• Tidak ada hasil yang ditemukan

1392012 Laporan Tahunan

Dalam dokumen AR Indosat 2012 Indonesia. pdf (Halaman 141-143)

INDOSAT Jasa Selular. Pada tahun 2011, kami mencatat pendapatan

usaha dari jasa selular sebesar Rp16.587,4 miliar, meningkat sebesar 4,5% dari Rp15.876,9 miliar pada tahun 2010. Kami percaya bahwa peningkatan tersebut terutama disebabkan karena peningkatan jumlah pelanggan dan pendapatan dari sewa menara. Pendapatan usaha dari jasa selular mewakili 80,8% dari total pendapatan usaha kami pada tahun 2011 yang memiliki persentase yang lebih tinggi daripada persentase pada tahun 2010.

Pendapatan pemakaian meningkat sebesar Rp259,8 miliar, atau 3,3%, dari tahun 2010, dan mewakili 49,5% dari total pendapatan usaha jasa selular kami. Peningkatan dalam pemakaian terutama disebabkan oleh peningkatan jumlah menit percakapan pelanggan kami.

Pada tahun 2011, pendapatan usaha dari jasa selular yang berasal dari jasa nilai tambah mengalami peningkatan sebesar Rp462,9 miliar, atau 6,6%, dibandingkan pada tahun 2010. Kontribusi jasa nilai tambah untuk pendapatan usaha dari jasa selular meningkat sebesar 0,9% dari 44,3% pada tahun 2010 menjadi 45,2% pada tahun 2011. Peningkatan pendapatan usaha dari jasa nilai tambah, demikian juga dengan peningkatan kontribusi pendapatan dari jasa nilai tambah kepada pendapatan usaha selular kami secara keseluruhan, didorong oleh peningkatan dalam penggunaan SMS. Pendapatan dari jasa nilai tambah tetap meningkat walaupun tekanan meningkat terkait dengan peraturan pemerintah mengenai pembatasan jasa SMS premium. Lihat – Faktor Risiko – Risiko terkait dengan bisnis selular.

Jasa MIDI. Pada tahun 2011, pendapatan usaha dari jasa MIDI meningkat sebesar Rp111,9 miliar dari Rp2.580,0 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp2.691,9 miliar pada tahun 2011. Pendapatan usaha IP VPN mencerminkan komponen terbesar dari pendapatan usaha dari jasa MIDI. Pendapatan usaha IP VPN meningkat sebesar Rp90,2 miliar dari Rp605,7 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp695,9 miliar pada tahun 2011. Peningkatan pendapatan usaha dari jasa MIDI terutama karena kontribusi pendapatan dari proyek ”Desa Pinter” (disajikan sebagai bagian dari ”Jasa Nilai Tambah”) yang ditandatangani di tahun 2010 antara Lintasarta dan Menkominfo.

Jasa Telekomunikasi Tetap. Terdapat penurunan dalam pendapatan usaha dari jasa telekomunikasi tetap dari Rp1.278,1 miliar di tahun 2010 menjadi Rp1.250,0 miliar pada tahun 2011. Pendapatan usaha dari jasa telepon

internasional dan telepon jaringan tetap nirkabel, masing- masing mencerminkan 74,7% dan 15,4%, dari pendapatan usaha jasa telekomunikasi tetap pada tahun 2011. Sedangkan 9,9% lainnya dari pendapatan usaha jasa telekomunikasi tetap berasal dari jasa telepon tetap pada tahun 2011. Pendapatan yang berasal dari telepon internasional menurun dari Rp978,2 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp934,0 miliar pada tahun 2011 akibat dari penurunan lalu lintas telepon SLI ke luar negeri oleh pelanggan Indosat dan pelanggan bukan Indosat. Jumlah volume sambungan telepon internasional dari sambungan “001” dan “008” Perusahaan meningkat sebanyak 11,4% dari 2.186,9 juta menit pada tahun 2010 menjadi 2.437,0 juta menit pada tahun 2011. Jumlah lalu lintas percakapan dari luar negeri meningkat sebesar 15,5% dari 1.723,9 juta menit pada tahun 2010 menjadi 1.991,7

juta menit pada tahun 2011, terutama dikarenakan volume

commitments dari operator telekomunikasi asing. Lalu lintas percakapan keluar negeri menurun sebanyak 3,8% dari 463,0 juta menit pada tahun 2010 menjadi 445,3 juta menit pada

tahun 2011 disebabkan oleh penurunan volume commitments

dari operator telekomunikasi asing.

Beban Usaha

Beban usaha meningkat sebesar Rp1.269,4 miliar, atau 7,9%, dari Rp16.095,6 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp17.365,0 miliar pada tahun 2011, terutama karena adanya peningkatan beban karyawan, beban jasa telekomunikasi, beban penyusutan dan amortisasi, dan beban pemasaran. Peningkatan ini sebagian diimbangi dengan penurunan beban umum dan administrasi, laba selisih kurs dan lain-lain - bersih.

Beban karyawan meningkat sebesar Rp476,9 miliar, atau 33,2%, dari Rp1.435,7 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp1.912,6 miliar pada tahun 2011, terutama karena peningkatan beban kompensasi terkait pemutusan hubungan kerja yang diberikan kepada peserta program VSS, yang diluncurkan pada bulan Januari 2011 dan diselesaikan pada bulan Juni 2011 untuk Perusahaan dan diluncurkan pada bulan Desember 2011 untuk Lintasarta, sebuah entitas anak. Beban jasa telekomunikasi meningkat sebesar Rp248,1 miliar, atau 3,4%, dari Rp7.299,3 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp7.547,4 miliar pada tahun 2011, terutama karena adanya peningkatan iuran Pemerintah untuk biaya frekuensi dan

biaya spektrum 3G, peningkatan biaya akses BlackBerryTM dan

ikhtisar 2012 profil perusahaan laporan manajemen tinjauan usaha tata kelola perusahaan faktor-faktor risiko

hasIL-hasIL usaha - likuiditas dan sumber permodalan - penelitian dan pengembangan, paten dan lisensi, dan lain-lain - tren informasi -

Beban penyusutan dan amortisasi meningkat sebesar Rp467,0 miliar atau 7,7% dari Rp6.091,1 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp6.558,2 miliar pada tahun 2011, terutama sebagai akibat dari peningkatan jumlah pertumbuhan aset tetap kami yang berkelanjutan. Total biaya perolehan dari aset tetap kami meningkat dari Rp78.537,7 miliar di tahun 2010 menjadi Rp83.056,2 miliar (US$9.159,3 juta)] di tahun 2011.

Beban pemasaran meningkat sebesar Rp76,5 miliar, atau 9,8%, dari Rp779,2 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp855,7 miliar pada tahun 2011, terutama karena adanya peningkatan beban iklan dan promosi, sebagian terkait dengan kampanye “50 juta Pelanggan”, kampanye promosi yang diluncurkan pada bulan Oktober 2011 untuk merayakan pencapaian kami atas lebih dari 50 juta pelanggan.

Beban umum dan administrasi menurun sebesar Rp35,6 miliar, atau sebesar 6,1%, dari Rp585,1 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp549,5 miliar pada tahun 2011 terutama karena penurunan penyisihan untuk penurunan nilai piutang. Kami mencatat laba selisih kurs yang lebih rendah dari Rp174,1 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp90,9 miliar pada tahun 2011 terutama disebabkan penurunan kas dalam mata uang Dolar AS terkait dengan pembayaran hutang jangka panjang dan hutang pengadaan. Kas dalam mata uang Dolar AS menurun secara signifikan dari US$111,8 juta pada tanggal 31 Desember 2010 menjadi US$53,4 juta pada tanggal 31 Desember 2011.

Kami mencatat lain-lain – bersih sebesar Rp32,4 miliar pada tahun 2011, menurun sebesar Rp46,8 milar dari Rp79,2 miliar pada tahun 2010, terutama disebabkan penurunan beban pajak dan denda pajak terkait, yang diimbangi sebagian penurunan dari pendapatan restorasi kabel laut dan penerimaan pendapatan dividen dari investasi atas ASEAN Cableship Pte. Ltd.

Pendapatan Usaha

Sebagai akibat dari faktor-faktor di atas, pendapatan usaha menurun sebesar Rp475,2 miliar atau 13,1%, dari Rp3.639,5 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp3.164,3 miliar pada tahun 2011.

Beban Lain-lain – Bersih

Beban lain-lain bersih menurun sebesar Rp685,1 miliar, dari Rp2.518,1 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp1.833,0 miliar pada tahun 2011, terutama karena peningkatan laba atas perubahan nilai wajar derivatif dan penurunan beban pembiayaan. Laba selisih kurs-bersih sebesar Rp318,2 miliar pada tahun 2010 menurun menjadi rugi selisih kurs Rp54,2 miliar pada tahun 2011. Kurs yang digunakan mengalami penurunan dari Rp8.991 untuk US$ 1 per tanggal 31 Desember 2010 menjadi Rp9.068 untuk US$ 1 per tanggal 31 Desember 2011.

Kami mencatat laba perubahan nilai wajar derivatif - bersih sebesar Rp57,9 miliar, yang mencerminkan peningkatan sebesar Rp476,0 miliar atas kerugian perubahan nilai wajar derivatif - bersih sebesar Rp418,1 miliar di tahun 2010 dikarenakan depresiasi rupiah Indonesia atas dollar Amerika Serikat.

Kami mencatat penurunan pendapatan bunga menjadi Rp92,6 miliar pada tahun 2011, yang mencerminkan penurunan sebesar Rp53,6 miliar, atau 36,6% dari Rp146,2 miliar di tahun 2010 dikarenakan setara kas rata-rata kami yang lebih rendah.

Kami mencatat penurunan beban pembiayaan menjadi Rp1.929,4 miliar di tahun 2011, yang mencerminkan penurunan sebesar Rp408,7 miliar, atau 17,5% dari Rp2.338,1 miliar di tahun 2010 sebagai hasil dari tingkat bunga yang lebih rendah untuk hutang jangka panjang kami di tahun 2011 dan penurunan jumlah hutang jangka panjang.

Beban Pajak Penghasilan – Bersih

Kami mencatat beban pajak penghasilan-bersih sebesar Rp264,6 miliar pada tahun 2011 dibandingkan dengan Rp378,4 miliar pada tahun 2010. Penurunan dalam beban pajak penghasilan- bersih terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan sebelum pajak yang disebabkan karena penurunan pendapatan usaha kami dan laba selisih kurs.

141

Dalam dokumen AR Indosat 2012 Indonesia. pdf (Halaman 141-143)