• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kotak 18: Kajian Kematian Ibu

Kajian kematian ibu memberikan kesempatan yang langka bagi staf kesehatan dan anggota masyarakat untuk belajar dari kejadian tragis – yang seringkali dapat dicegah. Kajian kematian ibu dapat membantu mengidentifikasikan kesenjangan dalam layanan, kesenjangan dalam pengetahuan (baik dari sisi penyedia layanan kesehatan maupun sisi masyarakat) dan perlunya meningkatkan prosedur rujukan untuk komplikasi kebidanan. Penting untuk melibatkan

berbagai orang (anggota keluarga, dukun bayi, bidan terlatih, dokter, koordinator, para pimpinan masyarakat, dsb) dalam proses pengkajian kematian ibu, dengan mengabaikan apakah kematian terjadi di lingkungan masyarakat atau di fasilitas kesehatan.

Hal-hal yang perlu diselidiki mencakup:

• Waktu permulaan timbulnya penyakit yang mengancam jiwa • Waktu dikenalinya permasalahan dan waktu kematian • Ketepatan waktu tindakan

• Akses ke layanan/perawatan, atau logistik dari rujukan • Kualitas perawatan medis sampai dengan kematian

Otopsi verbal –yang telah digunakan dalam situasi pengungsi eksternal tertentu– telah terbukti relatif berhasil saat rekam medis tidak tersedia.

Lampiran 4 memberikan contoh formulir penyelidikan kematian ibu dan petunjuk penggunaannya.

dan untuk mengadvokasi langkah-langkah dalam rangka mencegah komplikasi dan kematian. (lihat Bab 6: Kesehatan Maternal dan Neonatal).

3.2.4 Siapa yang bertanggungjawab

untuk monitoring?

Perawat, bidan dan penyedia layanan kesehatan reproduksi lainnya yang bekerja di fasilitas kesehatan bertanggungjawab untuk pengumpulan dan pelaporan rutin data layanan. Selain itu, staf kesehatan

berbasis masyarakat harus juga terlibat dalam pengumpulan data di tingkat

masyarakat. Untuk memastikan bahwa data dapat diperbandingkan pada program- program yang berbeda, semua staf tersebut harus menerima pelatihan yang memadai mengenai penggunaan dan aplikasi alat bantu pengumpulan data secara tepat di lapangan. Supervisor klinik ditunjuk untuk

bertanggungjawab atas rekapitulasi laporan mingguan atau bulanan. Laporan ini pada gilirannya dikirimkan kepada manajer

kesehatan reproduksi atau manajer program kesehatan untuk dimasukkan ke komputer untuk dianalisa.

3.2.5 Bagaimana menganalisa,

menggunakan dan mendesiminaikan

hasil monitoring

Analisa data layanan kesehatan dan data berbasis populasi yang dikumpulkan secara rutin penting untuk monitoring kinerja dan kualitas penyelenggaraan layanan kesehatan dan dalam mengidentifikasi perubahan- perubahan pada status kesehatan populasi yang terdampak.

Di tingkat fasilitas, statistik dapat dianalisa secara manual dengan memasang hasil-hasil pada bagan yang menunjukkan penggunaan statistik di area penerimaan pasien klinik. Di tingkat organisasi dan sektor/cluster kesehatan, cara pengelolaan data yang lebih efisien diperlukan untuk memastikan bahwa hasil-hasil dianalisa, didesiminasikan dan digunakan dengan cara yang tepat waktu dan efektif. Lembar kerja computer sederhana atau software database berguna untuk

membantu mengelola volume data yang besar dari waktu ke waktu dan pada lokasi yang berbeda-beda.

Penggunaan data dan umpan balik hasil merupakan hal utama untuk memastikan bahwa informasi diterjemahkan ke dalam praktik kesehatan masyarakat dan

peningkatan yang dapat diukur dalam status kesehatan reproduksi penduduk. Seringkali para manajer di tingkat yang lebih rendah diwajibkan melaporkan jumlah data yang sangat banyak kepada tingkat yang lebih tinggi, tetapi mereka amat jarang menerima umpan balik apapun. Pada saat yang sama, informasi berlimpah di tingkat yang lebih tinggi adalah sedemikian rupa sehingga pada praktiknya data tersebut jarang digunakan secara efektif. Para manajer program kesehatan reproduksi harus memberikan

umpan balik secara rutin kepada para stafnya dan juga mendiskusikan temuan-temuan utama serta rekomendasi untuk program kesehatan reproduksi, berdasarkan hasil terakhir pada rapat koordinasi sektor/cluster kesehatan. Bila dianggap tepat, jadikan kesehatan reproduksi tersedia bagi penduduk yang dilayani oleh fasilitas kesehatan.

3.3 Evaluasi

Tujuan evaluasi adalah untuk menganalisa efisiensi dan efektivitas program. Evaluasi membandingkan kegiatan program dan layanan (keluaran/output) dengan manfaat (hasil/outcome) dan dampak kesehatan masyarakat serta membantu para petugas kesehatan reproduksi untuk menentukan hal- hal tsb memenuhi tujuan yang telah ditetapkan.

3.3.1 Kapankah waktu untuk

mengevaluasi?

Adalah penting untuk menjadwalkan dan merencanakan evaluasi sejak permulaan pelaksanaan program. Evaluasi berlangsung disepanjang waktu proyek, bukan hanya di akhir proyek, dan dijadwalkan menurut tahapan pelaksanaan proyek dan kebutuhan organisasi.

3.3.2 Apa alat bantu untuk evaluasi?

Evaluasi menggunakan metode-metode assessment sistematik dan mengukur baik aspek kualitatif maupun kuantitatif dari

penyelenggaraan layanan. Evaluasi dapat juga menggunakan metode yang serupa dengan yang digunakan pada assessment (lihat 3.1.1). Wawancara informan kunci dengan pimpinan atau anggota masyarakat yang terdampak dapat mengumpulkan data untuk mengevaluasi kualitas program dan penerimaan masyarakat terhadap program.

Evaluasi terhadap kualitas atau akses ke layanan mencakup kajian terhadap dokumen- dokumen operasional (seperti laporan lokasi, laporan perjalanan, laporan supervisi, catatan pelatihan) dan daftar-periksa untuk layanan

kesehatan kualitatif. Pengkajian data yang dikumpulkan dari sistem monitoring juga harus dilihat sebagai bagian dari proses evaluasi. Data berbasis populasi dapat dikumpulkan untuk melengkapi dan/atau memvalidasi data yang dikumpulkan secara rutin.

3.3.3 Data apa yang diperlukan

untuk evaluasi?

Adalah penting untuk menetapkan secara jelas tujuan setiap evaluasi dan secara jelas menetapkan pertanyan-pertanyaan yang harus dijawab oleh evaluasi. Pertanyaan-pertanyaan lazim yang harus dipertimbangkan dalam mengevaluasi keluaran proyek dan proyek itu sendiri adalah:

• Apa yang telah kita lakukan? • Apa yang telah kita capai?

• Apakah kita mencapai apa yang diinginkan? • Apa yang dapat kita pelajari?

• Apa lagi yang dibutuhkan?

3.3.4 Siapa yang bertanggungjawab

untuk evaluasi?

Evaluasi harus seobyektif mungkin dan tidak mengandung bias. Jika orang yang melakukan evaluasi juga terlibat dalam koordinasi atau pengelolaan program, terkadang sulit bagi orang tersebut untuk tetap menjadi peserta yang netral dan melihat program dengan tidak memihak atau berat sebelah. Untuk alasan ini, akan bermanfaat jika evaluasi dilakukan oleh evaluator eksternal.

3.3.5 Bagaimana menganalisa,

menggunakan dan menyebarkan

hasil evaluasi?

Evaluasi harus mencerminkan apa yang berjalan dengan baik maupun apa yang tidak berjalan dengan baik, agar hasilnya dapat membawa pada peningkatan/perbaikan dalam perencanaan dan rancangan program. Umpan balik di awal harus diberikan kepada manajer program dan para penyedia layanan

untuk memastikan bahwa masalah-masalah yang teridentifikasi ditangani dengan segera sebelum menjadi persoalan atau risiko. Laporan evaluasi akhir harus diinformasikan dengan semua organisasi yang terlibat dalam respon darurat, termasuk Kementrian Kesehatan dan didesiminasikan dalam rapat- rapat koordinasi sektor/cluster kesehatan. Bila dianggap tepat, temuan-temuan dan keputusan harus juga diinformasikan secara langsung dengan masyarakat.

4 Pertimbangan Hak asasi manusia