• Tidak ada hasil yang ditemukan

Malam-Malam Ngobrolin Syur Ameilia Arista Putr

Media televisi merupakan media yang sudah banyak dijumpai di kalangan masyarakat. Tahun 2007, tercatat populasi pesawat televisi tidak kurang dari 40 juta unit, dengan pemirsa lebih dari 200 juta orang (Darmanto, 2010:47-48). Maka tidaklah heran apabila pertelevisian Indonesia masih dikuasai oleh stasiun televisi hiburan. Televisi pun juga sudah mulai berkembang sangat pesat, dari mulai teknik hingga program-program yang di tampilkan. Berbagai program yang fresh mulai bermunculan dari stasiun televisi satu dengan yang lainya. Target audience-nya adalah kalangan remaja hingga kalangan anak-anak dan orang tua. Program-program yang disajikan juga beraneka ragam, namun yang mengedukasi sudah sangat sedikit. Banyak stasiun televisi yang lebih mementingkan rating tinggi dibanding dengan mutu dan isi program itu sendiri.

Alih-alih ingin membuat program yang fresh, kini ada juga program-program televisi yang monoton dan sama dengan program televisi yang ditayangkan stasiun televisi lainya, karena saat satu stasiun televisi menayangkan suatu program dan mendapat rating yang terus menanjak, maka dengan sendirirnya akan ada stasiun televisi yang juga akan memiliki program serupa. Program yang kini di miliki hampir semua stasiun televisi ialah live music, yang pada awal penayangan nya program ini menghadirkan sejumlah band-band, penyanyi solo, girl band serta boy band, namun kini sedikit bergeser ke acara gosip. Program variety show saat ini juga sangatlah jauh dari kata edukasi dari mulai isi hingga tampilan acara. Program-program ini juga sering kita jumpai saat prime time.

Dalam buku teori komunikasi yang ditulis oleh Stephen W. Littlejohn dijelaskan bahwasanya dalam teori media disebutkan bahwa televisi mempengaruhi bagaimana kita berfi kir dan

merespon pada dunia. Dalam teori media klasik juga disebutkan bahwa televisi mempengaruhi anda terlepas dari apa yang anda tonton (Littlejohn , 2008:410). Teori Pengaruh menyebutkah bahwa

individu dapat mudah terpengaruh oleh pesan-pesan media karena media dianggap sangat juat dalam membentuk opini masyarakat (Littlejohn , 2008:423).

Peran orang tua disini tidak hanya penting namun sangat dibutuhkan bagi para remaja yang baru saja memulai masa pertumbuhanya. Televisi pun kini menjadi pemenuh kebutuhan sosial pada anak, dimana anak tumbuh dan berkembang didalamnya. Lebih lanjut televisi menjadi potensi paling besar dalam hal mempengaruhi pola pikir anak-anak. Karena hal itulah peran orang tua dalam mendampingi serta membimbing anak- anak sangatlah diperlukan. Apabila anak-anak dilepas dan tidak mendapatkan pengawasan secara intensif dari orang tua bisa jadi pengaruh-pengaruh buruk dari televisi dapat ditiru mereka yang belum mengerti baik dan buruknya isi siaran televisi.

Dalam buku Ketika Ibu Rumah Tangga Membaca Televisi (Darmanto, 2010: 53 - 54) dibahas bahwa variety show merupakan tayangan yang lazim ditemui pada stasiun televisi hiburan. Rentang kategori tayangan ini cukup beraneka ragam diantaranya kuis atau permainan, talkshow dengan materi ringan (misal: Bukan Empat Mata, showimah, Late Night Show, Ada-Ada Aja, Eksis, Mister Tukul Jalan-Jalan, SOS). Ada fakta mengejutkan ketika program

variety showhujan” surat teguran pada tahun 2009, setidaknya 32 surat teguran dilayangkan pada para penyelenggara stasiun televisi.

Jumlah Surat Himbauan/Teguran Pelanggaran UU Penyiaran* Stasiun TV Program Total

News Infotain- ment

Musik Film Reality show

Sinetron Religi Film/ Program anak Variety show Iklan RCTI 2 1 2 0 0 5 0 0 4 1 15 TRANS TV 1 1 0 2 3 1 0 0 5 0 13 SCTV 0 0 1 1 0 3 0 0 3 2 10 INDOSIAR 0 0 0 3 0 9 0 1 0 0 13 TPI 1 0 0 4 0 0 1 0 6 0 12 TRANS 7 1 0 0 0 0 0 1 5 0 0 7 ANTV 1 0 0 0 1 0 0 5 0 0 7 TVONE 3 0 0 0 0 1 0 0 0 1 5 METRO TV 4 0 0 0 0 0 0 0 0 2 6 GLOBAL TV 0 0 1 2 1 3 0 0 4 0 11

TVRI 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 TOTAL 13 2 4 12 4 22 2 2 32 6 99

(Tabel 2.1 Sumber : (KPI dalam Darmanto, 2009:58)

Dari tabel di atas membuktikan bahwa tayangan televisi dari tahun 2009 hingga saat ini sama sekali tidak memperlihatkan peningkatan kualitas program, namun hingga saat ini semakin banyak program yang tidak berkualitas dari mulai berita hingga iklan hampir memasukan beberapa unsur yang tidak layak untuk dimasukan ke dalam tayangan-tayangan televisi, seperti kekerasan

verbal dan nonverbal, pornografi , kekerasan seksual dan masih

banyak lagi.

Disetiap tayangan televisi seperti talkshow kini banyak unsur- unsur pornografi , dan adapula talkshow yang memang dari awal

membahas tentang pornografi . Para artis yang muncul di televisi

itu telah ter eksploitasi tubuhnya kepada publik, terlebih lagi karena adanya tuntutan pekerjaan dan resiko yang harus mereka tanggung. Lebih parahnya lagi unsur-unsur seperti itu telah menjamur ke hampir semua tayangan infotainment, yang ditayangkan pagi, siang, sore, dan malam. Para presenternya pun berlomba-lomba menyajikan nilai erotis mereka lewat cara berpakaian. Memang hampir seluruh televisi sudah jauh mengabaikan tanggung jawab mereka sebagai media. Bukan hanya dari masalah berpakaian, unsur-unsur pornografi juga datang dari cara para artis beradegan

dilayar kaca, mereka tidak malu-malu bergoyang erotis atau berpeluk-pelukan dan mencium satu sama lain, selain itu pula ada perkataan-perkataan yang mengandung unsur pornografi .

Talkshow yang akan kita bahas kali ialah “Late Night Show”

yang ada di TransTV yang tayang pada tanggal 8 oktober 2014 kemarin dengan tema “Khusus Pria Dewasa”, dengan bintang tamu Agung Hercules dan Amanda Choes, mendatangkan dokter ahli dalam seksualitas dan psikolog, Dr. Boyke dan Psikolog Zoya. Seperti yang itu sudah diketahui memang talkshow masuk klasifi kasi dewasa sehingga topik obrolan sering sekali mengangkat

tema yang berbau pornografi .

Segmen pertama dalam talkshow ini menampilkan Melki dan Sinyorita yang beradegan sebagai suami istri yang suaminya akan berangkat bekerja, namun sebelum pergi mereka mengobrolkan

kalau tadi malam telah melakukan hubungan suami istri, dengan bahasa-bahasa yang sedikit ambigu dan menjurus ke obrolan nakal. Kemudian munculah host dari Late Night Show yaitu Raffi Ahmad

dan Ayu Dewi yang mulai membahas obrolan dewasa khususnya tentang seks, dan juga membicarakan pakaian dalam wanita. Setelah berbincang-binacang, selanjutnya dipanggilah bintang tamu Agung Hercules dan Amanda Choes. Yang lebih ekstreme

lagi bintang tamu disuruh untuk bergoyang. Amanda Cheos bergoyang sangat sexy di depan para penonton, dikarenakan baju yang dipakai Amanda sangatlah ketat dan tipis jadi terlihat semua lekuk tubuhnya. Saat Amanda bergoyang Agung Hercules dan juga Aden “Bajaj” dari awal hingga akhir, mereka melihat adegan tersebut dengan penuh nafsu.

Semua program yang ditayangkan memang terbungkus untuk hiburan, terlepas itu setting-an atau bukan konten itu menambah kesan pornografi dalam tayangan talkshow tersebut. Tak hanya

adegan tarian erotis yang ditunjukan, ada pula topik yang membahas arti kata “Malam Jumat” yang berarti “makin dalam jempalitan nikmat”. Setelah itu, Amanda diminta untuk bergoyang lagi, namun Amanda menolak dengan alasan kalau nanti dirinya goyang lagi, hal ini akan membuat Raffi tidak akan kuat.

Semakin lama pembahasan semakin menjerumus ke arah yang lebih jauh, hingga didatangkan Dr. Boyke dan Psikolog Zoya untuk membahas seks lebih jauh lagi. Baru awal Dr. Boyke datang sudah langsung membahas masalah ejakulasi dini, dan cara memperbesar alat vital. Pembahasan berlanjut lebih jauh pada pembesaran alat vital, yang ditanyakan oleh Aden “Bajaj”, Dr. Boyke menjelaskan bahwa hasil dari memperbesar alat vital itu akan loyo dan “Ereksi” menjadi tidak ada. Ayu Dewi pun menimpali dengan guyonan, apabila alat vital diperbesar maka bentuknya akan beraneka ragam, yang itu bersifat ambigu. Ada beberapa guyonan seperti, apabila para pria memperbesar alat vital nya maka akan mudah patah karena terlalu besar. Pada obrolan tersebut tidak bisa di sensor dikarenakan tayangan itu berbentuk siaran langsung sehingga disitu sangat jelas bla-blakan membicarakan masalah seks oleh narasumber.

menanyakan gairah dalam seks kepada Zoya selaku psikolog. Zoya mengatakan juga bahwa laki-laki itu punya dua otak yaitu otak atas ialah otak asli para pria dan otak bawah adalah “penis” para pria. Di talkshow Late Night Show juga menghadirkan narasumber bayangan, disini ia mengaku sebagai pria yang sudah bercerai dengan istrinya karena tidak cocok secara lahir dan batin. Semua pembahasan yang ada di talkshow Late Night Show

memang sebenarnya dapat juga menjadi pembelajaran seks untuk masyarakat, namun terkadang bahasa yang digunakan terlalu

vulgar dan ambigu sehingga pada akhirnya justru menjadi obrolan seks yang tidak mengedukasi.

Padahal sudah jelas pada undang-undang pornografi

dijelaskan pada pasal 4 bahwa setiap orang dilarang memproduksi, mengeksplor, menawarkan, memperjualbelikan, menyewakan atau menyediakan pornografi yang secara eksplisit memuat

persenggamaan, termasuk persenggamaan yang menyimpang kekerasan seksual, masturbasi atau onani, ketelanjangan atau tampilan yang mengesankan ketelanjangan, alat kemalin atau pornografi anak. Hal tersebut juga melanggar Pedoman Perilaku

Penyiaran dan Standar Program Siaran (PPP-SPS) Pasal 17 yang menyebutkan bahwa program siaran dilarang mengeksploitasi bagian-bagian tubuh yang bisa mengakibatkan birahi seperti paha, pantat, payudara, atau alat kelamin serta adegan gerakan tubuh atau tarian yang dapat membangkitkan gairah seks, khususnya bagian dada, perut, pinggul, atau pantat.

Dalam undang-undang terdapat pasal yang mengatur tentang penyiaran yang berbau seksual seperti ditulis dalam peraturan KPI tentang Standar Program Siaran bab III yang berisi beberapa dasar dari standar program siaran yang pada poin 9 mengatur tentang muatan seksualitas. Selanjutnya yang kedua peraturan KPI tentang Pedoman Perilaku Penyiaran bab XII Program Siaran Bermuatan Seksual Pasal 16 yang berisikan lembaga penyiaran wajib tunduk pada ketentuan pelanggaran dan atau pembatasan program siaran bermuatan seksual.

Selanjutnya peraturan dari KPI tentang Standar Program Siaran bab XII Pelarangan Dan Pembatasan Seksualitas Bagian Pertama Pelarangan Adegan Seksual Pasal 18 yang berisikan

tentang larangan dalam program siaran yang memuat adegan seksual yang ada pada nomor 9 berisi tidak boleh menampilkan gerakan tubuh dan atau tarian erotis, pada nomor 10 yang berisi tidak boleh mengesankan ketelanjangan, serta pada nomor 12 tidak boleh menggunalkan kata-kata cabul. Namun pada kenyataannya dalam talkshow Late Night Show sering sekali menggunakan kata- kata kurang sopan terlebih lagi bintang tamu yang undang juga menggunakan pakaian yang ketat, mini serta terbuka.

(Infografi s 2.5 Presentase pelanggaran Konten Berbau Pornogra

Dalam Talkshow Late Night Show, 8 oktober 2014)

Seharusnya media bisa lebih kritis lagi dalam membuat program, sesuaikan jam tayang dan target audience. Pertelevisian Indonesia seharusnya lebih dapat berkembang lebih baik lagi, namun kembali lagi ke topik bahasan di awal bahwasanya sampai saat ini program-program yang ada masih saja mementingkan

rating dari pada mutu dan kualitas isi dari sebuah program. Keadaan ini yang juga berdampak buruk bagi para penikmat televisi. Banyak nya kriminalitas saat ini juga salah satu dampak dari tayangan yang tidak mendidik, dan tayangan yang berbau pornografi pun berdampak buruk bagi remaja saat ini, mulai dari

cara berpakaian hingga bersikap. Banyak pula kasus pemerkosaan atau semacam nya yang bermunculan, itu juga salah satu dampak negatif dari program televisi yang mengandung unsur pornografi .

Tidak hanya media yang harus kritis, namun juga dari orang tua harus mendampingi serta memberikan pengertian kepada anak- anak nya tentang sesuatu hal yang baru.

Malam Tanpa Kontrol