• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diksi dan Gaya Bahasa 1 Diks

Dalam dokumen Prosiding Hasil Penelitian Bahasa dan Sa (1) (Halaman 192-197)

Inti Sar

3.1 Diksi dan Gaya Bahasa 1 Diks

Dalam pembahasan diksi (pemilihan kata) diuraikan cara Ahok marah dengan meng- gunakah kata-kata bernuasa ‘kotor’, ‘binatang’, ‘umpatan’, dan kata bernuansa ‘kasar’, seperti berikut.

a. Kata Bernuansa ‘Kotor’

1. Ahok marah sebut ‘Taik’saat diwa- wancara Aiman Witjaksana, Kompas TV. Diunggah 18 Maret 2015

A hok : kapan panggil gue, jelasin semua. Gue bukain taik-taik semua seperti apa.

Wawan : biar lebih alus, Gubernur DKI Jakarta, dengan segala hormat.

Ahok : gak papa, gue nomong taik,

mau bilang apa.

Pada tuturan Ahok tersebut digunakan kata ‘taik’ yang bermakna ‘kotoran manusia’. Meskipun tanpa intonasi yang meledak-ledak, law an bicara (pendengar) tahu kalau A hok marah. Hal anggapan A hok marah melalui tuturanya disebabkan oleh (1) dalam tuturan resmi kata-kata kotor muncul, (2) ada peng- ulangan kata kotor (‘taik’) meskipun sudah dingatkan oleh pewawancara, dan (3) wawan- cara itu ditonton oleh masyarakat luas, dan Ahok sadar betul hal itu. Namun, karena ke- marahannya, diksi kata kotor tetap muncul se- hingga tidak salah jika Ahok dianggap marah. b. Kata Bernuansa ‘Binatang’

2. Ahok sindir pemimpin bertopengsan- tun, “ biar bisa piara enam istri” . Kata piara ‘memelihara’ pada tuturan tersebut menyiratkan yang ‘dipelihara’ mestinya binatang/ hew an, tetapi dalam hal ini ialah istri. Dengan itu, istri orang yang disebutnya sebagai binatang atau juga orang memiliki istri yang disebutnya juga binatang. Dengan itu, penggunaan kata bernuansa “ bi- natang” tersebut merepresentasikan Ahok marah.

c. Kata Bernuansa ‘Umpatan’

3. Judul video” Ahok marah mendam- prat reporter TV one (HD)” dalam acara “ apa kabar Indonesia” . Diung- gah 22 Oktober 2013 www.bandicom. com

Ahok sedang menerangkan masalah KJS

HD : Di lapangan ada yang komplain tidak mendapatkan KJS, ada adminis- trasi yang berbelit, susah menunggu cair KJS”

Ahok : Sebetulnya masyarakat yang tidak mengerti masalah…..

Mereka goblok aja.

HD : bagaimana dengan satpol PP yang dipersenjatai

Ahok : Misalnya Anda, satpol PP ter- bunuh, hanya berbela sungkawa. Tapi masyarakat yang terbunuh, katanya melanggar HAM. Saya katakan Anda bajingan. Satp ol PP d ip ersenjati hanya untuk membela diri.

Kata-kata yang bernada umpatan sering muncul di tuturan Ahok, misalnya kata goblok dan bajingan seperti pada contoh tersebut. A d anya ump atan tersebut, A ho k marah. Sementara itu, sebenarnya banyak pejabat lain yang marah, tetapi tidak menggunakan umpat- an atau apa pun sejenisnya. Namun, tuturan marah harus dianalisis lebih dalam secara kontekstual. Hal itu berbeda dengan tuturan Ahok, tidak dianalisis lebih dalam pun pen- dengar tahu kalau itu ekspresi kemarahan.

Tampaknya, kata umpatan sering muncul pada tuturan Ahok yang bernuansa “ marah” , seperti pada tuturan berikut.

4. Video diunggah 14 Desember 2015 : Ahok Marahi Pengusaha Hotel” “ Makanya saya bilang, saya kasih tahu orang, di bawah saya banyak yang ba- jingan. Saya masuk Jakarta, setengah- nya bajingan. Mungkin Anda nyogok waktu ngresmiin. Pengusaha juga ba- nyak yang bajingan… . Sudah bayar pajak belum?

Kata banjingan berulang kali muncul pada saat Ahok marah.

d. Kata Bernuansa ‘Kasar’

5. 10 Desember 2015 www.yuotube.com “ Ahok Maki-Maki Warga Koja yang protes Soal Kartu Jakarta Pintar” Jadi dia juga maling. (Dia bilang) “ Saya boleh ngga saya nggak beli barang, tapi minta uang itu.” Toko itu minta 10% karena tahu dia maling. Jadi ibu ini nakal, minta KJP nggak belanja barang, tapi minta duitnya.

Maling memiliki konsep ‘orang yang meng- ambil milik orang lain secara sembunyi’ . Maling memiliki konotasi negatif, yaitu orang yang melakukan perbuatan merugikan orang lain, atau tep atnya maling ialah pencuri. Dalam tuturan Ahok tersebut, dia marah ter- hadap orang yang disebut-sebut dalam tuturan karena perbuatannya dianggap seperti maling ‘pencuri’. Dalam hal ini, penggunanaan kata maling merupakan representasi marah Ahok. 3.1.2 Gaya Bahasa

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan gaya bahasa cara bertutur, yang mung- kin masing-masing orang memiliki gaya bahasa berbeda. Gaya bahasa dapat diartikan secara umum, baik gaya dari sisi linguistik maupun non-linguistik. Yang non-linguistik, misalnya “ gaya bahasanya meledak-ledak, gaya bahasa- nya ‘grusa-grusu’, gaya bahasanya kalem” . Sementara itu, gaya bahasa secara linguistis ialah cara berbicara dengan kekhasan perang- kat atau fitur-fitur bahasa. Misalnya, gaya bi- cara dengan adanya kata-kata kasar dan kotor (untuk gaya bahasa marah), dengan kata-kata halus (untuk gaya bahasa santun, dengan kata-kata bias pragmatis), dsb. Dalam kaitan- nya dengan penjelasan tersebut, penelitian ini mengamati gaya bahasa dengan melibatkan fitur-fitur bahasa itu sendiri. Di samping itu, kajian ini berbeda dengan kajian gaya bahasa

pada “ Analisis Stilistika Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata” (Marini, 2010). Dalam kajian itu (Marini, 2010) dijelaskan apa saja gaya bahasa yang ada secara harafiah, bukan pada maksud gaya bahasa itu. Sementara itu, kajian ini diupayakan adanya analisis maksud implisit di balik gaya bahasa itu.

Dalam subbagian ini dibahas dua, yaitu gaya bahasa Ahok bernuansa ‘marah’ dilihat dari majas dan gaya bahasa Ahok bernuansa ‘marah’ dilihat dari gaya bertutur.

3.1.2.1 M ajas

Majas yang ditemukan pada tuturan Ahok yang bernuansa ‘marah’ ialah sakarsme, sinis- me, dan paradoksal.

a. Sakarsme

Sakarsme ialah gaya bahasa dengan maki- an untuk mengekspresikan kemarahan. Pada tuturan Ahok yang sedang marah (Ahok ma- rah versi Youtube), contohnya seperti berikut.

“ Makanya saya bilang, saya kasih tahu orang, di bawah saya banyak yang bajingan. Saya masuk Jakarta, setengahnya bajingan. Mungkin Anda nyogok waktu ngresmiin. Pengusaha juga banyak yang bajingan… . Sudah bayar pajak belum?

Umpatan dan kata kasar menjadi bagian untuk ekspresi marah sebagai bentuk sakarsme. b. Sinisme

Majas sinisme ialah ekspresi marah dengan menyindir, tidak menggunakan kata-kata kotor/ kasar tetap i dengan menyudutkan, seperti pada contoh tuturan Ahok berikut.

5. Cuplikan Ahok hujat TV One habis- habisan

Ahok: salah saya apa. Waktu kami gusur rumah seperti ini, Anda bilang kami melanggar HAM. Betul kan? Pe- ngamat pinter-pinternya aja. Dengan SD (nama seseorang) di TV One. Luar biasa fitnah itu, bilang kami buat sumur resapan 1,2 miliar. Dari mana beliau tahu data itu. Kira-kira 50—100 juta, per sumur paling-paling 20 juta. Pejabat sekarang, periksa harta kamu, biaya hidup kamu, berapa pajak yang kamu bayar. Baru kamu jagoan ngo- mong sama saya. Jadi jangan banyak omong. Jangan membangun opini yang merusak.

Tv One suka macem@. Saya suka dipolitisir. Saya gak peduli nama baik, saya mau kerja saja.

Dalam tuturan Ahok tersebut mengisyarat- kan jika Ahok marah terhadap TV One. Ahok marah karena dia merasa difitnah. Selain itu, Ahok juga menyindir para pejabat yang ber- harta banyak, tetapi belum tentu harta itu ‘bersih’ dan sudahkah juga para pejabat itu membayar pajak. Itu merupakan sindiran bahwa buat apa pejabat halus dan dan santun jika melakukan tindakan korupsi.

Berikut tuturan Ahok bernuansa ‘marah’ dengan majas sinisme.

6. Ahok berdebat dengan DDPD Jakarta, suasana memanas. Diunggah 9 maret 2015

“ Saya minta jalan yang lobang yang saya lewati agar tertutup aja nggak dikerjain. Apalagi yang masyarakat minta lew at saya, saya forward ke Bapak. Aduh bingung saya, capek. Kalau saya bangsat ya Pak, saya minta uang seratus juta mala ini. Bapak musti nyiapin. Saya lihat argumentasi surat cinta Pak Rudi paling banyak. Setiap masalah ada alasan, selalu ada alasan.”

7. Video “ Merasa dijebak. Ahok tantang BPK publikasi video pemeriksaan dirinya” . Diunggah 24 no vember 2015:

“ Saya tid ak mengetahui bahw a oknum BPK ini tendensius, menuduh saya tidak masuk akal, memberikan pilihan yang tidak masuk akal.” “Saya melihat tendensiusnya dia, ingin melihat saya nggak jadi guber- nur.

Berani nggak BPK Pusat yang investi- gasi saya kemarin. Kasih lihat aja deh, pertanyaannya apa aja. Saya aja be- rani dibuka, ya buka aja semua. Berani nggak, terang-terangan.”

“ Kalau memang mereka akan mem- buktikan tidak ada sesuatu, buka aja. Biar seluruh rakyat Indonesia tahu.

Pertanyaan2nya itu tendensius atau tidak. Contoh, dokter membuka re- cord pasien boleh tidak, tidak boleh. Tapi, kalau pasiennya minta, boleh nggak. Ya boleh” .

c. Paradoksal

Majas paradoksal ialah niatnya kasar, te- tapi yang diungkapkan secara halus, seperti berikut.

8. Ahok marak besar di KPK, Blak-Blakan Bongkar “ Bobrok” Ide jahat Antek BPK:

Ucapan A hok : “ Salam buat dia. Bilangin Ahok doain dia umur pan- jang supaya saya lihatin, Ahok jadi presiden, berantas munafik–munafik yang nggak bisa buktikan. Kalau gak bisa, biar ganti ganti lebih baik.” Dalam tuturan tersebut, Ahok men- do akan law annya panjang umur, tetapi agar melihat dirinya sukses dan berhasil karena nantinya orang yang munafik akan diganti. Dalam tuturan itu ada paradoksal, yaitu mendoakan, tetapi untuk menantang.

9. Ahok Marah Diserang Terus 30 Desember 2013:

O : Sebenarnya bukan pinter, tapi ha- nya eksekutor, hanaya melanjutkan. Ahok : Saya setuju. Tapi kalau Anda mengatakan kami nggak pinter. A nda keterlaluan, A nda menghina kami.

Ada paradoksal di dalam tuturan itu, A hok setuju, tetapi marah karena merasa terhina.

d. Konfrontatif (Menantang)

Salah satu cara Ahok marah ialah dengan menatang pihak yang membuatnya marah, seperti berikut.

10. 4 September 2013 www.youtube.com “ Detik Detik Ahok Marah Besar Saat Transjakarta Dirusak” :

....

Bus jelek saja d ijumlahkan masih belum muat ngangkut orang Jakarta. Fakta nggak?

....

Kita sama-sama manusia. Bapak bisa marah, saya juga bisa marah. Saya benci sekali perbuatan itu karena kekurangan bis.

Mereka nekad, saya juga nekad. Saya harus memilih yang mati satu juta o rang darip ada sep uluh juta orang.

Ini duit orang banyak, nggak bener caranya begini.

Cara menantang ialah dengan ung- kap an mereka nekad, saya juga nekad. Hal itu juga terjad i pad a tuturan berikut. Hal yang menyata- kan menantang ialah ungkapan Anda maunya apa sekarang (contoh 11) dan Kalau Anda rekam, kami musti rekam (contoh 12).

11. Ahok Marak Sampai Gebrak Mobil 18 Feruari 2015:

“ Lalu di pengadilan kami nyatakan kalah. Itu gedung dirobohin, sertifikat dicabut. Kami bayar .... Anda maunya apa sekarang ....

12. Video Adu Mulut Ahok di kantor BPK Diunggah 23 November 2015 (klari- fikasi ke BPK mengenai pelarangan pendokumentasian pemeriksaan): “ Anda minta keterangan dari saya supaya melengkapi investigasi dari BPK. Saya mau rekam supaya rakyat tahu apa yang ditanya apa yang di- jawab. Yang akan saya rekam, Bapak Tanya apa, itu yang saya mau tahu.” “ Iya, saya mau tahu, saya mau de- ngar. Saya mau jelas, boleh apa tidak. Kalau A nda rekam, kami musti rekam. Masa BPK, bukan KPK, bukan jaksa. Ini BPK. A gar tid ak ad a

interpretasi yang salah. Ini bukan penyidikan.

3.1.2.2 Gaya Bertutur

Yang dimaksud dengan gaya bertutur dalam kajian ini ialah pemanfaatan bentuk kebahasaan untuk ekspresi marah. Dalam hal ini, dimanfaatkan bentuk kebahasaan hanya kata-kata; kata-kata dan penjelasannya. a. Hanya Kata-Kata

13. Ahok Marah Besar dan Pecat Petugas KIR Jakarta. Tanggal ...

Uji Balai KIR Kedaung Jakarta Barat Ahok mendapat laporan uang tidak resmi yang masuk mencapai 27 juta sehari:

Uji Balai KIR penuh rekayasa. Sidak kali ini dilakukan bersama wakil ketua KPK Bambang W ijayanto d an Zulkarnain. Info berawal dari data KPK berupa rekaman CCTV setoran pungli untuk uji KIR:

“ Ya udah, kamu kita pecat. Pecat langsung. Lapor polisi atau pecat.” “ Kalau mereka kerja sama ya dipecat”

Kemarahan Ahok langsung diungkapkan dengan kata-kata kamu, kita pecat. Ungkapan itu tanpa diserati penjelasan mengapa dipecat, meskipun ada penjelasan kalau mereka kerja sama. Dengan itu, kemarahan Ahok bersifat langsung pada sasarannya, tidak perlu basa- basi. Hal itu berbeda dengan subagian berikut, selain kata-kata, disertai juga penjelasannya. b. Kata dan Penjelasan

14. A ho k Terp ancing Emo si marah- marah terhadap A ktivis Antirokok dan Media Asing

“ Asing nggak usah ngatur-ngatur Indonesia. Asing nggak usah mem- p engaruhi anak muda Ind o nesia untuk tidak merokok”

Ahok marah dengan pihak asing yang melarang merokok, terutama bagi

anak muda. Dalam kemarahan Ahok, d ia tid ak langsung mengatakan, misalnya saya tidak suka terhadap pihak asing. Namun, Ahok meng- ungkapkan “ ketidkasukaannya ter- hadap pihak asing” dengan menjelas- kan mengapa “ ia tidak suka” , yaitu dengan mengatakan “ Asing nggak usah ngatur-ngatur Indonesia. Asing nggak usah mempengaruhi anak muda Indo nesia untuk tid ak merokok” . Begitu pula dengan contoh tuturan (15), berikut.

15. 10 Desember 2015 www.yuotube.com “ Ahok Maki-Maki Warga Koja yang protes Soal Kartu Jakarta Pintar” : Jadi dia juga maling. (Dia bilang) “ Saya boleh ngga saya nggak beli barang, tapi minta uang itu.” Toko itu minta 10% karena tahu dia maling. Jadi ibu ini nakal, minta KJP nggak belanja barang, tapi minta duitnya.

Dalam tuturan tersebut Ahok marah dengan menyebut seorang ibu bagaikan maling. Namun, Ahok menjelaskan mengapa ibu itu disebutnya maling, karena tindakannya seperti maling, yaitu “ Jadi ibu ini nakal, minta KJP nggak belanja barang, tapi minta duitnya” .

Dalam dokumen Prosiding Hasil Penelitian Bahasa dan Sa (1) (Halaman 192-197)