• Tidak ada hasil yang ditemukan

Maraknya tayangan yang berbau mistis di stasiun televisi saat ini, tentu dapat mencitrakan dampak negatif dari tayangan tersebut. Media tidak lagi menjalankan fungsinya untuk mendidik,menghibur,dan memberikan informasi publik. Persoalan media televisi saat ini, ialah lebih memberikan tontonan yang bersifat vulgar, dan kekerasan. baik verbal maupun non verbal. Di Indonesia, sejak keterbukaan informasi dibuka lebar dan banyak stasiun televisi swasta berdiri, televisi Indonesia terkena sindrom

snobisme; terjebak dalam selera pasar dengan mendasarkan pada

rating acara. Rating itulah, yang akan menentukan nilai jual program kepada para pengiklan. Semakin tinggi rating sebuah acara, semakin besar pula minat para pengiklan untuk mensponsori acara. meskipun dengan harga yang tinggi. Akibatnya, semua stasiun televisi berlomba-lomba dalam membuat acara semenarik mungkin dan bisa menyedot sebanyak mungkin pengiklan.

Bagi televisi, “kualitas” tayangan diukur dari angka rating

dan share yang pada akhirnya memengaruhi perolehan iklan. Akibatnya televisi, hanya berkiblat pada rating dan share yang menentukan layak tidaknya suatu program acara yang akan ditayangkan, termasuk dalam hal ini tayangan. Rating,menjadi kekuatan hegemonik yang menetukan defi nisi selera audiens, mutu

tayangan, serta menetukan keputusan dan strategi televisi.Baik- buruk atau nilai-nilai kepatutan, menjadi nomor sekian dari hal- hal yang harus diperhatikan di luar pertimbangan rating. Namun, disisidemi meningkatkan rating acara sesuai permintaan pasar (market), sekaligus demi keuntungan perusahaan. mereka pun tega menyajikan tayangan-tayangan yang bersifat kurang mendidik, termasuk berani menyelipkan unsur kekerasan verbal maupun nonverbal pada program acaranya. terutama pada program acara yang berlabel hiburan (Rasyid,2013:26).

Tayangan misteri Jejak Paranormal, Dua Dunia, Masih Dunia Lain, adalah tiga bentuk pembodohan informasi. Karena mereka, seolah olah dapat berinteraksi dengan makhluk aksral. Seharusnya, masyarakat dapat memperoleh peendidikan. Tetapi, malah membuat masyarakat menjadi takut akan hal hal yang mistis. Bentuk ke syirikan dalam tayangan ini, jelas jelas terjadi karena ada upaya untuk berhubungan dengan jin atau syaitan. Pada tayangan misteri seperti ini, juga banyak sekali ungkapan atau argumen yang seolah olah kita harus menghormati jin dan syaitan. padahal jelas, Syaitan merupakan musuh manusia. sehingga tidak ada kata untuk menghormatinnya, melainkan kita harus melawannya. Syirik yaitu, menyamakan selain Allah dengan Allah dalam Rububiyyah dan Uluhiyyah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Umumnya menyekutukan dalam Uluhiyyah Allah, ialah hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Allah. seperti berdo’a kepada selain Allah, disamping berdo’a kepada Allah, atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembelih (kurban), bernadzar, berdo’a dan sebagainya kepada selainNya. Dalam Al- Qur’an ada dua dalil yang membahas mengenai syirik, pada surat An-Nisaa ayat 48 dan surat Al-An’aam ayat 88 menyebutkan: Surat An-Nisaa ayat 48.

Artinya:

«Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.» (QS. An- Nisaa: 48).

Surat Al-An›aam ayat 88.

Artinya:

«Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya. seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.» (QS. Al-An›aam: 88).

Jelas sekali dua dalil di atas sebagai peringatan, barangsiapa menyembah selain Allah berarti ia meletakkan ibadah tidak pada tempatnya dan memberikannya kepada yang tidak berhak, dan itu merupakan kezhaliman yang paling besar.

Tentu bentuk berkomunikasi dengan syaitan, merupakan larangan. apalagi ,sampai mempercayainya. kultur budaya kita yang masih tradisional, tentu masih mudah terpengaruh dengan acara acara televisi yang berbau mistis. karena masyarakat, menganggap tayangan tersebut membuat mereka penasaran akan dunia gaib. Dalam tayangan misteri, juga sering menggunakan kekerasan. adanya para tamu yang kerasukan sampai pingsan ini, bahwa memang realitas yang terjadi manusia di ekploitasi oleh syaitan.

Tayangan misteri saat ini, juga dapat diartikan syaitan ketemu syaitan. Karena, tamu undangan dari acara acara tersebut mendominasi dari kaum perempuan yang berpakaian seksi. Bentuk lekukan tubuh dan penampilan yang vulgar, dari bintang tamu tersebut jauh dari nilai nilai reliqius tapi dekat dengan ajaran syaitan. Maka dari itu, dapat diartikan tayangan misteri saat ini merupakan pertemuan syaitan.

Menurut Morrisan, reality show mistik merupakan program yang terkait dengan hal hal supranatural menyajikan terkait dengan dunia gaib, paranormal, klenik, praktik spiritual magis, mistik, kontak dengan roh, dan lain lain. Program mistik merupakan program yang paling diragukan realitasnya. (Morisan, 2008:218).

(Infografi s 3.1 Presentase konten dalam Program “Dua Dunia”)

Terkait dengan hal tersebut, jelas dalam Undang- Undang No. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran pasal 36 ayat 1 disebutkan, bahwa setiap isi siaran wajib mengandung informasi, pendidikan dan hiburan. Selain itu juga, di sebutkan isi siaran harus bermanfaat untuk pembentukan intelektualitas, serta mengamalkan nilai nilai agama dan budaya Indonesia. Tetapi malah saat ini, regulasi hanyalah sebuah tuliasan kiasan yang jarang dindahkan bagi pemilik stasiun televisi.

(Gambar 3.1 Adegan kesurupan yang terjadi di acara “Dua Dunia”)

(Gambar 3.2 Adegan kekerasan yang di lakukan oleh Ustadz kepada peserta uji nyali)

Pada dua tayangan di atas, dapat kita lihat bahwasanya ada unsur kekerasan yang terjadi ialah dimana, bintang tamu di Transfer jin untuk masuk kedalam tubuhnya. Padahal di saat bintang tamu kesurupan, maka kondisi badannya akan dikendalikan dan menguras tenaganya. bentuk kesyirikan disini, juga dapat terlihat jelas adanya persekutuan syaitan dan manusia.

Ustadz yang seharusnya melarang umat untuk berhubungan dengan syaitan, malah menyatukan syaitan pada tubuh manusia dan mendapat kekerasan secara fi sik. Tentu tayangan ini,

adalah sesuatu yang menyesatkan. Kita sebagai penontonsudah seharusnya mendapatkan sajian yang bermutu, malah di sajikan dengan hal hal sesat. Adegan tersebut, termasuk pelanggaran Undang-undang No.32 Tahun 2002 bab IV. tentang pelaksanaan siaran dijelaskan tentang isi acara yang harus di patuhi oleh lembaga penyiaran harus sesuai dengan asas, tujuan, fungsi dan arah siaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 36 ayat 1 dan 3 pada Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran pasal 36 ayat 1 disebutkan bahwa “Isi siaran wajib mengandung informasi, pendidikan, hiburan, dan manfaat untuk pembentukan intelektualitas, watak, moral, kemajuan, kekuatan bangsa, menjaga persatuan dan kesatuan, serta mengamalkan nilai-nilai agama dan budaya Indonesia”. Dan juga ayat 2 di sebutkan Isi siaran wajib memberikan perlindungan dan pemberdayaan kepada khalayak khusus,yaitu anak-anak dan remaja. dengan menyiarkan mata acara pada waktu tepat, dan lembaga penyiaran wajib mencantumkan dan/atau menyebutkan klasifi kasi khalayak sesuai dengan isi

siaran. Begitu juga dalam pasal yang sama ayat 3 yang berbunyi isi siaran dilarang bersifat pertama “Fitnah, menghasut, menyesatkan dan bohong. Yang Kedua dilarang menonjolkan unsur kekerasan, cabul, perjudian dan narkoba. ketiga larangan mempertentangkan suku, agama, ras dan antar golongan.

(Gambar 3.3. Adegan pelecehan Ki Prana Lewu terharap Nilam Koesworo)

Adegan dalam acara jejak paranormal yang tayangkan di ANTV,menampilkan seorang bintang tamu yang seksi bernama Nilam Koesworo yang mencoba merasakan energi negatif dari mahkluk astral. tetapi nilam, malah mengalami kesurupan. nilam sendiri merupakan, orang khusus menjadi bintang tamu di acara tersebut. Pertanyaannya, kenapa selalu bintang tamu yang cantik-cantik dan seksi-seksi di acara tersebut. Benarkah kesurupan makhluk astral atau akting semata yang terjadi kepada bintang tamu. tetapi gambar di atas, menunjukan seorangan praktisi supranatural yang sedang memeluk bintang tamu dari belakang. Jelas telah melanggar aturan KPI dalam SP3SPS BAB XII, program siaran yang mengandung siaran bermuatan seksual yang mengatakan bahwa lembaga penyiaran wajib tunduk pada ketentuan pelarangan dan/atau pembatasan program siaran bermuatan seksual.serta melanggar Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 181, Tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 4928) yang mengatakan bahwa penyiaran suatu tayangan tidak boleh mengandung pornografi .

Telah diatur dengan jelas, pada pasal-pasal di atas mengenai larangan keras suatu program acara menayangkan bentuk-bentuk berbau pornografi .

Namun tetap saja dengan berbagai alasan, rambu-rambu pornografi menjadi hal yang beranggapan manjur untuk menarik

perhatian penonton.Banyaknya adegan yang diperlihatkan dalam acara ini, bersifat kekerasan dan pornografi dalam tayangan

ini akan mempunyai yang tidak baik untuk penonton.karena bisa menimbulkan keresahan dan khawatiran bagi masyarakat. sehingga, tidak ada mitos-mitos yang tidak sesuai dgn kenyataan dalam kehidupan.

Tayangan televisi memang jauh dari kata mendidik, melainkan berpengaruh terhadap moral yang menonton. Media, mempunyai peran penting dalam persepsi atau opini masyarakat tentang apa yang mereka lihat. Apabila televisi selalu menayangkan aksi-aksi kekerasan dan pornografi ,otomatis masyarakat yang menonton

menerima efek yang berbeda-beda.sebuah tayangan televisi, mempunyai efek yang berbeda-beda terhadap penontonya. salah satunya terdapat dalam ‘‘teori peluru’’ (bullet theory) atau ‘’model jarum hypodermis’’. yang menganalogikan, pesan komunikasi yang seperti obat yang disuntikkan dengan jarum ke bawah kulit pasien (Rahmat, 2008:197). Istilah model jarum hipodermik dalam komunikasi massa, di artikan sebagai media massa yang dapat menimbulkan efek yang kuat, langsung, terarah, dan segera. Model jarum suntik pada dasarnya, adalah aliran satu tahap (one step fl ow), yaitu media massa langsung kepada khalayak secara audience. Model ini, mengasumsikan media massa secara langsung, cepat, dan mempunyai efek yang amat kuat atas audien yang mengkonsumsi media.

Teori peluru atau jarum hipodermik, mengasumsikan bahwa media memiliki kekuatan yang sangat perkasa dan komunikan dianggap pasif atau tidak tahu apa-apa. Teori ini mengansumsikan bahwa seorang komunikator dapat menembakkan peluru komunikasi yang begitu ajaib kepada khalayak yang tidak berdaya (pasif) (Wiryanto,2000:21). Kalaupun ada cerita tayangan dihentikan oleh pengelola televisi, itupun setelah ada keberatan dari masyarakat. Dalam beberapa kasus, bahkan pihak televisi atau production house (PH) mau mendengarnya karena tidak ada pilihan lain. Pihak televisi seolah selalu punya argumena bahwa apa yang mereka tawarkan adalah semata-mata hiburan. Konsep hiburan (entertainment) bagi industri televisisebagai bahan jualan utama memang tidak bisa dibantah karena secara mendasar, media hiburan memiliki formula yang ampuh untuk menarik dan mempertahankan perhatian audiens (Potter, 2001: 113).

Seharusnya tayangan mistik, mengandung unsur-unsur konten yang mendidik, bernilai religius serta memberi pesan bermanfaat bagi masyarakat. Agar tontonan dapat membimbing penonton ke arah yang lebih baik dan benar.pihak stasiun televisi, mempunyai kesadaran mengenai penyajian program dalam peraturan SPS yang telah di tetapkan, lebih memperhatikan konten, agar tidak berdampak negatif kepada penontonnya. Peran serta masyarakat sebagai penonton, juga diharapkan dapat mengkritik media televisi. agar tidak menyajikan tayangan yang kurang mendidik yang bersifat kekerasan dan pornografi . Sudah

seharusnya ini dijadikan evaluasi bagi pihak kreatif, agar kiranya dalam membantu mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara dapat memberikan tayangan yang bermutu.

Wisata Hantu-Hantu(an) dalam Reality