• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemampuan Menulis Permulaan pada Anak Usia 4-8 Tahun

Dalam dokumen jurnal No25 Thn14 Des2015 (Halaman 64-66)

Hilda Karli

Email: temasain@gmail.com Universitas Terbuka UPBJJ Bandung

K

Abstrak

eterampilan menulis diperlukan anak dalam belajar sehingga perlu dipelajarinya sedini mungkin. Tulisan ini membahas bagaimana kemampuan menulis anak usia dini. Dikemukakan, menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Anak belajar menulis permulaan melalui banyak latihan dan praktek yang teratur. Membelajarkan menulis permulaan pada anak usia 4-8 tahun perlu memperhatikan perkembangan kognitif dan psikomotoriknya Oleh karena itu, anak perlu dirangsang dengan berbagai stimulasi agar terampil menulis tanpa paksaaan. Menggunakan berbagai metode pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak dan menyenangkan, anak akan termotivasi belajar menulis sendiri. Hal ini dilakukan agar mengurangi sedapat mungkin kesulitan yang muncul saat anak belajar menulis.Namun, jika anak mendapat kesulitan belajar menulis hendaknya orang tua atau guru melakukan penanganan yang tepat melalui berbagai metode pembelajaran yang tepat.

Kata-kata kunci: menulis permulaan, kemampuan menulis, perkembangan anak usia 4 -8 tahun

Initial Writing Skill for 4 – 8 Years Old Children Abstract

Writing skill is required in learning and the children should know how to write as early as possible. This article discusses how to develop the children’s writing skill properly. The children of 4 – 8 years have specific character such as their cognitive and psycomotoric aspects to be noted in developing their skills. This article is of the opinion that writing needs regular practices and the children should be motivated to do it without any compulsary. The teachers and the parents are expected to provide the children with appropriate guidance to develop the children’s writing skills. Early-aged children should be introduced to be familiar with the alpabeths and figures but not to have real writing skill. One of the learning principles in the early-age children education is playing or learning through playing. Basic writing skill is to be developed at primary school.

.

Pendahuluan

Pendidikan anak usia dini merupakan dasar untuk pembentukan kepribadian dengan memegang peranan penting dan akan menen- tukan perkembangan anak pada masa yang akan datang. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 Butir 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini merupakan jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar serta sekaligus merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik yakni koordinasi motorik dan kecerdasan yang meliputi daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual, kondisi sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) serta bahasa dan komunikasi, sesuai perkem-

bangannya yang ada pada usia keemasan golden

age.

Bahasa adalah suatu bentuk komunikasi lisan, tertulis atau isyarat yang digunakan secara kombinasi oleh masyarakat. Menurut Tarigan (1985 : 3) bahasa meliputi 4 aspek keterampil- an yaitu aspek keterampilan berbicara, menulis, menyimak, dan membaca. Bayi mulai belajar bahasa ketika ia menangis minta susu pada ibunya. Ketika itu bayi berbicara melalui bahasa isyarat. Selanjutnya, anak usia 2-3 tahun mulai belajar berbicara dari kosa kata yang sering didengarnya. Pada usia 4-6 tahun anak mulai belajar baca dan tulis dengan konsep yang sangat sederhana sebagai pengenalan anak pada baca dan tulis. Ia melatih gerakan motorik halus seperti menulis huruf. Pada usia 7-8 tahun anak lebih matang untuk gerakan motorik halus seperti menulis dan mewarnai sehingga pengenalan baca dan tulis lebih kompleks. Pada usia 9 sampai 12 tahun anak sudah paham akan bacaan yang dibaca dan anak dapat mengung-

kapkan ekspresi dirinya melalui tulisan seperti puisi, sajak atau karangan.

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomu- nikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis sang penulis haruslah terampil memanfaatkan tata bahasa, kosa kata dan struktur kalimat. Keterampilan menulis ini tidak dapat datang dengan sendirinya tetapi perlu latihan dan praktek yang banyak dan teratur (Tarigan, 1985: 4). Pengasuh , orang tua dan guru sebaiknya memperhatikan kesiapan anak untuk belajar menulis permulaan. Dengan begitu, orangtua dapat memberikan stimulus yang tepat, sesuai dengan kemampuan anak.

Salah satu cara menstimulus anak untuk belajar menulis adalah melatih kegiatan fisik motorik bagi anak khususnya motorik halus. Sejalan dengan hal tersebut, Cole (2001: 292) menegaskan bahwa kunci dari pertumbuhan dan perkembangan anak terdapat pada kata stimulasi dan perangsangan. Dari stimulasi dan perangsangan, anak dapat menumbuhkan dan mengembangkan setiap potensi yang ada dalam dirinya. Hal ini harus dibentuk oleh pengasuh, guru dan keluarga yang selama ini bergaul bersama anak. Belajar menulis untuk anak perlu diajarkan sejak dini. Walaupun keterampilan menulis bukanlah aspek yang ditekankan di usia prasekolah, bukan berarti anak berusia 4-5 tahun tidak boleh diajarkan untuk menulis. Hal terpenting adalah porsinya tidak melebihi kemampuan praakademiknya. Anak juga harus merasa senang dan tidak terpaksa ketika diajarkan untuk menulis. Pendapat lain dikemukakan oleh Abdur-rahman (2012: 178- 179), sebagian besar anak lebih menyukai membaca daripada menulis karena menulis menurut mereka merupakan kegiatan yang membutuhkan banyak latihan dan lebih sulit. Selain itu, menulis juga memerlukan rentang waktu yang panjang. Menulis adalah suatu keterampilan yang dapat dipelajari setelah aspek kemampuan lainnya dikuasai. Salah satunya adalah aspek koordinasi motorik halus dan adanya kemampuan persepsi visual. Keterampilan motorik halus adalah penggunaan

bagian tubuh atau otot-otot kecil seperti tangan. Meskipun demikian, kemampuan menulis sangatlah diperlukan baik dalam kehidupan di sekolah maupun di masyarakat, baik itu untuk menyalin, mencatat atau menyelesaikan tugas- tugas sekolah.

Pengenalan baca-tulis pada anak selalu menjadi bahasan sentral PAUD di Indone-sia. Perseteruan antara pembelajaran formal dan informal untuk baca tulis anak usia dini masih terjadi. Fakta di lapangan menunjukkan, pembelajaran baca-tulis secara formal masih terus dilakukan walaupun secara resmi telah dilarang. Pengajaran yang dilakukan guru

menghasilkan ketimpangan outcome antara

pembelajaran dan pemerolehan bahasa tulis anak. Salah satu hasilnya adalah bentuk terbalik-balik dan tidak sempurna. Pola pengajaran yang salah serta mendrill anak untuk segera bisa menulis serta tidak memperhatikan kemampuan motorik anak merupakan penyebab anak takut dan frustasi untuk belajr menulis permulaan.

Perumusan masalah

1. Bagaimana strategi pembelajaran untuk membelajarkan menulis permulaan pada anak usia 4-8 tahun?

2. Kesulitan apa saja yang muncul saat membelajarkan menulis permulaan pada anak usia 4-8 tahun?

3. Bagaimana cara mengatasi kesulitan yang muncul dalam pembelajaran menulis permulaan anak pada usia 4-8 tahun?

Dalam dokumen jurnal No25 Thn14 Des2015 (Halaman 64-66)