• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mencuri “Hati Hati” Pemirsa Tri Prasetyo

Di era yang semakin canggih ini media informasi berkembang sangatlah pesat, yang mulanya informasi hanya dapat diperoleh melalui surat kabar kini informasi dapat diperoleh melalui radio, media internet dan media televisi. Televisi merupakan satu- satunya media yang dapat menampilkan tayangan audio visual yang dapat diakses oleh siapapun selama 24 jam, oleh karena itu si kotak ajaib ini menjadi media massa yang paling populer diseluruh kalangan usia tidak terkecuali oleh kalangan remaja. Televisi juga dapat dikatakan media yang paling dekat di kalangan anak-anak dan remaja.

Televisi adalah salah satu bentuk teknologi saat ini yang banyak digunakan oleh manusia. Televisi juga merupakan salah satu media komunikasi massa. Semua media massa umumnya mempunyai fungsi komunikasi massa yang sama.Televisi bukanlah barang mewah lagi karena sudah merupakan kebutuhan setiap orang. Rata-rata orang di dunia ini telah mempunyai televisi di rumahnya karena televisi dianggap dapat memuaskan kebutuhan penggunanya dalam menyampaikan informasi, edukasi dan hiburan karena memiliki audio dan visual yang dipadu-padankan. Orang-orang tidak puas dengan hanya mendengar suara saja, tetapi dengan kehadiran televisi orang-orang akan merasa lebih puas karena adanya suara dan gambar yang ditampilkan. Sebagai salah satu media elektronik, televisi mempunyai sifat-sifat khas yang dapat dijadikan sebagai kekuatan yang dimilikinya dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada masyarakat. Banyaknya televisi dengan berbagai macam harga dan tampilan yang semakin menarik disertai dengan beraneka ragam jenis tayangan membuat khalayak pada umumnya memiliki perangkat elektronik ini. Fungsi komunikasi massa ini sendiri dapat diperoleh dari teknologi yang sedang berkembang melalui media baik itu

media elektronik maupun cetak, seperti televisi, radio, surat kabar, komputer, majalah, handphone, dan sebagainya. Media tersebut merupakan media komunikasi massa yang sering dipakai oleh manusia sebagai pemenuhan kebutuhannya, sehingga media tersebut mulai dianggap menjadi bagian dari kebutuhan primer.

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa tayangan memiliki fungsi komunikasi massa. Fungsi dari komunikasi massa itu sendiri seperti dikemukakan oleh Effendy Ghazali (2004;54) yaitu untuk menyiarkan informasi (to inform), untuk mendidik (to educate), dan untuk menghibur (to entertain). Adapun fungsi lain terhadap fungsi komunikasi massa seperti mempengaruhi (to infl uence), membimbing (to guide), mengeritik (to criticize), dan lain-lain, hanya merupakan tambahan saja terhadap ketiga fungsi sebelumnya. Tapi kebanyakan program-program tv dan sinetron yang disajikan oleh stasiun televisi di indonesia lebih banyak untuk mempengaruhi para penontonnya. Karena para penonton atau

audience bisa saja mempraktekkan perilaku atau sikap-sikap yang kurang baik yang ada dalam sinetron Diam-Diam Suka seperti menghina, mem-bullying teman sekolah, karena anak-anak dan remaja masih amat rentan. Sinetron Diam-Diam Suka yang tayang setiap hari ini terlepas dari unsur mendidik dan membimbing dalam fungsi komunikasi massa itu sendiri karena sinetron ini hanya mengejar rating semata.

Memahami kekerasan tidak cukup dengan memahami defi nisinya saja. Hal yang terpenting untuk juga dipahami apa saja

yang dikategorikan sebagai tindak kekerasan, terutama kekerasan yang termasuk dalam sinetron Diam-Diam Suka yang tayang Di SCTV ini. Kekerasan merupakan sebuah ekspresi baik yang dilakukan secara fi sik ataupun secara verbal yang mencerminkan

pada tindakan agresi dan penyerangan pada kebebasan atau martabat seseorang yang dapat dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang. Tetapi sinetron ini lebih banyak melakukan pelanggaran terhadap kekerasan verbal, kekerasan yang dilakukan lewat kata-kata. Contohnya membentak, memaki, menghina, menjuluki, meneriaki, memfi tnah, menyebar gosip, menuduh,

menolak dengan kata-kata kasar, mempermalukan di depan umum dengan lisan yang bisa membuat psikis atau jiwa seseorang merasa dilecehkan dan dihina yang bisa berakibat fatal. Kekerasan verbal

inilah yang sering terjadi pada sinetron ini, adegan demi adegan dan segmen demi segmen tidak terlepas dari unsur menghina, mem-bullying dan kenakalan remaja yang diperankan oleh remaja–remaja yang diekploitasi oleh media yang hanya mengejar

rating tinggi. Sesuai apa yang dikemukakan Rusadi (2002:17-18) bahwa sebagai institusi kapitalis, media massa berusaha mencari keuntungan (profi t). Rusadi mengutip formula Karl Marx, yaitu : M-C-M (money-commodity-money) Apa yang dilakukan media, baik dengan membeli produk jadi maupun membeli produksi produk sendiri, kemudian dijual kepada khalayak, hasilnya untuk membeli produk lain lagi, tujuannya adalah memperoleh keuntungan yang artinya media membeli (mengeluarkan uang untuk memproduksi) isu, kemudian dijual kepada khalayak. Tujuannya untuk memperoleh rating khalayak dengan derajat tertentu.

Karena pada dasarnya media tidak memikirkan apa dan bagaimana efek yang ditimbulkan setelah anak-anak dan remaja menonton tayangan televisi seperti sinetron Diam-Diam Suka yang setiap hari tayang dan setiap hari pula anak-anak dan remaja di Indonesia akan didoktrin oleh hal-hal yang tidak sangat tidak mendidik karena pada sinetron-sinetron tersebut terjadi banyak pelanggaran baik itu dari kekerasan fi sik maupun non sik.

Apa itu Diam-Diam Suka ?

Diam Diam Suka sinetron remaja yang ditayangkan oleh stasiun TV swasta SCTV. Sinetron ini di sutradarai Rudi Aryanto dan tayang perdana pada tanggal 11 November 2013 yang di produksi Screenplay Productions yang tayang setiap hari senin – minggu pukul 18.15 WIB – 19.30 WIB.

Sinetron ini menceritakan sosok Sri (Febby Rastanty) yang digambarkan sebagai sosok cewek lugu, agak tomboi, cerdas, dan mandiri. Sarah (Rianti Cartwright) sebagai bude Sri, menyekolahkan gadis pindahan Yogyakarta itu ke sebuah sekolah swasta yang cukup ternama, satu sekolah dengan Naomi anak dari Sarah (Audi Marissa) atau sepupu Sri. Sejak awal masuk sekolah, Sri selalu menjadi bahan cemoohan lantaran penampilannya yang kampungan. Parahnya, Naomi mengakui kalau Sri adalah anak pembantu di rumahnya. Di sekolah ada geng penari bernama

The Johits alias jomblo ngehits, yaitu sekumpulan cewek sosialita sekolah yang paling ngehits, yang diketuai oleh Princess (Agatha Pricilla) yang diam-diam menyukai Dafa (Dimas Anggara)

Di sisi lain, Dafa dekat dengan Sri sehingga membuat Levin (Derby Romero), cowok keren di sekolah itu, mencemooh keduanya. Maklum, Levin adalah musuh bebuyutan Dafa dan selalu menganggap kalau Sri adalah biang kesialan. Apes bagi Sri karena selain Naomi dan Levin, Oma Naomi (Dini Vitri) yang super cerewet pun tidak menyukai kehadiran Sri. Namun Oma yang merupakan mertua Sarah tidak bisa berbuat apa-apa karena Alex (Surya Saputra), anak Oma, sudah berjanji pada Sarah bahwa Sri akan tinggal bersama mereka setelah menginjak usia 16 tahun. Sri tidak mengetahui kalau Sarah sesungguhnya adalah ibu kandungnya. Sementara ayah kandung Sri bernama Dirga (Boy Hamzah), pemilik perusahaan yang sekarang kini dijalankan oleh Alex. Dirga mengalami kecelakaan enam belas tahun yang lalu, setelah mobil yang ditumpanginya disabotase sehingga masuk jurang dan terbakar. Semua orang mengira kalau Dirga sudah meninggal. Padahal Dirga berhasil diselamatkan oleh warga Kampung Rawa yang terletak di daerah pinggiran Jakarta, dan dirawat selama hampir satu tahun lantaran mengalami koma. Begitu tersadar dari koma, Dirga berniat kembali pada Sarah, yang saat kecelakaan dulu baru saja melahirkan anak mereka, Asri Bunga Lestari.

Pada episode perdana sinetron ini ditayangkan sudah terjadi beberapa adegan yang melanggar Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) seperti saling mengejek, dan balapan mobil dan balapan motor yang bisa disebut sebagai kenakalan remaja dan sangat tidak mendidik untuk audience yang menonton sinetron ini.