• Tidak ada hasil yang ditemukan

14: Pendekatan Sistem Kesehatan, hal. 61). Untuk informasi lebih rinci mengenai data assessment, lihat:

3.1.5 Bagaimana menganalisa,

menggunakan dan

mendesiminasikan hasil

assessment?

Hasil assessment harus sespesifik mungkin agar dapat membuat keputusan yang tepat waktu mengenai intervensi yang harus dilakukan. Hasil-hasil ini secara jelas memprioritaskan kebutuhan-kebutuhan dan mengidentifikasi kesempatan-kesempatan dalam masing-masing unit pembangun sistem kesehatan (lihat Kotak 14, hal. 61). Hasilnya harus menawarkan masukan-masukan mengenai bagaimana memastikan intervensi PPAM dapat berkelanjutan dan membantu dalam merencanakan penambahan komponen- komponen layanan kesehatan reproduksi komprehensif.

Salinan laporan akhir diinformasikan dengan semua organisasi yang terlibat dalam respon bencana, termasuk Kementrian Kesehatan melalui mekanisme koordinasi sektor / cluster kesehatan. Komunikasikan juga hasil temuan- temuan dan keputusan kepada masyarakat.

3.2 Monitoring

Monitoring adalah pengumpulan, pelaporan maupun analisa data secara teratur dan bersinambungan selama durasi pelaksanaan program dan merupakan bagian sangat penting dari setiap program kesehatan reproduksi.

Monitoring mencakup diseminasi hasil-hasil secara tepat waktu sehingga tindakan dapat diambil.

3.2.1 Kapan melakukan monitoring?

Sistem informasi yang sederhana dan rutin yang mengumpulkan data kesehatan reproduksi minimum diperlukan sejak permulaan respon bencana hingga

pelaksanaan PPAM (lihat Bab 2). Ketika respon berkembang dan lebih banyak komponen layanan kesehatan reproduksi diperkenalkan, kebutuhan monitoring program-program kesehatan reproduksi harus disesuaikan untuk mencerminkan perubahan kebutuhan- kebutuhan atas komponen-komponen yang direncanakan, diatur dan dilaksanakan, Data kesehatan dapat dikumpulkan sebagai bagian dari sistem informasi kesehatan nasional (SIK) yang ada. Bila sistem ini tidak ada atau tidak berjalan karena krisis, maka

Bab 4: Kesehatan Reproduksi Remaja hal. 97

Bab 5: Keluarga Berencana hal. 111

Bab 6: Kesehatan Maternal dan Neonatal hal. 139

Bab 7: Perawatan Abortus Yang komprehensif hal. 163

Bab 8: Kekerasan berbasis Gender hal. 177

Bab 9: Infeksi Menular Seksual hal. 191

sektor / cluster kesehatan akan melaksanakan suatu sistem monitoring darurat untuk

membantu pengelolaan dan koordinasi program. Monitoring berkala di dalam sistem tersebut (mis. harian, mingguan atau bulanan) bergantung pada perkembangan respon bencana dan kebutuhan masing-masing organisasi. Setidaknya, data bulanan harus tersedia untuk menginformasikan keputusan- keputusan penyusunan program secara reguler.

3.2.2 Alat bantu apakah yang

digunakan untuk monitoring?

Sangat penting untuk memiliki alat bantu dan metode pengumpulan yang digunakan oleh semua mitra kesehatan untuk

memastikan bahwa data yang dihasilkan telah terstandarisasi dan memiliki kualitas yang baik. Saat digunakan dalam cara yang sistematik dan terkoordinasi oleh semua mitra, sumber- sumber daya ini membantu memastikan bahwa data dikumpulkan hingga tingkat kerincian yang sama dan dapat diperbandingkan di seluruh lokasi.

Data kesehatan reproduksi rutin harus dikumpulkan dari kombinasi sumber-sumber fasilitas kesehatan dan masyarakat sebagai bagian dari Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang lebih luas. Sumber-sumber data rutin mencakup:

• Rekam medis pasien perorangan dan kartu-

kartu (seperti partograf, kartu antenatal, kartu keluarga berencana);

• Register harian dan lembar perhitungan

jumlah (seperti register kelahiran, lembar perhitungan jumlah antenatal);

• Formulir laboratorium (seperti tes HIV atau

hasil skrining sifilis);

• Formulir kajian kematian ibu (lihat Kotak 18); • Laporan tenaga kesehatan berbasis

masyarakat/bidan

• Formulir pelaporan mingguan dan/atau

bulanan.

Daftar alat bantu di atas bukan daftar lengkap. Sumber-sumber data dan metode lain untuk pelaporan rutin (misalnya pengawasan sentinel*) mungkin perlu juga dipertahankan di samping SIK, menurut kebutuhan masing- masing program dan/atau lembaga. Di beberapa kondisi, survei berbasis populasi dapat juga digunakan sebagai alat bantu yang efektif untuk memandu penyelenggaraan program. Bila diulangi dari waktu ke waktu, alat ini dapat merupakan sumber data monitoring kesehatan reproduksi yang berguna.

3.2.3 Data apa yang diperlukan

untuk monitoring?

Data yang diperlukan untuk memonitor suatu program kesehatan reproduksi ditentukan oleh pemilihan indikator-indikator yang akan digunakan untuk memonitor perkembangan program ke arah pencapaian seperangkat tujuan. Lihat Kotak 17 untuk definisi dan masalah yang harus dipertimbangkan ketika memilih dan menggunakan indikator-indikator kesehatan reproduksi.

Bab 4 hingga 10 merekomendasikan indikator-indikator kunci yang digunakan untuk memonitor setiap komponen program kesehatan reproduksi komprehensif (lihat tabel pada halaman 66). Ringkasan dari setiap indikator termasuk rumusan, unit pernyataan dan standar yang terkait diberikan dalam Lampiran 1B, halaman 76.

Alat bantu khusus untuk memonitor program kesehatan reproduksi adalah kajian kematian ibu (Lihat Kotak 18) atau kajian “nyaris mati” (near miss)”. Kajian kematian ibu dan kajian nyaris mati sangat penting dalam program- program kesehatan maternal dan neonatal untuk mempromosikan dan memonitor perubahan dalam penyelenggaraan layanan

* ‘Pengawasan sentinel’ merupakan metode pemantauan yang menggunakan indikator pengganti untuk permasalahan kesehatan masyarakat, memungkinkan melakukan perkiraan besarnya permasalahan di dalam populasi umum. Contohnya, prevalensi HIV pada perempuan yang mendatangi layanan perawatan antenatal digunakan sebagai indicator yang mewakili prevalensi HIV di seluruh populasi.

Kotak 17: Memilih dan Menggunakan Indikator Kesehatan reproduksi

Indikator didefinisikan sebagai variabel yang dapat dimonitor dari waktu ke waktu untuk melacak perkembangan ke arah pencapaian tujuan. Contohnya: “cakupan perawatan antenatal”.

Tujuan adalah titik akhir yang ingin dicapai di akhir pelaksanaan program. Contohnya: Faktor risiko kebidanan dideteksi dan ditangani di awal kehamilan.

Setiap indikator harus diberikan standar yang sesuai untuk menetapkan tingkat pencapaian minimum yang dapat diterima. Contohnya: 90% perempuan melakukan empat atau lebih kunjungan ANC selama kehamilan.

Jika program-program kesehatan reproduksi yang dilaksanakan oleh pelaku-pelaku yang berbeda tidak menggunakan indikator yang sama, maka mereka tidak terstandarisasi, demikian pula informasi kesehatan yang dihasilkan. Konsekuensinya, data yang dihasilkan oleh program- program kesehatan yang tidak terstandarisasi bisa jadi tidak lengkap, tidak dapat digabungkan dan tidak cocok untuk monitoring situasi.

Proses pemilihan indikator tidaklah mudah. Setiap indikator harus secara teknis sahih, sederhana dan dapat diukur. Selain itu, pengembangan dari PPAM ke layanan kesehatan reproduksi

komprehensif di dalam suatu negara akan membuka bidang-bidang baru untuk monitoring dan pelaksanaan yang harus selalu pertimbangkan. Oleh karena itu, direkomendasikan bahwa setiap indikator harus memenuhi kriteria SMART yaitu harus:

S pesific (khusus) [apa dan siapa] Measurable (dapat diukur) Appropriate (sesuai) Realistic [dapat dicapai] Time bound (terikat waktu)

Berbagai macam indikator yang dipilih untuk monitoring harus juga sesuai untuk mengukur tujuan program pada seluruh tahapan siklus proyek. Misalnya:

Indikator keluaran/output (atau proses) mengukur aksi atau tindakan yang diperlukan untuk pelaksanaan program yang terkait dengan berbagai kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Contohnya: jumlah bidan yang dilatih tentang protokol ANC.

Indikator hasil/outcome (atau kinerja) mengukur perubahan yang dihasilkan dari kegiatan- kegiatan program, seperti perubahan dalam pengetahuan, sikap dan perilaku, atau dalam ketersediaan layanan. Contohnya: jumlah perempuan yang menerima setidaknya dua dosis Tetanus Toksoid (TT) sebelum persalinan.

Indikator tujuan/impact (atau dampak) mengukur perubahan dalam kesakitan dan kematian yang diharapkan dihasilkan dari kegiatan-kegiatan program. Contohnya: Insiden tetanus pada bayi baru lahir

Bab 4: Kesehatan Reproduksi Remaja hal. 110

Bab 5: Keluarga Berencana hal. 137

Bab 6: Kesehatan maternal dan neonatal hal. 155

Bab 7: Perawatan Abortus Komprehensif hal. 173

Bab 8: Kekerasan Berbasis Gender hal. 189

Bab 9: Infeksi Menular Seksual hal. 207

Bab 10: HIV hal. 225