• Tidak ada hasil yang ditemukan

dibatasi hanya di suatu bidang tertentu.

Dalam dokumen jurnal No25 Thn14 Des2015 (Halaman 82-84)

kinan yang lebih banyak. Dengan demikian setiap individu dapat menemukan dirinya sendiri dan akan berusaha menjadi yang terbaik dalam bidangnya masing-masing.

Gardner melihat bahwa sekolah menjadi tempat yang ideal untuk siswa merasa bahwa keunikan dalam kecerdasannya diakui dan tempat mereka dapat mengembangkan kecerdasan yang mereka miliki tersebut secara maksimal. Namun Gardner tidak mendesakkan suatu cara tertentu untuk mempraktekkan Kecerdasan Majemuk tersebut dalam sekolah atau tempat lain. Ia menyadari bahwa pihak sekolah sendiri jauh lebih tahu mengenai apa yang terjadi di dalam lembaganya. Ia berpendapat bahwa kecerdasan tidak boleh digunakan sebagai label baru untuk membatasi kesempatan siswa atau gagasan tentang pilihan siswa sendiri. Peran pendidik sangat penting untuk melihat dan mempertimbangkan apa yang masuk akal dan dapat diterapkan secara opera- sional di tempat mereka (Gardner 2003; 299).

Namun untuk dapat mencapai hasil yang maksimal, ada beberapa hal yang khusus perlu diperhatikan dalam mengembangkan Kecer- dasan Majemuk dalam konteks institusi pendidikan. Hal tersebut adalah kurikulum, metodologi dan sistem penilaian (Jasmine 2007:118). Melalui kurikulum ada dua cara dalam mengembangkan Kecerdasan Majemuk ini yaitu secara langung dan tidak langsung. Secara langsung adalah dengan cara meng- ajarkan konsep kecerdasan ini apa adanya, sementara yang tidak langsung adalah dengan menyisipkan dalam kurikulum yang reguler. Biasanya para pendidik tidak terlalu senang menambahkan muatan pada kurikulum yang sudah ada karena memang biasanya sudah sangat padat. Karena itu pilihan mengajarkan langsung lebih diterima. Keuntungan dari cara secara langsung ini adalah dapat juga sebagai pintu pembuka bagi kurikulum yang sudah ada. Dengan cara ini peserta didik akan terlibat langsung dengan kecerdasan yang mereka miliki bersama dengan aktivitas yang akan memperkaya pengalaman mereka.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penerapan kecerdasan majemuk adalah berkaitan dengan metodologi. Metodologi

merupakan semua teknik dan strategi yang digunakan oleh pendidik selama periode tertentu. Apapun yang diusahakan untuk mengembangkan individu dalam institusi pendidikan, para pendidik harus berusaha memberikan sebanyak mungkin pendekatan pembelajaran. Di antara berbagai pendekatan itu ada yang disebut dengan pendekatan kooperatif. Pendekatan ini memakai cara belajar bersama, tematik, pendekatan proyek, indivi- dualisasi, konteks emosional dan pemakaian teknologi. Metode ini sangat mendukung pengembangan Kecerdasan Majemuk dalam pembelajaran. Meski memang dari pihak pendidik hal ini merupakan hal yang sangat menantang karena perlu persiapan dan pengorganisasian yang matang. Jika diprogram dengan baik dalam satu tim maka masalah ini akan mudah diatasi. Bahkan menjadi hal yang menarik karena mampu memberi hasil yang optimal.

Berkaitan dengan penilaian, perlu dipersiapkan instrumen yang memadai. Penilaian yang diberikan harus dibuat dengan jujur dan adil terhadap kecerdasan yang dimiliki oleh setiap siswa. Penilaian tersebut harus dibuat sedemikian rupa sehingga suatu jenis kecerdasan dapat dinilai dan dipertimbangkan langsung tanpa melewati medium kecerdasan lainnya. Dalam hal ini dapat disebutkan beberapa instrumen seperti pengamatan dengan menggunakan check list, atau bisa juga dengan catatan singkat, membuat portofolio dengan rubriknya dan melalui refleksi.

Pengamatan di kelas tampak lebih mudah untuk dilakukan. Pembimbing yang sudah berpengalaman dan memiliki empati dapat langsung melihat apa yang sedang berlangsung di kelas. Namun untuk mendapatkan hasil yang akurat pengamatan tersebut harus distrukturi- sasi dan didokumentasikan sehingga dapat dilakukan secara tetap dan berkala. Karena itu dibutuhkan daftar periksa (check list) yang mudah dipakai sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Daftar periksa tersebut perlu untuk selalu diperbaharui agar mendapatkan hasil yang lebih mendekati kenyataan. Cara lain untuk mendokumentasikan pengamatan adalah dengan memanfaatkan catatan singkat. Catatan

tersebut berisi komentar positif mengenai pertumbuhan dan perkembangan siswa.

Selain pengamatan, juga dapat digunakan portofolio. Portofolio digunakan untuk menyimpan semua catatan yang dihasilkan oleh metode penilaian. Namun perlu diingat bahwa dokumentasi yang disimpan tidak hanya berkaitan dengan teks atau angka saja melainkan semua yang melibatkan Kecerdasan Majemuk tersebut. Instrumen lain adalah dengan cara siswa sendiri melakukan refleksi. Pendidik hanya perlu merancang format khusus yang nantinya mendorong siswa berpikir kritis tentang dirinya sendiri dan mengungkapkan dengan berbagai variasi cara. Dengan refleksi ini pula memungkinkan siswa pada jenjang usia yang berbeda mulai mengambil kendali pada proses pembelajarannya sendiri.

Gardner ber- sama dengan kole- ganya mencoba mencari dan mem- buat model yang

secara serius

memperhatikan profil kecerdasan individual ini dan berusaha memak- simalkan hasil

dari proses pendidikan siswa pada setiap jenjangnya. Mereka mencoba mengimple- mentasikan konsep Kecerdasan Majemuk dalam praktek di sekolah. Di tingkat pra sekolah konsep Kecerdasan Majemuk ini dikembangkan dengan pendekatan yang diberi nama projek Spektrum; dalam lingkungan sekolah dasar digunakan pendekatan Proyek; sementara pengembangan kecerdasan praktis untuk siswa sekolah menengah dilakukan melalui perkenalan projek Seni Propel.

Pendekatan projek Spektrum merupakan suatu usaha inovatif untuk mengukur profil kecerdasan dan gaya bekerja pada anak-anak usia muda. Pada pendekatan ini dibuat beberapa topik yang menggugah minat anak-anak, juga disediakan perangkat peralatan untuk aktivitas yang dapat digunakan di sekolah ataupun di rumah untuk merangsang aneka kecerdasan setiap anak. Setiap hari di kelas anak-anak

dikelilingi oleh material yang menarik untuk membangkitkan penggunaan sejumlah kecerdasan. Anak-anak bebas mengeksplor kemampuan yang mereka miliki dengan sarana yang ada tanpa harus banyak dibatasi. Selain itu baik di lingkungan sekolah maupun di rumah anak-anak bebas melakukan penyelidikan dan didorong untuk bertanya dan mengungkapkan pendapatnya. Guru, asisten, dan pihak yang terlibat diberi kesempatan untuk mencatat apa saja yang dapat mereka amati. Selama periode tertentu guru dan pengamat membuat catatan mengenai aktivitas yang disukai dan kemajuan yang dialami siswa. Di akhir tahun orang tua menerima laporan mengenai perkembangan anak-anak mereka berdasarkan proyek spektrum tersebut.

Dalam projek Spektrum, diharapkan dapat dikenali dan men- jadi petunjuk awal dari kecerdasan yang dimiliki oleh anak-anak yang terlibat di dalam-

nya. Hal ini

d i m u n g k i n k a n karena anak-anak

sendiri aktif

terlibat dalam

permainan dan aneka ragam aktivitas yang bermakna dan memiliki konteks tertentu. Penilaiannya pun menjadi sangat dinamis bergantung dari pengalaman masing-masing anak. Jadi hasil belajar tidak hanya diukur dari sudut pandang kemampuan bahasa atau angka matematika saja melainkan memperhitungkan kemampuan lain yang dominan dimiliki oleh anak.

Model yang hampir sama dilakukan di tingkat sekolah dasar. Di tingkat ini setiap hari kecerdasan majemuk siswa dirangsang untuk semakin dipertajam. Setiap siswa berpartisipasi secara teratur dalam aktivitas menghitung, musik, gerak badan, di samping mengikuti kurikulum reguler. Agar lebih maksimal setiap siswa dapat melakukan suatu proyek yang mereka sukai namun tetap berkaitan dengan tema yang telah ditentukan oleh pendamping. Dalam satu tahun ajaran setiap siswa dapat

Dalam projek Spektrum,

diharapkan dapat dikenali dan

Dalam dokumen jurnal No25 Thn14 Des2015 (Halaman 82-84)