• Tidak ada hasil yang ditemukan

5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

Metode yang dianjurkan untuk aborsi induksi Aspi-

rasi vakum

4 4 4 4 4 4 4 4 Rujuk perempuan/pasien dalam masa

pertengahan dan akhir trimester 2 ke rumah sakit dengan fasilitas bedah dan gawat darurat yang lengkap untuk perawatan

Mifep ristone dan misopr ostol 4 4 4 4 4 Dalam penyelidikan Misopr ostol saja 4 4 4 4 4 Dalam penyelidikan

Metode yang dianjurkan untuk perawatan pasca aborsi (PAC) Aspi-

rasi vak um

4 4 4 4 4 4 4 4 Rujuk perempuan/pasien dengan aborsi yang

tidak lengkap dalam masa pertengahan dan akhir trisemester 2 ke rumah sakit dengan fasilitas operasi dan gawat darurat yang lengkap untuk perawatan

Misop rostol saja

4 4 4 4 4 4 4 4

Diadaptasi dari: Safe abortion: technical and policy guidance for health systems, WHO, Geneva 2003

untuk terus mengikuti perkembangan pasien, karena ada risiko kecil terjadi infeksi atau pendarahan. Pastikan pasien tersebut mempunyai akses ke fasilitas gawat darurat selama perawatan mereka. Jika pasien membutuhkan perawatan yang melebihi kemampuan fasilitas dimana ia dirawat, maka stabilkan kondisinya sebelum ia dipindahkan ke layanan rujukan yang lebih tinggi.

3.9 Konseling setelah prosedur

aborsi dan tindak lanjut

Pasien harus diberikan petunjuk mengenai bagaimana merawat diri mereka sendiri setelah aborsi. Penyedia layanan harus menjelaskan tanda-tanda pemulihan yang normal dan serta gejala komplikasi yang mungkin terjadi dan memerlukan perhatian langsung. Mereka juga harus memberikan informasi yang lengkap mengenai kontrasepsi setelah aborsi dan perlindungan dari IMS. Kunjungan ulang harus dijadwalkan untuk 10 hingga 14 hari kemudian.

Kontrasepsi setelah aborsi

Kurangnya akses ke layanan keluarga berencana yang memadai merupakan faktor utama dalam persoalan aborsi yang tidak aman. Sebaliknya, kehamilan yang tidak diinginkan dan, dalam banyak kasus, aborsi yang tidak aman merupakan indikator utama dari tidak dipenuhinya kebutuhan akan layanan keluarga berencana yang efektif dan aman. Tingkat penggunaan kontrasepsi dan kesinambungan adalah cukup tinggi ketika layanan KB ditawarkan di tempat perawatan awal. Pastikan bahwa semua staf yang memberikan perawatan pasca aborsi memahami bagaimana memberi konsultasi dan metode-metode KB.

Paling sedikit, semua perempuan yang menerima perawatan aborsi harus memahami bahwa:

• Ovulasi dapat terjadi 10 hari setelah

aborsi, sehingga dapat mengakibatkan kehamilan bahkan sebelum mens kembali;

• Kontrasepsi, termasuk IUD atau metode

hormonal, dapat segera dimulai setelah pengosongan uterus;

• Hubungan seksual harus dihindari selama

beberapa hari setelah pendarahan berhenti untuk menghindari risiko infeksi. (Lihat Bab 5: Keluarga Berencana untuk

pembahasan yang lebih rinci mengenai layanan keluarga berencana.)

3.10 Integrasi layanan

Penyedia layanan harus mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan kesehatan reproduksi lain setiap perempuan dan merujuknya atau memberikannya informasi mengenai layanan yang relevan, seperti penanganan infeksi saluran reproduksi (lihat Bab 9: Infeksi Menular Seksual) atau perawatan pasca-perkosaan (lihat Bab 2: PPAM dan Bab 8: Kekerasaan Berbasis-Gender)

4 HAK ASASI MANUSIA DAN ISU

HUKUM

Kurangnya akses ke perawatan aborsi yang komprehensif bagi orang-orang terkena dampak krisis adalah pelanggaran hak atas kesetaraan dan perlindungan mereka, sebagaimana dicantumkan dalam undang- undang hak asasi manusia internasional. Pernyataan berikut dari Konferensi International Mengenai Kependudukan dan Pembangunan (ICPD) mendasari panduan dalam bab ini: “Semua pemerintahan dan organisasi- organisasi antar-pemerintah dan non- pemerintah dihimbau untuk memperkuat komitmen mereka terhadap kesehatan perempuan, untuk mengatasi dampak

kesehatan dari aborsi yang tidak aman sebagai masalah kesehatan masyarakat yang besar serta mengurangi kebutuhan aborsi melalui layanan KB yang ditingkatkan dan diperluas

jangkauannya. Pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan harus selalu menjadi prioritas utama dan setiap upaya harus dilakukan untuk menghilangkan kebutuhan akan aborsi. Perempuan yang mengalami kehamilan yang tidak diinginkan harus mempunyai akses ke informasi yang terpercaya dan konseling yang berpihak padanya… Dimana aborsi tidak melanggar hukum, maka aborsi tersebut harus aman. Bagaimanapun, dalam semua kasus, perempuan harus memiliki akses ke layanan yang berkualitas untuk mengatasi komplikasi yang timbul akibat aborsi.”

Program Aksi ICPD, paragraf 8.25, Kairo, 1994, Menghormati, melindungi dan memenuhi hak asasi manusia yang berkaitan dengan aborsi meliputi:

• Mengambil langkah positif untuk

mengurangi kematian maternal, yang mungkin disebabkan aborsi yang tidak aman;

• Memastikan bahwa negara memberikan

informasi untuk membantu kaum perempuan mencegah kehamilan yang tidak diinginkan;

• Menyediakan layanan aborsi yang aman

(dalam situasi dimana aborsi legal);

• Menghapus hukuman bagi perempuan

yang melakukan aborsi, karena

kriminalisasi aborsi membuat perempuan mencari prosedur yang tidak aman dengan risiko yang dapat mengancam jiwa dan kesehatan mereka.

Berikut adalah kondisi dimana pelanggaran hak asasi manusia terjadi:

• Memaksa perempuan untuk menjalani

kehamilan yang tidak diinginkan atau yang tidak wajar sehingga membuatnya menderita secara mental (terutama dalam kasus pemerkosaan dan incest).

• Menolak memberi perawatan medis

kepada perempuan yang mengalami komplikasi dari aborsi yang tidak aman kecuali kalau ia memberi informasi

tentang orang yang telah melakukan aborsi tidak aman tersebut.

• Undang-undang yang mengharuskan

penyedia layanan melaporkan perempuan yang telah melakukan aborsi atau

membutuhkan perawatan karena aborsi yang tidak aman adalah pelanggaran terhadap hak privasi perempuan tersebut.

• Kurangnya kerahasiaan dalam sistem

kesehatan atau keharusan adanya persetujuan pihak ketiga terhadap prosedur aborsi dapat menghalangi kaum perempuan dalam mencari layanan kesehatan.

• Memaksa perempuan (dari etnis minoritas

atau perempuan cacat) untuk menjalankan aborsi adalah tindakan diskriminasi.

• Kehamilan yang dipaksakan merupakan

pelanggaran hak asasi manusia. Dan pada situasi tertentu merupakan kejahatan perang.

4.1 Tantangan dan kesempatan

Manager program kesehatan reproduksi dan penyedia layanan dapat menghadapi keputusan sulit atau dilema mengenai aborsi. Mereka menyadari bahwa kemampuan mereka untuk memberikan perawatan aborsi yang komprehensif dibatasi oleh peraturan nasional, norma sosial dan budaya atau pemahaman medis yang salah.

Sebagai contoh, bahkan di tempat dimana aborsi dilegalkan, aborsi yang aman mungkin sulit untuk diakses karena terdapat syarat tambahan berkenaan dengan persetujuan dan konseling, dan biasanya negara memberi batasan mengenai waktu diperbolehkan melakukan aborsi. Tantangan lain adalah perilaku yang menghakimi atau sikap yang mengecilkan hati dari penyedia layanan, kurangnya kapasitas layanan untuk memenuhi kebutuhan atau layanan yang tidak merata atau berkualitas buruk. Selain itu, kaum perempuan sendiri mungkin tidak menyadari tersedianya layanan aborsi atau hak mereka untuk mengaksesnya dalam kerangka hukum.

Sebagai manajer program kesehatan reproduksi atau penyedia layanan, anda kemungkinan besar akan dihadapkan pada tantangan-tantangan seperti ini. Anda harus menyadari posisi

organisasi/lembaga anda dalam masalah ini serta melibatkannya sebagai bagian dari analisis situasi dan langkah kedepan Anda.

Latih dan lengkapi semua penyedia layanan kesehatan reproduksi agar dapat memberikan informasi dan layanan aborsi komprehensif atau rujukan ke layanan aborsi yang legal dan aman dalam kerangka hukum. Penting bagi petugas kesehatan reproduksi, manajer program dan penyedia layanan untuk memahami dengan jelas apa yang diperbolehkan oleh hukum di negara tempat mereka bekerja. Upaya oleh para pembuat kebijakan harus diarahkan untuk mengatasi hambatan administratif dari peraturan- peraturan yang membatasi aborsi yang aman dan perawatan pasca aborsi.

Ketika menghadapi situasi yang sulit, prioritas pertama anda adalah apa yang terbaik buat klien, utamakan keselamatan dan kesehatannya. Tentunya penting juga untuk mempertimbangkan keselamatan anda dan rekan kerja anda. Kemudian, anda dapat:

• Membahas pilihan-pilihan yang ada

dengan klien anda (misalnya, jika anda tidak dapat memberikan metode aborsi tertentu, anda dapat menginformasikan dimana ia bisa mendapatkannya);

• Menggali kaitan dan rujukan ke organisasi

lokal yang mungkin dapat membantu klien anda ;

• Dengan menghargai kerahasiaan klien

anda, lakukan identifikasi dengan rekan kerja dan penyedia layanan kesehatan reproduksi lainnya mengenai bagaimana menghindari dan mengatasi masalah seperti ini di masa datang;

• Membahas masalah ini dalam rapat

koordinasi kesehatan;

• Diskusikan dengan supervisor anda.

5 MONITORING

Terus lakukan monitoring dan evaluasi terhadap layanan aborsi yang aman dan perawatan pasca aborsi. Lakukan penilaian terhadap tingkat penggunaan layanan ini dan peninjauan terhadap catatan klien, ketersediaan dan penggunaan peralatan dan supply yang sesuai serta indikator- indikator khusus tentang kualitas perawatan. Identifikasi perubahan atau persoalan yang terjadi, dan berikan umpan balik kepada staf dan ikut mengoreksi masalah apapun yang teridentifikasi.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai pemantauan lihat Bab 3: Assessment, Pemantauan dan Evaluasi.