• Tidak ada hasil yang ditemukan

1152012 Laporan Tahunan

Dalam dokumen AR Indosat 2012 Indonesia. pdf (Halaman 117-119)

INDOSAT

Kami mengandalkan personil manajemen inti, dan bisnis kami dapat terkena dampak negatif apabila tidak mampu mempekerjakan, melatih, mempertahankan dan memberikan motivasi pada personil inti

Kami yakin bahwa tim manajemen kami saat ini telah memberikan kontribusi pengalaman dan keahlian yang besar dalam mengelola bisnis Perusahaan. Keberhasilan bisnis kami yang berkelanjutan dan kemampuan kami dalam melaksanakan strategi-strategi bisnis kami di masa mendatang sangat bergantung pada upaya-upaya yang dilakukan oleh personil inti kami. Personil yang terampil di sektor industri telekomunikasi di Indonesia tidak banyak jumlahnya dan kelangkaan ini mungkin akan terus terjadi. Oleh karena itu, persaingan untuk mendapatkan personil ahli tertentu menjadi semakin tinggi. Selain itu, seiring dengan masuknya para pemain baru di pasar yang mulai menjalankan atau memperluas bisnisnya di Indonesia, beberapa karyawan inti kami dapat meninggalkan jabatannya saat ini. Ketidakmampuan kami dalam mempekerjakan, melatih, mempertahankan dan memberikan motivasi pada personil inti dapat memberikan dampak negatif yang material bagi usaha, keadaan keuangan, hasil usaha dan prospek Perusahaan.

Apabila Komisi Pengawas Persaingan Usaha memutuskan bahwa kami terbukti bersalah melakukan penetapan harga dan terbukti bertanggung jawab untuk gugatan class action, kami dapat dikenakan sanksi yang cukup besar sehingga dapat menurunkan pendapatan kami dan berdampak pada bisnis, reputasi dan keuntungan kami

Pada tanggal 1 November 2007, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (”KPPU”), telah mengeluarkan putusan mengenai pemeriksaan awal terhadap kami dan delapan perusahaan telekomunikasi lainnya dengan tuduhan penetapan harga SMS dan pelanggaran Pasal 5 UU No. 5/1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (“UU Anti Monopoli atau UU No. 5/1999”). Pada 18 Juni 2008, KPPU menetapkan bahwa PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (“Telkom”), PT Telekomunikasi Selular (“Telkomsel”), PT XL Axiata Tbk (”XL”), PT Bakrie Telecom Tbk (”Bakrie Telekom”), PT Mobile-8 Telecom Tbk (”Mobile-8”, dan selanjutnya sejak Maret 2011, “Smartfren”), dan PT Smart Telecom (“Smart Telecom”) secara bersama-sama telah melanggar Pasal 5 UU No. 5/1999. Mobile-8 mengajukan keberatan atas putusan ini ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dimana Telkomsel, XL,

Telkom, Perusahaan, PT Hutchison CP Telecommunication (”Hutchison”), Bakrie Telecom, Smart Telecom, PT Natrindo Telepon Selular (”Natrindo”) dipanggil untuk menghadap sebagai turut terlapor dalam perkara ini, sedangkan Telkomsel mengajukan keberatan terhadap putusan ini kepada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Walaupun KPPU memutuskan bahwa kami tidak bersalah terhadap tuduhan penetapan harga SMS, kami tidak dapat memberikan kepastian bahwa Pengadilan Negeri akan menguatkan putusan KPPU. Pada tahun 2011, Mahkamah Agung Republik Indonesia mengeluarkan fatwa yang menunjuk Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk memeriksa keberatan yang diajukan dalam rangka banding terhadap putusan KPPU. Pengadilan Negeri akan mempertimbangkan keberatan yang diajukan terhadap putusan KPPU berdasarkan pemeriksaan kembali terhadap putusan KPPU dan berkas perkara yang disampaikan oleh KPPU. Jika Pengadilan Negeri mengeluarkan putusan yang bertentangan dengan kepentingan Perusahaan, kami dapat diharuskan untuk membayar denda, yang jumlahnya akan berada sepenuhnya pada keputusan Pengadilan Negeri, hal mana dapat menimbulkan dampak negatif terhadap bisnis, reputasi dan keuntungan kami.

Sebagai tambahan, selama tahun 2007 dan 2008 beberapa

gugatan class action telah ditujukan kepada Perusahaan dan

Telkomsel, yang menggugat bahwa Perusahaan dan Telkomsel melakukan penetapan harga. Seluruh gugatan ini telah dicabut oleh penggugat atau pengadilan terkait telah memutuskan bahwa perkara tersebut tidak dapat diterima, yang berarti pengadilan, tanpa memperhatikan pokok perkara, memutuskan bahwa penggugat tidak memiliki kapasitas hukum, terdapat kesalahan formal dalam gugatan atau gugatan kabur. Namun demikian, kami tidak dapat memberikan kepastian bahwa pelanggan lain tidak akan mengajukan gugatan yang serupa di kemudian hari, yang dapat menimbulkan kerugian atau tanggung jawab hukum lainnya terhadap Perusahaan yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap bisnis, reputasi dan keuntungan kami.

Kami terekspos dengan risiko tingkat bunga

Hutang kami mencakup pinjaman-pinjaman bank untuk membiayai usaha kami. Apabila memungkinkan, kami berusaha meminimalisir eksposur risiko tingkat bunga kami

dengan mengadakan kontrak swap untuk mengubah tingkat

ikhtisar 2012 profil perusahaan laporan manajemen tinjauan usaha tata kelola perusahaan fakTor-fakTor rIsIko

risiko-risiko Yang berkaitan dengan indonesia - rIsIko-rIsIko yang berkaITan dengan bIsnIs perusahaan - rIsIko yang TerkaIT dengan bIsnIs jasa seLuLer perusahaan

jangka waktu tertentu bagi pinjaman-pinjaman kami. Namun demikian, kebijakan lindung nilai kami mungkin tidak cukup untuk menutup risiko kami terhadap fluktuasi tingkat bunga dan hal ini dapat berakibat pada beban bunga yang besar dan dapat mempengaruhi bisnis, keadaan keuangan dan hasil usaha kami secara negatif.

Kami terekspos dengan risiko counter-party

Kami dapat mengadakan beberapa transaksi dari waktu ke waktu yang dapat mengekspos kami kepada kredit para

counterparty kami dan kemampuan mereka untuk memenuhi ketentuan-ketentuan dalam kontrak mereka dengan kami. Sebagai contohnya, kami dapat menandatangani

kesepakatan swap, yang mengekspos kami pada risiko di

mana para counter-party dapat melakukan wanprestasi dalam

melaksanakan kewajiban mereka berdasarkan perjanjian

yang relevan. Apabila counter-party, termasuk institusi

keuangan, dinyatakan pailit atau menjadi insolven, hal ini dapat berakibat pada penundaan dalam mendapatkan dana atau Perusahaan harus melakukan likuidasi terhadap posisi kami, yang dapat mengakibatkan kerugian.

Kami mungkin tidak dapat mengelola risiko pertukaran valuta asing kami secara sukses

Perubahan nilai tukar mata uang telah mempengaruhi dan mungkin terus mempengaruhi keadaan keuangan dan hasil usaha kami. Kewajiban pembayaran hutang kami dalam mata uang Dolar AS lebih tinggi daripada dalam mata uang Rupiah. Selain itu, sebagian besar pengeluaran barang modal kami adalah dalam mata uang Dolar AS dan kami juga mungkin akan memiliki hutang jangka panjang lainnya dalam mata uang selain dari Rupiah, termasuk Dolar AS, untuk membiayai pengeluaran barang modal tambahan. Walaupun sebagian pendapatan kami juga dalam mata uang Dolar AS atau yang berhubungan dengan Dolar AS, namun sebagian besar pendapatan usaha kami adalah dalam mata uang Rupiah. Kami melakukan lindung nilai atas sebagian kewajiban kami dalam mata uang asing terutama karena pendapatan usaha tahunan kami dalam mata uang Dolar AS lebih kecil dari seluruh biaya operasi kami dalam mata uang Dolar AS, seperti beban usaha kami dalam Dolar AS dan pembayaran hutang pokok dan bunga dalam mata uang Dolar AS. Pada tahun 2005, dalam rangka upaya mengelola eksposur valuta asing kami

dan menurunkan biaya pendanaan kami secara keseluruhan, kami mengadakan kontrak swap valuta asing dengan tiga lembaga keuangan internasional yang berbeda. Dari tahun 2006 sampai tahun 2009, kami mengadakan beberapa kontrak swap valuta asing dengan enam lembaga keuangan internasional sebagai usaha untuk mengurangi risiko nilai tukar mata uang asing kami. Untuk kontrak-kontrak ini, kami membayar biaya di muka atau suku bunga premi tetap. Pada

tahun 2011, kami melakukan beberapa kontrak forward

mata uang asing dengan sembilan institusi keuangan untuk mengurangi eksposur terhadap risiko nilai tukar mata uang asing. Pada tahun 2012, kami menandatangani beberapa

kontrak forward mata uang asing dan kontrak opsi dengan

delapan lembaga keuangan untuk mengurangi eksposur terhadap risiko nilai tukar mata uang asing. Kami tidak dapat memastikan bahwa kami dapat berhasil mengelola risiko valuta asing di masa yang akan datang atau bahwa bisnis, keadaan keuangan atau hasil usaha kami tidak akan terkena dampak negatif dengan adanya eksposur terhadap risiko nilai tukar tersebut. Lihat ”Butir 11: Pengungkapan Dari Segi Kuantitatif dan Kualitatif Risiko Pasar”.

Kami telah mengindentifikasi adanya kelemahan material dalam proses pengawasan internal atas pelaporan keuangan dan kami tidak dapat memberikan jaminan bahwa kelemahan material tambahan tidak akan terjadi di kemudian hari

Sebagaimana dibahas dalam “Butir 15 – Pengawasan dan Prosedur” yang dimuat dalam Laporan Tahunan kami dalam Form-20F, kami mengidentifikasi kelemahan material dalam pengawasan internal kami atas pelaporan keuangan sehubungan dengan penentuan pencatatan akuntansi untuk kesepakatan sewa.

Hal ini mengakibatkan kesalahan pernyataan yang telah dikoreksi melalui pernyataan kembali atas laporan keuangan tahun 2010 dan 2011 IFRS kami. Manajemen kami juga menyimpulkan bahwa pengawasan dan prosedur keterbukaan kami tidak efektif per tanggal 31 Desember 2012. Selain itu, Purwantono, Suherman & Surja, anggota dari Ernst & Young Global Limited, kantor akuntan publik terdaftar independen, juga telah memberikan opini bahwa kami tidak mempertahankan pengawasan internal yang efektif atas pelaporan keuangan IFRS kami per tanggal 31 Desember 2012, dikarenakan kelemahan material yang sama.

117

Dalam dokumen AR Indosat 2012 Indonesia. pdf (Halaman 117-119)