• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEBIH BESAR DARIPADA DANIEL, LEBIH BESAR DARIPADA YOHANES

Dalam dokumen Tak kenal Menyerah (JOHN BEVERE) (Halaman 64-67)

bagaimana hidup yesus

LEBIH BESAR DARIPADA DANIEL, LEBIH BESAR DARIPADA YOHANES

Dengan mengingat penjelasan tadi, bacalah perkataan Yesus: “Di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak ada seorang pun yang lebih besar daripada Yohanes” (Lukas 7:28). Ini berarti Yohanes Pembaptis itu lebih besar daripada Daniel. Jangan mencoba membandingkan keduanya menurut apa yang mereka lakukan, karena Yohanes bekerja dalam bidang pelayanan dan Daniel bekerja dalam bidang pemerintahan sipil. Akan tetapi, Yesus dengan jelas menyatakan bahwa Yohanes itu “lebih besar.” Tetapi Dia melanjutkannya dengan berkata, “Namun yang terkecil dalam Kerajaan Allah lebih besar daripada dia” (Lukas 7:28).

Mengapa orang yang paling kecil dalam Kerajaan Allah itu lebih besar daripada Daniel atau Yohanes Pembaptis? Yesus belum pergi ke kayu salib untuk membebaskan umat manusia, maka Yohanes belum memiliki roh yang dilahirkan kembali. Ia belum menjadi bagian dari tubuh Kristus. Tentang Yohanes, tidak dapat dikatakan, “Sama seperti Yesus, Yohanes Pembaptis juga ada di dalam dunia ini.” Yohanes tidak dibangkitkan bersama-­sama dengan Kristus dan didudukkan bersama-­

sama dengan Kristus di surga. Namun semua pernyataan itu berlaku bagi kita saat ini. Itulah sebabnya yang paling kecil di dalam Kerajaan Allah itu lebih besar daripada Yohanes. Menurut perkiraan, ada sekitar dua miliar orang Kristen di muka bumi sejak waktu kebangkitan Yesus. Kecil kemungkinannya, namun seandainya Anda adalah “yang paling kecil” dari dua miliar itu (yaitu, jika “angka kebesaran” Anda berada di urutan kedua miliar persis), Anda masih lebih besar daripada Yohanes Pembaptis! Yang berarti Anda juga lebih besar dari Daniel! Maka, pertanyaan yang muncul: Apakah Anda menjadikan diri Anda unggul?

Apakah Anda sepuluh kali lebih cerdas, lebih baik, dan lebih bijaksana, sepuluh kali lebih peka, lebih kreatif, dan lebih inovatif daripada mereka yang bekerja sama dengan Anda, namun tidak memiliki ikat janji dengan Allah melalui Yesus Kristus? (Masih belum disebutkan, apakah Anda sepuluh kali lebih sabar, lebih pengasih, lebih disiplin, lebih baik hati, lebih ramah, lebih berbelas kasihan, dan lebih dermawan dari rekan-­rekan kerja Anda?) Jika tidak, mengapa tidak? Mengapa sebagian besar orang percaya yang sudah lahir baru tidak sepuluh kali lebih cakap dari dunia? Mungkinkan itu karena hanya 2 persen dari kita yang memahami bahwa anugerah itu pelimpahan kuasa dari Allah, yang memberi kita kemampuan untuk bertindak melampaui kemampuan alamiah kita sehingga kita dapat memerintah dalam hidup ini dan menjadikan diri unggul seperti halnya Daniel? (Catatan: Kita diperintahkan untuk menanggung beban mereka yang lemah di dalam jemaat. Akan tetapi, Alkitab tidak mengatakan bahwa mereka harus tetap lemah sepanjang sisa hidup mereka. Mereka juga harus diberi visi untuk menjadikan diri mereka unggul dalam lingkup pengaruh mereka.)

Yesus menyatakan bahwa kita adalah “terang dunia” (lihat Matius 5:14). Penyebutan anak-­anak Allah sebagai terang di tengah kegelapan ini bukan hanya muncul satu kali dalam Perjanjian Baru, karena ayat-­ ayat berikut ini mendukung metafora Kristus itu: Matius 5:14-­16;; Lukas 12:3;; Yohanes 8:12;; Kisah Para Rasul 13:47;; Roma 13:12;; Efesus 5:8, 14;; Kolose 1:12;; Filipi 2:15;; 1 Tesalonika 5:5;; 1 Yohanes 1:7;; 2:9–10. Menurut saya, Anda dapat menyimpulkan bahwa menjadi terang bagi dunia kita yang gelap adalah tema utama kehidupan kita di dalam Kristus.

Pernahkah Anda berdiam sejenak untuk merenungkan apa artinya menjadi terang dunia itu? Sayangnya, banyak orang menganggap menjadi “terang” itu berarti bersikap manis, membawa-­bawa Alkitab ke mana-­mana, dan sering mengutip Yohanes 3:16. Namun, bagaimana

jika Daniel berpandangan seperti itu? Bagaimana seandainya tujuan hidupnya adalah masuk ke dalam kantor pemerintahan Babel, memperlakukan orang lain dengan baik, dan berkata kepada rekan kerjanya, “Hei, para pemimpin Babel, Mazmur 23 berkata, ‘Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku...’”?

Apakah yang akan dikatakan para pemimpin dan pejabat pemerintah itu setiap kali Daniel meninggalkan kantor untuk berdoa pada jam makan siang? Dapat Anda bayangkan? Saya yakin kira-­kira seperti ini, “Senangnya, orang fanatik itu akhirnya meninggalkan kantor. Moga-­moga saja dia berdoa sepanjang petang. Orang satu itu benar-­benar aneh.”

Mengapa mereka sampai mengeluarkan peraturan agar Daniel tidak dapat berdoa (lihat Daniel 6:6-­8)? Satu-­satunya alasan logis adalah karena Daniel sepuluh kali lebih cerdas dan lebih bijaksana—sepuluh kali lebih berpengetahuan, lebih inovatif, dan lebih kreatif dari mereka. Ia dipromosikan melampaui mereka sampai ia menjadi pemimpin mereka semua. Mereka terheran-­heran. Saya dapat membayangkan mereka mengeluh satu sama lain, “Benar-­benar sulit dipahami. Kita ini dilatih oleh guru, ilmuwan, dan pemimpin paling berpengetahuan, paling berbakat, dan paling bijaksana di seluruh dunia. Dia dari negeri kecil yang tidak ada artinya. Jadi, dari mana ia mendapatkan ide-­ ide itu? Bagaimana bisa ia jauh lebih baik dari kita? Itu pasti karena doa-­doanya itu. Ia berdoa kepada Allahnya tiga kali sehari! Mari kita membuat undang-­undang yang melarangnya supaya ia tidak terus-­ menerus mengungguli kita!”

Daniel seperti cahaya yang bersinar di tengah budaya yang gelap itu karena ia orang yang luar biasa. Dalam kasus ini, teman-­teman sebayanya tidak menyukainya. Mereka mencemburuinya. Akan tetapi, saya membayangkan bahwa banyak orang lain, termasuk sang raja, melihat bukti keberadaan Allah yang hidup dalam kemampuan Daniel. Keunggulan Daniel menarik perhatian dan menyebabkan para pemimpin menghormati Allah Daniel. Yang membuat mereka memperhatikan Daniel bukan pengetahuan Alkitabnya, bukan pula fakta bahwa ia bersikap baik, atau bahwa ia berdoa tiga kali sehari. Yang menarik perhatian mereka adalah fakta bahwa Daniel jauh lebih baik dalam bidang kerjanya.

Dengan pengertian tersebut, sekarang simaklah perkataan Yesus tentang terang: “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan

tentang perbuatan kita yang begitu menonjol di hadapan orang yang tidak percaya. Bagaimana mungkin hal itu dipahami hanya sebagai perlakuan yang baik dan sopan terhadap orang lain serta kecakapan mengutip ayat Alkitab?

Dalam dokumen Tak kenal Menyerah (JOHN BEVERE) (Halaman 64-67)