile/ 93061/ .../ S3-2016-218739-chapter1.pdf. Dew i, D. Y. (2014). Padanan Idiom Bahasa Prancis Berunsur Nama Hewan Berkaki Empat ke dalam Idiom Bahasa Indonesia. Universitas Negeri Yogyakarta. Retrieved from eprints.uny.ac.id/ 34888/ .

Hanifah, A. N. (2013). Kajian Struktural Nama Binatang d alam Peribahasa Bahasa Inggris. Linguistika Akademia, 2(3), 378– 389. Retrieved fro m http s:/ / linguistikademia.files.wordpress.com/ .../ 10-kajian-struktural-nama-binatang-da... Kastanakis, M. N., & Voyer, B. G. (2014). The effect o f culture o n p ercep tio n and co gnitio n: A co ncep tual framew o rk. Journal of Business Research, 67(4), 425– 433. https:/ / doi.org/ 10.1016/ j.jbusres. 2013.03.028.

Mésangère, M. de la. (1823). Dictionnaire des Proverbes Français (Troisième). Paris: De L’Imprimerie de Crapelet.

Mieder, W. (2004). Proverbs: a Handbook (1st Editio). Wesport, Connecticut, London: Greenwood Press.

Rizal, Y. (2008). Kamus Peribahasa Indonesia: Berperibahasa M emperkaya Pengalaman Batin. (T. Hand ayani, Ed .). Jakarta: Pustaka Beta.

Speake, J. (Ed.). (2007). Oxford Dictionary of Proverbs: Oxford Paperback Reference (Fifth Edit). Oxford: Oxford University Press. Syarfuni. (2014). An Analysis of English and

Ind o nesian Id io ms and Pro verbs. Getsempena English Education Journal, 1(1),

26–50. Retrieved from id.portalgaruda .org/ ?ref=browse&mod=viewarticle... Tribunnew s.com. (2013). Penutur Bahasa

Indonesia ke-4 Terbesar Dunia. Retrieved from http:/ / makassar.tribunnews.com/

2013/ 11/ 02/ penutur-bahasa-indonesia- terbesar-ke-4-dunia.

Wikipedia. (2017). Ethnologue 20th Edition 2017 (20th ed.). Retrieved from https:/ / en.wikipedia.org/ wiki/ French_language.

NOTULA PRESENTA SI

Nama Pemakalah : Kartika

Judul Makalah : PERBANDINGAN UNSUR HEWAN DALAM PERIBAHASA PRANCIS

DAN PERIBAHASA INDONESIA

(COMPARISON OF ANIMAL ELEMENTS IN FRENCH AND INDONESIAN PROVERBS)

Nama Penanya : Sudaryanto

Instansi : Universitas Ahmad Dahlan

Narasumber : Dr. Tirto Suwondo, M.Hum.

Hari/ tanggal : Selasa/ 10 Oktober 2017

Waktu : 15.00—16.30

Pertanyaan:

Pertanyaan saya tujukan kepada Ibu Kartika. Bukan pertanyaan sebetulnya. Lebih tepatnya adalah masukan. Ini adalah kajian tentang metafor, bukan? Sebaiknya dalam penjelasan di dalam makalah disertakan pula kajian tentang etnofilosofi. Kajian mengenai etnofilosofi ini pernah dibahas oleh Suhandono. Silakan dipelajari supaya dapat memperkuat alasan-alasan perbedaan nilai budaya metafora hew an dalam peribahasa Indonesia. Maksudnya agar pembahasan hasil penelitian nanti dapat lebih dalam menggali filosofi apa yang terdapat dalam suatu masyarakat budaya. Demikian saja masukan dari saya. Terima kasih.

Jaw aban:

Baik, terima kasih atas masukan dari Bapak Sudaryanto. Sebetulnya seharusnya memang demikian, Pak. Bahwa kajian mengenai antropologi linguistik perlu menyertakan informasi tentang etnofilosofi suatu masyarakat budaya agar dapat menjelaskan persamaan dan perbedaan yang muncul dari persepsi budaya masyarakat terhadap satu unsur yang sama, yaitu unsur hewan dalam peribahasa. Saya belum menggali sejauh itu. Topik yang saya angkat pada kesempatan ini sangatlah luas dan dalam tetapi ruang untuk menuangkannya di dalam makalah ini sangatlah terbatas. Baik, nanti akan saya cari literatur yang terkait dengan etnofilosofi itu tadi untuk dapat menyempurnakan makalah saya. Terima kasih atas masukan dari Pak Sudaryanto.

Catatan Narasumber:

Ada beberapa hal yang akan saya ulas di sini berkaitan dengan makalah ini. Akan saya uraikan satu persatu.

1. Judulnya sudah benar, tidak melebihi 15 kata. Pembatasan masalahnya juga sudah cukup jelas, yaitu unsur hewan dalam peribahasa Prancis dan peribahasa Indonesia. Judul dalam penelitian ilmiah harus sederhana. Ini sudah benar.

2. Alasan melakukan penelitian juga sudah benar, yaitu bahwa kajian mengenai peribahasa secara umum belum banyak di Indonesia. Alasan mengapa bahasa Prancis yang dipilih tentunya karena itu menyangkut latar belakang pendidikan Anda.

3. Pembatasan masalah juga sudah benar, apabila ada persamaan seperti apa/ bagaimana. Apabila ada perbedaan seperti apa/ bagaimana. Penelitian ini harus bisa menjaw ab mengapa sama dan mengapa berbeda antara persepsi budaya Prancis dengan persepsi budaya Indonesia.

4. Tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui persamaan dan perbedaan budaya masyarakat Prancis dan masyarakat Indonesia juga sudah benar.

5. Dari segi temuan dan hasil penelitian juga sudah benar jawabannya, yaitu persamaan yang muncul adalah karena adanya proses borrowing atau peminjaman peribahasa melalui penerjemahan itu. Namun, apabila disebutkan adanya peminjaman karena kontak bahasa, perlu diketahui juga siapa yang menggunakannya lebih dahulu supaya jelas siapa me- minjam dari siapa. Kemudian, adanya perbedaan yang disebabkan adanya persepsi budaya yang berbeda antara budaya Prancis dan budaya Indonesia juga sudah benar.

6. Bagian simpulan saya rasa juga sudah benar karena menyimpulkan sesuai dengan per- masalahan dan pembahasan.

7. Terakhir, data yang disajikan dalam pembahasan sebaiknya ditambah. Data yang disajikan di sini terlalu sedikit. Tidak cukup hanya enam pasang data. Sertakan sebanyak-banyaknya agar jelas bahwa Anda serius meneliti topik ini walaupun saya dapat memahami bahwa kesulitannya adalah terbatasnya halaman yang disediakan untuk makalah ini. Cobalah sebisa mungkin untuk menyertakan data sebanyak mungkin untuk memperkuat argumentasi Anda.

1. Pendahuluan

Masyarakat Indonesia yang memiliki ber- macam suku bangsa memiliki bermacam ke- budayaan yang berbeda-beda. Mereka memiliki berbeda-beda bahasa daerah yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari atau dalam tra- disi dan budaya yang dilakukan oleh masing-

W ACANA M ANTRA BOBIKU DALAM TRADISI PERKAW INAN

Dalam dokumen Prosiding Hasil Penelitian Bahasa dan Sa (1) (Halaman 116-122)