172
A
gung Handaya adalah satu dari jutaan agen penjual an langsung CNI (Centra Nusa Insancemerlang), pionir bisnis multi-level marketing (MLM) di Tanah Air. Pria kelahiran Bantul Yogyakarta, dan alumnus Fakultas Geologi Universitas Gadjah Mada, ini banyak dijadikan contoh sebagai sales penjualan langsung yang sukses. Kisah kariernya yang dramatis, dengan keputusan tidak masuk akal, membuat motivasinya meresap pada agen agen MLM. Dia telah meraih gelar Master of Science dan kemudian bekerja sebagai dosen Fakultas Teknik Universitas Trisakti, Jakarta. Kariernya tidak buruk, karena diberi jabatan pembantu dekan, sehingga banyak yang menyebutnya gila ketika banting setir menjadi agen CNI. Baru pada Juni 1999 orangorang terkagum kagum setelah Agung meraih Double Diamond AgencyManager dan menikmati bonus mobil mewah. Sejak
saat itu Agung laris manis disewa sebagai pembicara pelatihan kepemimpinan dan seminar motivasi.
Ada lagi cerita tukang sol, Mat Zeni yang menjadi anggota CNI pada 1995 dan delapan tahun kemudi an ke manamana sudah mengendarai mobil mewah
CNI
Ba
gian 5 –
Duet-duet Maut ala Semar dan P
etr
uk
173
baru, memiliki rumah dan berpendapatan Rp 55 juta sebulan. Atau, kisah Pek Keng Leong salah satu top agen distributor CNI di Malaysia yang menikmati hari tua dengan Baby Benz dan Mitsubishi Pajero setelah bergabung kurang dari tiga tahun.
Tiga cerita itu satu dari sekian banyak sukses bisnis MLM yang mengubah orang dari “bukan siapasiapa” menjadi “siapasiapa”, yang selalu menarik disimak— meski kadang dilebihlebihkan dan pastinya lebih ba nyak yang gagal daripada berhasil. Kisah agenagen men dapatkan kekayaan dari CNI justru lebih menarik dibandingkan bagaimana empat sekawan di Bandung bersepakat meniru caracara Sun chlorella dari Jepang menjual healty foodnya di Malaysia.
Adalah S. Abrian Natan, pebisnis otodidak sejak SMA dengan menjadi makelar mobil bekas untuk membiayai sekolah dan melanjutkan kuliah di Kota Kembang. Ketika mahasiswa, pria kelahiran Bandung, Oktober 1962 ini sudah memiliki show room mobil dan memulai bisnis sampingan menjual minuman ringan dan makanan kecil. “Boleh jadi saya pencetus pertama jual minuman ringan pakai gerobak saat itu. Saya menjadi agen untuk ritel tradisional dan agen es jolly,” kata dia. Sementara itu, Ginawan Chondro sedang terheran heran dan takjub dengan bisnis baru yang diperkenal kan teman asal Malaysianya, Yanky Regan. Ginawan ditawari untuk menjual produkproduk makanan kese hatan atau healthy food merek Sun chlorella dari Jepang secara langsung di Indonesia. Ginawan tertarik dengan model penjualan langsung yang belum pernah dijumpainya di Bandung, apalagi pada targettarget penjualan tertentu akan disertai bonusbonus menarik, dan tentu saja janjijanji pensiun dini—meskipun dia yakin ada orang lain yang bakal lebih antusias dan bisa menjual produk itu ketimbang dirinya. Setelah masuk pada 1985, Ginawan merekrut Abrian, yang tidak lain
M . M A ’R U F 174
adalah adik iparnya. Dia juga menawarkan kepada kakak kandungnya, Wirawan Chondro yang rupanya berminat. Tiga bersaudara dan satu kawan dari Malaysia itu memilih untuk mendirikan Nusantara Sun Chlorella Tama di Bandung sebagai agen untuk memasarkan produkproduk asal Jepang itu. Modal didapat dari Chondro bersaudara, yang menye diakan beberapa ruangan di tokonya sebagai kantor dan Regan yang pada akhirnya menikah dengan gadis setempat mengurusi bagian keuangan, dan mentor MLM. Sementara ope rasional secara penuh dilimpahkan kepada Abrian, yang diberi enam karyawan, bagian administrasi, dan gudang.
Menjual Sun chlorella tidak lebih mudah daripada menjual mobil bekas atau es jolly. Tidak ada yang mengenali produk itu, lagi pula kenapa ada makanan kesehatan, bukankah selama ini orangorang sudah tahu makanan yang sehat? Produk ini adalah hasil makanan kesehatan alami berasal dari ganggang hijau yang dapat dikonsumsi untuk segala umur, membantu memper kuat daya tahan tubuh. Ini sesuatu yang baru bagi konsu men, termasuk Departemen Kesehatan yang kebingung an mengeluarkan izin, karena tidak ada kategori untuk Sun Chlorella sebagai healthy food. Ada juga kategori obat atau vitamin. “Saya harus berargumentasi lebih dulu dengan pihak Badan POM,” kenang Abrian.
Lima tahun Abrian dicurigai oleh konsumennya sen diri. Sangat aneh misalnya menawarkan bisnis baru dengan harus membeli dulu barang sebagai tanda mendaftar. Lebih lagi orang baru akan memandang dari mana datangnya biaya untuk imingiming bonus, sepeda motor hingga kapal pesiar mewah. Abrian menawarkan dua hal. Pertama, menawarkan produk yang bernutrisi tinggi sehingga orang akan menjadi lebih sehat. Kedua, dengan bisnis ini, orang yang tidak sekadar meminum tetapi mau menjadi agen bisa meningkatkan taraf
Ba
gian 5 –
Duet-duet Maut ala Semar dan P
etr
uk
175
hidupnya. Dia memulai gerilya secara door to door, mengumpulkan beberapa orang untuk mendengarkan ceramahnya hingga ke luar Pulau Jawa dan meninggalkan resep getok tular.
Usaha ini cukup berhasil dengan adanya agenagen setiap di setiap daerah, yang sekaligus sebagai simpul simpul untuk merekrut orangorang baru. Pada 1987 kantor pindah dari Bandung ke kawasan niaga Duta Merlin, Jakarta Pusat dan nama perusahaan diubah menjadi PT Citra Nusa Insancemerlang (CNI). Setidaknya ada enam produk yang dijual selain makanan kesehatan, seperti Sun Chlorella tablet dari Jepang, dan EsterC vitamin C dari Amerika—yang belakangan membayar mahal artis terkenal Luna Maya untuk iklan. CNI mulai memperkenalkan produk perawatan diri, dan kebutuhan rumah tangga seperti serbuk cuci consentrate detergent,
multi purpose cleaner, softener and brightener. Karena
banyak konsumennya di desa, mereka juga menjual produk obat untuk pertanian dan perikanan.
Beberapa program penjualan dibuat menarik, seperti penerapan jaminan mutu dan 100% money
back guarantee mempercanggih fasilitas kantor, dan
pelebaran jalur distribusi barang melalui sistem point operator (tempat distributor dapat memperoleh suplai produk.). Termasuk membiayai berbagai penelitian un tuk mendapatkan pernyataan para ahli guna memi kat konsumen. Misalnya penelitian dari Universitas Padjadjaran, RS Cipto Mangunkusumo, atau Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi). Kutipan seperti ini lazim dicantumkan pada brosur atau menjadi senjata ampuh setiap kali agen menjajakan produk. “Pengalaman pri badi mengonsumsi 10 tablet Sun Chlorella per hari seki tar dua bulan menurunkan tekanan darah tinggi mende kati normal dan membuat tubuh mencapai kondisi yang optimal”. Selain kutipan dari pernyataan Dr. Muhilal, Ketua Persagi ini, mereka juga rajin menampilkan kutipan pendapat ahli dari luar negeri.
M . M A ’R U F 176
Ledakan bisnis CNI justru terjadi ketika banyak pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 1997. Meski pun nilai tukar rupiah ambrol, pertumbuhan penjual an CNI waktu itu malah tercatat paling tinggi dalam sejarah perusahaan, mencapai 70%, dua kali lipat dari tahuntahun sebelumnya. Jumlah agen pun meledak sama besarnya. Sudah lebih dari satu dekade CNI merambah luar negeri, Malaysia, Singapura, Hong Kong, Brunei Darussalam, dan India. Ini membuat produsen Sun Chlorella, YSK International Corp mau menginvestasikan dana untuk membangun kolam seluas 50 hektare untuk membiakan bahan baku Chlorella di Pasuruan, Jawa Timur meskipun pengolahan tetap ada di Jepang. Pada 2003, CNI membangun gedung kantor pusat yang dimiliki sendiri di Kompleks Green Garden, Arteri Kedoya, Jakarta Barat yang megah.
Seiring menjamurnya MLM, persaingan antaragen pun tidak terhindarkan. Antar MLM mulai saling menge luhkan tren pembajakan agenagen yang sudah memiliki banyak anak buah. CNI pernah digugat salah seorang distributornya, Arif Wirawan, sebesar Rp 43,3 miliar pada 2004, karena dianggap mencabut keanggotaan semenamena. Sementara pihak manajemen sendiri ber alasan Arif telah melanggar kode etik. CNI sekarang memiliki ratusan perusahaan penjualan langsung dengan bonusbonus yang lebih menarik.
Empat sekawan pendiri CNI, Ginawan, Wirawan, Regan, dan Abrian sudah menikmati hasilnya dan ber giliran memangku jabatan tertinggi di sana. Mereka tidak hanya berhasil menjual produkproduk yang awalnya tidak dikenal menjadi amat familiar. Pun, men ciptakan “artisartis” baru bidang pemasaran. Pakar ma najemen Universitas Indonesia, Rhenald Kasali dalam buku berjudul River Company, Apa yang Mem
beda-kan CNI dengan Perusahaan Kubangan, menuturbeda-kan
Ba
gian 5 –
Duet-duet Maut ala Semar dan P
etr
uk
177
buah perusahaan pelopor MLM di Indonesia. River
Company adalah perusahaan yang didirikan bukan
sematamata untuk mencari keuntungan, melainkan untuk memperbarui dan menyejahterakan kehidupan. Tiga yang masuk kategori ini adalah produsen mobil asal Amerika Ford, produsen telepon genggam Nokia, dan DuPont, sebuah perusahaan science-chemical di Negeri Paman Sam. Selanjutnya, kata Rhenald, CNI dari Indonesia masuk kategori ini.[]