• Tidak ada hasil yang ditemukan

Malam Tanpa Kontrol Fathi Yakan Muntazar

Di era kemajuan teknologi komunikasi saat ini, yang banyak digunakan masyarakat adalah media televisi. Televisi merupakan media elektronik yang hebat dan mempunyai efek yang paling besar terhadap khalayak dibanding dengan media elektronik lainnya, karena televisi merupakan media audio visual yang bersifat informatif, hiburan, pendidikan, dan juga alat kontrol sosial.

Televisi maupun radio diawasi oleh KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) dengan menggunakan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (PPP-SPS) yang kemudian diatur dalam Undang-Undang 1945 tentang penyiaran yang bertindak sebagai hukum resmi berfungsi mengatur dan mengawasi penyiaran. Namun sangat disayangkan jika ternyata peraturan itu lebih terlihat seperti ‘tulisan pada prasasti’ yang sekedar hanya dibaca, tanpa dimengerti bahkan cenderung di abaikan begitu saja. Seharusnya media penyiaran merupakan organisasi yang menyampaikan informasi berupa produk budaya atau pesan yang mempengaruhi masyarakat dan mencerminkan budaya dalam masyarakat (Morissan, 2008: 13).

Saat ini televisi di Indonesia banyak yang mengedepankan

share dan rating, hal inilah yang menjadi sebuah ironi, dan imbasnya program-program televisi menjadi kurang mendidik. Hampir sebagian besar program yang di tayangkan di televisi seperti talkshow, reality show, sinetron, acara kuis, dan lain-lain tidak sedikit yang melanggar aturan undang-undang penyiaran.

Salah satunya adalah program Late Nite Show. Late Night Show merupakan program talkshow yang ditayangkan di Trans TV, dari hari Senin sampai Jum’at pukul 23.00 – 24.00 WIB. Meskipun waktu penayangannya di atas jam 22.00 WIB dan perkirakan anak- anak dibawah umur tidak menyaksikannya, namun di era saat ini anak-anak di bawah umur sudah tidak bisa di prediksi jam tidurnya.

(Gambar 2.36 Ayu Dewi dan Tarra Budiman menampilkan sebuah candaan yang erotis)

Pada tanggal 13 Oktober 2014 Late Night Show mengangkat tema “Ayam Kampus”. Pada episode ini Ayu Dewi yang seharusnya di temani oleh Raffi Ahmad, namun posisinya

digantikan sementara oleh Tarra Budiman dikarenakan Raffi

sedang mempersiapkan prosesi pernikahan. Dalam gambar 2.36 tersebut Ayu Dewi membuka acara dengan mengatakan “Late Night Show…” kemudian penonton menjawab “Sssssssttttt”. Selanjutnya Ayu Dewi berhadap-hadapan dengan Tarra Budiman, lalu mereka semakin mendekat dan hampir saja dada mereka saling bersentuhan. Lalu Tarra melontarkan ejekan kepada Ayu Dewi, “Lu kalo begitu kayak cupang di adu”, yang mempertegas kalau mereka sedang memperagakan adegan akan berciuman. Selanjutnya penonton tertawa dan menganggap ini bahan lelucon, padahal secara jelas ini sudah mengarah ke pelanggaran pornografi

dan kekerasan verbal.

Ayu Dewi dan Tarra mencari bahan lelucon yang kali ini dengan cara menggunjing Raffi Ahmad. Tarra mengatakan, “saya

orangnya polos, beda kalo sama temen saya yang mukanya tua yang kemarin ini nih yang lagi di pingit dia”. Kemudian Ayu Dewi langsung menyambung, “dia selain boros muka, boros

dipengalaman juga”. Objek dalam obrolan ini yang dimaksud yaitu Raffi Ahmad. Tayangan Late Night Show telah melanggar

Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Bab V Pasal 48 Ayat (4) Tentang Pedoman Perilaku Penyiaran yang berisi pedoman perilaku penyiaran menentukan standar isi siaran. Adapun hal yang dilanggar di dalamnya seperti kesopanan dan kesusilaan, juga pembatasan seks, kekerasan dan sadisme. Hal-hal tersebut terlihat jelas dilanggar oleh program acara televisi Late Night Show

pada episode itu.

Tidak hanya melanggar itu, namun program Late Night Show juga melanggar PPP-SPS pada Bab XI Pasal 17 Ayat 1 yang berbunyi tentang Program siaran dilarang menampilkan muatan yang melecehkan orang atau kelompok masyarakat tertentu.

Penyimpangan dari PPP dan SPS pada BAB XII juga terjadi di program Late Night Show yaitu melanggar pelarangan dan pembatasan seksualitas bagian pertama Pasal 18 tentang pelarangan adegan seksual. Ada beberapa point yang dilanggar dalam aturan ini, namun yang jelas pelanggaran dalam program ini adalah terdapat di poin yang menampilkan percakapan tentang rangkaian aktivitas seks, juga menampilkan adegan ingin berciuman bibir dan menampilkan gerakan tubuh yang erotis serta menampilkan kata-kata cabul.

Late Night Show adalah acara live (langsung) dan seharusnya mengikuti prosedur siaran langsung seperti yang dicantumkan pada P3-SPS Bab XXVI Pasal 47 terutama pada ayat (2) yaitu, “Lembaga penyiaran dalam memproduksi dan/atau menyiarkan berbagai program siaran dalam bentuk siaran langsung wajib tanggap melakukan langkah yang tepat dan cepat untuk menghindari tersiarkannya isi siaran yang tidak sesuai dengan ketentuan penggolongan siaran”. Namun bukannya tanggap yang di dapat, malah pelanggaran-pelanggaran tersebut terulang lagi selama acara berlangsung.

Seperti terlihat pada grafi k di atas pelanggaran bukan

hanya terjadi di awal acara namun berlanjut hingga acara hampir berakhir dan alhasil begitu banyak pelanggaran yang terjadi selama acara berlangsung

(Infografi s 2.6 Pelanggaran Late Night Show 13 Oktober 2014)

Dengan membawakan tema ayam kampus, konten dan erotisme begitu dekat sehingga persentasenya cenderung terlihat seimbang. Terlepas dari semua pelanggaran ini, kita tidak tahu siapa yang harus di salahkan. Apakah media yang bersalah karena menyajikan tayangan-tayangan tersebut? Apakah yang menjadi pemilik televisi? Apakah KPI yang kurang sigap dan tegas untuk mengambil sikap? Tapi yang terpenting adalah kita harus mengerti, seperti yang dikatakan Marshall McLuhan (Littlejohn dan Foss, 2011: 410). Menurutnya televisi mempengaruhi anda, terlepas dari program apa yang anda tonton. Jadi kita harus segera sadar dengan apa yang kita tonton, apa yang media sajikan sebelum kita terhipnotis, terbawa dan terseret kedalam alur yang salah. Perlu juga kita saling mengingatkan kepada keluarga kita terlebih lagi anak di bawah umur yang sangat penting untuk diawasi ketika mereka menonton, karena tayangan televisi yang rutin dan berkali- kali ditonton bisa mempengaruhi psikologis seseorang.

Antara Ada