• Tidak ada hasil yang ditemukan

1372012 Laporan Tahunan

Dalam dokumen AR Indosat 2012 Indonesia. pdf (Halaman 139-141)

INDOSAT Jasa Selular. Pada tahun 2012, kami mencatat pendapatan

usaha dari jasa selular sebesar Rp18.489,3 miliar (US$1.912,0 juta), meningkat sebesar 11,5% dari Rp16.587,4 miliar pada tahun 2011. Kami percaya bahwa peningkatan tersebut terutama disebabkan karena peningkatan jumlah pelanggan, pendapatan SMS interkoneksi, dan pendapatan dari penyewaan menara. Pendapatan usaha dari jasa selular mewakili 82,5% dari total pendapatan usaha kami pada tahun 2012 yang memiliki persentase yang lebih tinggi daripada persentase pada tahun 2011.

Pendapatan pemakaian meningkat sebesar Rp425,9 miliar, atau 5,2%, dari tahun 2011, dan mewakili 42,6% dari total pendapatan usaha jasa selular kami. Peningkatan dalam pemakaian terutama disebabkan oleh peningkatan jumlah menit yang digunakan oleh pelanggan kami.

Jasa MIDI. Pada tahun 2012, pendapatan usaha dari jasa MIDI meningkat sebesar Rp216,1 miliar dari Rp2.691,9 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp2.908,0 miliar (US$300,8 juta) pada tahun 2012. Pendapatan usaha IP VPN mencerminkan komponen terbesar dari pendapatan usaha dari jasa MIDI. Pendapatan usaha IP VPN meningkat sebesar Rp15,5 miliar dari Rp695,9 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp711,4 miliar pada tahun 2012. Peningkatan pendapatan usaha dari jasa MIDI, termasuk juga dari jasa sewa sirkuit domestik dan internasional, terutama disebabkan karena peningkatan penggunaan oleh pelanggan, meskipun terdapat penurunan harga yang disebabkan karena meningkatnya persaingan.

Jasa Telekomunikasi Tetap. Terdapat penurunan dalam pendapatan usaha dari jasa telekomunikasi tetap dari Rp1.250,0 miliar di tahun 2011 menjadi Rp1.021,5 miliar (US$105,6 juta) pada tahun 2012. Pendapatan usaha dari jasa telepon internasional dan telepon jaringan tetap nirkabel, masing-masing mencerminkan 78,5% dan 9,6%, dari pendapatan usaha jasa telekomunikasi tetap pada tahun 2012. Sedangkan 11,9% lainnya dari pendapatan usaha jasa telekomunikasi tetap berasal dari jasa telepon tetap pada tahun 2012. Pendapatan yang berasal dari telepon internasional menurun dari Rp934,0 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp801,5 miliar (US$82,8 juta) pada tahun 2012 akibat dari penurunan lalu lintas telepon SLI ke luar negeri oleh pelanggan Indosat dan pelanggan bukan Indosat.

Beban Usaha

Beban usaha meningkat sebesar Rp1.988,5 miliar, atau 10,7%, dari Rp17.365,0 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp19.228,8

miliar (US$1.863,8 juta) pada tahun 2012, terutama karena adanya peningkatan beban jasa telekomunikasi, beban penyusutan dan amortisasi, beban pemasaran, beban umum dan administrasi dan beban lain-lain - bersih. Peningkatan ini sebagian diimbangi dengan penurunan beban karyawan dan laba dari penjualan menara sebesar Rp1.184,0 miliar (US$122,4 juta) yang dicatat di tahun 2012 sebagai hasil dari transaksi penjualan dan sewa kembali pada 2 Agustus 2012. Beban karyawan menurun sebesar Rp485,4 miliar, atau 25,4%, dari Rp1.912,6 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp1.427,2 miliar (US$147,6 juta) pada tahun 2012, terutama karena penurunan beban kompensasi terkait pemutusan hubungan kerja yang diberikan kepada peserta program VSS, yang diluncurkan pada bulan Januari 2011 dan diselesaikan pada bulan Juni 2011 untuk Perusahaan dan dimulai pada bulan Desember 2011 untuk Lintasarta.

Beban jasa telekomunikasi meningkat sebesar Rp1.358,3 miliar, atau 18,0%, dari Rp7.547,4 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp8.905,7 miliar (US$921,0 juta) pada tahun 2012, terutama karena penerapan skema interkoneksi untuk SMS yang baru, peningkatan iuran Pemerintah untuk biaya frekuensi dan biaya spektrum 3G dan peningkatan biaya

akses BlackBerryTM.

Beban penyusutan dan amortisasi meningkat sebesar Rp1.714,6 atau 26,1% dari Rp6.558,2 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp8.272,8 miliar (US$855,5 juta) pada tahun 2012, terutama sebagai akibat dari penurunan estimasi masa manfaat dari aset teknis selular kami dari 10 tahun menjadi 8 tahun, dimulai dari bulan September 2012, berdasarkan analisa kami terhadap estimasi masa manfaat dari aset tersebut dan peningkatan berkelanjutan dari aset tetap kami. Total biaya perolehan dari aset tetap kami meningkat dari Rp83.056,2 miliar di tahun 2011 menjadi Rp88.417,6 miliar (US$9.143,5 juta) di tahun 2012.

Beban pemasaran meningkat sebesar Rp64,6 miliar, atau 7,6%, dari Rp855,7 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp920,3 miliar (US$95,2 juta) pada tahun 2012, terutama karena adanya peningkatan beban iklan dan beban untuk riset pasar. Beban umum dan administrasi meningkat sebesar Rp76,0 miliar, atau sebesar 13,8%, dari Rp549,5 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp625,5 miliar (US$64,7 juta) pada tahun 2012 terutama karena peningkatan beban jasa professional terkait dengan biaya konsultan legal sehubungan dengan litigasi terkait penyalahgunaan izin 3G.

ikhtisar 2012 profil perusahaan laporan manajemen tinjauan usaha tata kelola perusahaan faktor-faktor risiko

hasIL-hasIL usaha - likuiditas dan sumber permodalan - penelitian dan pengembangan, paten dan lisensi, dan lain-lain - tren informasi -

Laba penjualan menara. Kami mengakui laba dari penjualan menara sebesar Rp1.184,0 juta (US$122,4 juta) dari transaksi penjualan dan penyewaan kembali menara dengan Tower Bersama yang diselesaikan pada bulan Agustus 2012. Laba selisih kurs. Kami mencatat penurunan dari laba selisih kurs dari Rp90,9 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp44,8 miliar (US$4,6 juta) pada tahun 2012 terutama dari penambahan rugi selisih kurs yang telah direalisasikan dari pembayaran hutang pengadaan dalam Dolar AS pada tahun 2012. Lain-lain – bersih. Lain-lain – bersih meningkat sebesar Rp273,5 miliar atau 842,7% dari Rp32,4 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp305,9 miliar (US$31,6 juta) pada tahun 2012 terutama karena adanya tambahan biaya konsultasi untuk menegosiasikan dan mengorganisasikan transaksi penjualan dan sewa kembali menara dan tambahan pajak penghasilan pasal 23 yang dibayar ke kantor pajak terkait dengan transaksi penjualan dan sewa kembali pada tahun 2012.

Pendapatan Usaha

Sebagai akibat dari faktor-faktor di atas, laba usaha meningkat sebesar Rp25,7 miliar atau 0,8%, dari Rp3.164,3 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp3.190,0 miliar (US$329,9 juta) pada tahun 2012.

Beban Lain-lain – Bersih

Beban lain-lain bersih meningkat sebesar Rp895,4 miliar, dari Rp1,833,0 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp2.728,4 miliar (US$282,2 juta) pada tahun 2012, terutama karena peningkatan kerugian dari selisih kurs dan beban pembiayaan.

Rugi selisih kurs-bersih sebesar Rp54,2 miliar pada tahun 2011 meningkat menjadi Rp789,4 miliar (US$81,6 juta) pada tahun 2012. Nilai tukar kurs mengalami peningkatan dari Rp9.068 untuk US$ 1 per tanggal 31 Desember 2011 menjadi Rp9.670 untuk US$ 1 per tanggal 31 Desember 2012, dibandingkan dengan peningkatan dari Rp8.991 untuk US$ 1 per tanggal 31 Desember 2010 menjadi Rp9.068 untuk US$ 1 per tanggal 31 Desember 2011.

Kami mencatat pendapatan dari perubahan nilai wajar derivatif bersih sebesar Rp5,0 miliar (US$0,5 juta), yang mencerminkan penurunan sebesar Rp52,9 miliar atas kerugian perubahan nilai wajar derivatif-bersih sebesar Rp57,9 miliar di tahun 2011 dikarenakan depresiasi rupiah Indonesia atas dollar Amerika Serikat.

Kami mencatat peningkatan pendapatan bunga menjadi Rp133,5 miliar (US$13,8 juta) pada tahun 2012, yang mencerminkan peningkatan sebesar Rp40,9 miliar, atau 44,1% dari Rp92,6 miliar di tahun 2011, sebagai akibat dari peningkatan saldo kas yang diterima dari transaksi penjualan dan sewa kembali di tahun 2012.

Kami mencatat peningkatan beban pembiayaan menjadi Rp2.077,4 miliar (US$214,8 juta) di tahun 2012, yang mencerminkan peningkatan sebesar Rp148,0 miliar, atau 7,7% dari Rp1.929,4 miliar di tahun 2011 sebagai akibat dari peningkatan beban pendanaan dari liabilitas sewa pembiayaan dari transaksi penjualan dan sewa kembali di tahun 2012.

Beban Pajak Penghasilan – Bersih

Kami mencatat manfaaat pajak penghasilan-bersih sebesar Rp25,8 miliar (US$2,7 juta) pada tahun 2012 dibandingkan dengan beban pajak penghasilan sebesar Rp264,6 miliar pada tahun 2011. Penurunan dalam beban pajak penghasilan-bersih terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan sebelum pajak yang disebabkan karena penurunan pendapatan usaha kami dan laba selisih kurs.

Laba yang dapat Diatribusikan kepada Para Pemilik Perusahaan

Laba bersih kami menurun sebesar Rp593,5 miliar, atau 61,3%, dari Rp968,6 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp375,1 miliar (US$38,8 juta) pada tahun 2012 dikarenakan oleh hal- hal yang telah disebutkan di atas.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011

Total pendapatan usaha meningkat dari Rp19.735,0 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp20.529,3 miliar di tahun 2011, atau sebesar 4,0%, terutama disebabkan oleh adanya kenaikan pendapatan jasa selular kami dan pendapatan jasa MIDI kami. Selama tahun 2011, pendapatan usaha dari jasa selular meningkat sebesar Rp710,5 miliar, atau 4,5%, dari Rp15.876,9 miliar pada tahun 2010. Pendapatan usaha dari jasa MIDI meningkat sebesar Rp112,0 miliar, atau 4,3% dari Rp2.580,0 miliar pada tahun 2010. Pendapatan usaha dari jasa telekomunikasi tetap di tahun 2011 menurun sebesar Rp28,2 miliar atau 2,2% dari Rp1.278,1 miliar di tahun 2010.

139

Dalam dokumen AR Indosat 2012 Indonesia. pdf (Halaman 139-141)